Salah satu zaman pra – sejarah yg tercatat adalah zaman Neolitikum. Zaman Neolitikum ini adalah zaman dimana orang – orang pra – sejarah mempunyai kebudayaan gres & mulai ber evolusi, namun tetap sebelum adanya kerajaan di indonesia. Hal yg terjadi pada Zaman ini yakni pergeseran perilaku, pergeseran mata pencaharian, perubahan gaya hidup & banyak lainnya. Zaman ini tergolong zaman dimana insan masih belum mengenal aksara atau pra huruf. Salah satu Peninggalan Zaman praaksara ialah peninggalan neolitikum.
Peninggalan Zaman Neolitikum
Zaman batu Muda atau Neolitikum ini ialah salah satu zaman yg memang mengalami banyak tranformasi, mulai dr cara ber sikap insan zaman purba tersebut, pekerjaan yg baru & manusia tersebut sudah mulai banyak yg menetap pada satu tempat. Ada pengenalan bahasa & huruf baru. Mulai di kenalnya bahasa untuk berkomunikasi satu sama lain yg pertama. Lalu di susul dgn pergeseran pekerjaan & mata pencaharian menjadi berkebun, berternak, ber cocok tanam, menciptakan tembikar, & banyak yang lain. Banyak pula candi candi di berbagai tempat selaku bentuk Peninggalan Kerajaan Singasari dan Peninggalan Kerajaan Islam di Indonesia.
Pada postingan kali ini, kita akan membahas peninggalan yg di temukan yg di percaya ini merupakan peninggalan dr zaman Neolitikum, Peninggalan itu antara lain :
- Kapak Persegi
Peninggalan Zaman Neolitikum yg pertama ialah kapak persegi. Kapak persegi ini sendiri terbentuk dr materi dasar kerikil yg berbentuk persegi. Berbeda dgn jenis kapak yg berada pada zaman Mesolithikum & Paleothikum, Kapak ini berfungsi selaku alat cangkul & pacul dalam bercocok tanam & alat untuk memahat kayu. Bercocok tanam sendiri adalah salah satu cara mereka untuk bertahan hidup saban hari. Kayu yg di pahat & dipukul tersebut di pakai untuk menciptakan baju, di pahami jikalau pakaian pada zaman tersebut terbentuk & yang dibuat dr serat kayu yg dipukul & di pahat memakai kapak persegi ini. Kapak persegi banyak di temukan di wilayah Sumatera, Bali, Nusa tenggara, Jawa & sekitarnya.
2. Kapak Lonjong
Kapak satu ini adalah kapak yg terbuat dr batuan nefrit yg di haluskan. Kapak ini tergolong & menjadi salah satu ikon Zaman Neolitikum. Dari kehalusan & tekstur dr kapak lonjong ini membuktikan pertumbuhan yg pesat zaman kerikil berada di zaman neolitikum. Kapak lonjong menjadi sungguh terbaru pada masa itu dr pada kapak lainnya, Kapak genggam, & lainnya. Kapak ini di sebut kapak lonjong alasannya adalah, bentuk dr kapak ini sendiri lonjong hampir ke arah oval.
Walaupun kapak lonjong memiliki kemiripan dgn kapak persegi, namun tetap memiliki perbedaan. Perbedaannya ialah pada kapak lonjong ada salah satu sisi bagian yg lebih meruncing & tajam. Ketajaman ini menciptakan perbedaan pada kapak persegi gimana kapak persegi mempunyai semua sisi yg sama rata, tak ada potongan yg lebih lonjong. Kapak lonjong tak hanya didapatkan di wilayah Indonesia saja, namun ada di temukan di luar negeri, antara lain; Filipina, Cina, Vietnam, & negara asia lainnya.
3. Gerabah
Peninggalan Zaman Neolitikum selanjutnya ialah gerabah. Gerabah yakni salah satu hasil kerajinan tangan dimana berbahan dasar tanah liat, pasir & di bentuk menggunakan tangan. Tanah liat ini di tumbuk & di aduk hingga mempunyai teksur yg padat. Kemudian hasil tersebut akan di haluskan menggunakan kerikil lainnya semoga berupa lebih rapi.
