close

17 Alat Pada Zaman Batu Dengan Penjelasan Paling Lengkap

Zaman kerikil yg kurang lebih dimulai pada satu periode dlm dua setengah juta tahun masa prasejarah  yang kemudian pada masa sejarah insan purba di Indonesia, merupakan masa dimana insan masih menggunakan peralatan yg yang dibuat dr watu untuk mencari & mengolah makanan, mempertahankan diri & melaksanakan banyak sekali keperluan sehari – hari, pula menyanggupi kebutuhan hidupnya. Disebut zaman watu karena pada masa itu batu utamanya jenis kerikil api merupakan materi baku yg paling berguna untuk membantu manusia menyanggupi keperluan hidupnya.

Cara hidup manusia pada zaman batu masih sangat sederhana & masih menggantungkan diri pada apa yg tersedia di alam. Zaman ini terjadi sebelum logam dikenal untuk menciptakan peralatan, maka insan pada zaman itu menciptakan semua peralatannya dr kerikil. Manusia yg hidup pada zaman watu disebut Hominid. Pada masa ini sebenarnya peralatan pula dibuat dr kayu & tulang, namun bukti – bukti prasejarah yg ditemukan tentang peralatan dr tulang atau kayu tersebut sungguh sedikit atau hampir tak ada.

Pembagian Zaman Batu

Zaman watu dibagi menjadi empat fase yakni Zaman Batu Tua (Paleolitikum), Zaman Batu Tengah (Mesolitikum), Zaman Batu Muda atau Zaman Batu Baru (Neolitikum), & Zaman Batu Besar (Megalitikum). Berikut ini yakni uraian dr masing – masing fase di zaman watu.

  • Zaman Batu Tua (Paleolitikum)

Periode zaman watu bau tanah ini berjalan sekitar 600.000 tahun yg lalu. Alat pada zaman batu ini banyak dibentuk dr kerikil yg masih bergairah & tak diasah atau dihaluskan. Masyarakat pada zaman kerikil bau tanah hidup berpindah dr satu tempat ke tempat yg yang lain, khususnya kawasan yg subur & menyediakan banyak bahan kuliner mirip daun & umbi – umbian. Mereka akan kembali berpindah sesudah sumber kuliner di daerah itu habis.

  • Zaman Batu Tengah (Mesolitikum)

Ciri zaman mesolitikum yakni perlengkapan pada zaman kerikil tengah ini bentuknya masih sama dgn zaman kerikil bau tanah. Masyarakatnya sudah mulai menetap & tak terus berpindah – pindah, tinggal di gua – gua & bahkan ada yg sudah mampu membuat rumah sederhana. Mereka pula sudah mulai bercocok tanam. Jenis  –  jenis insan purba di Indonesia pada masa ini ialah Homo Sapiens, yg secara umum dikuasai berasal dr ras Austromelanosoid & ras Mongoloid selaku minoritas.

  • Zaman Batu Muda atau Zaman Batu Baru (Neolitikum)

Zaman watu baru ini mulainya sekitar tahun 6000 sebelum masehi. Peninggalan zaman Neolitikum berupa alat pada zaman kerikil muda sudah dihaluskan & diasah, & pula sudah mulai ada nilai seni yg terkandung di dlm proses pembuatannya. Masyarakat pada zaman ini sudah menetap, menciptakan & menempati rumah – rumah sederhana terbuat dr kayu, bambu atau daun – daunan & hidup berkelompok. Manusia pula berguru memakai binatang sebagai sumber masakan & pula kulit binatang dipakai selaku busana.

  •  Zaman Batu Besar (Megalitikum)

Nama Megalitikum berasal dr bahasa Yunani Mega yg memiliki arti besar & Lithos yg bermakna kerikil. Secara bahasa, Megalitikum berarti kerikil – kerikil besar. Waktu berlangsungnya zaman ini diperkirakan selama zaman watu muda hingga zaman logam. Ciri utamanya bahwa insan purba pada zaman ini sudah bisa menciptakan bangunan – bangunan dr watu yg digunakan untuk pemujaan & penghormatan roh para leluhur manusia purba. Pada zaman ini banyak terdapat bangunan batu besar yg masih berangasan. Agar dapat membentuk suatu bangunan, watu – kerikil besar itu hanya diratakan seadanya sampai bisa menciptakan bentuk yg diharapkan. Ketahuilah pula tentang peninggalan mesir kuno & sejarah benua asia.

