Kegiatan negosiasi atau proses tawar-menawar mudah sekali ditemukan dlm keseharian insan. Mulai dr acuan perundingan yg sederhana seperti meminta duit jajan ke orang tua, hingga pola teks negosiasi yg lebih serius seperti koordinasi antarperusahaan.
Pada dasarnya, teks negosiasi merupakan bentuk tulisan dr acara perundingan yg dikerjakan dengan-cara ekspresi. Di dlm teks negosiasi pula terdapat kalimat-kalimat persuasif sebagaimana tatkala seseorang membujuk pihak lain dlm perundingan dengan-cara pribadi.
Perlu dikenang kembali, bahwa struktur teks perundingan dengan-cara umum ada 4, yaitu orientasi, pengajuan, penawaran & kesepakatan.
Bagi ananda yg sedang mencari kumpulan pola perundingan, berikut Sosiologiku berikan 25 acuan teks negosiasi aneka macam tema-tema pilihan.
Daftar Isi
- Contoh Teks Negosiasi Beserta Strukturnya
- Contoh Teks Negosiasi Singkat
- Contoh Teks Negosiasi Jual Beli Beserta Strukturnya
- Contoh Teks Negosiasi Jual Beli di Pasar
- Contoh Teks Negosiasi Jual Beli Tanah
- Contoh Teks Negosiasi Jual Beli Rumah
- Contoh Teks Negosiasi Jual Beli HP
- Contoh Teks Negosiasi Jual Beli Sepatu
- Contoh Teks Negosiasi Jual Beli Jam Tangan
- Contoh Teks Negosiasi Jual Beli Baju
- Contoh Teks Negosiasi Jual Beli Buku
- Contoh Teks Negosiasi Jual Beli Buah Jeruk
- Contoh Teks Negosiasi Kerja Sama
- Contoh Teks Negosiasi di Sekolah
- Contoh Teks Negosiasi Antarteman
- Contoh Teks Negosiasi Antara Guru & Siswa
- Contoh Teks Negosiasi di Lingkungan Keluarga
- Contoh Teks Negosiasi dlm Bentuk Dialog
- Contoh Teks Negosiasi dlm Bentuk Narasi
- Contoh Teks Negosiasi Pemecahan Konflik
- Contoh Teks Negosiasi 4 Orang
- Contoh Teks Negosiasi 3 Orang
- Contoh Teks Negosiasi Pendek
- Contoh Teks Negosiasi Panjang
- Contoh Teks Negosiasi Antara Pengusaha & Pihak Bank
- Contoh Percakapan Teks Negosiasi
Contoh Teks Negosiasi Beserta Strukturnya
Berikut salah satu acuan teks negosiasi perdagangan laptop yg strukturnya ditulis menggunakan santunan nomor urut.
Struktur:
1-3: orientasi
4-6: pengajuan
7-11: penawaran
12-14: persetujuan
- Pembeli: “Selamat siang, mas. Saya mau beli laptop hari ini.”
- Penjual: “Siang, mas. Mau laptop yg mirip apa & spesifikasi yg diperlukan bagaimana ya? Biar saya bantu pilihkan.”
- Pembeli: “Saya butuh laptop buat kuliah, sih. Tapi lantaran saya suka nge-game pula jadi kira-kira yg berpengaruh buat game-game berat ada nggak ya?
- Penjual: “Oh ada, mas. Kebetulan ini laptop XYZ keluaran modern. Sudah dilengkapi dgn software buat kuliah & speknya pula berpengaruh buat libas game-game berat.”
- Pembeli: “Wah cocok banget, tuh. Berapa harganya, ya?”
- Penjual: “Rp14.999.999 saja mas.”
- Pembeli: “Kalau Rp10.000.000 dapet nggak mas?”
- Penjual: “Belum dapet, mas, maaf. Harga segitu sudah mampu bonus anti gores & flash disk juga, kok.”
- Pembeli: “Beneran nggak mampu kurang, mas? Kalau Rp13.000.000 gimana?”
- Penjual: “Kalau Rp13.000.000 nggak dapat bonus, mas.”
- Pembeli: “Nggak sama sekali, mas? Gratis anti gores pula ya, mas. Kalau flash disk saya pula nggak terlalu butuh. Di kost ada Wi-Fi soalnya.”
- Penjual: “Ya sudah, khusus buat mas hari ini saya kasih harga Rp13.000.000 bonus anti goresnya.”
- Pembeli: “Terima kasih, mas. Langsung kemasan, ya.”
- Penjual: “Sama-sama mas. Saya siapkan & install sistem operasinya dulu, ya. Mohon tunggu sebentar.”
Contoh Teks Negosiasi Singkat
Sesuai dgn namanya, teks perundingan singkat adalah teks negosiasi yg isinya tak terlalu panjang. Proses tawar-menawarnya tak terlalu berbelit & bisa tertuntaskan dgn cepat. Berikut contohnya.
Ali: “Kang, gw boleh sewa sepatu pantofel punya lu sehari? Buat perpisahan nih.”
Anas: “Oh boleh. Sok mau disewa berapa?”
Ali: “Rp30 ribu gimana?”
