20 Peninggalan Zaman Praaksara di Indonesia Lengkap: Gambar, Penjelasan, dan Fakta Menarik
Zaman praaksara adalah periode sebelum manusia mengenal tulisan, sebuah era di mana kehidupan bergantung pada alam dan teknologi sederhana.
Di Indonesia, jejak zaman ini masih terlihat jelas melalui berbagai peninggalan yang ditemukan di berbagai daerah, mulai dari Jawa hingga Papua.
Peninggalan ini bukan sekadar benda mati; mereka adalah saksi bisu kehidupan manusia purba, cara mereka bertahan hidup, dan bahkan kepercayaan mereka terhadap alam serta leluhur.
Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi 20 peninggalan zaman praaksara di Indonesia secara lengkap—mulai dari alat batu sederhana hingga bangunan megah yang penuh misteri—lengkap dengan gambar, penjelasan, lokasi penemuan, serta fakta unik yang jarang diketahui. Siap menyelami sejarah Indonesia yang kaya? Mari kita mulai!
Pembagian Zaman Praaksara: Memahami Konteks Peninggalan
Sebelum masuk ke daftar peninggalan, penting untuk memahami pembagian zaman praaksara agar kita bisa melihat konteks setiap benda yang ditemukan. Zaman praaksara di Indonesia terbagi menjadi beberapa periode berdasarkan perkembangan teknologi dan kehidupan manusia purba:
- Zaman Paleolitikum (Zaman Batu Tua)
- Ciri: Teknologi masih sangat sederhana, alat-alat belum diasah, hanya dipukul kasar.
- Manusia purba: Meganthropus Paleojavanicus, Pithecanthropus Erectus.
- Peninggalan: Kapak genggam, alat serpih (flakes).
- Zaman Mesolitikum (Zaman Batu Tengah)
- Ciri: Mulai ada tanda-tanda kehidupan semi-menetap, seperti di gua atau tepi pantai.
- Manusia purba: Homo Sapiens awal.
- Peninggalan: Kjokkenmoddinger, abris sous roche.
- Zaman Neolitikum (Zaman Batu Muda)
- Ciri: Teknologi lebih maju, alat diasah halus, mulai bercocok tanam.
- Peninggalan: Kapak persegi, kapak lonjong, gerabah.
- Zaman Megalitikum (Zaman Batu Besar)
- Ciri: Muncul bangunan batu besar untuk pemujaan leluhur.
- Peninggalan: Menhir, dolmen, sarkofagus, punden berundak.
- Zaman Logam
- Ciri: Penggunaan logam (tembaga, perunggu, besi) untuk alat dan upacara.
- Peninggalan: Nekara, arca perunggu.
Setiap zaman meninggalkan jejak unik yang membentuk identitas sejarah Indonesia. Sekarang, mari kita lihat tabel ringkasan sebelum masuk ke daftar lengkapnya.
Tabel Ringkasan Peninggalan per Zaman
Zaman | Peninggalan Utama | Lokasi Penemuan |
---|---|---|
Paleolitikum | Kapak Genggam, Flakes | Pacitan, Ngandong |
Mesolitikum | Kjokkenmoddinger, Abris Sous Roche | Sumatera Timur, Jawa Timur |
Neolitikum | Kapak Persegi, Kapak Lonjong, Pipisan | Jawa, Sulawesi, Sumatera |
Megalitikum | Menhir, Dolmen, Sarkofagus | Pasemah, Bali, Bondowoso |
Zaman Logam | Nekara, Perhiasan, Arca | Bali, Alor, Nusatenggara |
Daftar 20 Peninggalan Zaman Praaksara di Indonesia
Berikut adalah 20 peninggalan zaman praaksara di Indonesia yang akan kita bahas satu per satu dengan detail:
1. Kapak Genggam

- Deskripsi: Alat batu yang belum diasah, berbentuk bulat atau lonjong dengan sisi tajam di salah satu ujungnya.
- Lokasi Penemuan: Pacitan (Jawa Timur), Ngandong (Jawa Tengah), Flores.