Jenis Peralatan Pada Zaman Batu

Alat yg digunakan pada zaman kerikil masih berupa benda berangasan yg dibentuk dgn cara menghantam – mukulkan watu menggunakan watu yg lebih besar untuk diambil serpihannya. Para mahir sebagian memperoleh peninggalan berupa alat ini dgn menggali perut bumi. Jenis – jenis alat yg digunakan pada zaman batu sebagai penggalan dr peninggalan zaman praaksara yaitu:

1. Kapak Perimbas

Alat pada zaman batu ini berbentuk kapak tetapi lebih kecil ukurannya dibandingkan dengan kapak zaman sekarang. Guna kapak perimbas ini yaitu untuk memahat, merimbas kayu & pula tulang untuk dibentuk menjadi senjata. Manusia Pithecantropus memakai alat ini & peninggalannya sungguh banyak didapatkan di Pacitan, Jawa Tengah sehingga disebut alat peninggalan Pacitan. Selain itu kapak ini pula dapat didapatkan di Gombong, Sukabumi, Lahat, & Beijing.

2. Kapak Genggam

Dikenal pula dgn nama Chopper, benda ini berupa sama dgn kapak yg tak mempunyai pegangan atau gagang. Benda ini dipakai dgn cara di genggam & yang dibuat dr watu yg salah satu sisinya diasah hingga menjadi tajam, & sisi lain dibiarkan tak diasah untuk dijadikan tempat menggenggam. Kapak ini dipakai untuk menguliti & memangkas binatang hasil buruan, pula dipakai untuk menggali tanah dlm rangka mencari umbi – umbian & banyak ditemukan di kawasan Pacitan.

3. Kapak Persegi

Kapak atau beliung persegi yakni alat yg berupa persegi empat & mempunyai permukaan yg memanjang yg digosok halus semuanya. Beliung atau kapak persegi yg berskala besar dipakai untuk mencangkul sedangkan yg kecil digunakan untuk mengukir atau memahat. Kapak jenis ini banyak ditemukan di kawasan Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara & Kalimantan.

4. Kapak Bahu

Berbentuk hampir sama dgn kapak persegi, perbedaannya terletak pada cuilan yg diikatkan pada tangkai & diberi leher. Sisa – sisa peninggalan kapak bahu cuma didapatkan di kawasan Minahasa.

5. Kapak Lonjong

Alat yg digunakan pada zaman kerikil ini berupa kapak lonjong yg fungsinya untuk dipakai memangkas kayu & pula berburu binatang untuk makanan manusia purba. Sebagian besar peninggalan kapak lonjong ditemukan di daerah Papua.

6. Gerabah

Peralatan ini adalah alat pada zaman watu yang lain yg didapatkan pada zaman watu gres atau Neolitikum. Fungsi gerabah ini adalah sebagai alat untuk menyimpan masakan pada gerabah yg berupa periuk & pula alat saji berupa cawan berkaki. Peninggalan gerabah ditemukan di Kaliumpang ( Sulawesi), pantai selatan Jawa & Melolo, daerah Sumba.

7. Flakes

Peralatan ini berskala kecil & dibuat dr watu Chalcedon. Alat yg dipakai pada zaman kerikil jenis ini adalah hasil dr kebudayaan Ngandong, yg alat – alatnya terbuat dr tulang hewan & dipakai untuk mengupas masakan, untuk berburu, menangkap ikan, mengumpulkan umbi – umbian & buah – buahan. Flakes didapatkan di tempat Punung & Ngandong (Jawa Timur), Pacitan, Sangiran & Gombong (Jawa Tengah).

8. Alat yg terbuat dr tulang atau tanduk

Peralatan ini terbuat dr tulang binatang atau tanduk rusa yg digunakan oleh manusia purba di masa Paleolithikum, kebudayaan Ngandong. Pada lazimnya alat – alat ini berfungsi selaku belati, mata panah & ujung tombak yg bergerigi untuk mengorek umbi dr dlm tanah, berburu & pula menangkap ikan & ditemukan di daerah Ngandong.