Anas: “Ah kemurahan. Naikkin lah, wkwk.”
Ali: “Dih, berapa, sih?”
Anas: “Buat lu gw kasih Rp50 ribu.”
Ali: “Ya udah, gapapa dah. Minggu depan gw pakenya ya.”
Anas: “Oke.”
Contoh Teks Negosiasi Jual Beli Beserta Strukturnya
Negosiasi paling kerap didapatkan tatkala melaksanakan aktivitas perdagangan. Berikut teladan teks perundingan perdagangan beserta strukturnya yg ditulis dgn nomor urut.
Struktur:
1-2: pembukaan (orientasi)
3: undangan
4: pemenuhan
5-6: penawaran
7: ajakan
8-10: pemenuhan
11-12: penawaran
13: persetujuan
14: pembelian
15: penutup
- Pembeli: “Permisi, di sini jual tas juga?”
- Penjual: “Iya, silahkan mampu dipilih-pilih dahulu.”
- Pembeli: “Untuk tas ransel yg ini berapa ya?”
- Penjual: “Oh itu harganya Rp250 ribu. Spesifikasinya pula sudah dilengkapi dgn banyak fitur. Di antaranya sudah anti air, resletting anti rusak & pula bonus rain cover.”
- Pembeli: “Mahal pula yah. Nggak bisa kurang, pak?”
- Penjual: “Maaf kalau untuk yg itu sudah pasnya begitu. Atau kalau mau saya ambilkan tas sejenis lain tetapi yg lebih hemat biaya?”
- Pembeli: “Coba tolong ambilin yg lebih murah pak.”
- Penjual: “Baik, ini beliau, pak. Bedanya hanya di ukurannya saja. Yang ini sedikit lebih kecil. Selebihnya kurang lebih sama dgn yg tadi, kok.
- Pembeli: “Hm.. begitu ya. Harganya berapa, pak?”
- Penjual: “Rp200 ribu, pak.”
- Pembeli: “Rp150 ribu boleh pak?
- Penjual: “Baik, boleh pak.”
- Pembeli: “Deal ya.”
- Penjual: “Iya, pak. Ini tasnya. Terima kasih sudah berbelanja di sini, ya.”
- Pembeli: “Sama-sama, pak.”
Contoh Teks Negosiasi Jual Beli di Pasar
Pasar merupakan salah satu tempat perundingan yg paling umum. Di bawah ini disuguhkan pola teks negosiasi jual beli di pasar.
Pembeli: “Selamat pagi, di sini ada jengkol, bu?”
Penjual: “Oh iya, pagi bu. Itu ada bu, jengkolnya ada di kepingan depan, ya.”
Pembeli: “Sekilonya berapa, bu?”
Penjual: “Rp80.000 bu.”
Pembeli: “Wah masih mahal banget yah.”
Penjual: “Iya, bu. Belum turun lagi.”
Pembeli: “Tapi ini jengkolnya bau tanah-tua nggak, bu?”
Penjual: “Tua-bau tanah kok. Bisa dipilih sendiri bu, silahkan saja.”
Pembeli: “Ini sudah bu. Bu, beneran ini nggak bisa kurang? Rp50.000 aja ya?”
Penjual: “Waduh, kemurahan ibu segitu mah. Rp70.000 paling pasnya.”
Pembeli: “Ya sudah, ini uangnya bu.”
Penjual: “Baik, terima kasih bu.”
Contoh Teks Negosiasi Jual Beli Tanah
Dalam hal jual beli tanah, umumnya pula akan dijalankan negosiasi terlebih dahulu. Bagi ananda yg sedang mencari contonya, mampu menyaksikan pada teks di bawah ini.
Pada suatu siang, bapak Fikri menemui bapak Valent di suatu restoran untuk menepati pertemuan penting perihal pemasaran tanah milik bapak Valent.
Pak Fikri: “Selamat siang, bapak Valent. Bagaimana kabarnya?” (sambil berjabat tangan).
Pak Valent: “Alhamdulillah baik, pak.”
Pak Fikri: “Baik eksklusif saja ya. Saya dengar dr bapak Anas, bapak Valent ini mau jual tanah yg ada di jl. Mochammad Kertawijaya no. VI itu pak? Apa betul?”
Pak Valent: “Oh iya pak betul. Di situ tanahnya memang mau saya jual. Bapak tertarik?”
Pak Fikri: “Benar, pak. Saya berminat beli tanah di situ untuk ladang perjuangan baru saya. Lokasinya pula saya lihat ramai-ramai terus ya. Harganya berapa ya?”
Pak Valent: “Tanahnya saya jual Rp2 miliar pak. Itu sudah tergolong ongkos balik namanya. Gimana? hehe.“
Pak Fikri: “Wah fantastis sekali ya hahaha. Saya kira Rp1 miliar sudah dapet pak.”
Pak Valent: “Wah belom, pak. Tanah di sebelahnya punya H. Asep malah dulu laku sekitar Rp3 miliar-an.”
Pak Fikri: “Begitu yah. Kebetulan saya lagi low-anggaran juga ini. Saya tawar Rp1,5 miliar saja pak. Bagaimana? Itu penawaran terakhir saya, deh.”
