Perubahan yg terjadi di dlm lingkup penduduk memang merupakan perubahan yg normal. Pengaruh pergantian tersebut sungguh cepat masuk ke dlm kehidupan bermasyarakat. Bahkan pergeseran tersebut mampu berdampak pribadi & mensugesti perubahan di satu tempat ke tempat yg lain. Ciri-ciri perubahan sosial yg terjadi dapat kian meningkat seiring dgn kehidupan penduduk di masa moderninsasi atau di abad global. Berikut ialah klarifikasi lengkapnya.
Modernisasi & Globalisasi
Modernisasi merupakan segala bentuk pergantian masyarakat yang berpindah dr keadaan yg tradisional atau pra modern menuju masyrakat modern. Pengertian modernisasi menurut para andal ialah :
- Widjojo Nitisastro menyatakan modernisasi yakni suatu bentuk transformasi dr kehidupan yg lebih ekonomis & politis. penduduk yg tradisional dlm bentuk teknologi atau organisasi sosial ke arah
- Soerjono Soekanto menyatakan modernisasi merupakan bentuk bentuk relasi sosial yang berganti namun direncakan terlebih dulu atau yg biasa disebut dgn social planning. Atau dgn pengertian tersebut, maka dengan-cara lazim perumpamaan terbaru mengandung pemahaman selaku berikut :
- Modern berarti perkembangan yg terjadi dlm seluruh bidang masyarakat untuk memperbesar taraf hiduo penduduk dengan-cara merata
- Modern berarti kemanusiaan yg tinggi akan nilai peradabannya dlm pergaulan hidup masyarakat
Soerjono Soekanto menjelaskan kriteria modernisasi ialah sebagau berikut :
- Memiliki cara berpikir yg ilmiah dlm suatu masyarakat
- Sistem administrasi baik merealisasikan birokrasi
- Sistem mengumpulkan data yg baik teratur & terpusat
- Menciptakan iklim insan & penduduk yg menyenangkan kepada modernisasi
- Tingkat organisasi tinggi dimana satu pihak menyatakan disiplin sedangkan yg lain menghemat kemerdekaan
Globalisasi merupakan proses menyebarnya usnur-komponen gres yg menjinjing keterangan mendunia baik dengan-cara cetak maupun elektronik. Globalisasi ada karena disebabakan oleh kamjuan di bidang komunikasi. Masyarakat pula sering menyebut globalisasi sebagai penghapus batas ruang & wakt. Berikut yaitu unsur globalisasi yg sukar diterima oleh penduduk :
- Teknologi rumit & mahal
- Budaya luar tak bersifat ideologi & religi
- Disesuaikan dgn kondisi penduduk
Setelah kita mengerti bagian budaya tak diterima masyarakat, berikut yakni unsur globalisasi yg gampang diterima anatara lain :
- Unsurnya gampang disesuaikan dgn kondisi penduduk
- Memiliki teknologi tepat guna
- Adanya pendidikan formal di sekolah
Dampak Modernisasi & Globalisasi terhadap Perubahan Sosial Budaya
- Dampak positif modernisasi & globalisasi pada pergantian sosial budaya :
- Pergesera nilai-nilai & sikap penduduk yg irrasional menjadi rasional
- Ilmu pengetahuan & teknologi menjadi lebih gampang & berkembang
- Industri alat-alat komunikasi & transportasi yg muali berdiri mampu menghemat pengangguran sehingga taraf hidup penduduk menjadi lebih baik
- Dampak negatif modernisasi & globalisasi pada perubahan sosial budaya :
- Perkembangan industri-industri menciptakan masyarakat membunyai contoh hidup yg konsumtif
- Perkembangan teknologi yg makin maju menciptakan masyarakat acuh tak acuh pada orang lain sehingga muncul sikap individualistik
- Budaya Barat mulai masuk yg seringkali tak cocok dipraktekkan di Indonesia
- Timbulya kesenjangan sosial antara manusia yg satu dgn insan yg lain
Perilaku Masyarakat dlm Perubahan Sosial Budaya di Era Global
- Sikap konsumerisme
Masyarakat menjadi terpesona dgn produk-produk terbaru yg dipromosikan melalui media elektronik & pula media umum sehingga sikap konsumerisme meningkat. Produk-produk tersebut mencakup produk masakan, kosmetik, minuman, busana & lainnya. Media massa atau media elektronik seperti televisi, radio, koran , majalah senantiasa menyediakan gosip & penawaran khusus setiap harinya. Apalagi dgn media sosial pula sangat berpengaruh besar memajukan bentuk-bentuk perubahan sosial yakni keinginan konsumerisme penduduk . Media sosial sudah banyak menyediakan kemudahan mudah untuk mempermudah produsen dlm mengiklankan produknya. Kemudahan-kemudahan inilah yg semakin mensugesti konsumerisme penduduk di seluruh dunia.
