Secara umum, konflik sosial sendiri merupakan definisi dr proses sosial yg terjadi dikala satu pihak sedang berupaya untuk menyingkirkan pihak yang lain, entah dgn cara menghancurkan ataupun membuat musuh menjadi tak berdaya. Sebuah konflik dapat muncul dikarenakan adanya perbedaan budaya, rasa, kepentingan individu, kalangan, ataupun pergantian sosial yg begitu cepat sehingga menjadikan adanya disorganisasi sosial. Karena adanya perbedaan-perbedaan ini lah yg kesannya sulit untuk memperoleh sebuah kesamaan ataupun untuk didamaikan. Konflik sosial sendiri terdiri dr beberapa bentuk, berikut ini klarifikasi lebih lanjut mengenai bentuk-bentuk pertentangan sosial & contohnya dlm penduduk . (baca juga: Penegrtian Piramida Penduduk)
- Bentuk Konflik Sosial Secara Umum
Secara umum, bentuk konflik sosial terdiri dr 6 bentuk, mulai dr pertentangan pribadi, antar kelas, politik, rasial, internasional, serta antar suku bangsa. Nah berikut ini penjelasan lebih lanjut.
1. Konflik Pribadi
Konflik ini terjadi dikarenakan ada dua individu yg mana sedang mengalami sebuah problem pribadi & saling tidak ingin menyadari kesalahan masing-masing. Masalah ini lah yg menjadi dasar dr pertentangan yg terjadi. Tak jarang, konflik pribadi ini terjadi diantara dua orang yg baru saja berkenalan, meskipun pada umumnya terjadi pada orang-orang yg sudah usang berkenalan.Dalam pertentangan pribadi, biasanya masing-masing orang akan berusaha untuk mengalahkan lawannya. Contoh nya dlm kehidupan sehari-hari yaitu pertengkaran paham, tawuran pelajar, & lainnya. (baca juga: Sejarah Perkembangan Sosiologi)
2. Konflik Antar Kelas
Konflik yg mana terjadi antar kalangan ataupun individu yg memiliki problem dgn individu lainnya yg berada di golongan (kelas) yang lain. Yang dimaksud kelas disini dapat diartikan selaku kedudukan seseorang ataupun golongan di dlm lingkungan masyarakat dengan-cara vertikal (kelas atas atau kelas bawah). Contoh yg sering terjadi contohnya saja tatkala buruh mengadakan unjuk rasa pada pimpinan perusahaan untuk bisa menaikkan honor. Yang mana buruh disini dapat diartikan kelas bawah sedangkan pimpinan perusahaan merupakan kelas atas. (baca juga: Kenampakan Alam)
3. Konflik Politik
Konflik sosial yg mana terjadi pada 2 golongan atau individu yg satu sama yang lain memiliki perbedaan serta pandangan berlawanan mengenai prinsip dr duduk perkara ketatanegaraan yg karenanya berpengaruh pada pertengkaran persepsi. Masalah politik sendiri memang menjadi problem yg cukup mudah untuk menyebabkan terjadinya ketidaknyamanan serta ketidaktenangan di dlm lingkungan penduduk . Konflik politik ini bisa mengaitkan beberapa golongan-golongan tertentu dlm penduduk hingga negara. Contoh konflik politik misalnya terjadi pertikaian antara partai politik dgn partai politik lainnya dikala merumuskan undang-undang. (baca juga: Peran Indonesia di Era Globalisasi)
4. Konflik Rasial
Konflik rasial merupakan pertentangan yg terjadi diantara golongan ras yg berbeda dikarenakan adanya kepentingan serta kebudayaan yg bertabrakan satu sama yang lain. Konflik rasial ini memang sudah berlangsung bahkan masuk ke dlm sejarah kehidupan manusia. Konflik ini biasanya terjadi dikarenakan salah satu ras yg merasa lebih unggul dibandingkan dgn ras yang lain. Salah satu teladan yg cukup populer dr konflik rasial ini yakni yg terjadi di Afrika Selatan, yakni Politik Apartheid. Konflik ini terjadi pada ras kulit putih yg merupakan penguasan dgn ras kulit hitam yg menjadi golongan lebih banyak didominasi yg ingin dikuasai. (baca juga: Pengertian Masyarakat Multikultural)
5. Konflik Internasional
Konflik internasional merupakan konflik yg terjadi dgn melibatkan beberapa kelompok negara dikarenakan adanya perbedaan kepentingan di dalamnya. Banyak sekali masalah konflik internasional yg terjadi berawal dr konflik dua negara yg mana dikarenakan adanya persoalan ekonomi & politik. Lambat laun, konflik yg terjadi diantara kedua negara ini berkembang & menjadi konflik internasional. Hal ini dikarenakan masing-masing negara mencari mitra (sekutu) yg mempunyai visi serta tujuan yg sama mengenai problem yg sedang terjadi. Sehingga hal ini lah yg menimbulkan pertentangan ini menjadi konflik internasional. Contoh dr pertentangan internasional misalnya saja pada Negara Indonesia & Malaysia yg memperebutkan perbatasn wilayah diantara kedua negara. (baca juga: Peninggalan Sejarah Hindu Budha)
6. Konflik Antar Suku Bangsa
Konflik yg terjadi dikarenakan adanya perbedaan di dlm kehidupan penduduk , antara suku bangsa yg satu dgn yg yang lain. Perbedaan yg dimaksud yakni mulai dr abhasa kawasan, adat istiadat, kesenian tempat, seni bangunan rumah, serta tata susunan kekerabatan. Banyak hal yg menimbulkan perbedaan-perbedaan tersebut terjadi, antara lain ialah:
- Wilayah Indonesia yg terdiri dr aneka macam pulau
- Latar Belakang dr sejarah yg berbeda
- Ketidaksamaan kondisi geografis
- Lingkungan aturan budpekerti serta garis kekerabatan yg beda.