Pak Valent: “Siap pak. Kalau begitu saya setuju. Mari kita bicarakan soal ganti nama & perihal lain-yang lain nanti malam ya.”
Pak Fikri: “Alhamdulillah. Baik pak, nanti malam saya ke tempat tinggal bapak.”
Contoh Teks Negosiasi Jual Beli Rumah
Negosiasi perdagangan rumah cenderung lebih panjang, karena banyak hal yg akan diperdebatkan & diskusikan sebelum mencapai komitmen bareng .
Untuk selengkapnya, silahkan lihat pada teladan teks perundingan perdagangan rumah beserta strukturnya berikut.
Jarang-jarang bapak Raffi pergi berkunjung ke tempat tinggal temannya, namun siang ini ia berkunjung ke tempat tinggal bapak Bagus dgn suatu maksud. Yaitu untuk membeli rumahnya bapak Bagus. Berikut percakapan mereka berdua.
Orientasi
Bapak Raffi: “Assalamualaikum, pak Bagus ada di rumah?”
Bapak Bagus: “Waalaikumsalam, kebetulan ini saya ada di rumah pak. Ayo masuk dulu masuk.”
Bapak Raffi: “Gimana pak Bagus? Sehat?”
Bapak Bagus: “Sehat, alhamdulillah sehat. Bapak sendiri bagaimana? Jadi, ada kebutuhan apa nih datang ke sini? Jarang-jarang lho kan orang seperti pak Raffi ini keluar rumah hahaha.”
Permintaan
Bapak Raffi: “Haha iya bisa aja nih pak Bagus. Jadi begini pak, saya dengar-dengar dr tetangga & pak RW, katanya pak Bagus mau jual rumah yg ada di depan komplek itu?”
Pemenuhan
Bapak Bagus: “Wah iya benar pak. Rumah itu memang mau saya jual. Agak repot pula kalau saya ngurus rumah dua-dua seperti kini ini. Kalau pun akan dikontrakan, rasanya saya harus keluar modal banyak lagi buat renovasinya. Karena kayaknya itu rumah harus direnovasi lagi semoga orang kepincut. Jadi mendingan saya jual aja, nanti uangnya mampu buat nambah-nambah usaha toko depan rumah yg ini.”
Bapak Raffi: “Bapak Bagus ini memang jiwa wirausahanya sungguh membara-bara ya haha.
Bapak Bagus: “Yah namanya pula buat hari tua, pak. Saya nggak mau ngerepotin bawah umur haha. Mereka pula kan sudah punya rumah masing-masing, jadi yg itu sungguh-sungguh nggak terpakai.”
Bapak Raffi: “Kebetulan maksud saya ke sini lantaran saya berminat untuk beli rumah tersebut pak. Tentunya kalau sesuai dgn keuangan saya ya, hehe.”
Bapak Bagus: “Wah kalau sama sahabat akrab sendiri nggak saya jual mahal, kok haha.”
Bapak Raffi: “Jadi berapa harganya nih, pak?”
Bapak Bagus: “Karena harus direnov lagi, saya pasang harga tanah sama bangunannya saja ya pak. Luas tanahnya 250 meter & luas bangunannya 200 meter. Detail yang lain nanti bapak mampu lihat di sertifikatnya. Pakai ukuran tanah kawasan sini & harga bangunan kini ini, buat bapak saya jual Rp1,8 miliar saja pak.”
Penawaran
Bapak Raffi: “Hm.. begitu ya, saya kira nggak sampai segitu pak haha.”
Bapak Bagus: “Yah kalau buat orang lain tadinya saya pasang harga Rp2 miliar pak. Ditawar saja silahkan.”
Bapak Raffi: “Kebetulan budget saya sekarang ini cash cuma ada Rp1 miliar pak.”
Bapak Bagus: “Rp1 miliar saya rasa kurang pak. Nanti modal saya buat buka tokonya kan terbatas pula haha.”
Bapak Raffi: “Ahaha ya saya paham, pak. Tapi kalau bapak mau menanti hingga bulan depan, saya bisa siapkan Rp1,5 miliar pak. Bagaimana?”
Persetujuan
Bapak Bagus: “Lho tidak apa-apa, pak. Saya jual santai ini, kok. Rp1,5 miliar ya pak.”
Bapak Raffi: “Kalau begitu yg Rp1,5 miliarnya saya jadikan duit paras saja ya pak. Nanti sisanya bulan depan saya lunasin sekalian kita omongin persoalan notarisnya.”
Bapak Bagus: “Baik pak, kalau tak repot pula nanti supaya saya yg urus notarisnya haha.”
Pembelian
Bapak Raffi: “Wah alhamdulillah. Baik ini uangnya pak langsung saya bawa.”
Bapak Bagus: “Sebentar ya pak, saya ambilkan kwitansi & materia dulu.”
Bapak Raffi: “Iya pak.”
Bapak Bagus: “Nah ini pak, silahkan tanda tangan.”
Penutup
Bapak Raffi: “Baik pak sudah. Kalau begitu saya pamit dulu ya pak. Senang buka usaha dgn bapak, hehe. Assalamualaikum.”
