Pada zaman kerikil, bumi ini dihuni oleh insan – manusia purba di sebagian wilayahnya. Jenis manusia purba ini ada banyak. Berdasarkan penemuannya, jenis – jenis manusia purba di Indonesia bisa dibagi menjadi tiga yakni Meganthropus, jenis Homo & jenis Pithecantropus. Jika kita menyaksikan kembali perihal pembagian zaman pra karakter atau zaman pra sejarah berdasarkan teori arkeologi, maka akan didapatkan isu bahwa manusia purba di Indonesia dulunya hidup pada zaman Palaeolitikum atau yg dikenal dgn zaman kerikil renta.
Kehidupan pada zaman ini masih sangat primitif, dimana alat – alat atau perkakas yg dipakai masih sangat sederhana. Pada zaman ini manusia purba membentuk suatu kalangan kecil yg hidup di tepi sungai, di dlm gua atau di atas pohon. Mereka belum mengenal tata cara pengolahan & pula bikinan masakan. Salah satu jenis dlm sejarah manusia purba di Indonesia mirip disebutkan diatas adalah Pithecantropus. Fosil mereka ialah yg paling banyak didapatkan di Indonesia, & berasal dr lapisan pleistosen bawah & tengah.
Jenis – jenis Pithecantropus
Pada zaman prasejarah di Indonesia, jenis manusia purba Pithecantropus kembali dibagi menjadi beberapa jenis yaitu:
- Pithecantropus Erectus
Fosil pithecantropus erectus pertama kali didapatkan oleh Eugene Dubois tahun 1890 di sekeliling desa Trinil, Ngawi, Jawa Timur tepatnya di sekitar lembah timur Sungai Bengawan Solo. Kedudukan insan purba jenis ini menyerupai seperti monyet namun mampu berjalan mirip manusia. Mereka hidup pada masa Pleistosen Awal, Tengah & Akhir. Mereka sudah mampu untuk membuat alat – alat sederhana dr materi watu seperti kapak penetak, kapak perimbas, & alat penyerpih terbuat dr tulang binatang. Mereka pula mengenal pembagian tugas & hidup nomaden.
- Pithecantropus Mojokertensis
Fosil ini ditemukan oleh seorang pekerja yg berjulukan Tjokrohandoyo yg melakukan pekerjaan di bawah pimpinan andal purbakala Duyfjes. Ia mendapatkan fosil berupa tengkorak anak – anak di kawasan Kepuh Klagen, Mojokerto pada lapisan bawah atau lapisan pucangan/pleistosen bawah & tengah, yg disebutkan selaku fosil manusia purba tertua diantara aneka macam jenis insan purba pithecantropus yang lain.
- Pithecantropus Soloensis
Ditemukan oleh Von Koenigswald di Desa Perning, Lembah Bengawan Solo, Mojokerto, Jatim pada lapisan pleistosen bawah berbentukfosil anak – anak. Mereka diperkirakan hidup sekitar 2,5 hingga 2,25 juta tahun lalu.
Penemuan Pithecantropus Robustus
Jenis terakhir dr insan purba pithecantropus ialah Pithecantropus Robustus. Pada tahun 1939, Von Koenigswald mendatangi koleganya Weidenreich di Beijing dgn membawa serta fosil dr Jawa. Selama dua bulan di laboratorium Weidenreich keduanya membandingkan spesimen homonid dr dua wilayah Asia, yakni Sangiran & Zhoukoudian. Perbandingan yg dijalankan oleh keduanya terbukti sungguh menghipnotis interpretasi mereka mengenai evolusi insan. Sejak tahun 1940, Weidenreich melakukan observasi yg lebih dlm tentang hubungan antara Sinanthropus & Pithecantropus. Sebagai seorang peneliti yg berkonsentrasi pada anatomi fosil, Weidenreich menawan kesimpulan bahwa Pithecantropus lebih tua & primitif dibandingkan dengan Sinanthropus sehingga ia bersepakat dgn Von Koenigswald untuk menggabungkan keduanya menjadi Pithecantropus Erectus. Ketahui pula perihal apa saja yg menjadi peninggalan zaman neolitikum, hasil kebudayaan zaman mesozoikum, & peninggalan zaman logam besi.
Ketika terjadi Perang Dunia II, Weidenreich kehilangan kontak dgn Von Koenigswald. Berbekal replika dr fosil temuan rekannya itu ia melanjutkan observasi untuk mendeskripsikan lebih jauh tentang hominid – hominid Jawa. Akhirnya lahir takson berikut bernama Pithecantropus Robustus yg mempunyai arti ‘Manusia Kera Berahang Besar’ pada 1945 untuk mengakomodasi inovasi tengkorak Pithecantropus IV atau Sangiran 4 yg ditemukan oleh rekannya di tahun 1938 – 1939.
