10 Akibat Penjajahan Belanda Di Indonesia

Dalam banyak sekali bidang kehidupan bangsa Indonesia, ternyata tak sedikit yg berasal dr tradisi yg diwariskan selaku balasan dr masa kolonial Eropa di Indonesia pada zaman dahulu. Bangsa Eropa yg paling lama menjajah Indonesia yaitu Belanda selama 350 tahun, disamping itu Indonesia pernah diduduki oleh bangsa Eropa lainnya mirip Spanyol Portugis, Perancis & Inggris. Kemudian ada masa penjajahan Jepang di Indonesia selama 3,5 tahun. Karena Belanda paling lama menjajah Indonesia, maka sudah sewajarnya pengaruh dr metode yg dianut Belanda masih mengakar dlm berbagai faktor kehidupan bangsa kita.

Sebagai hasil dr pendudukan Belanda selama ratusan tahun di Indonesia, akan ada akibat dr penjajahan yg masih mampu kita saksikan & rasakan hingga hari ini sebab hal tersebut ada dlm berbagai bidang kehidupan yg kita jalani. Akibat penjajahan Belanda tak semuanya merupakan hal yg buruk. Masih ada beberapa hal positif yg bisa didapatkan, tetapi cita-cita untuk menjadi bangsa yg merdeka sudah mendorong rakyat untuk berjuang mati – matian menuntut kemerdekaan. Berikut ini adalah balasan dr penjajahan bangsa Eropa di Indonesia.

1. Terpecahnya Persatuan Bangsa

Pada masa penjajahan Belanda di Indonesia, politik memecah-belah yg dipraktekkan oleh Belanda berhasil menurunkan kekuasaan kerajaan – kerajaan di Nusantara yg dulunya kuat. Politik mencerai-beraikan atau divide et impera ala Belanda telah sukses melemahkan & memecah kerajaan – kerajaan Indonesia yg kemudian sibuk berselisih sendiri tentang masalah kudeta. Dengan perselisihan yg terus menerus, pada kesudahannya para penguasa kerajaan terpaksa meminta dukungan pada Belanda & menciptakan mereka terjebak di bawah komando Belanda akibat bantuan yg bersyarat tersebut.

2. Pemecahan Wilayah Nusantara

Akibat penjajahan yakni pembagian wilayah Nusantara menurut kekuasaan Belanda. Wilayah Hindia Belanda pada permulaan penjajahan Belanda utamanya Jawa dibagi menjadi 9 prefektur & 30 regentschap. Pada masa sekarang, prefektur adalah sama dgn wilayah propinsi. Sedangkan Regentschap atau karesidenan adalah wilayah yg terdiri dr beberapa kabupaten, atau afdeeling.

  4 Tokoh Insiden Hotel Yamato Di Surabaya

  • Setiap prefektur dipimpin oleh seorang Prefek dr Eropa, sedangkan tiap regentschap atau karesidenan dipimpin oleh seorang Residen yg berasal dr bangsawan pribumi. Regentschap dengan-cara struktur berada di bawah pemerintahan propinsi & di atas pemerintahan Kabupaten.
  • Gubernur Jenderal membawahi setiap prefektur & regent selaku pemimpin tertinggi pemerintahan kolonial Belanda.
  • Gubernur Jenderal dibantu enam departemen yakni Departemen Kehakiman, Keuangan, Departemen Dalam Negeri, Departemen Kebudayaan & Kepercayaan, Ekonomi & Kesejahteraan Rakyat.

3. Perubahan Kebijakan Pemerintahan

Akibat dr penjajahan pula terjadi pergeseran dlm politik di pemerintahan sebagai hasil dr kebijakan Pax Nederlandica pada selesai era ke 19 sampai permulaan periode ke 20. Pax Nederlandica yaitu perubahan dlm sistem pemerintahan dr administrasi tradisional pada metode administrasi terbaru. Tujuan penerapannya yaitu untuk mengambil alih posisi pemerintah wilayah yg penting pada pemerintah Belanda dgn mengangkat & menggaji pegawai yg akan memegang jabatan struktur birokrasi. Jabatan tertinggi yg bisa dipegang oleh pribumi dlm struktur tersebut ialah Bupati, Wedana & Patih.

4. Penerapan Trias Politica

Penerapan Trias Politica yg berasal dr balasan penjajahan Belanda sekarang masih digunakan dlm metode pemerintahan di Indonesia. Pada struktur tersebut, pemerintah Belanda membagi badan yudikatif / peradilan menjadi tiga macam menurut golongan masyarakat di Hindia Belanda. Tiga golongan tersebut yakni peradilan orang Eropa, peradilan Timur Asing, & peradilan pribumi. Sedangkan dlm bidang legislatif, Belanda membentuk Volksraad atau Dewan Rakyat pada 1918. Sistem aturan Belanda pula digunakan selaku dasar perundang – undangan di Indonesia hingga ketika ini.