Bapak Bagus: “Iya pak, terima kasih banyak ya. Waalaikumsalam”
Contoh Teks Negosiasi Jual Beli HP
Satu hal yg masuk akal tatkala negosisai dilakukan oleh penjual & pembeli sebelum pembeli memastikan untuk beli HP tertentu. Berikut teladan teks negosiasi 3 orang perdagangan HP.
Di suatu hari, Anas sedang main di rumah Abang Raffi lantaran ia berniat ingin berbelanja HP gres sambil diantar Abang Raffi.
Anas: “Bang, HP apa ya yg kira-kira cantik & cocok buat gw?”
Abang Raffi: “Lu punya budget berapa dulu?”
Anas: “Yaahh ada sekitar Rp3 jutaan, sih.”
Abang Raffi: “Hm.. kalau gitu mending kita eksklusif otw ke konter HP di Mall sentra kota aja, skuy.”
Anas: “Ya udah ayo, skuy.”
Setibanya mereka di toko HP …
Penjual HP: “Selamat siang, ada yg bisa saya bantu?”
Anas: “Kami mau lihat-lihat dahulu, mas.”
Penjual HP: “Oh iya silahkan, mas.”
Anas: “Ada rekomendasi HP dgn spek elok harga 3 jutaan, mas?”
Penjual HP: “Ada, mas. Ini ia HP keluaran terbaru zzz 8 Pro. Sudah pake prosesor mediatek gaming modern & dilengkapi dgn teknologi pendingin. Siap libas semua game.”
Abang Raffi: “Nah itu boleh pula tuh, nas. Kalau dibandingin sama HP lu yg kini sih beda jauh.”
Anas: “Tapi kalau HP xxx 5 Pro ada pula mas?”
Penjual HP: “Ada mas, kita ready stok warna hijau & ungu.”
Abang Raffi: “Kenapa nggak yang tadi aja nas?”
Anas: “Gw lebih suka sama HP yg prosesornya naga, bang.”
Penjual HP: “Ini mas HP-nya.”
Anas: “Berapa ini mas?”
Penjual HP: “Untuk varian RAM 4 GB & ROM 128 GB kami jual seharga Rp3,2 juta, kak.”
Abang Raffi: “Wah saya kira di bawah Rp3 juta mas.”
Anas: “Kalau Rp2,8 juta boleh mas?”
Penjual HP: “Wah belum mampu, kak. Ini kameranya sudah 48 MP, prosesornya pula yg paling tinggi di kelasnya. Pokoknya worth it banget sih harga segitu, kak.”
Anas: “Iya, sih. Tapi masa nggak mampu kurang sama sekali mas? Rp2,9 juta gimana?”
Abang Raffi: “Kalau Rp2,9 juta masih belum dapet, kita mending cari di toko lain ya, nas.”
Penjual HP: “Eiitss.. Baik, kak. Khusus buat abang kita kasih Rp2,9 juta.”
Anas: “Nah gitu dong, mas. Ini uangnya.”
Penjual HP: “Mohon tunggu sebentar ya mas. Saya bungkus & tuliskan notanya dahulu.”
Anas: “Iya mas.”
Anas: “Makasih banget nih ya, bang. Akhirnya dapet pula HP gres haha.”
Abang Raffi: “Iya, slow aja wkwk.”
Penjual HP: “Ini mas HP berikut nota pembayarannya.”
Anas: “Oke, mas. Kalau ada apa-apa nanti saya tiba ke sini lagi, ya?”
Penjual HP: “Iya tentu saja boleh, kak.”
Abang Raffi: “Kalau begitu, kita pamit dulu, mas. Terima kasih ya.”
Penjual HP: “Terima kasih kembali sudah berkunjung kemari, ya.
Contoh Teks Negosiasi Jual Beli Sepatu
Teks negosiasi jaul beli sepatu mempunyai arti menegosiasikan & meraih akad untuk melaksanakan transaksi dgn sepatu sebagai produknya.
Kakak pedagang : “Selamat siang, selamat datang di toko sepatu 07Original. Ada yg mampu saya bantu?”
Daffa: “Siang, mbak. Sepatu adinda keluaran modern ada?”
Kakak penjual: “Ada, kak. Mau yg ukuran berapa?”
Daffa: “Size 42, mbak.”
Kakak pedagang : “Ini sepatunya, kak. Silahkan dilihat & dicoba saja dahulu.”
Daffa: “Baik, mbak. Wahh manis pula ya. Enak digunakan juga. Berapa nih harganya, mbak?”
Kakak pedagang : “Di sini kita jual cuma Rp800 ribu aja, kak. Kalau di tempat lain mungkin mampu Rp1 juta lebih.”
Daffa: “Tapi ini dijamin original?”
Kakak pedagang : “Sesuai nama toko kita, tentu original kak. Kalau terbukti palsu, kita siap refund 100%.”
Daffa: “Rp500 ribu aja ya, mbak.”
Kakak penjual: “Maaf, belum bisa, kak.”
Daffa: “Yahh Rp550 ribu gimana?”
Kakak penjual: “Ya sudah Rp700 ribu aja. Gimana?”
Daffa: “Ya sudah, mbak. Saya beli yg ukuran 42 ini, ya.”
