10 Contoh Westernisasi yang Muncul di Lingkungan Anda

– Temukan & berikan, berilah acuan westernisasi yg muncul di lingkungan anda. Apa saja ? 

Mari simak dahulu pembahasan & penjelasan wacana pengertian westernisasi di bawah ini dgn seksama ya adik adik.

Memahami Pengertian Westernisasi

Westernisasi ialah suatu kebudayaan kebarat-baratan & tak mempertentangkan budaya barat dgn budaya setempat.

Modernisasi hadirnya di Barat, sehingga cara westernisasi merupakan satu-satunya cara untuk mencapainya.

Westernisasi muncul akhir pergeseran sosial – budaya di abad global. Westernisasi berasal dr kata west yg bermakna barat.

Westernisasi mempunyai arti proses pembaratan, pengambilalihan atau peniruan budaya Barat. 

Segala sistem kehidupan mengacu pada budaya dunia Barat, & proses pengambilan atau peniruannya langsung, tanpa ada seleksi atau penyesuaian dgn budaya setempat.

Westernisasi dapat terjadi pada aneka macam generasi yg kurang peka terhadap nilai kepribadian bangsa.

Negara-negara Barat lebih maju, tetapi bukan mempunyai arti hal-hal yg dibawa dr negara Barat mesti diserap & diterapkan tetapi disaring & diubahsuaikan dgn kepribadian bangsa.

  Pandangan Sosiologi Kultural Masyarakat Tionghoa

Ada 10 Contoh Westernisasi yg Muncul di Lingkungan Anda

Berikut ini pembahasan & penjelasannya, yakni :

1. Meniru Fashion

Fashion selalu ditiru lantaran perkembangan fashion di era kini cukup cepat. 

Apalagi dgn adanya media umum menciptakan seseorang memperhatikan fashionnya supaya terlihat trendy.

Selain itu masyarakat menggandakan fashion yg tak sesuai dgn nilai-nilai kebudayaan indonesia. 

Seperti menggunakan busana terbuka di tempat lazim.

2. Meniru Gaya Bicara & Adat Sopan Santun Pergaulan Barat

Gaya bicara & budbahasa sopan santun pergaulan barat tentu berbeda dgn indonesia. Akan tetapi, penduduk mulai menggandakan hal tersebut.

Contohnya, tatkala bertemu dgn seseorang tak bertegur sapa & hanya cipika cipiki, kemudian ngobrol. 

Padahal sopan santun tatkala bertemu dgn seseorang ialah bertegur sapa, menanyakan kabar, & mengutarakan maksut kedatangannya.

3. Tegur Sapa Menggunakan Bahasa Inggris

Bahasa inggris memang bahasa internasional, akan tetapi tatkala kita bertegur sapa memakai bahasa inggris tak sepatutnya. 

Hal itu dikarenakan kita memiliki bahasa persatuan selaku alat komunikasi yakni bahasa Indonesia.

Namun masyarakat lebih familiar dgn tegur sapa memakai kata “ hallo, say, hy, morning, my friend ”

Jika hal itu terus diterapkan, menciptakan masyarakat menjadi tak menyayangi bahasa indonesia & beralih menggunakan bahasa lain.

4. Meniru Pesta-Pesta yg Dilakukan Orang Barat

Jika dahulu ijab kabul memakai busana budbahasa & upacara adab, sekarang akad nikah menggunakan dress modern & tak menggunakan upacara akhlak.

Sehingga kesan pernikahannya elegant & terbaru. Selain itu adanya pemotongan kue ijab kabul sebagai peniruan budaya barat.

Lalu mengadakan pesta di pulau atau pantai, sehingga lebih terkesan mewah. Tak hanya pesta pernikahan saja, dikala ulangtahun pula sama. Ingin dirayakan dgn pesta yg glamor.

  Pengertian Kooptasi

5. Pergi ke Diskotik

Orang pergi ke diskotik sebab ingin refresh otak & untuk menetralisir kebosanan. 