Hasil gerabah menyerupai suatu wadah dlm bentuk kecil, lazimnya hasil dr gerabah ini di pakai untuk alat makan & minum sehari – hari, meskipun hasilnya masih lebih bernafsu, namun ini pula membuktikan kreativitas yg makin meningkat pada insan zaman kerikil tersebut. Selain kegunaan untuk makan & minum sehar – hari banyak inovasi gerabah zaman neolitikum ini sendiri dijadikan celengan, & berupa mainan. Penemuan gerabah di Indonesia sendiri di peroleh di Sulawesi, Bayuwangi, Tangerang, Bogor & beberapa titik yang lain.
4. Pakaian
Pada masa Batu muda (Neolitikum) ini sudah di kenalnya pakaian. Pakaian yg insan purba tersebut gunakan adalah berbahan dasar serat kayu. Mereka mulai mengenal pakaian ini alasannya adalah mereka akan merasa dingin tatkala malam telah datang. Mereka memakai kapak persegi & kapak lonjong untuk memotong & menghaluskan serat kayu tersebut sehingga layak di pakai.
5. Perhiasan
Manusia hidup tak luput dr yg namanya keindahan. Perhiasan yakni salah satu cara insan untuk menghiasdiri mereka. Tak terkecuali insan purba, mereka memiliki perasaan untuk memperindah diri mereka sehingga mereka membuat embel-embel sendiri. Arkeolog yg meneliti, kerap kali memperoleh pemanis ini yg di percaya muncul pada zaman Neolitikum. Dari model pembuatannya, mampu di perkirakan bagaimana mereka menciptakan perhiasan tersebut.
Dalam menciptakan Gelang, pertama – tama materi dasar yg berasal dr watu tersebut di tipiskan dgn cara di pukul – pukul. Bentuk yg di kehendaki yaitu bundar & gepeng. Mereka banyak menggunakan teknik menggosok & mengasah. Mereka akan berusaha menciptakan perhiasan tersebut mengkilap dgn cara menggosok tersebut. Gelang & temuan tahapan ini dapat di peroleh tatkala arkeolog melakukan penelitian di tempat Tasikmalaya. Terdapat banyak sekali sisa – sisa peninggalan pelengkap ini. Perhiasan yg berasal dr Tasikmalaya ini terdiri dr berbagai jenis batuan, antara lain; Batu Agate, Kalsedon, Jaspis dgn aneka warna (Hitam, Kuning, Putih, Coklat, Merah, Hijau).
Penemuan tersebut tak cuma memperoleh 1 macam gelang. Namun ada berbagai macam yang lain yg pastinya berbeda ukuran. Berdiameter 24 – 55 mm dgn ketebalan 06 – 17 mm. Dengan ukuran yg di temukan, masih di percaya tak cuma gelang. Kemungkinan – kemungkinan adanya kalung, anting & segala hal yg lebih kecil yg mereka percaya di gunakan untuk Jimat.
6. Pembuatan Perahu
Pada zaman Neolitikum, mereka menciptakan bahtera dgn sangat sederhana, batang pohon di pakai untuk menciptakan tubuh bahtera & tiang untuk layar bahtera. Namun, lantaran mereka masih menganut faham Animisme & Dinamisme, maka, untuk pohon yg akan di gunakan untuk menjadi materi dasar perahu tersebut di doakan & melaksanakan suatu ibadah sebelum pemotongannya. Pembuatan perahu di percaya di buat dgn cara membangun sisi luar dr bahtera tersebut, kemudian melakukan sisi dalamnya. Agar perahu tak terbalik, mereka memasang katik selaku penyeimbangnya. Mereka menciptakan layar dgn teknik menciptakan pakaian. Layar di buat dgn sebutan layar sudu (Dalam Bahasa Jawa).