5. Dampak di Bidang Budaya & Bahasa

Akibat dr penjajahan pula mensugesti kebudayaan bangsa Indonesia mulai dr kosa kata atau perbendaharaan kata, seni musik, seni tari, model pakaian, arsitektur & cara berpikir rakyat kita. Dampak pada budaya yg pertama adalah pada perbendaharaan kata bangsa Indonesia yaitu pada kata – kata serapan. Misalnya sepatu dr kata sapato (portugis), kursi dr kata banco (portugis), kelas dr kata klas (belanda), pistol dr pistool (belanda), buku dr book (inggris) & telepon dr telephone (inggris).

6. Warisan Bangunan Bersejarah

Berbagai hal gres pula diperkenalkan pada rakyat Indonesia sebagai balasan penjajahan, contohnya seperti musik barat atau internasional, seni tari mirip dansa, pula bangunan – bangunan bersejarah yg pernah menjadi saksi bisu perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Bangunan – bangunan dgn daya arsitektur khas Eropa kini menjadi cagar budaya yg dilestarikan seperti pada tempat Kota Tua Jakarta. Selain itu pula terdapat berbagai benteng bersejarah di seluruh penjuru negeri seperti Fort de Kock di Bukittinggi, Fort Marlborough di Bengkulu, benteng Spellwijk di Banten, Vredeburg di Yogyakarta & yang lain.

7. Masuknya Agama Kristen

Akibat dr penjajahan yang lain yakni kehadiran agama Kristen & Kristen Protestan yg dibawa oleh para penjajah dr Eropa. Portugis dgn semboyan Gold, Glory & Gospel menenteng penyebaran agama Kristen & Kristen di Indonesia. Salah satu penyebar agama Kristen yg terkenal yaitu Fransiscus Xaverius yakni seorang misionaris dr Portugis di Maluku pada tahun 1546 – 1547. Sedangkan penyebaran agama Kristen Protestan terjadi saat pemerintahan Gubernur Jenderal Raffles oleh Nederlands Zendeling Genootschap (NZG) yakni suatu organisasi yg membuatkan agama Kristen Protestan dgn dasar Injil. Beberapa tokohnya yg terkenal adalah Ludwig Ingwer Nommensen & Sebastian Qanckaarts.

8. Penggunaan Mata Uang

Sebagai akibat penjajahan dr bangsa Eropa, rakyat Indonesia diperkenalkan pada penggunaan mata duit yg menjadi serpihan dr sejarah terbentuknya bank pada masa pemerintahan Gubernur Raffles tatkala ia menjalankan kebijakan sistem sewa tanah. Perkenalan uang kertas & logam mendorong kemunculan perbankan modern di Hindia Belanda, salah satunya yakni de Javasche Bank di Batavia pada 1828 yg menjadi cikal bakal sejarah bank Indonesia sebagaimana bisa disaksikan pada .sejarah museum BI di kota tua Jakarta.

9. Kenaikan Ekonomi

Pembangunan jalan raya pos Anyer – Panarukan membuat kebangkitan ekonomi Indonesia pada masa itu terjadi alasannya infrastruktur sudah didukung dgn jaringan transportasi. Misalnya kemajuan transportasi kereta api mulai masa sistem tanam paksa atau cultuurstelsel untuk mengirim hasil perkebunan & sebagai alat transportasi masyarakat.

10. Sistem Pendidikan

Pada dikala kebijakan politik etis diberlakukan oleh pemerintah kolonial dikala itulah pendidikan pula mulai dianggap penting. Kebutuhan tenaga kerja di sektor – sektor swasta & pemerintahan mendorong pemerintah kolonial untuk memperhatikan bidang pendidikan. Namun pada masa itu sebagai akhir penjajahan, sekolah diresmikan dgn tata cara pendidikan barat & hanya berlaku untuk anak darah biru pribumi.

Akibat dr penjajahan bangsa ajaib di Indonesia sudah menenteng banyak pengaruh pada berbagai faktor kehidupan rakyat. Yang paling utama ialah bahwa pada saat penjajahan berjalan, rakyat Indonesia kehilangan identitasnya selaku bangsa yg dahulu termasuk sebagai bangsa unggulan di Asia Tenggara, terbukti dgn banyaknya kerajaan besar bersejarah di Indonesia  yg menguasai cakupan wilayah yg besar.

Potensi rakyat selaku warganegara yg mempunyai hak setara pun diinjak & tak dibiarkan berkembang semoga rakyat tetap tak mempunyai kepintaran sehingga mampu melawan para penjajah. Maka dr itu, pengaruh dr penjajahan terhadap sebuah negara lazimnya tak akan menjinjing hasil yg baik. Cepat atau lambat, rakyat yg merasa kehidupannya ditekan pasti akan berusaha memperjuangkan kemerdekaan & kebebasannya dr belenggu penjajahan.