Kakak pedagang : “Baik, kak. Ini sepatu & struk pembayarannya.”
Daffa: “Terima kasih, mbak.”
Kakak pedagang : “Sama-sama & datang lagi lain kali, ya.”
Contoh Teks Negosiasi Jual Beli Jam Tangan
Buat ananda yg lagi cari contoh teks perundingan perdagangan online, di bawah ini ada 1 teladan teks perundingan jual beli jam tangan lewat online shop.
Gilang sedang menyaksikan-lihat toko online jam tangan di suatu aplikasi e-commerce terkenal. Kemudian ia memastikan untuk menawar salah satu jam tangan yg mempesona. Berikut percakapan perundingan antara Gilang & pedagang jam tangan.
Gilang: “Halo, untuk harga jam tangan yg satu ini apa bisa ditawar?”
Penjual: “Selamat tiba di toko jam kami. Silahkan mampu ditawar, kak.”
Gilang: “Tapi ini beneran brand yg populer itu kan? Asli?”
Penjual: “Kami merupakan toko jam tangan yg cuma mendistribusikan & memasarkan jam-jam tangan orisinil dari brand yang sudah bekerja sama, kak. Kaprikornus, kami mampu menjamin & menegaskan bahwa semua produk yg kami jual & yg ada di toko kami yakni produk asli.”
Gilang: “Wah begitu, ya. Untuk garansinya berapa lama, kak?”
Penjual: “Produk jam tangan yg kakak pilih tadi memiliki garansi mesin 12 bulan.”
Gilang: “Soal harganya, di aplikasi tertera Rp299.000. Kalau Rp200.000 mampu kak?”
Penjual: “Maaf, belum bisa kak. Penawaran terbaik kami yakni Rp250.000.”
Gilang: “Baik kak. Kalau begitu boleh minta link yang Rp250.000.”
Penjual: “Berikut kami berikan khusus buat abang.”
Gilang: “Terima kasih, kak. Saya lanjut ke pembayaran ya.”
Penjual: “Silahkan, kak. Terima kasih kembali.”
Contoh Teks Negosiasi Jual Beli Baju
Hal yg lumrah tatkala ananda menemukan negosiasi antara penjual baju & pembelinya. Seperti pada salah satu teladan teks perundingan berikut ini.
Suatu hari di salah satu sentra perbelanjaan terbesar di kota Karawang…
Mbak Karyawan: “Silahkan kak, dipilih baju-bajunya.”
Fashya: “Hm.. iya iya, mbak.”
Mbak Karyawan: “Lagi cari baju apa, kak?”
Fashya: “Saya lagi cari kemeja putih, kak.”
Mbak Karyawan: “Oh, kalau untuk kemeja, tempatnya ada di bagian sebelah sana, kak. Kemudian kalau abang cari celananya juga, di situ tempatnya. Di sini deretan untuk kaos sehari-hari. Dan di pojokan sana kakak mampu lihat-lihat jaket dan outwear lainnya.”
Fashya: “Oh, di sana ya.”
Mbak Karyawan: “Mari, kak. Saya antar saja. Kalau boleh tahu kemejanya mau yg mirip apa ya?”
Fashya: “Kemeja buat kerja sih, mbak. Karena besok yakni hari interview saya.”
Mbak Karyawan: “Oh begitu ya. Kalau untuk interview, saya sarankan kemeja putih ini saja kak. Sangat cocok untuk dipadukan dgn celana hitam yg sedang kakak kenakan kini itu.”
(Mbak Karyawan memperlihatkan 1 kemeja yg dirasa cocok untuk Fashya.)
Fashya: “Mbak luar biasa pula ya kalau soal beginian, haha. Harganya berapa ya, mbak?”
(Fashya berbicara sambil menyaksikan-lihat kemejanya.)
Mbak Karyawan: “Ah abang mampu aja, ini kan memang kerjaan saya hehe. Harga kemeja Ini Rp200.000, kak. Tapi kebetulan sedang ada potongan harga sebesar 20%. Nanti di kasir harganya akan diiris potongan harga dengan-cara otomatis. Kalau yg di label ini belum terpotong diskon.”
Fashya: “Wahh saya kira bisa dapat Rp100.000 belum potongan harga, hehe.”
Mbak Karyawan: “Belum, kak. Tapi kalau abang beli 5 buah kemeja, diskon masing-masing kemejanya menjadi 50%, kak.”
Fashya: “Saya ga butuh banyak sih. Ya sudah gapapa, saya beli 1 aja ya, mbak. Yang ini.”
Mbak Karyawan: “Baik kak, ini saya buatkan notanya dahulu. Nanti kalau sudah selesai lihat-lihat, kaka bisa langsung ke kasir & lanjut ke proses pembayarannya ya.”
(Mbak karyawan menulis & mencatat item di nota.)
Mbak Karyawan: “Nah ini notanya, kak. Kasirnya ada di depan, ya.”
Fashya: “Baik, terima kasih banyak ya, kak.”
(Fashya eksklusif berjalan menuju kasir.)
Kasir: “Selamat siang, ada yg bisa saya bantu?”
Fashya: “Siang, ini saya beli ini, mbak.”
