√ Contoh Puisi Bertema Sosial

pola puisi bernuansa sosial

Maaf ya kalo salah.

Burung Kecil Menuju Langit

Sendal jepit dikakimu dan
Kaus tipis menempel ditubuh hitam nan kurusmu
Sudah lumpur sawah & abu kota kau bermandi
Masih bertahan kau hingga kini pula bareng mimpi
Dulu kau panjatkan
Tidaklah tinggi, tidaklah susah didaki
Tapi bercermin pada dirimu…
Mungkin sudah itu jatahmu, tetapi siapa tahu.

Biar kau burung kecil, berkhayal menuju langit
Tidur dihamparan awan-awan
Kendati sayap lusuhmu sampai patah kau bawa melayang
Sekali kau kata bintang
Sampai kini bertahan bintang
Pasti kan kau dapat, bintang-bintang

Sebuah puisi dgn tema sosial

Sosial

Kau jiwa sosial
Kau jiwa tak kenal letih
kamu jiwa yg rentah
Kaulah pengetahuan

Buatlah puisi bernuansa sosial ?

Oh sampah kenapa kau ada dimana mana sudah ku bersihkan
Tetap lah ada

puisi bertema sosial

           JALAN KEHIDUPAN

kaya? sederhana? atau miskin?

banyak orang menentukan untuk kaya,

mereka tak tau beban menjadi orang kaya,

orang kaya…….

mereka lebih banyak menguras waktu pada pekerjaan dr pada keluarga….

si sederhana…….

beliau mempunyai waktu untuk keluarga & kerja,

si miskin……

beliau selalu berusaha untuk menjadi kaya,

semua itu yakni opsi,

jikalau kalian berakal kalian tak akan mejadi si miskin,

jikalau kalian bertahan kalian akan menjadi sederhana,

semua itu yakni jalan hidup yg harus dilewati….

tuliskan puisi bernuansa sosial

ANGKOT

  Penerapan Kesehatan Standar Kelas Pekerja

Pagi buta, oto tua mengais nafkah

Hingga petang, tak pernah menyerah 

Menyisir setiap ruas jemari ibu kota

Demi bahagiakan anak istri tercinta

Makin siang, udara panas menggarang

Fatamorgana di jalan aspal nan gersang

Perlahan maju, dicekal si lampu merah

Kembali sesak, dicekik hawa gerah

Tega nian! Selaksa jiwa dimuat paksa

Tanpa pikir panjang mesinku yg bau tanah

Ditambah penumpang menggosip panas 

Sejuk angin diamuk panas mengganas

“Aku ingin istirahat bung!”

Lelah, keringatku tak terbendung

Sedang ananda terus memaksakan

Tanpa kau tahu akan perasaan

“Sungguh berkilo sudah kutempuh!”

Mungkinkah esok tiba, kumerapuh

Penulis! Tolonglah sentuh hatinya

Agar terbuka pintu perasaannya