- Fungsi: Memotong kayu, menggali umbi, dan berburu hewan.
- Cerita Penemuan: Ditemukan oleh arkeolog Ralph von Koenigswald pada 1935 di Pacitan, menjadi bukti kehidupan Paleolitikum di Indonesia.
- Fakta Unik: Bentuknya mirip kapak, tapi tidak bertangkai—cukup digenggam langsung oleh tangan manusia purba!
2. Kapak Sumatera

- Deskripsi: Kapak batu kasar yang ditemukan khusus di Sumatera, sering disebut “Sumatralith”.
- Lokasi Penemuan: Lhokseumawe (Aceh), Binjai (Sumatera Utara).
- Fungsi: Alat serbaguna untuk memotong dan menguliti hewan.
- Cerita Penemuan: Ditemukan pada ekspedisi arkeologi di awal abad ke-20, menunjukkan kehidupan purba di Sumatera.
- Fakta Unik: Bentuknya lebih kecil dibanding kapak genggam Jawa, menandakan variasi teknologi lokal.
3. Kapak Pendek
- Deskripsi: Kapak kecil dari batu yang diasah di satu sisi, lebih pendek dari kapak biasa.
- Lokasi Penemuan: Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur.
- Fungsi: Memotong ranting atau membuat peralatan kayu kecil.
- Cerita Penemuan: Ditemukan bersama fosil manusia purba di gua-gua Sulawesi.
- Fakta Unik: Ukurannya yang mungil membuatnya praktis dibawa berpindah-pindah.
4. Pipisan
- Deskripsi: Batu datar dengan lekukan, digunakan bersama batu penggiling (gandik).
- Lokasi Penemuan: Jawa Barat, Sumatera, Sulawesi.
- Fungsi: Menggiling biji-bijian, rempah, atau pewarna alami.
- Cerita Penemuan: Sering ditemukan di situs Neolitikum bersama kapak persegi.
- Fakta Unik: Pipisan jadi bukti awal manusia praaksara mengolah makanan.
5. Kapak Persegi
- Deskripsi: Kapak batu yang diasah halus, berbentuk persegi atau trapesium.
- Lokasi Penemuan: Jawa, Sumatera, Kalimantan.
- Fungsi: Menebang kayu, bercocok tanam, dan membuat perahu.
- Cerita Penemuan: Ditemukan di situs-situs Neolitikum, menandakan revolusi pertanian.
- Fakta Unik: Bentuknya yang simetris menunjukkan kemajuan teknologi manusia purba.
6. Kapak Bahu
- Deskripsi: Kapak persegi dengan bagian tangkai yang menonjol seperti bahu.
- Lokasi Penemuan: Nusa Tenggara, Sulawesi.
- Fungsi: Menebang pohon besar dan membentuk kayu.
- Cerita Penemuan: Ditemukan di situs pemukiman awal Neolitikum.
- Fakta Unik: Desain “bahu” memudahkan pengikatan tangkai kayu.
7. Kapak Lonjong
- Deskripsi: Kapak batu berbentuk lonjong dengan ujung runcing, diasah halus.
- Lokasi Penemuan: Papua, Maluku, Sulawesi Utara.
- Fungsi: Mengolah kayu dan bercocok tanam.
- Cerita Penemuan: Ditemukan di Papua oleh arkeolog Belanda pada abad ke-19.
- Fakta Unik: Bentuknya mirip kapak dari Asia Timur, menunjukkan migrasi budaya.
8. Perhiasan
- Deskripsi: Gelang, kalung, atau manik-manik dari batu, tulang, atau kulit kerang.
- Lokasi Penemuan: Gua Lawa (Jawa Timur), Sulawesi, Bali.
- Fungsi: Hiasan tubuh dan simbol status sosial.
- Cerita Penemuan: Ditemukan bersama kerangka manusia purba di gua.
- Fakta Unik: Manik-manik kerang menunjukkan perdagangan awal antarpulau.
9. Nekara
- Deskripsi: Gendang besar dari perunggu dengan permukaan penuh ukiran.
