close

13 Contoh Akomodasi di Lingkungan Sekolah yang Perlu Diketahui

Akomodasi merupakan cara solusi konflik tanpa mesti menjatuhkan wibawa musuh. Akomodasi sendiri tergolong ke dalam proses interaksi sosial asosiatif, dimana interaksi ini berjalan positif & memicu adanya persatuan. Akomodasi ini memiliki sejumlah tujuan, yaitu:

  • Mengurangi pertikaian antar individu maupun antar kalangan.
  • Untuk mencegah konflik agar tak semakin meledak.
  • Memungkinkan terjadinya kolaborasi antara individu atau golongan yg semula bertikai.
  • Mengusahakan terjadinya peleburan antar pihak yg berkonflik.

Akomodasi dapat dikerjakan di mana saja, termasuk di sekolah. Contoh fasilitas di lingkungan sekolah yg perlu diketahui akan dihidangkan di bawah ini.

1. Akomodasi dlm Bentuk Mediasi

Pengertian mediasi adalahpenyelesaian konflik yg melibatkan pihak ketiga. Pihak ketiga yg disebut perantara ini hanya bertugas selaku penengah & penasehat saja. Nasehat dr mediator pun tak bersifat mengikat, sehingga pihak yg berkonflik berhak memilih apakah usulan itu diambil atau tidak. Pada karenanya, pertentangan yg terjadi hanya diselesaikan oleh pihak-pihak yg berkonflik saja.

Misalnya:

  • Perselisihan antar murid yg dimediasi  oleh wali kelas atau guru Bimbingan Konseling (BK).
  • Perselisihan orang renta murid & guru yg dimediasi oleh kepala sekolah.
  • Perbedaan antara pengelola yayasan yg dimediasi oleh pengawas yayasan.

2. Akomodasi dlm Bentuk Konversi

Konversi ialah salah satu bentuk-bentuk akomodasi, dimana konversi sendiri merupakan suatu solusi pertentangan dgn mengakui keunggulan pihak lain. Butuh kesadaran & kedewasaan dlm melakukan konversi ini. Salah satu bentuk kemudahan ini mampu dijalankan di ranah kehidupan apapun, termasuk di sekolah.

Contohnya:

  • Seorang murid yg mengakui tindakannya yg telah menghancurkan fasilitas sekolah ke pihak sekolah. Sebagai gantinya, ia pun harus rela mengubah saranasekolah yg rusak tersebut.
  • Seorang guru yg mengakui kesalahannya dlm mengajar. Sang guru mengakui bahwa ia terlalu pilih kasih, dimana guru tersebut terlalu peduli pada murid-muridnya yg dianggap terpelajar. Hal itu karenanya menyebabkan kecemburuan diantara murid-muridnya di kelas. Untuk meminimalisir dampak tersebut, guru ini pun alhasil merubah cara mengajarnya.
  • Joni yg mengaku pada Budi bahwa ialah yg sudah mencuri uang milik Budi sewaktu Budi tak ada di kelas. Sebagai gantinya, Joni pun mengubah duit yg telah diambilnya.

3. Akomodasi dlm Bentuk Ajudikasi

Contoh kemudahan di lingkungan sekolah yg perlu diketahui yaitu ajudikasi. Jenis akomodasi ini ialah fasilitas yg dijalankan melalui proses pengadilan. Konflik yg dialami dua pihak dilaporkan ke pengadilan agar pertentangan tersebut mampu dituntaskan dengan-cara baik lewat jalur aturan. Bentuk-bentuk pertentangan sosial  yg diselesaikan lewat ajudikasi umumnya yaitu pertentangan yg bersentuhan dgn hukum.

Contoh:

Sponsors Link

  • Orang renta murid yg melaporkan seorang guru ke pengadilan lantaran guru tersebut sudah melaksanakan kekerasan ketika mengajar di kelas. Guru, murid beserta orang bau tanah pun mesti menuntaskan problem tersebut di meja pengadilan.
  • Sengketa kepemilikan tanah sekolah antara warga dgn pihak yayasan yg kemudian diadukan oleh keduanya ke pengadilan. Lewat pengadilan, keputusan yg benar & adil terkait tanah tersebut mampu terwujudkan.
  • Pihak sekolah yg melaporkan muridnya ke pengadilan dikarenakan telah membunuh gurunya sendiri.

4. Toleransi

Toleransi merupakan salah satu diantara jenis-jenis fasilitas. Toleransi yakni penyelesaian pertentangan dgn cara meyakini pilihan masing-masing pihak tanpa mengusik pihak lain yg berlawanan kepercayaan. Toleransi sangat cocok dipraktekkan di sekolah, mengenang terdapat berbagai macam abjad & keyakinan yg ada di sekolah.

Contoh:

  • Toleransi antar umat beragama yg ada di lingkungan suatu sekolah biasa . Toleransi dilaksanakan baik antar murid, antar guru, antar sesama pihak sekolah, sampai antar sekolah.

5. Keputusan Berdasarkan Mayoritas (Majority Rule)

Sponsors Link

Majority rule merupakan bentuk fasilitas yg dikerjakan lewat pemungutan suara atau voting. Bila dlm suatu voting terdapat suara terbanyak, maka suaru itulah yg harus dituruti oleh semua pihak.

Contoh:

  • Yanto & Arini mesti mendapatkan kekalahan mereka dlm penyeleksian ketua OSIS tahun ini. Pasalnya, ketua OSIS tahun ini jatuh ke tangan Salma. Hal tersebut dikarenakan hasil perkiraan bunyi yg menyatakan bahwa bunyi Salma jauh lebih besar dibanding keduanya.
  • Yogi & sahabat-sahabat sekelompoknya tengah berdiskusi perihal kisah drama yg hendak dipentaskan untuk tugas bahasa Indonesia nanti. Setelah didiskusikan, ternyata kisah drama Kapai-Kapai karya Arifin C Noer diseleksi sebagai cerita drama yg akan dipentaskan nanti. Cerita drama tersebut diseleksi oleh nyaris seluruh anggota kelompoknya Yogi. Karena itu merupakan hasil opsi secara umum dikuasai, maka cerita Kapai-Kapai pun risikonya digunakan untuk pementasan drama tugas bahasa Indonesia nanti.
  • Para guru & pengelola OSIS tengah melaksanakan jajak usulan soal tanggal dimulainya acara Pengenalan Lingkungan Sekolah (PLS). Hasil jajak pertimbangan itu menghasilkan tanggal 15 Spetember sebagai hari pembukaan acara PLS. Tanggal tersebut diseleksi oleh mayoitas guru & pengelola OSIS. Karena pilihan dominan, maka tanggal itu pun disepakati bareng sebagai tanggal dimulainya acara Pengenalan Lingkungan Sekolah.

Demikian 13 pola fasilitas di lingkungan sekolah yg perlu dimengerti. Contoh-contoh di atas menjadi bukti bahwa kemudahan dapat dikerjakan dimanapun, tergolong di sekolah. Semoga postingan ini berguna bagi pembaca sekalian & pula dapat menambah wawasan di bidang Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Terima kasih.

  Apa Saja yang Dilakukan untuk Merawat Hutan Bakau ? Kunci Jawaban Halaman 129 Kelas 3 SD MI Tema 2