√ Bagaimana Lahirnya Dan Berkembangnya Ilmu Ilmu Sosial Di Indonesia Setelah Kemerdekaan​

bagaimana lahirnya & berkembangnya ilmu ilmu sosial di Indonesia setelah kemerdekaan​

Jawaban:

lahir nya & berkembangnya ilmu-ilmu sosial di Indonesia setelah kemerdekaan ialah mengembangkan rasa besar hati & pendidikan makin besar & meningkat di penjuru negeri

mengapa kemajuan teori di bidang ilmu eksak lebih cepat meningkat dibandingkan dgn kemajuan teori ilmu sosial ?​

Streotype yg berkembang di tengah penduduk kita yakni bahwa ilmu-ilmu eksakta adalah jenis ilmu yg susah. Karenanya yg patut mempelajari ilmu-ilmu jenis ini hanyalah orang-orang yg cendekia atau cerdas. Ilmu-ilmu sosial atau humaniora kerap dipandang sebagai ilmu kelas dua, ilmu yg statusnya lebih rendah.

Karena statusnya yg dianggap lebih bergengsi, maka orang-orang yg mempelajari Sains atau ilmu-ilmu eksakta kerap dipandang lebih terhormat dibandingkan dengan mereka yg mencar ilmu ilmu-ilmu sosial. Di beberapa perguruan tinggi, sebagian mahasiswa yg mengambil jurusan sosial, yakni mereka yg gagal masuk ke jurusan eksakta. Tak pelak, masalah-kasus semacam ini semakin menciptakan status ilmu sosial kian terpuruk berhadapan dgn ilmu-ilmu eksakta.

Tapi, benarkan ilmu-ilmu eksakta lebih susah dibanding ilmu-ilmu sosial? Benarkah ilmu-ilmu sosial, risikonya, menjadi kurang penting dibanding Sains?

Jika Anda usikan pertanyaan itu pada Jared Diamond, jawabannya mengagetkan. Ilmuwan yg mengawali karir akademisnya di bidang Fisika & Kimia ini, pernah menulis sebuah postingan yg bila judulnya diterjemahkan, kurang lebih mirip judul di atas: “Soft Sciences are Often Harder than Hard Sciences.”

  Sawah Jeung Kebon Teh Umumna Geus Salin Jinis Jadi Naon?

Jared Diamond bukanlah ilmuwan sembarang pilih. Reputasinya diketahui luas & punya otoritas yg kuat untuk mengatakan ihwal perbandingan disiplin ilmu. ia menggeluti dua disiplin yg selama ini selalu dipertentangkan. Secara akademis, Diamond menekuni bidang ilmu eksakta, namun dlm banyak penelitiannya, ia menggunakan pendekatan ilmu-ilmu sosial & banyak menulis buku yg menjadi rujukan para sarjana & mahasiswa dr beragam disiplin ilmu.

Bukunya yg terkenal, Guns, Germs, and Steel (1997), menjadi best-seller & mendapatkan Hadiah Pulitzer. Bukunya yg lain, Collapse (2005) pula banyak dibeli orang & mengilhami sebuah film dokumenter yg diputar di kanal National Geographic. Dalam banyak karyanya, Diamond kerap menggabungkan dua pendekatan dlm ilmu sosial & eksakta.

Artikel Diamond itu ditulis pada tahun 1987 & diterbitkan di sebuah majalah ilmiah terkenal, Discover. Kendati sudah agak lama, postingan itu sering dijadikan rujukan oleh banyak sarjana, utamanya oleh para dosen yg mengajar metodologi riset. Saya pula menggunakan artikel ini pada mata kuliah Research Methods in International Relations yg saya ajarkan pada setiap dua semester di School of Diplomacy, Universitas Paramadina.

Apa argumen Diamond sehingga ia mengatakan seperti itu? Apa alasannya menulis sebuah artikel yg sepintas mirip “membesarkan hati” & “membela” para ilmuwan sosial itu?

