10 Jagoan Nasional Dari Banten Dan Penjelasannya

Sebagaimana daerah – kawasan lain di Indonesia yg kaya akan sejarah, Banten pula tak jauh berbeda. Seperti daerah yang lain, Banten pula menyimpan cerita sejarah yg bekerjasama dgn usaha rakyat Indonesia dlm menghalau penjajah. Banyak pula jagoan & pejuang yg lahir dr propinsi ini, namun dr sekian banyak cuma tiga orang yg dimengerti sudah mendapatkan gelar pahlawan nasional dr Banten. Siapa saja tiga orang tersebut, bisa Anda simak sehabis pembahasan ini & pula beberapa tokoh pejuang Banten yg pula banyak berjasa namun belum dianugerahi gelar sebagai jagoan nasional.

Pahlawan Nasional Banten

Siapa saja tokoh pejuang yg sudah diakui sebagai pendekar nasional oleh pemerintah RI bisa Anda simak berikut ini.

1. Sultan Ageng Tirtayasa

Lahir di Banten pada tahun 1631, Sultan Ageng Tirtayasa ialah putra dr Sultan Abdul Ma’ali Ahmad & Ratu Martakusuma, raja & ratu Banten pada tahun 1640 – 1650. Tatkala ayahnya wafat, ia diangkat menjadi Sultan Muda dgn gelar Pangeran Ratu atau Pangeran Dipati. Ia menjadi sultan sesudah kakeknya meninggal dunia dgn gelas Sultan Abdul Fathi Abdul Fattah, & nama Sultan Ageng Tirtayasa didapat tatkala ia mendirikan keraton baru di dusun Tirtayasa yg terletak di Kabupaten Serang. Beliau terkenal dgn perlawanannya pada Belanda sebab monopoli perdagangan yg dilaksanakan VOC sehingga kesultanan & rakyat Banten mengalami kerugian.

Selain itu ia pula sangat mengamati pendidikan, utamanya pendidikan agama. Ia yaitu pemimpin yg sangat amanah, memiliki persepsi ke masa depan, jago penyusunan rencana wilayah & pula jago tata kelola air, terbuka & mempunyai wawasan internasional. Sayangnya ia jatuh alasannya adalah pertikaian kedua putranya yg diadu domba oleh Belanda, yaitu Sultan Haji & Pangeran Purbaya. Belanda menolong Sultan Haji untuk menyingkirkan Sultan Ageng Tirtayasa hingga tertangkap pada 1683 & dipenjarakan di Batavia sampai meninggal disana & dimakamkan di pemakaman raja – raja Banten, sebelah utara Masjid Agung Banten. Gelar jagoan nasional diberikan pemerintah RI pada 1 Agustus 1970.

  Peristiwa Tanjung Priok 1984 Secara Singkat

2. Mr. Syafruddin Prawiranegara

Lahir pada 28 Februari di Serang, Banten & meninggal di Jakarta pada 15 Februari 1989. Pahlawan nasional dr Banten ini pernah menjabat sebagai Presiden atau Ketua Pemerintahan Darurat Republik Indonesia tatkala Agresi Militer Belanda tanggal 19 Desember 1948 menjatuhkan pemerintahan sah RI di Yogyakarta. Tatkala itu ia menjabat Menteri Kemakmuran RI & menerima mandat dr Wapres Muhammad Hatta melalui telegram. Melalui negosiasi Roem Roijen, PDRI berhasil menciptakan Belanda membebaskan Soekarno & mitra – mitra kembali ke Yogyakarta. Sidang antara PDRI & Soekarno dilaksanakan pada 13 Juli 1949 bareng M. Hatta & sejumlah menteri dr kedua kabinet untuk mengembalikan mandat yg dikerjakan pada hari berikutnya dengan-cara resmi. Beliau diangkat selaku satria nasional pada tahun 2011.

3. Brigjen K.H Syam’un

Ia yakni cucu dr K.H Wasyid, seorang patriot dr Banten. Dilahirkan di Kampung Beji, Bojonegara, Serang pada 5 April 1894, ia yaitu komandan dr divisi batalion 99 serdadu rakyat atau Pembela Tanah Air (PETA) yg menentang pemerintahan Hindia Belanda & Jepang di Banten. Ia merupakan Residen Pertama Banten pada periode 1945 – 1949 & seorang ulama pejuang yg kharismatik, pernah menerima pendidikan di Universitas Al-Azhar Mesir. Setelah pendidikannya simpulan, beliau mendirikan Perguruan Islam Al-Khaeriyah Citangkil di Cilegon, Banten. Beliau meninggal di Kamasan, Cinangka, Serang pada tanggal 28 Februari 1949. Ketahui pula tentang satria nasional dr sulawesi, jagoan nasional dr sumatera utara & jagoan nasional dr Jawa Timur.

Masih banyak para pejuang yang lain yg belum dianugerahi gelar pahlawan nasional oleh pemerintah RI walaupun jasa – jasa mereka pula tak kalah pentingnya. Berikut ini adalah nama – nama para pejuang yg belum digelari satria nasional dr Banten.