Menurut Weidenreich, tengkorak Pithecantropus IV berupa ciri homo robustus berlainan dgn Pithecantropus I – III yg masuk ke dlm golongan pithecantropus erectus. Takson pithecantropus robustus dibuat untuk memperlihatkan bahwa spesies yg tadinya diketahui sebagai pithecantropus IV lebih berpengaruh & primitif kalau dibandingkan Pithecantropus Erectus. Ketahui pula perihal metode kepercayaan pada masa praaksara, manusia penunjang zaman paleolitikum, pembagian zaman paleozoikum.
Ciri–Ciri Homo Robustus
Penemuan fosil p.robustus ini masih simpang siur apakah dijalankan oleh von Koenigswald di sekeliling Desa Trinil, Ngawi, Jawa Timur, atau oleh Weidenreich di Sangiran. Selain itu, Pithecantropus Robustus pula kerap disamakan dgn Pithecantropus Mojokertensis. Fosilnya berada di lapisan jetis atau pleistosen bawah & berusia sama dgn Pithecantropus Mojokertensis. Artinya fosil ini berusia lebih tua daripada p.erectus. Pendapat von Koenigswald bahwa ciri–ciri homo robustus jenis ini nyaris sama dgn pithecantropus mojokertensis, yaitu sebagai berikut:
- Bentuk tubuh & anggota badannya terlihat tegak
- Tinggi badannya sekitar 165 cm – 180 cm
- Tulang muka fosil ini agak menonjol ke depan
- Memiliki alat untuk mengunyah yg berpengaruh mirip tulang rahang & gigi yg berpengaruh
- Mempunyai tengkuk besar lengan berkuasa dgn otot tengkuk kecil
- Memiliki kening menonjol & terlihat tebal
- Memiliki tulang pipi kuat
- Volume otaknya berkisar antara 750 – 1000 cc
- Bagian belakangnya tampak menonjol.
- Tidak memiliki dagu
- Bentuk tengkorak lonjong
- Hidup sekitar 2- 2,5 juta tahun lalu.
Selain inovasi fosil pithecantropus robustus, di area tersebut pula didapatkan banyak sekali fosil alat – alat zaman purba selaku peninggalan zaman praaksara, jenis artefak mirip kapak penetak, kapak perimbas, pahat genggam, kapak genggam, alat serpih, alat – alat tulang. Informasi lain menyatakan bahwa nama pithecantropus robustus berasal dr kata Pitheciane yg bermakna kera & kata Anthropos yg berarti insan, serta kata Robustus yg artinya besar lengan berkuasa. Maka bila dilihat dr segi nama, Pithecantropus Robustus berarti ‘Kera yg Kuat’. Ketahui pula beberapa peninggalan bersejarah di Indonesia, zaman logam di Indonesia & alat pada zaman watu.
Australopithecus / Paranthropus Robustus
Istilah robustus tak hanya digunakan pada pithecantropus saja. Ada pula Australopithecus Robustus atau Paranthropus Robustus yg merupakan manusia purba Afrika. Fosilnya didapatkan di Afrika Selatanpada tahun 1938. Antropologis Robert Broom memberi nama Paranthropus untuk membedakannya dgn jenis Australopithecine yang lain. Jenis ini diperkirakan hidup pada 1,2 hingga 2 juta tahun kemudian.
Jenis manusia purba ini memiliki tubuh yg tinggi, kekar & berat. Jika dilihat dr tengkoraknya maka terdapat ciri pengunyah masakan yg kuat & perbedaan ukuran pada gigi geraham & geraham yg mencolok bila dibandingkan dgn gigi taring & gigi seri. Ciri–ciri homo robustus yg menonjol dr jenis ini adalah gigi yg memanjang pada atap tengkorak, yg menjadi tempat pertautan antara otot – otot utama pengunyah parietal, yakni tulang tengkorak bab samping atas.
Penemuan jenis ini cuma terjadi di Afrika Selatan tergolong situs Kromdraai, Swartkrans, Drimolen, Gondolin & Coopers. Di dlm gua Swartkrans terdapat sisa – sisa dr 130 fosil. Sebuah penelitian yg dikerjakan mengungkap bahwa rata – rata paranthropus robustus langka untuk dapat hidup melewati usia 17 tahun. Paranthropus robustus yaitu inovasi pertama dr spesies robustus, yg ditemukan sebelum p.boisei & p.aethopicus. Ketahui pula perihal zaman neozoikum tersier, peninggalan zaman mesozoikum, insan penunjang zaman logam & ciri – ciri kehidupan masa perundagian.