Nilai atau value kita tahu bareng definisinya yakni harga. Harga yg dimaksud bisa berbentukapa saja mulai dr angka niscaya atau sesuatu yg bersifat kuantitatif & mampu dijumlah atau bahkan yg tak mampu diukur dgn angka sama sekali yakni yg bersifat kualitatif atau mutu. Nilai bisa memiliki arti harga jual, harga yg menentukan prestasi (nilai pelajaran di sekolah), maupun sesuatu yg tak pasti bentuknya seperti kebenaran, kejujuran, & lain sebagainya.
Nilai sosial tak mampu dipisahkan dlm kehidupan kita sehari-hari dlm bermasyarakat. Di setiap tempat & daerah, nilai sosial mampu dibilang menjadi patokan apakah seseorang dapat diterima di lingkungan tersebut atau tidak. Hal ini dikarenakan nilai yg dianut seseorang tercermin dr perilakunya sendiri dlm bermasyarakat. Bisa dibilang, nilai sosial dapat menjadi salah satu dr bentuk-bentuk pengendalian konflik sosial dlm masyarakat dgn menertibkan apa yg penting untuk dijalankan & apa yg tidak.
Dilihat dr pengertiannya sendiri, nilai sosial merupakan sebuah pemikiran yg memilih sikap atau perbuatan seseorang sesuai dgn apa yg dianggapnya penting, apakah perilaku tersebut baik (penting) atau tak (tidak penting). Adanya nilai dlm kehidupan kita bermasyarakat sangatlah penting dlm mempertahankan kestabilan biar tercipta kondisi yg aman, nyaman & teratur antar sesama penduduk satu dgn yg lain.
Pengertian dr para ahli tentang nilai sosial sangatlah beragam, tetapi bahwasanya inti dr pendapat mereka sama yaitu nilai sosial selaku sesuatu dlm penduduk yg memilih apa yg dianggap baik & yg dianggap tak baik & dapat mempengaruhi perilaku seseorang. Berikut ini yaitu ciri-ciri dr sebuah tindakan atau pemikiran untuk mampu dikategorikan selaku nilai sosial:
- Satu nilai berhubungan dgn nilai yg lain sehingga membentuk metode nilai yg saling berafiliasi.
- Menjadi tindakan yg bertujuan untuk menyanggupi kepuasan sosial sebuah individu dlm bermasyarakat
- Merupakan suatu akibat dr interaksi antar masyarakat untuk jangka waktu yg lama
- Mempengaruhi masyarakat dengan-cara berlawanan tergantung dr seberapa penting nilai tersebut untuk seseorang
- Berbeda-beda sesuai dgn budaya yg ada di suatu tempat atau daerah dimana nilai tersebut berasal
- Terbentuk & tersebar dgn cepat melalui proses sosialisasi
- Tersebar karena adanya interaksi antar penduduk dlm jumlah tinggi untuk waktu yg lama
- Tidak timbul dgn sendirinya (bukan bawaan sejak dilahirkan)
- Dapat mempengaruhi pengembangan diri seseorang sesuai dgn apa yg dianggapnya penting
- Dipelajari dr waktu ke waktu, tak serta merta langsung diterima dengan-cara gamblang
Bentuk-bentuk Nilai Sosial
Dilihat dr cirinya, nilai sosial pula terbagi menjadi dua klasifikasi yakni nilai sosial dominan & nilai sosial mendarah daging. Berikut ini ialah penjelasan lebih lanjut mengenai kedua bentuk nilai sosial tersebut:
- Nilai Sosial Dominan
Nilai sosial dominan merupakan nilai sosial yg lebih penting atau lebih diunggulkan dibanding dgn nilai-nilai lainnya. Contohnya yaitu nilai kekeluargaan yg berusaha diraih orang Indonesia tatkala hari raya besar seperti Lebaran maupun Natal dgn cara pulang kampung atau biasa disebut pulang kampung. Untuk mengenali nilai tersebut termasuk nilai sosial secara umum dikuasai atau bukan, hal-hal yg diperhatikan yakni hal-hal berikut ini:
- Jumlah penduduk yg menganut nilai tersebut terbilang besar
- Nilai tersebut senantiasa diusahakan untuk terwujud bagaimanapun caranya
- Melaksanakan nilai tersebut dianggap sebuah pujian atau pencapaian
- Masyarakat telah menganutnya untuk waktu yg lama
Dengan melihat ciri di atas akan mudah bagi kita untuk mampu menyaksikan mana ciri-ciri nilai sosial secara umum dikuasai yg berlaku di sebuah tempat.
- Nilai Sosial Mendarah Daging
Nilai sosial jenis ini yaitu nilai yg telah dianut atau diajarkan untuk diterapkan semenjak masih kanak-kanak. Contohnya yaitu nilai yg sudah terbentuk semenjak kecil bahwa seorang kepala keluarga berkewajiban untuk menafkahi istri & anaknya. Contoh fenomena sosial yg terjadi di masyarakat ialah tatkala hal tersebut tak dapat dicapai oleh seorang anak lelaki tatkala ia berkeluarga, dirinya akan merasa malu & merasa gagal menjalani tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga. Ciri dr nilai sosial mendarah daging ialah:
- Biasanya terbentuk alasannya seseorang sudah terpapar nilai tersebut sejak berusia dini
- Sudah menjadi penggalan dr kepribadian seseorang
- Ketika melakukannya orang tersebut tak akan berpikir dua kali, telah menjadi kebiasaan
- Kerap kali jikalau nilai ini tak sukses dilaksanakan atau tak tercukupi, orang yg menganutnya akan merasa bersalah atau bahkan malu.
