Diakui ataupun tidak, perumpamaan desa dalam sosiologi pedesaan mampu dibilang sebagai selaku daerah tinggal penduduk yg lebih kecil dr kota. Bahkan seiring berjalannya waktu, desa ini sendiri dapat mengalami bentuk pergantian sosial ke arah yg lebih maju. Salah satu faktor pendorong perubahan sosial tersebut mampu disebabkan lantaran sudah adanya proses sosial & interaksi sosial dengan desa-desa yang lain atau bahkan dgn kota.
Namun yg pastinya, desa-desa yg telah mengalami perkembangan & pertumbuhan itulah yg umumnya diketahui dgn perumpamaan desa swasembada atau dlm Bahasa Inggris disebut self sufficient village. Kondisi yg ada dlm klasifikasi desa berdasarkan perkembangannya ini pastinya berlawanan dgn kondisi di desa swakarya apalagi desa swadaya, baik dlm hal tingkat ekonomi, arti pendidikan, sosial, kelembagaan, adat istiadat, & lain-lain.
Desa Swasembada
Desa swasembada adalah wilayah & perwilayahan desa yg telah mempunyai kecukupan dlm hal Sumber Daya Manusia (SDM) dan modal sosial tinggi, sehingga bisa memanfaatkan seluruh potensi fisik & non fisik yg dimiliki dengan-cara maksimal. Kondisi kehidupan penduduk di desa swaswmbada sudah hamper mirip kota yg terbaru.
Ciri Desa Swasembada
Ciri yg ada dlm desa swasembada, diantaranya;
-
Lokasinya bersahabat sentra kota
Desa swasembada sebagian besar berada erat dgn kota kecamatan, kabupaten, maupun provinsi, yg tak termasuk dlm wilayah kelurahan. Jaraknya yg relatif erat mempermudah penduduk desa untuk pergi ke sentra kota & menemukan barang ataupun pelayanan atau jasa yg mungkin belum tersedia di desa.
-
Tingkat kepadatan penduduk tergolong tinggi
Tingkat kepadatan penduduk di desa swasembada tergolong lebih tinggi kalau dibandingkan dgn desa swadaya & desa swakarya. Tingkat kepadatan yg tinggi tersebut mengakibatkan jarak rumah antar penduduk berdekatan satu sama lain.
-
Mata pencaharian di dominasi oleh sektor jasa & jual beli
Di desa swasembada, sebagian besar penduduk bermatapencaharian dlm sektor jasa & jual beli atau lebih dr 55% dr populasi bekerja di sektor tersier. Sehingga dalam realitas sosial seperti inilah perkembangan & transaksi perekonomian lebih tinggi.
-
Adat istiadat tak mengikat
Di desa swasembada, untuk masalah dalam arti budbahasa istiadat tidak lagi mengikat, walaupun masih ada yg memakai atau menganutnya. Akan tetapi, di desa swasembada sebagian besar orangnya lebih bersifat nasionalis.
-
Banyaknya Lembaga formal & informal
Lembaga formal & informal di desa swasembada sudah berfungsi dgn baik, setidaknya ada 7 sampai 9 lembaga yg aktif. Lembaga yg bergerak dlm bidang sosial, ekonomi & budaya sudah bisa mempertahankan kelangsungan hidup orangnya & sudah berfungsi dgn baik.
-
Taraf pendidikan semakin tinggi
Keterampilan & pula tingkat pendidikan penduduk di desa swasembada pada tingkat 60% sudah lulus dr sekolah menengah & beberapa bahkan telah lulus dr perguruan tinggi tinggi. Bahkan dlm ketersediaannya sendiri kadangkala gampang ditemukan lembaga pendidikan non formal dan pendidikan informal.
-
Ketersediaan & kelengkapan akomodasi fasilitas & prasarana
Fasilitas serta sarana & prasarana yg ada di desa swasembada sudah komplet & baik. Dimana prihal adanya serangkaian bentuk kemudahan, fasilitas , & prasarana tersebut tentunya lebih memadai & lebih maju dibandingkan desa lain.
-
Penduduk sudah mempunyai prakarsa sendiri
Penduduk dlm desa ini sudah mempunyai prakarsa sendiri lewat swadaya dan bantu-membantu dalam pembangunan desa, sehingga bisa dikatakan bahwa partisipasi penduduk desa swadaya sudah lebih efektif dibandingkan desa-desa lainnya.
-
Kesadaran penduduk tentang kesehatan tinggi
Penduduk desa swasembada dlm karakteristiknya sendiri sudah memiliki kesadaran yg tinggi dlm bidang kesehatan. Hal itu mampu ditunjang pula oleh ketersediaan kemudahan kesehatan yg mencukupi di desa, seperti halnya Puskesmas, rumah sakit desa, & lainnya.
-
Pola pikir lebih rasional
Masyarakat desa swasembada mempunyai sikap yg lebih terbuka & memiliki pola pikir yg lebih rasional, lantaran mereka bersedia untuk berinteraksi & mendapatkan pengaruh dr luar masyarakatnya selama efek tersebut tak menyimpang jauh dr etika yg sebelumnya sudah berkembang.
Contoh Desa Swasembada
Contoh desa swasembada yg ada di Indonesia, antara lain:
-
Desa Ponggok
Desa Ponggok atau yg lebih dikenal dgn Desa Umbul Ponggok (karena eksistensi umbul yang dijadikan selaku destinasi utama) terletak di Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah. Istilah umbul itu sendiri bisa diartikan sebagai daerah yg mirip bak alami, yg di dalamnya terdapat ikan.
Kegiatan berwisata yg disediakan oleh desa rekreasi yg satu ini seperti halnya menyelam di maritim, berenang bareng ikan, & menjadi spot foto yg unik. Pengelola destinasi rekreasi ialah warga desa sekitar lokasi wisata yg menerapkan konsep Community Based Tourism (CBT), sehingga tak salah jika Desa Ponggok mendapatkan kategori desa terbaik dalam pemberdayaan masyarakat.
Itulah saja postingan yg bisa dibagikan pada semua kelompok berkenaan dengan ciri desa swasembada dan contohnya di Indonesia. Semoga saja mampu untuk menunjukkan wawasan bagi kalian semuanya yg sedang membutuhkan referensinya.