√ Pengertian Sosiologi Menurut Max Weber

Sosiologi merupakan ilmu wawasan yg mempelajari tata hidup penduduk luas. Interaksi sosial dlm masyarakat, pula sebab-musabab sebuah fenomena sosial terjadi, merupakan objek kajian sosiologi.

Max Weber, yg merupakan salah satu tokoh awal Sosiologi modern, menerangkan sosiologi sebagai ilmu yg berusaha mengetahui tindakan sosial yg terjadi dlm masyarakat untuk mencari penjelasan bagaimana tindakan tersebut berlangsung & efeknya bagi masyarakat luas.

Sosiologi berkembang & mulai populer pada masa-19. Tepatnya pada 1830-an, ilmuwan sosial berkebangsaan Prancis, Auguste Comte, mempublikasikan buku berjudul Cours De Philosophie Positive.

Melalui buku tersebut, Auguste Comte memperkenalkan istilah sosiologi. Kata sosiologi berasal dr dua kata latin, yakni socios yg memiliki arti penduduk & logos yg memiliki arti ilmu.

Auguste Comte acap kali disebut sebagai bapak sosiologi karena memperkenalkan istilah sosiologi. Namun, ilmu sosiologi tak hanya dibuat dr pemikiran Comte sendiri.

Ada beberapa nama tokoh sosiologi pada awal perkembangannya yg ikut membentuk dasar ilmu sosiologi, contohnya Herbert Spencer, Karl Marx, Emile Durkheim, & Max Weber. Tokoh-tokoh sosiologi ini yg sering disebut selaku peletak dasar ilmu sosiologi.

Max Weber & Sosiologi

Maximilian Weber, atau diketahui dgn Max Weber, merupakan seorang tokoh perkembangan ilmu sosiologi. Pemikirannya ihwal sosiologi ikut membentuk ilmu sosiologi menjadi seperti kini ini.

Dilahirkan di Erfrut Jerman pada 21 April 1864, Weber kemudian tumbuh menjadi salah-satu peletak dasar ilmu sosiologi. Salah satu pemikiran populer Weber yakni kekerabatan agama dgn tata kehidupan penduduk .

Salah satu buku Weber yg fenomenal adalah Etika Protestan & Semangat Kapitalisme (1905). Dalam buku tersebut Weber berpendapat bahwa etos kerja kaum protestan di Inggris berperan besar dlm pertumbuhan kapitalisme.

  Notes : ESDM Akui Konsumsi Listrik per Kapita RI Tertinggal dari ASEAN

Argumen Weber tersebut disebut dipengaruhi oleh Ibunya yg seorang penganut Protestan Calvinis. Sifat khas kaum Calvinis yakni giat bekerja.

Bagi kaum Calvinis melakukan pekerjaan giat & menyimpan hasil kerjanya (menimbun kekayaan) ialah bentuk ibadah.

Sifat tersebut yg menjadi dasar argumen Weber bahwa etos kerja Calvinis membuka jalan bagi sistem kapitalisme terbaru Eropa untuk berkembang.

Hal tersebut diperkuat dgn inovasi Weber bahwa banyak pemilik modal di Inggris yaitu penganut Calvinis.

Agama & kiprahnya dlm pembentukan tata kehidupan masyarakat memang menjadi salah satu minat Weber.

Infografik SC Max Weber. tirto.id/Mzteg

Selain Etika Protestan & Semangat Kapitalisme, Weber pula menulis buku The Religion of China: Confucianism and Taoism (1951), Ancient Judaism (1952), & The Religion of India: the Sociology of Hinduism and Buddhism (1958).

Akan tetapi kekerabatan agama & masyarakat bukan satu-satunya santunan Weber dlm ilmu sosiologi. Dinukil dr Modul Pelatihan Guru: Mata Pelajaran Sosiologi Sekolah Menengan Atas (2016) terbitan Kemendikbud, Weber mengerti sosiologi selaku ilmu yg menitikberatkan pada penjelasan alasannya-akhir sebuah fenomena sosial mampu terjadi.

Hal tersebut membuat penelitian sosiologi yg dijalankan Weber erat dgn bidang ilmu sejarah.

Seperti argumennya dlm Etika Protestan & Semangat Kapitalisme, dlm buku tersebut Weber berupaya mencari alasannya adalah perubahan sosial masyarkat Eropa yg bergerak menuju kapitalisme.

Untuk mencari korelasi kaum Calvinis & kapitalisme, ia meneliti sejarah pertumbuhan kaum Calvinis untuk mencari hubungan dgn perkembangan kapitalisme terbaru.

Bagi Weber, sosiologi betugas untuk mengisi ruang kosong dlm studi sejarah. Bila sejarah berusaha mencari penjelasan atas suatu peristiwa penting dlm peradaban sebuah masyarkat, sosiologi bagi Weber mengisi ruang kosong berupa penjelasan hubungan peristiwa tersebut dgn pergantian sosial yg terjadi.