4. Kiai Haji Wasyid

Lebih diketahui dgn nama Ki Wasyid, ia ialah seorang pejuang yg memimpin pada Perang Cilegon di tanggal 9 Juli 1888 hingga gugur pada 30 Juli 1888 di Banten. Ia yakni murid dr Nawawi Al Bantani & Abdul Karim Al Bantani. Sebagai seorang pejuang, ia jago dlm kemampuan strategis seperti melaksanakan komunikasi – komunikasi politik dgn para ulama serta pejuang lain di dlm & luar kawasan Banten untuk melawan penjajahan Belanda.

5. K.H Abdul Fatah Hasan

Ia yakni wakil Residen Serang yg memerintah bersama K.H Syam’un pada periode tahun 1945 – 1949. Selain seorang ulama murid utama Ki Syam’un lulusan Universitas Al Azhar Mesir & Pesantren Khairiyah, ia yakni pejuang kemerdekaan RI & pula anggota BPUPKI serta KNIP. Lahir pada tahun 1912 & hilang pada 1949 sesudah bergerilya & Ki Syam’un ditahan oleh Belanda dikala Agresi Militer Belanda II. Sejak itu ia tak kembali, tak dimengerti apakah ikut tertangkap atau wafat.

6. K.H Syekh Nawawi Al Bantani

Ia yaitu seorang ulama yg lahir di Kampung Tanara, Tirtayasa, Kabupaten Serang, Banten pada tahun 1815. Beliau diketahui luas sebagai Imam Besar dr Masjidil Haram, Mekkah & diketahui dgn julukan Sayyidul Hijaz atau Penjaga Hijaz, suatu wilayah di Barat Arab Saudi yg meliputi dua kota suci yakni Mekkah & Madinah. Ia pula terkenal selaku ulama besar yg mempunyai banyak karya manuskrip yg disebarkan serta diterbitkan hingga ribuan kali tanpa royalti, & wafat di Mekah pada 1879 kemudian dimakamkan disana. K.H Hasyim Asy’ari, Pendiri NU adalah salah satu muridnya.

7. Syekh Arsyad Thawil Al Bantani Al Jawi

Lahir pada tahun 1851 di Tanara, Kab. Serang, Banten & meninggal pada 9 Maret 1934, ia yaitu seorang ulama & pejuang dr Cirebon yg ikut berjuang dlm Perang Cilegon semenjak 9 Juli – 30 Juli 1888 bareng dgn Ki Wasyid, Tubagus Ismail & para pejuang lain dr Banten.  Ia yaitu murid dr Syekh Nawawi Al Bantani. Ketahui pula beberapa nama jagoan nasional dr jawa tengah, pahlawan nasional dr Bali, jagoan nasional dr kalimantan & pahlawan nasional dr Yogyakarta.

  5 Candi Peninggalan Kerajaan Singosari Beserta Sejarahnya

8. Tubagus Ahmad Chatib Al Bantani

Juga diketahui dgn nama K.H. Tubagus Ahmad Chatib lahir di Pandeglang, Banten pada 1855 & meninggal pada 19 Juni 1966 & dimakamkan di daerah Masjid Agung Banten. Ia yaitu Residen Banten yg diangkat oleh Presiden Soekarno pada 19 September 1945. Selain itu ia pula pernah duduk di Dewan Pertimbangan Agung, dewan perwakilan rakyat Gotong Royong (DPRGR), pula di MPRS & BPPK. Ia pula merupakan penggerak berdirinya Majelis Ulama, Perusahaan Alim Ulama (PAU), pula perguruan tinggi Universitas Islam Maulana Yusuf yg kita kenal sekarang selaku IAIN Sunan Gunung Jati, Banten.

9. Nyimas Gamparan

Ia populer dlm Perang Cikande yg terjadi antara tahun 1829 – 1830. Perang terjadi sebab Nyimas Gamparan yg memimpin puluhan pendekar wanita menolak tanam paksa atau Cultuurstelsel yg diwajibkan Belanda untuk masyarakatpribumi. Ia & puluhan pejuang wanita bawahannya melakukan perang gerilya untuk melawan pasukan Belanda, & memiliki markas persembunyian di wilayah yg kini diketahui dgn nama Balaraja. Serangan  – serangan yg dilakukan Nyimas Gamparan & pasukannya sangat merepotkan Belanda.

10. Nyimas Melati

Ia yakni jagoan wanita yg berjuang dlm sejarah perebutan kemerdekaan di wilayah Tangerang. Merupakan anak perempuan dr Raden Kabal yg mengikuti perjuagan ayahnya melawan Belanda. Namanya kini diabadikan sebagai nama suatu gedung, yakni Gedung Wanita Nyimas Melati di Jalan Daan Mogot. Selain itu pula diabadikan selaku nama suatu jalan yg terdapat kantor KPUD Kota Tangerang. Nyimas Melati & Nyimas Gamparan belum ditetapkan selaku satria nasional perempuan di Indonesia.