11 Masalah Kependudukan di Asia Tenggara yang Perlu Diketahui

Association Of Southeast Asian Nations (ASEAN) merupakan sebuah kalangan organisasi yg beranggotakan Negara-negara yg berada di kepingan tenggara Asia yg memiliki bentuk-bentuk struktur sosial yg berbeda yakni Indonesia, Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, Thailand, Filipina, Kamboja, Myanmar, Laos, Vietnam, & Timor Leste.

Organisasi ini bangun pada tanggal 8 Agustus 1967 yg ditandai dgn disepakatinya Deklarasi Bangkok oleh lima Negara pemrakarsa (Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, dan, Filipina) yg diwakili oleh menteri luar negeri dr masing-masing Negara. Adam Malik (Indonesia), S. Rajaratnam (Singapura), Tun Abdul Razak (Malaysia), Thanat Koman (Thailand), & Narciso Ramos (Filipina).

Dari apa yg tertera pada Deklarasi Bangkok, mampu kita ketahui bahwa dibentuknya organisasi ASEAN yakni untuk meningkatkan taraf kehidupan Negara-negara di Asia Tenggara yg masih termasuk dlm Negara berkembang. Pekerjaan rumah yg mesti dilakukan oleh ASEAN tak cuma perihal bagaimana meningkatkan Negara-negara ASEAN tetapi mesti mengatasi pula duduk perkara-persoalan kenegaraan yg mampu menghambat perkembangan Negara itu sendiri.

Masalah-persoalan dlm negeri yg dimiliki oleh Negara-negara ASEAN yakni salah satunya yakni dilema kependudukan. Kependudukan mempunyai kata dasar yakni ‘penduduk’. Penduduk adalah sekelompok orang yg tinggal ataupun menetap dlm sebuah wilayah atau Negara sementara ‘kependudukan’ memiliki arti yakni segala sesuatu yg berafiliasi dgn penduduk. Menetapnya penduduk tersebut pada suatu wilayah dapat mengakibatkan beberapa masalah yg sampai saat ini masih menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah.

Berikut ialah dilema-problem kependudukan yg terjadi di Negara-negara Asia Tenggara:

  1. Indonesia

Indonesia merupakan Negara paling luas duduk perkara kependudukan di Asia Tenggara dgn luas wilayah sebesar 1.904.569 KM2  dan memiliki jumlah penduduk paling besar sebanyak 255,5 juta jiwa (per 1 Juli 2015). Jumlah penduduk yg besar sebetulnya dapat menjadi keuntungan apabila mayoritasnya yaitu penduduk yg bermutu namun akan menjadi duduk perkara apabila yg terjadi sebaliknya, selaku berikut:

  • Kenaikan angka kelahiran yg tak diimbangi dgn angka kematian mampu memicu meningkatnya perkara kelaparan, membuat lingkungan padat penduduk yg kumuh, mempersempit lapangan kerja, & menurunkan tingkat kesehatan.
  • Tak hanya itu, penyebaran penduduk yg tak merata pun menjadi problem yg tak kunjung usai.
  • Di daerah-kawasan perkotaan condong memiliki jumlah pendudukan yg melebihi kapasitas wilayah ketimbang di kawasan pedesaan.

  1. Singapura

Negara ini mempunyai luas wilayah sebesar 697 KM2 & jumlah penduduk sebanyak 5.5 juta jiwa (per 1 Juli 2015). Meski mempunyai luas wilayah yg kecil tetapi Singapura merupakan salah satu negara maju yg berada di daerah Asia Tenggara, pula mempunyai masalah kependudukan selaku berikut:

  • Meski terkenal dgn bermacam-macam bentuk mobilitas sosial masyarakatnya, namun negeri Merlion itu tetap mempunyai masalah kependudukan yakni rendahnya angka kelahiran, rendahnya angka kelahiran yg terjadi di Singapura menyebabkan banyaknya warga Negara gila yg menetap di tersebut sampai mencapai lebih dr sepertiga penduduk Singapura itu sendiri.
  • Tak cuma itu, rendahnya angka kelahiran pun dlm jangka panjang mampu mengakibatkan kerugian besar bagi Negara yakni dr segi ekonomi, jumlah konsumen dlm negeri akan terus menurun sehingga mampu mematikan perekonomian.
  • Hal lain yg turut  menjadi imbas dr rendahnya angka kelahiran yakni keutuhan Negara yg perlahan mampu runtuh alasannya tak mempunyai generasi yg mampu melanjutkan estafet kepemerintahan.

  1. Malaysia

Sponsors Link

Negara ini mempunyai luas wilayah sebesar 329.847 KM2 dgn jumlah penduduk sebanyak 30,8 juta jiwa (per 8 Desember 2015). Masalah kependudukan di Asia Tenggara yg dialami Malaysia hampir serupa dgn yg terjadi di Indonesia. Tingkat kelahiran yg tinggi & tingkat ajal rendah  dapat mematikan sumber penghasilan Malaysia alasannya menjadi lebih banyak beban pengluaran Negara sementara hasil ekspor masih rendah & pengaplikasian teknologi yg belum kompeten.

  1. Brunei Darussalam

Negara ini mempunyai luas wilayah sebesar 5.765 KM2 dan jumlah penduduk sebanyak kurang lebih 416 juta jiwa (per desember 2015). Masalah kependudukan yag dialami Brunei tak sepelik Negara Indonesia, Singapura, da Malaysia yg sudah disebutkan diatas.  Sebagai Negara dgn penghasil tambang minyak yg tinggi, kependudukan di Brunei tak memiliki dilema serius baik dr sisi jumlah angka kelahiran maupun angka kematian, & kehidupan penduduk Brunei pun mampu dibilang sejahtera dr hasil komoditi tambang & perkebunan yg bisa memenuhi kebutuhan seluruh wilayah di Brunei.

  1. Filipina

Sponsors Link

Filipina yakni Negara yg mempunyai luas wilayah sebesar 300.000 KM2  dengan jumlah penduduk sebanyak 107.668.231 juta jiwa (per 31 desember 2015). Filipina mengalami dilema kependudukan berbentukpersebaran jumlah penduduk yg tak merata, angka kelahiran yg tinggi, & sempitnya lapangan pekerjaan meski sempat menjadi Negara maju setelah Perang Dunia II tetapi setelahnya Filipina mengalami kemunduran.

  1. Timor Leste

Timor Leste yaitu Negara terakhir yg bergabung kedalam ASEAN. Memiliki luas 15.410 KM2 dan jumlah penduduk sebanyak  1.212.107 juta jiwa (per 31 desember 2015). Masalah kependudukan di Asia Tenggara yakni Timor Leste terjadi di kawasan perbatasan Indonesia-Timor Leste. Penduduk di wilayah perbatasan masih merasakan imbas persoalan sosial kemiskinan & kriminalitas sehingga membutuhkan pengendalian sosial serta tindakan & pinjaman pemerintah setempat.

  1. Negara-Negara di Semenanjung Indochina

Negara-negara tersebut yakni Kamboja, Laos, Vietnam, Myanmar, & Thailand. Negara-negara ini memiliki dilema kependudukan yg tak jauh berlawanan dr Negara tetangga. Berada dlm satu daratan bikin problem kependudukan yg dialami bukan berupa angka kelahiran tinggi, tetapi pula kehidupan penduduk di kawasan perbatasan.

Demikian itulah beberapa masalah kependudukan yg dialami & 7 negara Asia Tenggara yg bisa anda pahami, dlm bentuk permasalahannya yg berbeda-beda.

  3 Contoh Kelompok Eksklusivisme Berdasarkan Pada Kelompok