√ Buatlah Cerita Mobilitas Sosial

Buatlah Cerita mobilitas sosial

seorang anak yg kurang berkecukupan. tetapi ia ingin hidup berdikari ia tak mau dibebani oleh orangtuanya. maka dr itu ia kuliah sambil bekerja untuk membiayai kuliahnya. selain itu ia pula membuka perjuangan les bimbel dirumahnya untuk menambah penghasilannya.

cerita tentang mobilitas sosial intragenerasi

misalnya seorang petani memiliki tiga orang anak yg memiliki pekerjaan selaku berikut: anak ke 1 melakukan pekerjaan sebagai petani ,anak ke 2 bekerja sebagai wirausahawan yg sukses.sebab tingkat ekonominya lebih baik,maka anak ke 3 tersebut mampu memberi modal kepda kedua kakaknya untuk membuka usaha tertentu.mereka berdua akibatnya mampu meningkatkan taraf kehidupan masing

kisah pendek tentang mobilitas sosial?

mobilitas vertikal ke bawah
seorang yg menjabat direktur bank, alasannya bank yg dipimpinnya bermasalah ia di turunkan menjadi staf direksi

dongeng inspiratif mobilitas sosial

Suyatno (63) memarkir becaknya di belakang Grha Sabha Pramana & menggemboknya dgn suatu rantai. Tidak lama kemudian, ia mengambil sebuah bungkusan plastik berwarna hijau yg tersimpan di belakang kursi sandaran becaknya.

Bergegas ia mencari sudut gedung & membuka isi tas plastik itu. Sebuah baju batik berwarna coklat terlipat rapi.

“Sebelum pakai batik, saya lap dahulu keringat saya, aneka macam,” kata Suyatno sebelum naik ke lantai dua daerah berlangsung suatu acara.

Suyatno datang ke kampus UGM dlm rangka menghadiri seruan pertemuan orang tua mahasiswa baru, Kamis (8/9). Ia tiba bukan sebagai orang tua mahasiswa baru, tetapi sebagai usul khusus.

  Berdasarkan Proses Pembentukannya, Stratifikasi Sosial (socialStratification) Terjadi Melalui Dua Cara, Yakni Stratifkasi Sosial YangBersifat Terbuka Dan Stratifikasi Sosial Yang Bersifat Tertutup.Jelaskan, Apakah Yang Dimaksud Dengan Stratifikasi Sosial Terbuka DanStratifikasi Sosial Tertutup Itu?

Orang tua ini dinilai berhasil menguliahkan anaknya hingga lulus menjadi dokter di Fakultas Kedokteran (FK) UGM. Pria yg sehari-hari menetap di Terban, Kota Yogyakarta, ini mempunyai empat orang anak.

Namun, cuma anak bungsunya, Agung Bhaktiyar, yg dapat mengenyam kursi pendidikan tinggi, bahkan telah dilantik menjadi dokter pada pertengahan 2011 kemudian.

Suyatno berkisah bahwa sang anak tak pernah memberitahu jikalau mendaftar tes masuk UGM pada tahun 2005. Setelah dinyatakan lulus, barulah si bungsu memberitahu.

Saat itu, Suyatno sempat kaget & melongo, tak menyangka jikalau anaknya mampu diterima di FK UGM. Ia hanya mengiyakan akan mendukung harapan anaknya tersebut meski bahu-membahu Suyatno masih ragu apakah bisa menguliahkan anaknya hingga selesai. Namun, keraguan itu tak ia utarakan.

“Bapak akan berupaya sampai ananda bisa selesai kuliah, Nak,” ujarnya kala itu membesarkan hati sang anak.

Agung pun maklum dgn kondisi keluarganya. Ia pun tak pernah memaksa orang tuanya untuk menyanggupi keinginannya. Sejak kecil, Suyatno sudah membiasakan anak-anaknya untuk hidup sederhana, bahkan untuk membeli baju seragam & sepatu sekolah, Suyatno senantiasa membelikan yg serba bekas.

Suyatno memang tak dapat berbuat banyak. Dari mempesona becak, Suyatno cuma mampu menenteng pulang duit sebesar Rp20.000,00 hingga Rp30.000,00 per hari. Istrinya, Saniyem, membantunya menopang ekonomi keluarga dgn melakukan pekerjaan selaku kolektorbarang rongsokan di pasar Terban.

Kendati demikian, Suyatno & Saniyem tetap optimis & berdoa biar suatu dikala anaknya mampu bernasib lebih baik. “Dulu saya berangan-angan paling tak bisa melebihi saya,” kata pria tamatan pendidikan sekolah rakyat ini.

Dalam perjalanannya, Suyatno tak merisaukan ongkos kuliah anaknya selama enam tahun di FK UGM sebab Agung menerima sumbangan beasiswa dr UGM.

  Sisi Timur Lapangan Basket SMP Negeri Megang Sakti

“Tapi kalau untuk fotokopi & uang saku, ia tetap minta ke saya. Kalau tak ada, tetap apa adanya,” ujarnya.

Pengalaman Suyatno dlm menguliahkan anaknya hingga lulus menjadi dokter ini disampaikan di hadapan 3.717 orang renta mahasiswa gres yg hadir di Graha Sabha Pramana.

Kisahnya membuat beberapa orang renta menjadi terharu. Namun, tak sedikit pula yg merasa tergugah. Yang niscaya, testimoni Suyatno mengambarkan penarik becak pun ternyata mampu menguliahkan anaknya di UGM, jadi dokter lagi

dongeng tentang mobilitas sosial antargenerasi

makin maju
meningkat
tidak mudah dilabuhi oleh siapapun