Membahas wacana destinasi tempat rekreasi di kawasan Sidoarjo. Seakan tak ada habisnya, alasannya adalah kabupaten yg terletak di Provinsi Jawa Timur ini mempunyai segudang destinasi tempat wisata & peninggalan sejarah yg pantas dikunjungi. Salah satu obyek wisata unggulan dr Kabupaten Sidoarjo yaitu candi. Kabupaten Sidoarjo mempunyai banyak candi yg merupakan peninggalan Kerajaan Majapahit maupun dr kerajaan yang lain. Mari kita lihat Candi di Sidoarjo, yakni:
1. Candi Dermo
Candi Dermo adalah suatu peninggalan bangunan candi Hindu di indonesia yg berada di Kabupaten Sidoarjo. Candi ini terletak di Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur, Candi ini merupakan cagar budaya yg ada di Indonesia. Catatan mengenai candi ini dapat dilihat pertama dr laporan Belanda yang dicatat pada tahun 1905 – 1913 dan pada tahun 1914 – 1915. Untuk mengenali dengan-cara pasti kapan & siapa mendirikan candi ini belum mampu dipastikan & dimengerti. Karena memang belum ada sumber sama sekali dengan-cara tertulis maupun angka tahun yg menyebutkannya tahun pembangunan candi ini, hanya saja dr sisi bangunannya para andal arkeolog beropini bahwa candi darmo dibangun pada kala ke 14.
2. Candi Pari
Candi Pari adalah sebuah Candi di Sidoarjo peninggalan antik yg bercorak Hindu, yg berada di Desa Candi Pari, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur. Lokasinya candi ini berada sekitar 2 km ke arah barat bahari pusat dr semburan lumpur PT Lapindo Brantas pada ssat kini.
Candi ini terletak di Desa Candi Pari, Kecamatan Porong. Candi ini dibuat dgn bentuk bangunan persegi empat dari kerikil bata, & bangunan ini menghadap ke barat dgn ambang pintu serta tutup pintu terbuat dr kerikil andesit. Dahulu, di atas dr gerbang terdapat watu dgn angka tahun 1293 Saka – 1371 Masehi. Merupakan peninggalan dr zaman Kerajaan Majapahit pada masa kekuasaan Maharaja Prabu Hayam Wuruk 1350-1389 M.
Menurut Laporan dr J. Knebel dalam judul berjulukan “Rapporten Van De Comissie In Nederlandsch Indie voor Oudheidkundig Onderzoek Op Java en Madoera” tahun 1905-1906. Candi Pari dan Candi Sumur diresmikan untuk mengingat tempat menghilangnya seorang teman/adik angkat dr salah satu putra dr Maharaja Prabu Brawijaya dan istrinya yg menolak untuk tinggal di keraton Majapahit pada masa itu.
3. Candi Sumur
Candi Sumur ialah sebuah candi peninggalan agama Hindu dr masa Klasik yg berada di Kabupaten Sidoarjo Menurut laporan dr J. Knebel dlm judul berjulukan “Repporten Van De Comissie In Nederlandsch Indie voor Oudheidkundig Onderzoek Op Java en Madoera” pada tahun 1905-1906. Candi Sumur & Candi Pari, didirikan untuk mengingat tempat menghilangnya seorang sobat/adik angkat dr salah satu putra dr Maharaja Prabu Brawijaya dan istrinya yg menolak untuk tinggal di dlm keraton Majapahit pada masa itu .
Candi ini terletak di Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur, sejauh 100-200 m sebelah barat daya dari Candi Pari. Dibangun pada tahun yg sama dgn Candi Pari, keduanya merupakan cagar budaya di -Kabupaten Sidoarjo.
4. Candi Pamotan
Candi Pamotan ialah dua bangunan sisa peninggalan Candi Hindu di indonesia yg berlokasi di Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur. Candi ini erletak di Pamotan, Desa Beringin, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur. Kedua candi ini berjarak sekitar 50 meter, Candi Pamotan I ialah candi yg berukuran paling besar dr Candi Pamotan II. Kedua candi ini tergolong bangunan cagar budaya oleh pemerintah Kabupaten Sidoarjo.