Contohnya saja, etika pernikahan suku Jawa dgn Suku Minang yg berbeda satu sama lainnya. Sehingga tatkala dua orang yg berasal dr suku yg berbeda menikah, pastinya terkadang terjadi perdebatan mengenai adab yg akan digunakan. (baca juga: Kondisi Penduduk Indonesia)
7. Konflik Antar Agama
Bentuk-bentuk pertentangan sosial antara agama ini merupakan pertentangan yg terjadi pada pemeluk agama satu sama yang lain. Seperti yg anda ketahui sendiri, Indonesia mempunyai beberapa agama yg dianut oleh penduduk . Sehingga tidak heran jikalau konflik ini mampu terjadi di Indonesia. Perbedaan agama ini nantinya dapat menjinjing perbedaan ke dlm kehidupan sehari harinya. Contohnya saja cara berpakaian, cara bersosialisasi, corak kesenian, penerapan aturan warisan, & lainnya.
Perbedaan-perbedaan tersebut jikalau dibawa menjadi sebuah dilema pastinya akan menjadikan pertentangan diantara pemeluk agama satu sama yang lain. Yang awalnya merupakan duduk perkara kecil, tetapi jikalau dibiarkan akan menjadi besar tergantung dr situasi serta kondisi yg sedang terjadi masing-masing. (baca juga: Jenis Jenis Manusia Purba)
- Bentuk Konflik Sosial Berdasar Sifat
Jika didasarkan pada sifat, maka pertentangan sosial terbagi menjadi dua yakni pertentangan konstruktif & destruktif. Berikut ini penjelasannya,
1. Konflik Konstruktif
Konflik yg memiliki sifat fungsional yg terjadi dikarenakan adanya perbedaan pemahaman dr individu ataupun kalangan dikala menghadapi suatu permasalahan yg terjadi. Konflik konstruktif ini nantinya dapat menimbulkan konsensus dr banyak sekali pemahaman serta mencitakan sebuah perbaikan. Sehingga pertentangan ini nantinya akan menawarkan nilai positif pada pengembangan organisasi atau komunitas. Misalnya saja, di dlm sebuah organisasi atau komunitas akan terjadi perbedaan pemahaman diantara anggota satu sama yang lain. (baca juga: Kondisi Penduduk Indonesia)
2. Konflik Destruktif
Konflik destruktif merupakan pertentangan yg terjadi dikarenakan adanya perasaan yg kurang senang, benci, bahkan dendam dr indvidu atau golongan pada pihak-pihak yang lain. Berbeda dr bentuk konflik sebelumnya, konflik destruktif membuat bentrokan-bentrokan fisik yg membuat hilangnya harta benda sampai nyawa orang lain. Misalnya saja mirip bentrok yg terjadi di Sambas, Ambon, Kupang, & lainnya. (baca juga: Ciri-Ciri Pranata Sosial)
- Bentuk Konflik Sosial Berdasar Posisi Pelaku Yang Terkait Konflik
Berdaasr dr posisi pelaku yg melaksanakan atau terkait dgn konflik, maka konflik sosial dibagi menjadi 3 bentuk yakni pertentangan vertikal, horizontal, & diagonal. Berikut ini penjelasannya.