- Lokasi Penemuan: Bali, Sumba, Alor.
- Fungsi: Alat upacara, mas kawin, dan panggil hujan.
- Cerita Penemuan: Nekara “The Moon of Pejeng” ditemukan di Bali pada abad ke-17.
- Fakta Unik: Nekara terbesar di Asia Tenggara ada di Bali, panjangnya hampir 2 meter!
10. Sarkofagus

- Deskripsi: Peti jenazah dari batu besar dengan tutup.
- Lokasi Penemuan: Bali, Sumatera Selatan, Bondowoso.
- Fungsi: Makam untuk orang penting di zaman Megalitikum.
- Cerita Penemuan: Ditemukan di situs Pasemah oleh arkeolog Belanda.
- Fakta Unik: Beberapa sarkofagus diukir dengan motif manusia dan hewan.
11. Menhir
- Deskripsi: Tugu batu tegak sebagai monumen pemujaan.
- Lokasi Penemuan: Pasemah (Sumatera Selatan), Lebak (Banten).
- Fungsi: Menghormati arwah leluhur atau tanda batas wilayah.
- Cerita Penemuan: Ditemukan dalam jumlah besar di dataran tinggi Pasemah.
- Fakta Unik: Tingginya bisa mencapai 3 meter, berdiri kokoh ribuan tahun!
12. Dolmen
- Deskripsi: Meja batu yang ditopang batu-batu tegak.
- Lokasi Penemuan: Bondowoso (Jawa Timur), Sumatera Selatan.
- Fungsi: Altar persembahan atau tempat pemakaman.
- Cerita Penemuan: Ditemukan bersama menhir di situs Megalitikum.
- Fakta Unik: Dolmen sering dikaitkan dengan ritual pemujaan matahari.
13. Waruga
- Deskripsi: Makam batu berbentuk kubus dengan tutup melengkung.
- Lokasi Penemuan: Minahasa (Sulawesi Utara).
- Fungsi: Peti jenazah untuk kepala suku atau tokoh penting.
- Cerita Penemuan: Ditemukan oleh misionaris Belanda pada abad ke-19.
- Fakta Unik: Posisi mayat di dalamnya duduk jongkok, unik di Indonesia.
14. Arca atau Patung
- Deskripsi: Patung batu atau perunggu berbentuk manusia/hewan.
- Lokasi Penemuan: Pasemah, Bali, Sumatera Selatan.
- Fungsi: Simbol pemujaan atau penanda makam.
- Cerita Penemuan: Arca Pasemah ditemukan bersama sarkofagus.
- Fakta Unik: Beberapa arca menggambarkan manusia menunggang gajah!
15. Punden Berundak
- Deskripsi: Bangunan bertingkat dari batu untuk pemujaan.
- Lokasi Penemuan: Lebak Cibedug (Banten), Gunung Padang (Jawa Barat).
- Fungsi: Tempat upacara dan penghormatan leluhur.
- Cerita Penemuan: Gunung Padang jadi situs kontroversial karena usianya ribuan tahun.
- Fakta Unik: Diduga cikal bakal candi di Indonesia.
16. Flakes (Alat Serpih)
- Deskripsi: Potongan batu kecil yang tajam, sisa pembuatan kapak.
- Lokasi Penemuan: Sangiran (Jawa Tengah), Flores.
- Fungsi: Memotong daging atau mengikis kayu.
- Cerita Penemuan: Ditemukan bersama fosil Homo Floresiensis di Flores.
- Fakta Unik: Kecil tapi mematikan—senjata andalan manusia purba!
17. Perkakas dari Tulang & Tanduk
- Deskripsi: Alat dari tulang hewan atau tanduk, seperti jarum dan mata tombak.
- Lokasi Penemuan: Gua Lawa (Jawa Timur), Sulawesi.
- Fungsi: Menjahit kulit, berburu, atau memancing.
- Cerita Penemuan: Ditemukan bersama perhiasan di gua.
- Fakta Unik: Jarum tulang jadi bukti awal seni menjahit manusia purba.
