– Apa saja ya Contoh Akulturasi Kebudayaan Hindu, Budha, Islam di Masyarakat Indonesia dlm kehidupan sehari hari ?
Nah untuk menjawab pertanyaan diatas, mari simak penjelasan dibawah ini perihal topik contoh akulturasi budaya di Indonesia. Yuk baca sobat.
Memahami Sekilas Penjelasan Akulturasi
Apa sih Akulturasi? Apakah akulturasi pula bisa terjadi antara agama yg satu dgn yg lain? Akhir-final ini lagi banyak yg gundah nih sama dua pertanyaan diatas?
Usut punya usut rupanya rancangan akulturasi itu bukan cuma konsep belaka. Tapi masyarakat sekarang hendak menentukan apakah akulturasi bisa terjadi pula pada agama.
Robert Redfield, Ralph Linton, & Melville J. Herskovits yg ialah anggota subkomite ihwal akulturasi yg ditunjuk Dewan Penelitian Ilmu Sosial Amerika Serikat (the Social Science Research Council).
Mendefenisikan akulturasi selaku fenomena yg timbul tatkala kelompok-kelompok individu yg berlawanan budaya bekerjasama pribadi & berkelanjutan.
Maka timbul perubahan pada budaya orisinil salah satu atau kedua golongan tersebut (Mulyana & Rakhmat, 2001).
Definisi tersebut setidaknya menggambarkan konsep akulturasi yg gampang untuk diketahui. Namun memang dlm disiplin sosiologi & antropologi terjadi perdebatan antara makna akulturasi & asimilasi.
Meskipun dengan-cara teoritis mampu didapatkan suatu perbedaan namun pada konteks paling luar & dengan-cara lazim.
Makna keduanya justru merujuk pada sebuah interaksi antar kebudayaan sehingga mengalami pergantian baik sekurang-kurangnyamaupun total.
Menurut Romli (2015) makna & posisi akulturasi dlm konteks relasi antar etnik makin terang tatkala mengemukakan makna asimilasi.
Asimilasi ialah pembauran kebudayaan sehingga terjadi suatu kebudayaan gres. Kim (dalam Romli, 2015) menyampaikan derajat tertinggi dlm akulturasi merupakan asimilasi.
Agama dlm kajian sosiologi pula bersinggungan dgn bagian sosial lain yakni budaya. Oleh karenanya agama pula mampu mengalami akulturasi.
Namun sejauh ini memang asimilasi agama selalu ditentang. Misalnya baru-baru ini ada aliran Agama Abrahamisme.
Yang ialah kumpulan dr beberapa agama monoteisme yg didalam ajarannya terdapat sosok atau figur abraham atau ibrahim.
Terlepas dr itu, akulturasi agama-agama dlm duduk perkara budaya atau tata kehidupan dapat dgn gampang kita dapatkan di Indonesia.
Sebagai negara yg multietnis & multireligi, Indonesia tak bisa dgn gampang meredam gejolak konflik perbedaan.
Hal ini masuk akal & sudah terjadi ribuan tahun kemudian. Tapi kehadiran tokoh-tokoh dlm sejarah menunjukan perbedaan dasar.
Antara penduduk satu dgn yg lain mampu tertuntaskan dgn cara akulturasi. Islam, Hindu, & Budha merupakan agama-agama yg mula-mula masuk ke bumi nusantara.
Mereka ini menjinjing pedoman yg bersentuhan dgn kebudayaan asli pribumi bahkan pula saling bersentuhan antar agama. Nah apa saja umpamanya?
Contoh Akulturasi Hindu Budaya atau Kebudayaan Hindu, Budha, Islam
1. Atap & Menara Masjid berbentuk tumpang
Kalau kita baca sejarah, atap masjid bentuk kubah yg gres hadir sekitar era ke 18. Awalnya para penyebar Islam khususnya dipulau jawa.
Tidak terlalu kaku dlm menerapkan Islam dlm kehidupan sehari-hari. Sehingga mereka membangun mesjid mirip rumah & pendopo.
Pada masa itu yg mana atap masjid berupa tumpang bersusun sehingga tampakberundak. Padahal bentuk tumpang mulanya dikembangkan orang-orang Hindu.
Misalnya pada Masjid Agung Demak, Masjid Agung Banten, & lain-lain. Selain Atap, menara Masjid pula terpengaruh oleh Agama Hindu.