7. Anyaman – anyaman
Peninggalan Zaman Neolitikum selanjutnya yakni anyam-anyaman. Pada masa ini, mereka tak memiliki teknologi yg mencukupi mirip hari ini. Anyaman yg di buat ber materi dasar Bambu, Rumput & Rotan. Hasil dr anyaman tersebut adalah wadah untuk menyimpan & meletakan makanan. Mereka menggunakan teknik anyaman. Di pahami pada zaman ini sudah mengenal perumpamaan tukar barang. Barter ini sendiri di lakukan dgn menukar ikan, anyaman, perhiasan, garam, hasil cocok tanam, kerang yg indah, & banyak lain sebagainya. Anyaman ini sendiri selain di jadikan bahan barter, mampu di gunakan sehari – hari.
8. Kapak Bahu
Kapak yg satu ini tak jauh berlainan versi dgn kapak persegi. Yang membedakan kapak persegi & kapak pundak sendiri yakni kepingan yg akan di ikatkan pada tangkainya. Kapak Bahu tak di peroleh di Indonesia. Persebarannya sendiri yaitu dr Jepang, ke Philipina hingga hingga ke Malaysia. Itu ialah batas selesai dr persebaran Kapak pundak ini. Di Indonesia ada penemuan beberapa buah kapak Bahu pada kawasan Minahasa.
9. Tembikar
Tembikar ini sendiri di buat oleh penduduk Neolitikum untuk meletakan segala macam hasil panen. Walaupun tak jarang di temui tembikar dgn isi tulang. Namun kemungkinan terbesar adalah Tembikar di gunakan untuk mengambil hasil untuk pengkonsumsian saban hari, entah itu hasil buruan, hasil panen, hasil laut, & lain sebagainya. Penemuan tembikar pertama kali berada di daerah Perbukitan Sumatera. Tetapi arkeolong mendapatkan hanyalah beberapa bagian kecil dr tembikar tersebut. Tidak ada cuilan penuh dr sebuah tembikar. Namun, inovasi ini di perkirakan kemungkinan terbesar adalah tembikar pada masa Neolitikum, di dalamnya terdapat banyak gambar & hiasan – hiasan di mana Zaman yg sudah mulai maju dgn kreativitas tersebut berada pada masa Neolitikum.
10. Penguburan Mayat
Peninggalan Zaman Neolitikum yg terakhir adalah penguburan jenazah, Setiap manusia akan meninggal. Dalam kebudayaan zaman Neolitikum ada 2 jenis penguburan yg populer ialah Penguburan Langsung & Penguburan Tidak Langsung. Penguburan Langsung sendiri adalah cara yg sering kita gunakan sekarang, di mana mayat langsung sekali kubur dgn di letakan pada suatu wadah & mayat tersebut ada 2 cara dapat di lipat atau dlm posisi merungkuk. Pada kebudayaan penguburan eksklusif ini sendiri ada upacara penguburan sebelum orang yg sudah meninggal ini di letakan ke dlm tanah. Pada kebudayaannya, mereka meletakan mayat mengarah ke tempat arwah para leluhur yg mereka percaya, menghadap pegunungan. Mereka akan membekali dlm perjalanan ke kekalan dgn menunjukkan ayam, manik – manik & banyak lain sebagainy selaku bekal & transportasi.
Yang kedua ada Penguburan Tidak Langsung di lakukan dgn cara pertama mayat di kuburkan biasa lalu diperkirakan jenazah sudah mengering akan di gali lagi. Mereka percaya di alam Roh arwah orang mati akan mendapatkan tempat sesuai dgn perbuatan selama masa hidupnya & sebesarnya upacara budpekerti yg di kerjakan. Penggalian kubur ini sendiri dilakukan untuk memberihkan sisa tulang – tulang & diberikan pengawet pada tempat persendian lalu di letakan pada suatu tempayan.
Demikian merupakan pola hasil peninggalan Zaman Neolitikum. Zaman watu muda ini memang lebih berkembang pesat bila di bandingkan dgn zaman watu madya & kerikil tua. Zaman yg satu ini insan mulai mengenal seni, ke indahan, ke Tuhanan, Aksara & lain sebagainya.