9. Pebble

Alat pada zaman batu ini pula dikenal dgn nama kapak genggam Sumatera, digunakan oleh insan purba pada zaman mesolitikum & pula dimanfaatkan sebagai alat untuk memotong. Alat ini ditemukan oleh Dr. P.V. Van Stein Callenfels yg meneliti bukit kerang. Pebble terbuat dr batu kali yg dipecah menjadi watu pipih kecil yg ujungnya tajam & dibelah sisi luarnya.

10. Kapak Pendek

Juga dikenal dgn nama Hachecour yakni alat yg dipakai pada zaman mesolithikum. Bentuk kapak ini seperti setengah lingkaran lebih pendek ketimbang bentuk kapak yg banyak ditemukan pada masa itu. Peninggalan zaman batu berupa kapak pendek ini pula ditemukan di bukit kerang.

11. Pipisan

Alat – alat ini pula didapatkan di dlm bukit kerang pada tahun 1925. Pipisan merupakan batu – kerikil penggiling & pula landasannya yg dipakai untuk menghaluskan masakan & pula dipakai untuk menghaluskan cat yg dibentuk dr tanah berwarna merah. Cat merah digunakan untuk keperluan religius & pula untuk melaksanakan ilmu sihir.

12. Menhir

Batu besar ini dibentuk untuk keperluan pemujaan pada roh  – roh nenek moyang orang purba. Bentuk menhir ada yg tunggal & ada yg berkelompok, mirip dgn punden berundak. Anda akan menyaksikan menhir sebagai batu besar berbentuk lonjong vertikal tegak yg mengecil di ujung atas & bulan di bagian dasarnya. Sebagian besar didapatkan di daerah Sulawesi Tengah, Sumatera & Kalimantan.

13. Punden Berundak

Punden berundak merupakan bangunan yg terbuat dr batu & disusun dengan-cara bertingkat. Biasanya terdiri dr 7 buah undakan, & ditemukan di wilayah Banten. Punden berundak gunanya untuk melaksanakan pemujaan bagi roh – roh nenek moyang orang zaman purba tersebut.

14. Dolmen

Dolmen merupakan meja yg yang dibuat dr batu & digunakan untuk tempat meletakkan sesaji tatkala para insan purba melakukan pemujaan pada roh leluhurnya. Di pecahan bawah dolmen biasanya digunakan untuk menaruh jenazah insan supaya tak dimakan oleh binatang liar.

15. Sarkofagus

Sarkofagus ialah peti mayat atau keranda yg dibentuk dr watu. Bentuknya mirip lesung yg mempunyai tutup. Di dalamnya kerap didapatkan mayit & barang – barang yg dijadikan bekal kubur mereka seperti periuk, kapak persegi, pemanis & benda – benda yg dibuat dr materi perunggu serta besi.

16. Waruga

Alat yg digunakan pada zaman kerikil yg bernama Waruga ini merupakan peti kubur pada zaman Megalitikum, didalamnya didapatkan berbagai benda yg berupa tulang belulang, gigi manusia, periuk tanah liat, benda – benda yg dibentuk dr logam seperti pedang, tombak & embel-embel. Tutup waruga bentuknya mirip atap rumah & sebagian besar didapatkan di wilayah Sulawesi Tengah & Sulawesi Utara.

17. Arca Batu

Arca atau patung yg dibentuk dr batu ini bentuknya menyerupai binatang atau manusia, & digunakan untuk kegiatan upacara keagamaan pada zaman Megalitikum. Arca zaman kerikil sebagian besar didapatkan di wilayah Lampung, Jawa Tengah, Jawa Timur & Sumatera Selatan.

Tidak cuma ada sisa peninggalan berupa alat pada zaman kerikil, ada pula dua macam kebudayaan yg terdapat di zaman watu. Kedua jenis kebudayaan tersebut yaitu kebudayaan Pacitan. Disebut demikian alasannya banyak peralatan zaman watu yg ditemukan di daerah Pacitan dgn manusia purba berjenis Pithecantropus Erectus, & kebudayaan yg kedua ialah kebudayaan Ngandong dgn insan purba berjenis Homo Soloensis & Homo Wajakensis.  Banyaknya peninggalan dr zaman purba  di Indonesia menandakan bahwa kebudayaan kita sangat kaya akan sejarah, & sebab itu kita sebagai generasi penerus manusia mesti turut melestarikan & menghargai sejarah tersebut.

  5 Candi Peninggalan Kerajaan Majapahit