- Nilai-nilai kebersamaan diabaikan
Globalisasi menuntut masyarakat untuk lebih memprioritaskan kepentingan sendiri yakni dgn berusaha menyejajarkan diri dgn negara-negara maju, tetapi mengabaikan rasa kebersamaan. Rasa kebersaman mirip tolong menolong atau bantu-membantu berkembang menjadi rasa individualistis & egoistis. Mereka tak lagi memikirkan kepentingan-kepentingan kelompok, asalkan kepentingannya sendiri mampu terpenuhi. Mereka akan mengabaikan kepentingan orang lain.
- Timbul rasa matrealistis
Masyarakat saling berusaha memburu materi hingga segala sesuatunya dinilai dlm bentuk duit. Rasa matrealistis ini kian usang makin meningkat. Mereka berpendapat seseorang yg berhasil di jaman globalisasi ini ialah mereka yg memiliki banyak duit.
- Berkomunikasi dgn alat yg lebih mudah
Bahasa sebagai alat komunikasi kini tak hanya disampaikan dengan-cara langsung dengn tatap tampang, tanpa bertemu langsung pun seseorang bisa saling berkabar dgn orang lain. Jarak & waktu bukan lagi menjadi penghalang. Masyarakat tak lagi bekerja keras mengirim surat, mereka dapat memanfaatkan teknologi yg ada mirip ponsel pintar yg menyediakan aneka macam akomodasi & kemudahan sehingga kita dapat berkirim pesan, gambar melalui aplikasi chatting.
- Berbusana mengikuti versi
Dahulu, seseorang menggunakan busana hanya sekedar untuk menutupi tubuh tanpa mengamati versi. Namun sekarang dlm kurun global, cara berbusana seseorang mengikuti tren yg berkembanga. Mereka yg tak mengikuti mode dibilang sebagai orang yg kurang gaul. Padahal yg lebih penting, kita mampu mengikuti cara berbusana namun pula dgn mengikuti norma-norma yg berlaku alasannya adalah pada hakekatnya pakaian yakni sebuah tampilan diri yg menggambarkan abjad seseorang tersebut.
- Gaya hidup kebarat-baratan
Berubahnya komponen-bagian budaya di kurun global yakni akibat dr proses pergantian pola hidup. Dengan adanya globalisasi ini, masyarakat bergaya hidup menjadi serba instan. Gaya hidup serba instan membuat seseorang menginginkan sesuatunya mnejadi lebih mudah & mudah. Mereka akan condong lebih menirukan gaya kebarat-baratan yg kadang-kadang tak sesuai dgn kepribadian bangsa Indonesia. Oleh lantaran itu, cukup umur yg mengikuti gaya kebarat-baratan mesti dibimbing & diawasi agar ketika mengadopsi gaya tersebut tak ada penyimpangan sosial yg terjadi.
- Emansipasi perempuan
Peran perempuan di periode global hanya untuk kegiatan-kegiatan tertentu saja. Kedudukannya berada di bawah pria sehingga lebih dipertimbangkan posisinya. Wanita cuma dibutuhkan untuk mengelola urusan dapur & dihentikan untuk berkerja. Di masa global ini, banyak sekali perempuan yg bekerja hingga menempati posisi tinggi seperti laki-laki. Terjadi emansipasi perempuan yg membuat perempuan mempunyai potensi menduduki posisi strategis di pekerjaan maupun pemerintahan.