1. Konflik Vertikal
Yang dimaksud dgn konflik vertikal disini yaitu konflik yg terjadi di antara komponen masyarakat yg berada di dlm suatu pimpinan dgn karyawan yg ada di dlm kantor. Konflik ini terjadi dikarenakan adanya jabatan yg tak sama. Contoh nya saja karyawan yg berdebat dgn atasan/kepala mengenai sebuah permasalah di kantor. (baca juga: Perkembangan Awal Politik Pada Awal Kemerdekaan)
2. Konflik Horizontal
Konflik horizontal merupakan konflik yg mana terjadi diantara individu ataupun kalangan yg memiliki kedudukan yg nyaris atau bahkan sama. Contoh konflik horizontal ini biasanya konflik yg terjadi pada anggota-anggota di dlm sebuah organisasi. (baca juga: Peran Dunia Internasional Dalam Konflik Indonesia Belanda)
3. Konflik Diagonal
Konflik diagonal merupakan pertentangan yg muncul dikarenakan adanya pengalokasian sumber daya yg tak adil pada seluruh organisasi yg mana balasannya mengakibatkan terjadinya pertentangan yg cukup ekstrim. Contoh konflik diagonal misalnya saja pertentangan GAM yg terjadi di Nangroe Aceh Darussalam. (baca juga: Faktor Perubahan Sosial)
- Bentuk Konflik Sosial Berdasar Sifat Pelaku Yang Berkaitan Dengan Konflik
Bentuk konflik sosial yg berdasar pada sifat belaku yg ikut & berkaitan dgn konflik dibedakan menjadi dua bentuk yakni pertentangan terbuka & tertutup. Berikut ini penjelasannya.
1. Konflik Terbuka
Konflik terbuka merupakan pertentangan yg kejadiannya dikenali oleh banyak pihak bahkan masyarakat lazim. Contoh dr konflik terbuka ini adalah pertentangan yg sedang terjadi pada Negara Israel & Palestina. (baca juga: Pembagian Wilayah Waktu Di Indonesia)
2. Konflik Tertutup
Konflik tertutup merupakan pertentangan yg terjadi & hanya dikenali oleh beberapa pihak saja, yakni individu atau kalangan yg terlibat dlm pertentangan tersebut. Contohnya saja pertentangan yg terjadi di dlm keluarga, pastinya pihak lain di luar keluarga tersebut tak mengenali hal tersebut. (baca juga: Jenis-Jenis Akomodasi)
Baca juga:
- Contoh Negara Maju
- Peninggalan Zaman Logam
- Hambatan Perdagangan Internasional
- Syarat Terjadinya Interaksi Sosial
Bentuk Konflik Sosial Berdasar Dengan Bentuk
Berdasarkan dr bentuk, pertentangan sosial terdiri menjadi beberapa bentuk yakni pertentangan realistis & konflik non kongkret. Berikut ini penjelasannya,
1. Konflik Realistis
Merupakan pertentangan yg terjadi dikarenakan adanya rasa kekecewaan dr individu atau kelompok mengenai asumsi ihwal keuntungan ataupun permintaan yg ada di dlm suatu lingkungan sosial. Contoh dr konflik realistis ini misalnya saja karyawan yg melakukan mogok bersama dikarenakan adanya ketidaksetujuan dgn pihak perusahaan mengenai suatu kebijakan tertentu. (baca juga: Disintegrasi Sosial)
2. Konflik Nonrealistis
Merupakan konflik yg mana tak disebbakan alasannya adalah adanya tujuan-tujuan saingan yg saling bertentangan, namun didasarkan pada suatu kebutuhan yg dipakai untuk meredakan ketegangan, setidaknya dr salah satu pihak yg berkaitan. Contoh dr pertentangan non realistis ini yakni penggunaan jasa ilmu-ilmu mistik yg dipakai untuk membalasa dendam kepada perilaku orang lain terhadap kita. (baca juga: Cara Mengatasi Masalah Persebaran Penduduk)
- Bentuk Konflik Sosial Berdasar Pendapat Ralf Dahrendorf
Menurut pendapat Ralf Dahrendorf, konflik sosial terbagi menjadi 4 bentuk yakni antara lain pertentangan peran, antara kalangan sosial, kalangan yg terorganisis & tidak, serta antara satuan nasional. Berikut ini penjelasannya.
- Konflik Peran, konflik yg terjadi di dlm sebuah peranan sosial. Konflik tugas ini merupakan kondisi dimana seseorang menghadapi berbagai keinginan berlainan dgn peranan yg dimilikinya.