Walujo BA, ahli bidang kebudayaan, dlm catatannya menyampaikan, Candi Pamotan diteliti pertama kali oleh GLA Brandes, orang yg berasal dr Negara Belanda, pada tahun 1903. Namun, hingga tahun 1921 candi ini tak pernah didatangi para andal. Baru tahun 1923 NJ Krom, andal purbakala, mencatat wacana candi ini. Menurut NJ Krom, bentuk dr Candi Pamotan biasanya sering digunakan pada candi-candi di Jawa Timur. Candi ini memiliki gaya arsitektur periode Kerajaan Majapahit. Candi Pamotan II didapatkan sekitar berjarak 50 meter dr inovasi candi pertama, berupa suatu tumpukan watu bata yg mirip candi. Candi ini belum dimengerti namanya, sehingga disebut selaku Candi Pamotan II.
5. Candi Tawangalun
Candi Tawangalun adalah Candi di Sidoarjo peninggalan masa klasik bercorak Hindu yg berada di Kabupaten Sidoarjo. Candi ini lokasinya berada di Sedati, Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur, Candi ini masuk dalam cagar budaya. Candi ini merupakan candi peninggalan yg paling di tak diurus oleh pemerintah, kata dr Pak Saiful yg merupakan juru kunci & yg bertugas untuk merawat candi peninggalan dr kerajaan Majapahit ini. “Bila dilihat tak adanya papan nama, papan perayaan & pula pagar”, ujar pak Saiful yg sudah 10 tahun mengabdi menjadi juru kunci candi.
Candi Tawangalun ini berbeda dr candi-candi kebanyakan yg ada di daerah Sidoarjo alasannya candi Tawangalun ini terletak di atas perbukitan & tak mirip candi yg lainnya yg terletak di area pemukiman warga. Candi ini memiliki bentuk mirip atap rumah yg berupa trapesium. Candi ini dikerjakan pemugaran pada belahan atap candi yg sudah mulai banyak jatuh. Candi ini pula dilaksanakan pemugaran pada penggalan dinding candi ini, meskipun belahan dinding masih sedikit yg rusak.
6. Candi Medalem
Candi Medalem yaitu candi peninggalan masa klasik yg bercorak Hindu yg berada di Kabupaten Sidoarjo. Candi ini berlokasi di desa Medalem, Kecamatan Tulangan, dan Kabupaten Sidoarjo. Bangunan candi ini tergolong dalam cagar budaya. Candi ini berada di Provinsi Jawa Timur. Bentuk dr candi ini sungguh unik dgn bentuk candinya yg kecil & terdapat jalan untuk menuju tempat candi satu ke candi yg lain.
Dahulunya sebelum candi ini di temukan oleh orang, tempat candi ini merupakan kebun-kebun atau pohon-pohon asem yg sungguh besar. Pada saat itu Pak Glendang (sekarang Juru Kunci candi) sedang melakukan bersih-higienis terhadap kebun dia menerima bisikan ghaib. Menurut dr bisikan ghaib yg ia terima yakni supaya beliau mesti menebang pohon asem semoga dia mampu menemukan benda sejarah peninggalan dr nenek moyang. Setelah ia mendengar bisikan seperti itu, Pak Glendang lalu menggali tanah, terus pohon asem tersebut di tebang & tak usang sesudah melaksanakan itu terlihatlah sebuah tumpukan kerikil bata merah besar. Melihat benda itu, Pak Glendang lalu memanggil para warga setempat. Warga lokal mengatakan bahwa benda itu adalah candi & Pak Glendang meneruskan penggalian tanah itu & di bantu dgn warga dgn rentang waktu 3 hari.
7. Candi Wangkal
Candi Wangkal merupakan Candi di Sidoarjo peninggalan bersejarah yg bercorak Hindu, yg berlokasi di Desa Wangkal, Kecamatan Krembung, Kabupaten Sidoarjo, provinsi Jawa Timur. Candi tersebut merupakan peninggalan masa klasik dari Indonesia. Candi ini merupakan tergolong cagar budaya yang terletak di Sidoarjo. Candi ini bentuknya sangat unik, alasannya adalah bentuk candinya yg sangat kecil & letaknya ada di lahan persawahan. Candi ini tersusun dr batu besar yg berwarna hitam, sebelah dr candi ini ada kerikil lebih kecil yg berwarna merah, & bawahnya terdapat suatu tumpukan batu bata yg masih tertimbun tanah.