- Pola pemikiran yg berubah
Pola pemikiran yg berubah pula akibat sikap penduduk dlm menghadapi perubahan sosial budaya di masa global. Perkembangan teknologi informasi & komunikasi menciptakan masyarakat lebih mudah mendapatkan banyak sekali keterangan. Informasi tersebut mampu mudah dikritisi menurut pengetahuan yg dimiliki. Pola pemikiran penduduk di periode global menjadi lebih kritis terhadap banyak sekali isu-isu sosial. Pemikiran yg kritis tersebut dapat berupa kritik & anjuran yg sesuai dgn akal & pengetahuan yg dimiliki.
- Permainan tradisional menyusut
Permainan tradisional yakni proses pewarisan budaya dr nenek moyang. Permainan tradisional banyak sekali ragamnya yg mampu dimainkan oleh segala umur dimana setiap permainannya memiliki makna & arti tertentu. Melalui permainan tradisional kita dapat menjalin persatuan & kesatuan. Namun di kala global, permainan tradisioanl jarang sekali dimainkan. Jaman sekarang permainan tradisional dianggap selaku permainan yg ketinggalan jaman yakni hanya orang-orang jaman dahulu saja yg memainkannya. Permainan tradisional pula dianggap selaku permainan orang pinggiran sehingga permainan ini kurang diminati khususnya oleh kaum muda. Saat ini, permainan tradisional diganti dgn permainan elektronik yg sudah ditawarkan di smartphone.
- Kurangnya minat pada lagu & alat musik tempat
Indonesia yaitu negara pewarisan budaya memiliki banyak lagu & alat musik tempat hingga menarik para warga dr negara lain untuk ikut mempelajarai alat musik daerah di Indonesia melalui kursus atau pendidikan formal. Namun sekarang masyarakat Indonesia lebih sering mendengarkan lagu modern dibandingkan dengan lagu-lagu tempat. Bagi bawah umur muda di Indonesia, lagu tempat cuma dipelajari lewat pendidikan formal di sekolah.
Padahal lagu daerah tersebut memiliki makna, arti atau nilai mendalam yg disampaikan melalui lirik-lirik lagunya. Dibandingkan dgn lagu modern kini, liriknya cuma mengandung makna percintaan & jarang memperlihatkan pelajaran bagi pendengarnya. Kurangnya ketertarikan kaum muda terhadap lagu kawasan pula dipengaruhi alat musik yg mengiringinya. Alat musik tradisional dianggap tak kontemporer sehingga sangat meminimalisir minat kaum muda untuk menyimak lagu kawasan. Oleh karena itu memang diharapkan upaya yg lebih untuk melestarikan lagu daerah & alat musik tempat di kalangan anak muda.
- Penggunaan bahasa tempat
Bahasa yakni keperluan manusia sebagai alat komunikasi insan. Dahulu bahsa daerah adalah bahasa yg sering dipakai insan selaku alat komunikasi. Saat Era global belum memasuki perkembangan yg peat, bahasa daerah masih dipakai sebagai alat komunikasi antara manusia yg satu dgn manusia yang lain. Apalagi Indonesia sendiri adalah negara dgn bahasa kawasan terbanyak di dunia. Setiap provinsi di Indonesia sendiri saja memiliki bahasa tempat yg bermacam-macam dimana setiap bahasa di dlm suatu provinsi mewakili karakteristik sesuai dgn tipe masyarakat yg tinggal di tempat tersebut.
Selain itu bahasa kawasan pula berperan selaku alat untuk menyatukan penduduk di seluruh Indonesia. Namun di kala globalisasi ini penggunaan bahasa kawasan mulai tergeser. Masyarakat mulai sering memakai bahasa Indonesia. Mereka beranggapan bahwa dgn menggunakan bahasa Indonesia, seseorang akan lebih gampang memaahami apa yg ingin kita bicarakan. Memang hal ini benar, tetapi penggunaan bahsa kawasan pula perlu. Para generasi muda harusnya mampu mengetahui bahasa tempat mereka sendiri-sendiri. Untuk itu perlu adanya upaya dr orang renta untuk ikut andil mengajarkan bahasa daerah ke anak-anaknya. Sehingga para generasi gampang tak lupa dgn bahasa daerah mereka sendiri.
Demikian sikap penduduk dlm pergantian sosial budaya di periode global serta modernisasi yg membawa efek positif & negatif perubahan sosial. Semoga hal ini mampu memperbesar pengetahuan pengetahuan kita terutama dlm bidang ilmu pengetahuan sosial & berfaedah di kehidupan berikutnya.