(Sambil menunjukkan nota.)
Kasir: “1 kemeja putih ukuran M ya, kak. Ada lagi?”
Fashya: “iya betul, sudah, mbak.”
Kasir: “Semuanya jadi Rp140.000 sesudah terpotong diskon 20%, kak.”
Fashya:” Oh iya, ini uangnya.”
Kasir: “Terima kasih, ini kembaliannya.”
Fashya: “Sama-sama, mbak.”
Contoh Teks Negosiasi Jual Beli Buku
Mungkin negosiasi jual beli buku tak mampu dilakukan di toko buku karena masing-masing buku sudah ada label harganya. Tapi, ananda tetap bisa melaksanakan perundingan perdagangan buku bareng sahabat mirip yg ada pada acuan teks berikut.
Andhika: “Eh buku apa tuh, nas?”
Anas: “Ohh itu, judulnya Kece Tanpa Kere.”
Andhika: “Keren pula ya judulnya. Isinya apaan?”
Anas: “Menurut gw manis banget sih. Isinya kayak semacam pendidikan finansial gitu. Gimana caranya agar kita bisa lebih ekonomis, tapi nggak sampai yg kesiksa-siksa banget, tetep jajan & piknik gitu.”
Andhika: “Wahh mantep kaliii.”
Anas: “Terus di dalemnya pula ada kiat-kiat menertibkan keuangan, sama dongeng dr orang-orang hebat, lho yo.”
Andhika: “Wihh elok dah. Gw jadi pengen beli. Itu lu beli dimana?”
Anas: “Gw dulu beli di toko buku yg di Galuh Mas itu. Mending lu beli yg gw aja ini. Rp80.000 dah.”
Andhika: “Yahh duit gw ga cukup kalau segitu. Lagi ga bawa dompet, nih. Rp50.000 aja gimana?
Anas: “Hem.. gimana ya.. Rp70.000 ya. Gapapa sisanya yg 20 nanti aja besok-besok.”
Andhika: “Oke deh siap. Ini uangnya ya. Sisanya besok kalau gw main lagi. Langsung gw baca dah tuh sekarang bukunya, wkwk.”
Contoh Teks Negosiasi Jual Beli Buah Jeruk
Kalau ananda butuh acuan teks negosiasi perdagangan di pasar dgn produk yg spesifik, maka acuan berikut merupakan pola yg sempurna buat kamu.
Di pagi hari Upink disuruh ibunya untuk membeli buah jeruk sebanyak 2 kg di pasar.
Upink: “Pak, ada jeruk?”
Penjual: “Banyak, de. Itu tuh deretan jenis-jenis jeruk. Lagi cari jeruk apa?”
Upink: “Jeruk yg manis pak, yg mampu dikonsumsi eksklusif itu.”
Penjual: “Oh ini, nih ada. Mau berapa kilo?”
Upink: “Sekilonya berapa?”
Penjual: “Satu kilo Rp14.000, dek.”
Upink: “Rp12.000 aja ya pak.”
Penjual: “Kalau cuma beli satu kilo, 12 ribu mah kurang atuh.”
Upink: “Ini saya mau beli 2 kilo, kok. Gimana? 2 kilo jadi Rp24.000 ya?”
Penjual: “2 kilo Rp25.000 ya dek, udah harga pas.”
Upink: “Ya udah, ini uangnya, pak.”
Penjual: “Nah gitu dong. Panglaris. Nanti belanja di sini lagi ya, dek.”
Upink: “Iya, nanti kapan-kapan lagi, pak. Saya pamit dulu.”
Contoh Teks Negosiasi Kerja Sama
Teks perundingan kolaborasi ialah teks negosiasi yg dapat menciptakan keputusan bersifat win-win solution bagi kedua belah pihak. Artinya, semua pihak yg terlibat mesti sama-sama diuntungkan & tak ada yg dirugikan. Berikut ini misalnya.
Pemilik Usaha: “Selamat pagi, pak. Kaprikornus begini, mirip yg Bapak pahami, saya kan mempunyai perjuangan jasa servis HP, ya. Nah, Bapak ini kan orangnya melek teknologi & internet. Saya ingin minta bantuannya untuk mengiklankan perjuangan servis HP saya di internet, pak. Bisa di akun media sosial seperti Facebook, Instagram dan semacamnya.
Orang IT: “Wahh iya betul, pak. Kebetulan profesi saya memang di bidang teknologi & keterangan. Boleh saja, pak. Tapi, keuntungan buat saya apa ya?”
Pemiik Usaha: “Nah, keuntungan buat Bapak, nanti setiap HP Bapak atau keluarga ada yg rusak & butuh diservis, maka akan saya servis gratis dgn syarat kerusakannya tak terlalu parah & di bawah harga servis Rp200.000, pak.”
Orang IT: “Boleh juga, tuh. tapi apa mampu dinaikkan pak supaya gratis di bawah harga servis Rp300.000?”
Pemilik Usaha: “Iya, tak apa-apa kalau begitu jadi Rp300.000. Kalau begitu apa kita sepakat & sepakat, pak?
