10 Candi Peninggalan Mataram Kuno

Sebagai kerajaan bercorak Hindu-Buddha yg sempat berjaya di Pulau Jawa, kerajaan Mataram Kuno tentunya telah meninggalkan banyak bekas peradabannya. Jika ananda sudah tahu Candi Borobudur & Prambanan, keduanya merupakan salah satu peninggalan dr pemerintahannya.

Kerajaan Mataram Kuno merupakan kerajaan yg diciptakan di selatan Jawa Tengah pada kurun ke-8, sekitar tahun 732-760, menyebabkan salah satu kerajaan tertua di Indonesia. Pemerintahan `ini berpusat di Bhumi Mataram (sekarang, Yogyakarta). Daerah kekuasannya sempat pindah ke Jawa Timur.

Peradaban
kebudayaannya senantiasa meningkat , sehingga mampu dikatakan maju. Selain itu,
warga sekitar ulung dlm melakukan kesenian. Hal ini terbukti dengan
pembangunan candinya yg terlihat menawan hingga sekarang.

Jika
penasaran apa saja candi dr peradaban kerajaan ini dengan-cara lengkap, boleh
simak uraiannya di bawah. 

10 Candi Peninggalan Mataram Kuno

  • Borobudur

Lokasinya
berada di Kabupaten Malang, Jawa Tengah. Dibangun dikala Raja Samaratungga dari
Dinasti Syailendra berkuasa. Proses pembangunannya kurang lebih hingga 100
tahun, dimana simpulan di 26 Mei 824. Luas bangunan ini mencapai 2500 meter
persegi dimana panjangnya sekitar 122 meter, lebar 121 meter serta tinggi
35 meter.

Candi
Borobudur mempunyai tiga tingkatan. Kamadhatu (lantai dasar) bermakna kehidupan
manusia dengan-cara duniawi. Rupadhatu (lantai tengah) berarti perjuangan insan
dalam meninggalkan hidup duniawi.  Arupadhatu (lantai teratas) artinya
manusia sudah tak hidup dengan-cara duniawi. 

Bangunan ini bercorak Buddha, di mana pada ketika itu pemimpin kerajaan Mataram Kuno yakni dinasti Syailendra beragama Buddha Mahayana. Berdasarkan penelitian arkeolog, pembangunannya sempat direnovasi sebanyak 4 kali. Keberadaannya sempat menghilang dikala terjadi ledakan Gunung Merapi. Kemudian, direstorasi kembali ketika ditemukan oleh Raffles pada tahun 1811.

  • Prambanan 
  Kondisi Masyarakat Indonesia pada Masa Penjajahan

Peninggalan
paling besar setelah Borobudur. Termasuk ajaran Hindu. Areanya memiliki luas
meraih 390 meter persegi. Dibangun pada sekitar tahun 850. Pembangunan
dilaksanakan oleh Rakai Pikatan, kemudian diimprovisasi & diperbesar oleh Raja
Lokapala & Sri Maharaja.

Nama
kompleksnya diketahui dgn sebutan Candi Roro Jonggrang. Dalam kompleksnya
terdapat tiga candi utama dimana diketahui selaku Trisakti. Siwa yakni yang
paling besar dgn tinggi 47 m. Sementara yg lainnya yaitu candi Brahma dan
Wisnu. Semuanya termasuk lambang Trimurti di agama Hindu. 

Menurut
prasasti Siwagrha, tujuan dibangunnya sebagai bentuk penghormatan pada Dewa
Siwa. Sejarawan memperkirakan ratusan Brahmana beserta penganutnya sempat
menetap di sekitar dlm mempelajari Weda, bermeditasi & melaksanakan ritual
keagamaan Hindu saat berjayanya peninggalan ini. 

  • Mendut

Sama
mirip Borobudur, dimana dibangun dgn corak Buddha. Jaraknya dengan
Borobudur sekitar 3 km. Dibangun sekitar pada abad 9, yaitu di tahun 824 oleh Raja
Indra dr Dinasti Syailendra. Memiliki tinggi sekitar 26 m. 

Candi Mendut mempunyai tingkatan hingga 14 teras. Posisinya berlainan dgn candi lainnya yg kebanyakan mengarah timur, sebab letaknya menghadap ke barat. Di dalamnya terbangun tiga patung besar seperti Avalokitesvara, Cakyamuni, & Maitreya.

