close

10 Contoh Atribusi Sosial dalam Keseharian

Atribusi dlm Psikologi

Dalam arti psikologi sosial makna atribusi ialah proses menyimpulkan penyebab insiden atau perilaku. Dalam kehidupan nyata, atribusi yakni sesuatu yg kita semua lakukan setiap hari, umumnya tanpa kesadaran akan proses & bias yg mendasari yg mengarah pada kesimpulan kita. Sebagai teladan, tatkala kita memproleh nilai jelek pada kuis, kita mungkin menyalahkan guru karena tak cukup menerangkan materi, padahal kita acap kali mengabaikan fakta bahwa kita lah yg tak belajar.

Ketika sobat sekelas menemukan nilai bagus pada ujian yg sama, kita mungkin mengaitkan kinerja baiknya dgn keberuntungan, itu mengabaikan fakta bahwa ia mempunyai kebiasaan belajar yg sangat bagus. Berdasarkan pola tersebut, memperlihatkan bahwa seringkali kita membuat atribusi internal untuk beberapa hal sambil menciptakan atribusi eksternal untuk orang lain.

Atribusi

Atribusi dlm contoh psikologi sosial dimaknai sebagai bentuk upaya yg dijalankan dlm memahami & mempelajari penyebab dibalik seorang invidu dilihat dr teori internal maupun eksternal untuk berperilaku pada orang lain, bahkan kajian ini pula mempelajari penyebab dibalik perilaku yg dijalankan sendiri.

Contoh Atribusi Sosial

Adapaun beberapa acuan atribusi dlm proses sosial yg ada di penduduk dlm kehidupan sehari-hari antara lain:

  1. Konsensus 

Konsensus yakni salah satu bentuk atribusi yg mengacu pada sejauh mana orang-orang bertingkah dgn cara yg sama dlm situasi yg sama.

Misalnya, Alison mengisap sebatang rokok tatkala ia keluar untuk makan bareng temannya. Jika temannya merokok, perilakunya dianggap sesuai dgn consensus, sedangkan kalau hanya Alison saja yg merokok itu dianggap rendah karena tak sesuai konsensus.

  1. Konsistensi

Konsistensi masih berhubungan dgn konsensus. Atribusi yg satu ini menyatakan bahwa seseorang mampu  mengalami kecenderungan langkah-langkah yg sama jika mengalami pengalaman serupa. Misalnya, kalau Alison hanya merokok tatkala ia keluar dgn sahabat-temannya, maka itu memperlihatkan konsistensi tinggi, sedangkan kalau ia cuma merokok pada satu kesempatan khusus, itu menunjukkan konsistensi yg rendah.

  1. Korespondensi Inferensial

Korespondensi inferensial pada dasarnya merupakan bentuk teori yg dikemukakan oleh Jones & Davis(1965). Konsep atribusi berdasarkan teori ini yakni seseorang bisa melaksanakan sebuah hal karena adanya dampak aspek kepribadian atau faktor tekanan situasi yg ada di sekitarnya.

Misalnya, seseorang yg mempunyai kepribadian baik mungkin akan terpaksa mencuri sebab sungguh kelaparan & mengalami pemasalahan keuangan. 

  1. Non Common Effect

Non common effect merupakan bentuk atribusi yg dijalankan dgn cara mengidentifikasi penyebab tindakan seseorang selaku sesuatu yg tak disukai oleh orang lain. Misalnya, ada seorang pria yg telah berusia lanjut menikah dgn gadis berusia cukup umur.

Hal itu menimbulkan orang lain akan cenderung menawarkan atribusi pada gadis akil balig cukup akal tersebut selaku gadis materialistis karena mengincar harta lansia yg dinikahinya tersebut.

  1. Freely Choosen Act

Atribusi dlm bentuk freely choosen act merupakan tindakan yg diseleksi karena harapan seseorang sendiri. Misalnya dlm hal ini tatkala ada seorang perempuan materialistis yg memutuskan untuk menikah dgn duda kaya raya.

  1. Distingsi

Distingsi (distinctiveness) merupakan bentuk atribusi yg menunjukkan derajat perbedaan reaksi terhadap suasana-suasana yg berbeda.

Misalnya, tatkala ada seorang perempuan menangis tatkala diselingkuhi atau disakiti sahabatnya. Apabila wanita menangis saat kekasihnya selingkuh, tetapi tak menangis dikala ia disakiti sahabatnya, maka terdapat perbedaan derajat atribusi yg cukup signifikan.

  1. Low Social Desirability

Hal paling gampang untuk menggambarkan low social desirability yaitu tatkala seseorang menyimpang dr kebiasaan lazim. Misalnya, ada seseorang yg sedang menyaksikan program lawak. Saat yg lainnya tergelak tertawa, ia justru menunjukkan rasa duka atau malah menangis. Hal itu menjadikan atribusi tertentu pada dirinya.

  1. Kesalahan Atribusi Fundamental

Ketika seseorang memperhatikan langkah-langkah orang lain, ia bisa saja salah dlm mengambil kesimpulan. Misalnya, tatkala seseorang menggeleng dikala mengiyakan sesuatu, itu dianggap sebagai sebuah hal yg berlawanan padahal memang ia menjinjing faktor budaya yg demikian.

  1. Efek Pengamat

Seseorang akan memberikan evaluasi terhadap penyebab langkah-langkah orang lain berdasarkan apa yg ia amati. Misalnya, tatkala seseorang terpeleset, kita mampu saja menyampaikan bahwa ia kurang berhati-hati tatkala berlangsung, tapi jikalau kita sendiri yg terpeleset, maka kita menyampaikan bahwa lantainya yg licin.

  1. Self-serving Bias

Self serving bias adalah kecenderungan seseorang dlm menawarkan atribusi kepada sikap positif dr faktor internal & perilaku negatif dr faktor eksternal. Misalnya dlm hal ini tatkala kita sukses mengungguli persaingan melukis, kita bisa mengakatakn bahwa kita berhasil karena kita berbakat, tapi tatkala kita gagal, mampu saja kita menyampaikan bahwa jurinya tak adil.

11# Atribusi Sosial dlm Kehidupan Sehari-Hari

Dalam pengamalan untuk atribusi sosial di keseharian misalnya saja tatkala ada seorang perempuan cantik dr desa yg memilih menikah dgn seorang Bos di Kota. Konsep akad nikah yg dilaksanakan oleh wanita tersebut dilaksanakan karena menyaksikan harta Bos nya yg dianggap kaya.

Dari masalah inilah setidaknya ada efek atribusi yg materalistik dr seorang wanita karena melihat pernikahannya didasari pada banyaknya harta.

Itulah tadi artikel yg mampu kami berikan & ulaskan pada segenap pembaca berkenaan dgn jenis & contoh atribusi yg ada dlm kehidupan sehari-hari. Semoga bisa menawarkan pemahaman bagi kalian yg pada ketika ini sedang membutuhkannya.

  Manfaat Mengkonsumsi Jagung