18. Kjokkenmoddinger
- Deskripsi: Tumpukan kulit kerang sisa makanan manusia purba.
- Lokasi Penemuan: Sumatera Timur, Pantai Jawa Timur.
- Fungsi: Bukti pola makan manusia Mesolitikum (kerang, siput).
- Cerita Penemuan: Ditemukan oleh arkeolog Denmark pada abad ke-19.
- Fakta Unik: Tingginya bisa mencapai 7 meter, seperti “gunung sampah” purba!
19. Abris Sous Roche
- Deskripsi: Ceruk gua yang jadi tempat tinggal manusia purba.
- Lokasi Penemuan: Besuki (Jawa Timur), Sulawesi Selatan.
- Fungsi: Tempat berlindung dari cuaca dan binatang buas.
- Cerita Penemuan: Ditemukan bersama lukisan gua dan alat batu.
- Fakta Unik: Gua ini jadi “rumah pertama” manusia purba Indonesia.
20. Lukisan di Dinding Gua
- Deskripsi: Gambar tangan, hewan, atau simbol di dinding gua.
- Lokasi Penemuan: Maros (Sulawesi Selatan), Leang-Leang.
- Fungsi: Ekspresi seni, ritual, atau tanda wilayah.
- Cerita Penemuan: Lukisan di Leang-Leang diperkirakan berusia 40.000 tahun.
- Fakta Unik: Salah satu lukisan gua tertua di dunia ada di Indonesia!
Fungsi dan Makna Budaya Peninggalan
Peninggalan ini bukan sekadar alat atau benda—mereka mencerminkan kehidupan manusia purba secara utuh. Kapak genggam dan flakes menunjukkan keterampilan bertahan hidup di alam liar. Kjokkenmoddinger dan abris sous roche membuktikan adaptasi manusia terhadap lingkungan pesisir dan gua.
Sementara itu, nekara, menhir, dan punden berundak mengungkap kepercayaan spiritual yang dalam, di mana leluhur dan alam dianggap suci. Bahkan lukisan gua jadi cermin kreativitas awal manusia, jauh sebelum ada kanvas atau kuas. Semua ini menegaskan bahwa manusia praaksara Indonesia sudah memiliki budaya yang kaya dan kompleks.
Lokasi Penemuan di Indonesia
Peninggalan zaman praaksara tersebar luas di Nusantara, menunjukkan jejak manusia purba yang dinamis:
- Jawa: Pacitan (kapak genggam), Sangiran (flakes), Bondowoso (dolmen).
- Sumatera: Lhokseumawe (kapak Sumatera), Pasemah (menhir, sarkofagus).
- Sulawesi: Maros (lukisan gua), Minahasa (waruga).
- Bali dan NTT: Pejeng (nekara), Sumba (sarkofagus).
- Papua: Kapak lonjong di dataran tinggi.
Situs-situs ini kini jadi warisan arkeologi yang dilindungi, seperti Sangiran yang masuk daftar UNESCO.
FAQ: Pertanyaan Umum tentang Zaman Praaksara
- Apa itu zaman praaksara?
Zaman sebelum manusia mengenal tulisan, mengandalkan alat batu dan logam sederhana. - Peninggalan mana yang paling terkenal?
Nekara “The Moon of Pejeng” dan lukisan gua Maros sering jadi sorotan dunia. - Di mana bisa melihat peninggalan ini?
Museum Nasional Jakarta, Museum Sangiran, atau situs arkeologi langsung seperti Gunung Padang.
Kesimpulan: Mengapa Peninggalan Ini Penting?
Dari kapak genggam hingga lukisan gua, 20 peninggalan zaman praaksara ini adalah jendela menuju masa lalu Indonesia. Mereka mengajarkan kita tentang ketangguhan, kreativitas, dan spiritualitas manusia purba yang membentuk dasar peradaban modern. Dengan mempelajarinya, kita tidak hanya menghargai sejarah, tapi juga memahami identitas bangsa. Apa peninggalan favoritmu dari daftar ini? Tulis di kolom komentar atau bagikan artikel ini ke temanmu yang suka sejarah!