  Budaya Berpolitik : Berbagai Persoalan Terhadap Dinamika Politik Di Masyarakat

Kedekatan Weber dgn sejarah dipengaruhi oleh pertumbuhan filsafat Historisisme di Jerman.

Weber perihal Kelas & Status Sosial

Sumbangan lain Max Weber dlm ilmu sosiologi yakni pendefinisian istilah kelas & status sosial. Kelas & status sosial tak mampu dipisahkan dr sosiologi, dua hal tersebut menjadi salah satu objek penting penelitian sosiologi.

Kelas sosial dirumuskan Weber selaku sekumpulan orang yg meiliki taraf ekonomi yg serupa. Orang-orang yg diklasifikasikan dlm suatu kelas tak terkait satu sama lain.

Sebuah kelas sosial, menurut Weber, dapat dilihat dr hal-hal seperti kekayaan, pendapatan, atau pekerjaan sekumpulan orang tersebut.

Sifat kelas sosial yg tak terkait tersebut berlawanan dgn sifat status sosial yg dijelaskan Weber selaku sebuah komunitas orang yg mempunyai dominasi di sebuah penduduk . Orang-orang yg masuk dlm status sosial yg sama biasanya terkait satu sama lain.

Status sosial yg dimaksudkan Weber contohnya seperti ningrat. Bangsawan memiliki dominasi dlm penduduk & mereka berhubungan satu sama lain.

Weber tentang Tindakan Sosial

Bagi Weber, objek utama sosiologi yaitu langkah-langkah sosial yg terjadi di masyarakat. Tindakan sosial merupakan semua tindakan manusia yg mempunyai makna subyektif di baliknya.

Dilansir dr buku Glosari Teori Sosial (2011) yg ditulis M. Taufiq Rahman, Weber menunjukkan tiga karakteristik untuk menyebut sebuah tindakan dapat disebut langkah-langkah sosial, yaitu:

1. Perilaku tersebut mempunyai makna subjektif.

2. Perilaku tersebut memengaruhi sikap-perilaku orang lain.

3. Perilaku tersebut dipengaruhi oleh perilaku-sikap orang lain.

Orasi tentang kemerdekaan yg dikerjakan Soekarno pada masa awal revolusi kemerdekaan Indonesia mampu dijadikan contoh.

Soekarno punya maksud & tujuan melakukan orasi, yaitu menghimpun massa. Orang yg menyimak orasi tersebut terpengaruh dgn tindakan Soekarno tersebut & bergabung dgn gerakan kemerdekaan.

  Sunan Bonang - Makdum Ibrahim

Dalam melakukan orasi, Soekarno mempunyai tokoh yg dijadikan wangsit untuk melaksanakan hal tersebut.

Weber membagi langkah-langkah sosial dlm empat jenis berlawanan, yakni:

– Tindakan rasional/tindakan instrumental

Tindakan rasional instrumental dijelaskan Weber sebagai setiap langkah-langkah sosial yg tujuan & cara mencapainya lewat pertimbangan yg rasional.

– Tindakan berorientasi nilai

Tindakan berorientasi nilai berkaitan dgn norma, etika, agama, & nilai lain yg dianut suatu penduduk . Tindakan yg berorientasi nilai dikerjakan tak hanya melalui pertimbangan rasional. Misalnya, kaum Calvinis yg bersusah payah tak hanya untuk menerima uang namun pula untuk masuk nirwana.

– Tindakan tradisional

Tindakan tradisional dijelaskan Weber selaku langkah-langkah yg berakar dr tradisi suatu masyarakat. Dalam melaksanakan langkah-langkah tersebut, orang melakukannya karena sudah jadi kebiasaan & tak menimbang-nimbang tujuan & cara untuk mencapainya.

Contohnya ialah upacara keagamaan yg dilakukan karena sudah sudah biasa melakukannya, cara untuk melakukan upacara pula sudah diatur & tak perlu dipikirkan ulang.

– Tindakan Afektif

Tindakan Afektif didefinisikan Weber selaku tindakan yg dikerjakan sebagai reaksi terhadap emosi yg dirasakan seseorang. Tindakan ini bersifat refleks.

Misalnya adalah orang yg menangis sehabis mengenali cerita korban perang. Tangisan tersebut merupakan reaksi atas rasa simpati yg dimiliki seseorang.

Pembagian jenis langkah-langkah sosial tersebut dikerjakan Weber dgn memakai teori rasionalitas. Weber menguji apakah langkah-langkah-langkah-langkah yg dikerjakan insan senantiasa memakai dasar pertimbangan yg matang & dikerjakan dgn sadar (rasionalitas) atau tidak.

Menurut Weber, tindakan rasional intrumental & tindakan berorientasi nilai menggunakan rasionalitas dlm melakukannya. Sedangkan tindakan tradisional & afektif tak memakai rasionalitas.