Orang IT: “Sepakat, pak. Nanti akan saya bantu promosikan usaha Bapak ini di internet & media-media umum. Semoga nanti bisnisnya makin laku ya, pak.”
Pemilik Usaha: “Aamiin. Terima kasih banyak pak. Kalau begitu saya pamit dahulu, ya.”
Orang IT: “Baik, pak, sama-sama. Senang buka usaha dgn Bapak.”
Contoh Teks Negosiasi di Sekolah
Teks negosiasi di sekolah bermakna teks negosiasi yg dilaksanakannya di lingkungan sekolah. Berikut acuan singkat teks perundingan di sekolah yg membicarakan lokasi & dress code untuk foto buku tahunan sekolah.
Fikri: “Selamat pagi, pak.”
Wali Kelas: “Iya selamat pagi, Fikri. Ada apa ya?”
Fikri: “Saya ke sini ingin membicarakan planning kita terkait lokasi & dress code pakaian untuk pemotretan buku tahunan sekolah, pak.”
Wali Kelas: “Oh iya, jadi bagaimana, Fik? Apa semua anggota kelasnya setuju dgn lokasi yg Bapak usulkan di lingkungan alam sebagaimana abang kelas kalian terdahulu?”
Fikri: “Hasil diskusi kami di kelas tadi, para siswa tak setuju pak. Karena tempatnya yg memang jauh dr sini, kami takut tatkala siswa sudah sampai di tempat, mereka sudah kecapekan setelah lewat perjalanan yg jauh.”
Wali Kelas: “Baiklah kalau begitu, Bapak pula khawatir sebetulnya kalau terlalu jauh & belum dewasa pula jadi cape duluan. Tapi, apa ada usulan lain dr kalian?”
Fikri: “Kami lebih menentukan untuk melakukan pemotretan buku tahunan sekolah di Cafe akrab sekolah, pak.”
Wali Kelas: “Tapi kalau begitu, kalian harus membayar lagi untuk ongkos sewa tempatnya, bukan?
Fikri: “Iya, pak. Tidak apa-apa kok. Kita-kita nggak keberatan.”
Wali Kelas: “Bagus kalau begitu. Karena tempatnya yg lebih akrab pula akan membuat lebih mudah Bapak tatkala meminta kesepakatan kepala sekolah nantinya. Bapak sepakat, Fik.”
Fikri: “Baik, pak. Terima kasih banyak. Saya pamit ke kelas lagi, ya.”
Wali Kelas: “Silakan.”
Contoh Teks Negosiasi Antarteman
Negosiasi antarteman pula tak jarang terjadi. Bisa menegosiasikan wacana barang yg ingin dipinjam, disewa & lain-lain. Berikut pola teks negosiasi antarteman untuk menyewa kamera.
Sahdan: “Fik, lu punya kamera yg anggun kan, ya?”
Fikri: “Yahh, kalau buat foto-foto sih lumayan elok, dan. Kenapa emang?”
Sahdan: “Ini gw sama tim lagi butuh kamera buat pemotretan produk-produk gres kami yg mau rilis.”
Fikri: “Oh iya, lu kan lagi mulai bisnis clothingan ya.”
Sahdan: “Nah iya, Fik. Kaprikornus rencananya gw mau sewa kamera DSLR lu buat sekitar 3 harian, kira-kira berapa?”
Fikri: “Hem.. Rp100 ribu per hari gimana dan? Keberatan nggak? wkwk.”
Sahdan: “Waduuh, jangan cepe juga dong haha. Kurangin lah”
Fikri: “Haha, iya iya becanda. Rp50 ribu dah. Buat 3 hari jadi Rp150.000.”
Sahdan: “Nah gitu dong wkwk. Oke deh, kapan bisa gw ambil kameranya? Oh iya gw pemotretannya dr hari Jumat hingga Minggu ini ya.”
Fikri: “Besok pula mampu diambil, tuh. Tapi nanti pas balikin ke gw nya foto-fotonya udah lu pindahin sendiri ya, gw males ngerapihinnya lagi nanti. Sama nanti cas dulu sebelum dipake ya, takutnya baterainya belum ke isi sarat .”
Sahdan: “Oke deh, besok gw ambil sekalian ngasih uangnya ya.”
Fikri: “Sip.”
Contoh Teks Negosiasi Antara Guru & Siswa
Tidak jarang pula guru melaksanakan perundingan dgn siswanya tatkala akan memperlihatkan tugas atau cobaan di kelas. Penasaran bagaimana? Berikut contoh teks negosiasi antara guru & siswa.
Guru: “Baik, minggu depan kita laksanakan cobaan untuk BAB teks eksplanasi ini ya, bawah umur? Bagaimana?”
Siswa: “Jangan dong, bu. Tugas kan pula sudah banyak, kami belum selesain semua. Belum lagi peran-tugas dr mapel yang lain, bu.
Guru: “Makara kalian keberatan kalau ujiannya ahad depan?”
Siswa: “Iya, bu. Apalagi tadi kan Ibu pula udah ngasih tugas gres lagi.”
Guru: “Kalau begitu, kalian siapnya kapan?”
Siswa: “2 ahad lagi, bu.”