- Konflik antara golongan sosial
- Konflik antara golongan yg sudah tergorganisis dgn golongan yg tak terorganisi
- Konflik antara satuan nasional, misalnya saja antara partai politik, antara negara, antar organisasi internasional, & lainnya. (baca juga: Perkembangan Wilayah Indonesia)
Dampak Dari Konflik Sosial
Tentu saja setiap konflik sosial yg terjadi memiliki efek tersendiri di lingkungan sosial, baik itu pengaruh faktual maupun imbas negatif. Dampak faktual dr konflik sosial, selaku berikut:
- Adanya adaptasi kembali nilai serta norma-norma yg ada di dlm relasi sosial di dlm individu ataupun golongan yg bersangkutan.
- Ada yg memperjelas mengenai faktor-faktor kehidupan yg mana masih belum terperinci ataupun belum tuntas untuk dipelajari.
- Mengurangi serta menekan adanya pertentangan di dlm masyarakat.
- Mengurangi ketegangan yg mampu terjadi antar individu & antar kelompok.
- Membantu dlm membangkitkan kembali norma-norma usang serta membuat norma yg baru. (baca juga: Perbedaan Kolonialisme & Imperialisme Barat)
- Meningkatkan solidaritas di dlm golongan yg sedang mengalami konflik dgn pihak lainnya.
Dampak negatif dr konflik sosial, sebagai berikut:
- Keretakan hubungan di dlm masyarakat, mirip antar anggota kelompok, antar suku, & lainnya.
- Perubahan kepribadian pada diri individu, misalnya saja timbul rasa benci, dendam, & curiga dikarenakan terjadinya perang sebelumnya.
- Kerusakan harta benda bahkan sampai hilangnya nyawa seseorang.
- Adanya dominasi & penaklukan, yg mana terjadi pada pihak yg terlibat di dlm pertentangan tersebut. (baca juga: Macam-Macam Kebutuhan Manusia)
Meskipun begitu, konflik sosial mesti secepatnya diatasi, bila tak maka pastinya akan bikin dilema makin membesar. Sehingga diharapkan upaya untuk menghalangi keadaan makin memburuk diakibatkan pertentangan sosial. Upaya-upaya tersebut dapat berupa perundingan, seperti:
- Sikap toleransi, yakni sikap saling menghargai satu sama lainnya, menghormati & memahami keyakinan, pendirian, serta keberadaan dr pihak lain.
- Kompromi, dimana kedua pihak yg bersangkutan sepakat untuk saling mengalah satu sama lainnya bahkan saling memberi serta menerima.
- Konfersi, sikap yg mana bersedia untuk mendapatkan pendirian serta keberadaan dr pihak lain. (baca juga: Ciri-Ciri Manusia Sebagai Makhluk Ekonomi)
- Mediasi, merupakan proses negosiasi dgn melibatkan pihak ketiga selaku pihak netral. (baca juga: Permasalahan Lingkungan Hidup)
- Konsiliasi, upaya yg dilaksanakan dgn tujuan agar mampu mencapai kesepakatan bareng di antara kedua pihak yg berkonflik lewat adanya pihak ketiga.
- Arbitrasi, kedua pihak yg sedang mengalami sebuah pertentangan mempunyai pihak ketiga untuk mengupayakan penyelesaian konflik. (baca juga: Syarat Terjadinya Interaksi Sosial)
- Ajudikasi, konflik yg ada di selesaikan melalui jalur pengadilan.
- Genjatan senjata, merupakan upaya penghentian pertentangan perperangan yg telah terjadi dlm jangka wkatu yg lama sambil mencari jalan untuk berdamai.
Di Indonesia sendiri, tak hanya melalui perundingan saja, pertentangan mampu dituntaskan melalui penguatan dr peran lembaga pengendalian sosial. Hal ini supaya tercipta keadilan di dlm penduduk serta menangkal resiko dr ketidakadilan di dlm penduduk .
Menurut George Simmel, suatu pertentangan mampu dikatakan berakhir kalau terjadi hal-hal berikut:
- Kemenangan dr salah satu pihak yg berkaitan dgn konflik.
- Adanya kompromi yg dilakukan pihak-pihak yg bersangkutan dgn pertentangan.
- Rekonsiliasi
- Kedua pihak yg bersangkutan sepakat untuk menyelesaikan konflik yg sedang terjadi.
- Kedua pihak saling memaafkan satu sama lainnya. (baca juga: Faktor Penghambat Perubahan Sosial Budaya)
Nah itu tadi bentuk-bentuk pertentangan sosial yg ada dgn acuan-contohnya yg sering terjadi di lingkungan sosial. Tentunya konflik-konflik sosial yg ada memiliki penyelesaian tersendiri untuk mengatasinya. Jika secepatnya tak ditanggulangi tentu saja akan mengakibatkan permasalahan yg lebih besar dibandingkan sebelumnya. Semoga info diatas dapat berguna untuk anda.