Akan tetapi acara selama mereka di diskotik ini yg terkadang mengarah ke hal yg negatif.

Seperti minum alkohol & melaksanakan hubungan seks dgn orang lain. Nah, itu sudah terjadi di kelompok masyarakat.

Mereka menganggap tempat hiburan malam sebagai pelampiasan kehidupan mereka tanpa menyadari bahaya yg dilakukannya.

6. Karaoke

Jika dahulu orang ingin menyanyi hanya bisa dilaksanakan di kamar mandi, kini mereka mampu ke tempat karaoke.

Banyak sekali tempat karaoke di berbagai daerah Indonesia. Karaoke sebetulnya pula tempat yg faktual.

Karena kita cuma menyanyi untuk melepaskan rasa depresi & sebagai tempat nongkrong  bareng sobat.

Akan tetapi, kalau kita karaoke hingga larut malam & melakukan hal negatif dikala karaoke itu yg sangat berbahaya.

7. Cipika-Cipiki/Cium Pipi Kanan-Cium Pipi Kiri

Cipika-cipiki cuma boleh dilakukan oleh teman yg sejenis. Untuk lawan beda jenis hanya berjabat tangan.

Akan tetapi kini artis pula cipika-cipiki dikala berjumpa dgn musuh jenis. Sehingga menyebabkan masyarakat untuk menggandakan.

Karena penggunaan media umum, masyarakat bisa menilai sendiri ihwal cipika cipiki yg sedang marak dijalankan selaku interaksi sosial.

8. Perilaku Konsumtif

Masyarakat menjadi konsumtif lantaran kemudahan yg mereka peroleh dgn adanya globalisasi & pergantian sosial budaya.

Konsumtif pula terjadi lantaran mereka ingin memuaskan impian mereka, tetapi namanya manusia belum pernah merasa puas. 

Sebab harapan memang senantiasa ada pada diri setiap manusia. Mereka bersikap konsumtif selaku representasi pola hidup saja, biar terpandang kaya & wow.

9. Memakai Produk Luar, Sehingga Produk dlm Negeri Kalah

Produk dlm negeri memang tak begitu mempesona dibandingkan dgn produk luar. Hal itu lantaran SDM yg rendah, tak kreatif serta kemudahan yg rendah.

  6 Teori Perubahan Sosial Menurut Para Ahli dan Contohnya LENGKAP

Sedangkan di luar negeri, produknya murah, mempesona, & memiliki akomodasi yg tinggi. Sehingga masyarakat memakai produk luar negeri.

Contohnya tas, tas yg sering dipakai oleh pada umumnya artis-artis yakni tas dr luar negeri yg memiliki harga puluhan/ratusan juta. 

Tujuannya selaku investasi & pemakaian pribadi. 

Sedangkan untuk tas dlm negerti kadang kala murah, tak abadi & tak mempunyai harga jual untuk rentang waktu yg akan tiba.

10. Perilaku Menyimpang Tidak Sesuai dgn Budaya Bangsa

Anak-anak menjadi menyukai balap liar, memakai narkoba, melaksanakan langkah-langkah kriminal & sering tak taat pada aturan merupakan acuan realita westernisasi.

Karena bawah umur menilai & menyaksikan kalau budaya barat terkesan bebas tak terikat pada aturan.

Sedangkan indonesia merupakan negara berbadan aturan yg pastinya setiap nilai & norma yg berlaku sesuai dgn aturan.

Nah, itu lah sekilas penjelasan mengenai pemahaman westernisasi & beberapa misalnya. Demikian ulasan yg disuguhkan tentang ada 10 teladan westernisasi yg muncul di lingkungan anda.

Penulis : Hilda

Sumber Referensi :

Murdiyatmoko, Janu. Sosiologi : Memahami & Mengkaji Masyarakat. Bandung : Grafindo Media Pratama.

Waluya, Bagja. Sosiologi : Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat. 2007. Bandung : PT Setia Purna Inves