Yang pada dikala itu mendominasi pulau Jawa & Bali. Banyaknya bangunan candi yg dikunjungi sebagai pusat peribadatan dgn arsitektur.
Dan pernak-pernik eksentrik menciptakan Sunan Kudus memiliki gagasan mendirikan menara dgn bentuk candi sebagaimana.
Yang pada ketika itu populer berserta dinding & “gapura candi bentar” yg ibarat dgn kawasan peribadatan umat Hindu. Walhasil kini Islam ikut berkembang pesat.
2. Membangun Makam
Didalam Islam membangun makan seperti bangunan atau menyemennya atau bahkan memasangkan kijing diatasnya bergotong-royong tak memiliki riwayat khusus.
Namun pertumbuhan Islam di Jawa membuat para Sunan atau Wali Songo memutar otak untuk mempermudah penduduk yg memeluk Islam.
Agar tak kagetdgn pergeseran total.
Maka hasilnya banyak makam yg semula hanya bendungan tanah diperbolehkan untuk dibatasi papan atau watu bata lantas diberi nisan atau tabrakan kaligrafi.
3. Wayang, Tembang, & Sastra
Masyarakat Jawa bahagia dgn hiburan di malam hari. Ketimbang mereka mabuk & main wanita atau melaksanakan tindakan lain dlm falsafah mo limo.
Maka sunan Bonang menghiburkan mereka dgn permainan wayang & tembang yg didalamnya disusupi ajaran Islam & Kebaikan.
Meskipun nama-nama wayangnya diubahsuaikan dgn epik Hindu, seperti Kresna, Arjuna, Yudhistira, dll.
4. Kalender
Taukah sahabat-sobat pembaca bahwa sistem penanggalan pula hadir dlm akulturasi Hindu Islam.
Pernah dgn Jumat Kliwon bulan Purnama, lebih rinci lagi bila pernah mendengar 1 Suro? Hal ini terjadi alasannya disatukannya hari dlm Hindu Jawa.
Yakni Legi, Pahing, Pon, Wage, Kliwon & penanggalan Islam yg dihitung menurut Bulan. Bahkan alasannya akulturasi ini nama bulan-bulan Jawa diserap dr dua ajaran agama ini.
5. Ajaran Kejawen
Sebenarnya lebih bersahabat pada pola asimilasi, tetapi penduduk yg menganut paham kejawen tetap mengakui Islam atau Hindu sebagai agamanya.
Jadi mereka tak mengakui Kejawen selaku agama melainkan selaku aliran yg tak terpisahkan dr agama yg mereka anut.
Selain contoh diatas, sahabat teman pula bisa melihat beberapa pola dibawah ini sebagai tambahan referensi, yaitu selaku berikut :
1. Adanya bangunan arsitektur pada Masjid Demak
2. Adanya sastra berupa Babad Tanah Jawa
3. Adanya kesenian wayang
4. Adanya makam Raja Raja Islam Mataram yg berada di Komplek Makam Imogiri
5. Adanya Ilmu Tasawut
6. Adanya seni ukir contohnya seperti pada kaligrafi di bangunan Kraton Yogyakarta
7. Adanya Kitab Suluk
8. Adanya seni pahat & ukir pada gapura yg sering kita lihat di lingkungan penduduk
9. Selanjutnya, pada pemerintahan dgn menggunakan sistem mirip yg dijalankan oleh Hindu Buddha dgn kepala pemerintahan bergelar Sultan.
10. Dimana untuk kalender yg dibuat oleh Sultan agung dgn mengadaptasi dr kalender hijriah dgn kalender jawa.
Nah itulah sekilas klarifikasi dlm memahami topik materi tentang 15 Contoh Akulturasi Kebudayaan Hindu, Budha, Islam di Masyarakat Indonesia.
Penulis Artikel oleh Sandewa Jopanda, Alumnus Sosiologi Universitas Riau (UNRI)
Sumber Referensi Bacaan :
Mulyana, Deddy & Jalaluddin Rakhmat (ed.). 2001. Komunikasi Antarbudaya. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Romli, K. (2015). Akulturasi Dan Asimilasi Dalam Konteks Interaksi Antar Etnik. Ijtimaiyya: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam, 8(1), 1-13.
https://tirto.id/
https://sosiologiku.com