  • Kalasan 

Dapat
ditemukan di Desa Tirtomani, Sleman, Yogyakarta. Memiliki corak Buddha. Tinggi
bangunan mencapai 34 m. Telah dibangun di tahun 778, dimana atas isyarat Rakai
Panangkaran. Pembangunannya selaku bentuk penghormatan pada Dewi Tara dan
keberadaan pendeta Buddha ketika itu.

Di
dalamnya tersusun dr tiga kepingan seperti kaki, badan & mahkota bangunan.
Pada pecahan tubuhnya terdapat 1 ruang utama yg terdapat patung sebesar 6 m.
Patung ini dibangun dr material perunggu. Disini pula terdapat 4 ruangan di
sekitarnya.

  • Dieng
  Kerajaan Kalingga

Letaknya di Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Termasuk bercorak Hindu. Tahun & kapan dibangunnya belum dikenali dengan-cara pasti, namun diestimasi sekitar abad 7 hingga kurun 13. Terciptanya alasannya instruksi dr raja-raja Wangsa Sanjaya.

Memiliki
keunikan alasannya adalah nama beberapa candinya berdasarkan nama tokoh wayang contohnya
Arjuna, Bima, Gatotkaca, Puntadewa, Semar & Srikandi. Bangunannya ada yang
berdiri satu-satunya, namun ada yg diposisikan berkumpul menjadi satu
kompleks.

  • Sewu

Berlokasi
di Desa Bugisan, Klaten, Jawa Tengah. Diciptakan sekitar periode 8 oleh Rakai
Panangkaran dr Kerajaan Mataram Kuno, setelahnya diteruskan Rakai Pikatan yang
berasal dr Dinasti Sanjaya. Coraknya berlatar keyakinan Buddha. 

Panjang
kompleks sekitar 185 meter & lebarnya 165 meter. Candi ini terdapat pintu
masuk yg menuju ke seluruh arah mata angin. Setiap pintu masuk dilengkapi
dengan arca Dwarapala. Jumlahnya diperkirakan hingga 249.

  • Gedong Songo

Lokasinya
berada di puncak Gunung Ungaran, Semarang, Jawa Tengah. Coraknya Hindu. Sudah
ada dr era 8. Diciptakan oleh Raja Sanjaya dr Mataram. Di dalam
kompleksnya terdapat sembilan candi tersebar mulai dr bawah hingga ke atas. 

Seperti pada Borobudur, di mana kembali ditemukan oleh Raffles di tahun 1804. Pada awalnya, jumlah candi yg didapati hanya 7, sehingga sempat diberi nama Gedong Pitu. Kemudian, pada permulaan kurun 20 kedua candi lainnya ditemukan arkeolog Belanda.

  • Pawon 

Tempatnya
berada di Dusun Brojolan, Magelang, Jawa Tengah. Karena ditempatkan di
tengah-tengah Candi Borobudur & Mendut, disangka sempat diresmikan berbarengan
menjadi satu kompleks. Selain itu, relief disini pula memberi inspirasi gaya relief
pada Borobudur.

Didirikan
di abad 8 atau 9 dr Dinasti Syaliendra. Di dalamnya dibangun Arca 
Bodhisattva, dlm rangka menghormati mayit Raja Indra. Sempat menghilang
keberadaannya & didapati kembali pada tahun 1897.

  • Sambisiari 
  Sejarah Koperasi: Mulai Didirikan Hingga Perkembangannya

Dapat
didapatkan di Dusun Sambisari, Sleman, Yogyakarta. Termasuk corak Hindu, sebab
dengan adanya abjad Jawa Kuno yg menerangkan Dewa Siwa. Cara penulisan
huruf tersebut menyerupai yg biasa dipakai pada era 9. 

Letaknya
tidak biasa sebab berada 6,5 meter dr bawah tanah. Sempat terkubur ke dalam
tanah alasannya adalah letusan Gunung Merapi. Kemudian, ditemukan kembali oleh petani
setempat di tahun 1966. Pada tahun 1986, bangunan ini direstorasi Dinas
Purbakala.

  • Sojiwan

Peninggalan sejarah Hindu-Buddha berikutnya berlokasi pada Desa Kebon Dalem Kidul, Sleman, Yogyakarta. Salah satu candi bercorak Buddha. Tahun pembangunannya antara kala 9 atau 10. Tujuan dr dibangunnya sebagai ungkapan penghormatan Raja Balitung dr Dinasti Syailendra. 

Merupakan salah satu candi dgn keunikan tersendiri. Salah
satunya yaitu relief tentang gambar binatang pada dongeng fabel. Cerita
tersebut mengandung pesan yg mampu dipraktekkan dlm kehidupan sehari-hari.