Proses dr penemuan Candi Wangkal bermula dr tatkala melakukan penggalian tanah untuk di jadikan batu bata. Di tengah-tengah dr penggalian tanah ia beristirahat & tertidur. Pada dikala itu Bapak Manu yakni (Pencari Batu Bata) sedang bermimpi bertemu dgn seseorang yg menyuruh beliau untuk menggali tanah hingga mendapatkan suatu benda. Saat dia terbangun dr tidurnya dia eksklusif melakukan perintah untuk menggali tanah yg beliau mampu dr mimpinya. Saat beliau menggali tanah hingga rata, terlihat ada batu besar yg berupa suatu persegi panjang. Dan di samping dr batu itu terdapat sebuah batu lingkaran yg saling berpasangan & saling menjaga (Konon kata warga lokal sebagai tugu yg mengibaratkan kerikil asa).
8. Candi Terung
Situs Terung atau lebih diketahui dgn sebutan yaitu Candi Terung adalah candi bercorak Hindu, berlokasi di Desa Terung Wetan, Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur. Berjarak kurang lebih 12 kilometer kearah barat maritim kota Sidoarjo. Candi ini mampu dikatakan mudah untuk dijangkau. Situs Terung ditemukan pada tahun 2011 di pekarangan dr warga desa di seberang jalan dr makam keramat milik Dewi Oentjat Tondo Wurung. Penemu berjulukan Sahuri. Dikabarkan bahwa beliau menerima suatu bisikan dr mimpi atau (ide ). Dibantu oleh seniman dr Sidoarjo, yg berjulukan Jansen Jesien, Sahuri melaksanakan penggalian sampai dia mampu melihat menampakkan dr sebagian struktur bangunan.
Berdasarkan dr temuan keramik di sekitar lokasi penggalian, BPCB dr Provinsi Jawa Timur menilai bahwa situs didirikan sezaman dgn Dinasti Yuan yakni (tahun 1279—1368 M). Di sisi lain muncul teori bahwa situs ini didirikan jauh sebelum masa dr Dinasti Yuan. Hal ini dapat dilihat dr temuan permukaan yg berupa pecahan-pecahan dr artefak ini.
9. Candi di Desa Kedung Bocok
Balai Pelestarian Cagar Budaya dr Provinsi Jawa Timur melaksanakan observasi kepada sebuah situs purbakala bercorak Hindu ini, ditemukan oleh warga setempat di Desa Kedung Bocok, Kecamatan Tarik, Kabupaten Sidoarjo. Situs berbentuk susunan bata besar panjangnya mencapai 13 meter itu disangka merupakan jejak peradaban dr hutan trik yg merupakan cikal bakal dr berdirinya Kerajaan Majapahit.
Jumlah benda purbakala yg didapatkan ini mencapai puluhan dgn bentuk bermacam-macam. Ada berupa lingga & yoni-nya, lesung panjang, kerikil mempunyai bentuk lumpang, batu pipisan & pecahan gerabah. Benda-benda ini didapatkan warga lokal diberbagai tempat yg ada di area persawahan, sekitar dr sungai & tempat pemakaman biasa dr desa tersebut.
10. Candi atau Petilasan Watu Tulis
Candi watu tulis ialah Candi di Sidoarjo bercorak Hindu, yg berlokasi Di desa Watutulis, Kecamatan Prambon, Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur. nama dr candi ini di ambil dr nama tempat candi ini berada yaitu desa watu tulis ,akan tetapi keadaan candi ini mirip tumpukan batu bata & batu andesit, belum terjadinya pemugaran atau tindak lanjut dr dinas purbakala di Provinsi Jawa Timur. Disekitar candi ini terdapat sebuah sumur yg di dalamnya terdapat sebuah watu bata antik
Menurut informasi dr penjaga atau juru kunci Candi Watu Tulis yakni Bapak Buadi “Candi ini merupakan peninggalan sejarah dr zaman Kerajaan Kahuripan dibangun oleh raja Airlangga, jadi peninggalan sejarah ini menunjukkan bahwa Candi ini dibangun sebelum zaman kerajaan Mojopahit Berdiri” yg sudah 14 tahun lamanya menjaga & merawat Candi Watu Tulis ini.
Mengingat bahwa Candi ini dibuat dr batu andesit membuktikan bahwa Candi ini dibentuk jauh sebelum zaman kerajaan Majapahit berdiri, karena ciri khas dr peninggalan sejarah dr kerajaan Mojopahit adalah dibuat dr batu bata.