Selain kedua bentuk nilai sosial diatas, Notonegoro pula mengungkapkan pendapatnya mengenai keberadaan 3 (tiga) jenis nilai sosial yang lain yaitu nilai material, nilai vital & nilai kerohanian, sebagai berikut:
- Nilai Material, merupakan nilai yg berkaitan dgn pemenuhan kebutuhan fisik seseorang
- Nilai Vital, merupakan nilai yg berkaitan dgn solusi kegiatan atau kegiatan seseorang
- Nilai Kerohanian, merupakan nilai yg berkaitan dgn jiwa atau psikis seseorang
Dalam kenyataannya, nilai sosial yg beragam ini terbentuk oleh alasannya adalah kebudayaan maupun kebiasaan seseorang dlm kehidupannya hari lepas hari. Itu tandanya, nilai sosial yg dianggap baik oleh sebuah penduduk belum tentu dianggap baik oleh masyarakat di daerah atau tempat lain dikarenakan macam-macam mobilitas sosial berdasarkan bentuk perubahannya yg memungkinkan hal ini untuk terjadi.
Contoh Pergeseran Nilai Sosial di Indonesia
Hal tersebut terjadi dengan-cara positif di dunia kita kini ini dimana Indonesia dgn nilai-nilai ketimurannya yg kental mulai dimasuki oleh nilai-nilai sosial bangsa barat yg acap kali bertolak belakang dgn nilai yg berlaku di negara kita. Mungkin karena sudah terpapar nilai sosial bangsa barat sejak usang, terkadang kita mungkin tak menyadari nilai-nilai sosial apa saja yg telah berganti. Untuk itu berikut ini yaitu pola nilai sosial di Indonesia yg telah mengalami pergantian sebab masuknya nilai sosial budaya barat sebab adanya globalisasi:
- Model busana dewasa putri yg harusnya menutupi dada, lengan, perut & paha kini bukan lagi menjadi tren.
- Hormat pada orang bau tanah kini hanya diterapkan pada orang renta yg diketahui saja, kalau tak kenal tak hormat tak apa-apa.
- Bersikap ramah pada orang abnormal mempunyai arti ada maunya / ada maksud tersembunyi, padahal bersikap ramah pada siapapun tadinya merupakan ciri dr masyarakat Indonesia.
- Jika nilai di sekolah jelek berarti gurunya yg salah & bukan alasannya adalah siswa yg malas berguru.
- Bertutur kata sopan pada siapapun baik sahabat, saudara, keluarga, maupun orang yg tak dikenal telah mulai terkikis dr generasi milenial
- Anak remaja yg pulang ke tempat tinggal di atas pukul 08.00 malam sudah menjadi hal yg biasa
- Membantu orang yg membutuhkan pertolongan cuma jika perlindungan dr orang tersebut akan memiliki kegunaan dikemudian hari (tidak lagi tanpa pamrih)
- Selera musik yg mulai kebarat-baratan atau bahkan kekorea-koreaan & condong menganggap rendah permusikan tanah air, begitu pula dgn perfilman
- Menyebut orang yg lebih tua tak dgn gelar atau istilah untuk posisinya (cth: Kak, Pak, Bu, dsb.) melainkan langsung dgn memanggil nama
- Usaha pelestarian bahari yg dilaksanakan pemerintah dengan-cara tak pribadi tak disokong oleh masyarakat yg masih membuang sampah di maritim & merusak terumbu karang ketika snorkling cuma untuk posting foto di internet.
- dsb.
Masih banyak acuan nilai sosial lainnya yg tadinya tak berlaku di Indonesia, atau mungkin berlaku hanya saja bersifat negatif, tetapi alasannya kebudayaan negara lain yg masuk nilai sosialnya pula ikut masuk & bercampur dgn nilai sosial yg kita miliki. Hal ini tentu saja bukan hal yg baik, bahkan mampu mengubah kesan & ciri masyarakat Indonesia di mata Internasional dgn membentuk identitas yg gres yg tak ada ciri Indonesianya sama sekali. Bisa jadi kebudayaan & nilai sosial yg berlaku di Indonesia dlm puluhan tahun mendatang akan sungguh-sungguh tergantikan dgn nilai sosial yg sungguh-sungguh gres & nilai sosial yg tadinya dianut menjadi ‘ketinggalan zaman’.
Sebagai penduduk Indonesia yg baik sudah sepatutnya kita menjaga & melestarikan apa yg sudah kita miliki & kita pertahankan hingga sekarang ini biar tak terusik dgn budaya negara lain yg masuk ke negara kita, dlm hal ini nilai sosial yg sudah lama kita anut. Nilai sosial muncul dr kebudayaan di sebuah tempat, tatkala kebudayaan yg kita miliki berganti, tentu perubahan nilai sosial pula tak mampu dikesampingkan. Sebagai bentuk upaya mengatasi problem sosial di Indonesia, ada baiknya kita memisah-misahkan mana budaya yg baik untuk kita masukkan dlm kebudayaan kita & mana budaya yg tak baik. Contoh kebudayaan bangsa barat yg patut kita contoh yaitu nilai sosial yg mereka anut yaitu tepat waktu, sebab di Indonesia sendiri ‘jam karet’ atau kegiatan yg dilaksanakan tak sesuai agenda sebab pesertanya terlambat sangat banyak dijumpai.
Demikian yg dapat dibagikan mengenai ciri-ciri nilai sosial & pola perkara dimana terjadi pergantian nilai sosial di Indonesia yg bahu-membahu mampu kita hindari untuk Indonesia yg lebih baik. Semoga gosip ini dapat berkhasiat & mampu menjadi referensi untuk keperluan akademik terkait topik pembahasan nilai sosial.