Artikel itu ditulis Diamond selaku refleksi (atau reaksi) ia terhadap perdebatan panas yg melibatkan dua ilmuwan garda depan Amerika Serikat, yakni Samuel Huntington, seorang profesor Ilmu Politik di Universitas Harvard & Serge Lang, seorang profesor Matematika di Universitas Yale.

Perdebatan itu dipicu oleh kritik pedas Serge Lang kepada karya-karya Huntington yg dianggapnya selaku “pseudo-sains” & alhasil tak patut dianggap sebagai karya ilmiah. Lang tak berhenti cuma hingga di situ. ia memperluas ring permusuhannya dgn menolak nominasi penulis buku The Clash of Civilizations itu menjadi anggota National Academy of Sciences (NAS), lembaga bergengsi di Amerika yg menaungi para jago dr bermacam-macam latar belakang ilmu wawasan.

  Pada Daur Hidup Tumbuhan Paku, Salah Satu Fase Yang Bersifat Diploid Yaitu …

Akibat kritik & serangan Lang, Huntington dua kali berturut-turut (1986 & 1987) gagal menjadi anggota NAS. Lang sendiri ialah anggota NAS. Menurut Diamond, perseteruan Lang & Huntington adalah contoh terbaik bagaimana brutalnya persaingan Ilmu Sosial & Ilmu Eksakta. Kontroversi itu diliput selama berminggu-minggu oleh Time, the New York Times, & koran-koran terkemuka di Amerika.

Mengikuti perdebatan seputar sengketa Lang & Huntington yg terekam dlm bermacam-macam link di Google, saya jadi teringat dgn pertengkaran sengit antara para pengikut Sunni & Syiah atau Ahmadiyah di negara-negara Muslim. Apakah Huntington patut masuk NAS sama seperti pertanyaan apakah Syiah atau Ahmadiyah pantas disebut Muslim. Bedanya, Prof. Lang yg terhormat itu tak melakukan kekerasan fisik terhadap Huntington, seperti yg kerap menimpa warga Ahmadiyah di negeri ini.

Dari perseteruan Lang-Huntington, Jared Diamond mengaku menerima pelajaran yg berharga wacana bagaimana para ilmuwan (baik yg sosial maupun eksakta) semestinya mengerti huruf suatu ilmu & bagaimana para sarjana semestinya merespon disiplin pengetahuan. Diamond mengkritik para Saintis yg kerap arogan & cenderung merendahkan ilmuwan sosial.

Dia setuju dgn Lang bahwa ilmuan sosial mesti lebih hati-hati dlm menggunakan sistem “ilmiah” yg kerap diadopsi dr ilmu-ilmu eksakta. Identifikasi tata cara ilmu sosial yg berlebihan dgn sistem ilmu eksakta bisa membuat semrawut –dan membingungkan– dlm memahami fenomena sosial, yg sepenuhnya tak ajek, mirip obyek observasi ilmu-ilmu eksakta.

Jelaskan kemajuan ilmu sosial? ​

jawaban:

perkembangan ilmu sosial di mulai semenjak masa yunani & Romawi antik, di mana proses institusionalisasi pada kala 19 terdapat di lima kota besar & memperlihatkan progress yg cukup tinggi, dr lima kota tersebut yakni inggris,prancis,jerman,italia & amerika serikat

  Politik Identitas Masyarakat

Disiplin ilmu sosial pertama yg mencapai eksistensi institusional otonom yakni ilmu sejarah,meskipun banyak sejarawan dengan-cara bersemangat menolak label ilmu sosial. ilmu sejarah memang suatu praktik yg sudah berjalan usang,dan terminologi sejarah pula sangatlah kuno.

Penjelasan:

SEMOGA MEMBANTU *( ^ _ ^ )*

tugas ilmu sejarah bagi pertumbuhan ilmu ilmu sosial

Membentuk kepribadian seseorang menjadi lebih baik lagi & melakukan hal hal yg aktual
maaf kalok salah

bagaimana kemajuan ilmu sosial?

jawabanya yakni ketersediaan pangan & kemampuan seseorang untuk mengaksesnya