Guru: “Begitu, yah.. oke. Tapi lantaran materi BAB teks eksplanasi ini kan kita sudah selesai, ada yg punya wangsit apa yg akan kita kerjakan untuk ahad depan?”
Siswa: “Bagaimana kalau kita bahas saja peran-peran yg kini & pula materi untuk ujiannya itu, bu?”
Guru: “Ide manis. Kalau begitu minggu depan kita akan membahas tugsa & pula materi untuk ujian, ya. Ibu pula tidak ingin kalau kalian terlalu stress akibat tugas & ujian-ujian sekolah.”
Siswa: “Yeay, terima kasih banyak, Ibu.”
Contoh Teks Negosiasi di Lingkungan Keluarga
Ketika akan menciptakan suatu keputusan penting, para anggota keluarga akan berkumpul & mendiskusikannya. Pada teladan teks negosiasi di lingkungan keluarga berikut, hal yg akan dinegosiasikan yaitu pilihan sekolah anak untuk melanjutkan ke jenjang SMA.
Bapak: “Jadi, nak, ananda mau lanjut sekolah Sekolah Menengan Atas atau Sekolah Menengah kejuruan?”
Anak: “Kalau gue pribadi sih maunya lanjut ke Sekolah Menengah kejuruan, pak.”
Bapak: “Lho, kenapa nggak Sekolah Menengan Atas aja?”
Anak: “Aku sudah tahu passion, minat & bakatku sendiri sekarang. Lagi pula, Sekolah Menengah kejuruan pula tak seburuk itu & ada pula Sekolah Menengah kejuruan favorit kan di kota kita.”
Ibu: “Kalau ibu sih, setuju-setuju saja. Gimana ananda aja nak, selama ananda nyaman & tahu sebab-balasan dr keputusanmu itu.”
Bapak: “Begitu, yah. Rupanya anak Bapak sudah besar pula ya hahaha. Kalau begitu, jurusan apa yg ananda mau?”
Anak: “Dari kecil, gue kan udah suka main komputer & teknologi gitu, pak. Makara gue mau masuk Sekolah Menengah kejuruan jurusan RPL.”
Bapak: “Kamu sudah cari tahu & riset mengenai jenjang karir dr lulusan RPL nantinya, nak?”
Anak: “Tentu sudah, pak. Seiring dgn pertumbuhan & perkembangan teknologi, tenaga jago di bidang IT seperti lulusan dr RPL pasti akan kian dicari. Makara, gue rasa nyari kerjanya nggak akan sulit & siapa tau nanti malah gue yg bisa buka lapangan pekerjaan.”
Ibu: “Wahh cantik tuh kalau begitu, pak.”
Bapak: “Hm.. tetapi apa ada SMK yg menyediakan jurusan RPL nak? Soalnya Bapak baru denger pula jurusan ini, nih.”
Anak: “Di SMK favorit pusat kota ada kok, pak. Aku yakin dgn nilai nemku yg di atas rata-rata, gue optimis mampu masuk di situ.”
Bapak: “Wahh baguss, ananda sangat percaya diri. Kalau begitu Bapak sepakat. Nanti secepatnya kita urus ya proses pendaftarannya.”
Ibu: “Alhamdulillah.”
Anak: “Siap, pak.”
Contoh Teks Negosiasi dlm Bentuk Dialog
Kebanyakan teks negosiasi itu memang tersedia dlm bentuk obrolan. Karena mengenang negosiasi biasa dijalankan dengan-cara langsung oleh semua pihak yg terlibat melalui obrolan. Berikut pola teks perundingan jual beli dlm bentuk dialog.
Anas: “Permisi, pak. Saya sedang cari koper.”
Penjual: “Oh iya, kak. Silahkan ini memang deretan khusus koper. Bisa lihat-lihat dahulu. Atau abang sedang cari koper spesifik yg seperti apa ya?”
Anas: “Saya akan melanjutkan pendidikan di mancanegara, tepatnya di Jerman. Jadi saya cari koper buat ke sana yg kapasitasnya cukup besar pak.”
Penjual: “Wahh selamat ya, kak. Untuk ke negara-negara Eropa, kami senantiasa menyarankan abang menggunakan koper yg sudah dilengkapi dgn akomodasi kunci TSA.”
Anas: “Terima kasih, pak. Wahh fasilitas apa tuh TSA?”
Penjual: “TSA itu akronim dr Transportation Security Administration. Biasanya kalau di bandara-bandara negara Eropa, petugsa akan menyelidiki koper penumpang demi kepentingan keamanan & kalau ternyata kopernya tak memakai kunci TSA, maka mereka akan membobol & membuka koper dengan-cara paksa. Makara mampu membuat koper rusak.”
Anas: “Wahh fatal pula ya kesudahannya kalau nggak pakai koper yg TSA. Kalau begitu di sini ada koper TSA, pak?”
Penjual: “Tentu saja ada, kak. Tapi memang harga koper TSA lebih mahal daripada koper yg memakai kunci pengaman biasa.”
Anas: “Tidak apa-apa lah, pak. Ada yg ukuran berapa aja ya?”
Penjual: “Berikut kami sediakan ukuran 18, 20, 24 & 28 inci. Tapi kami menyarankan untuk membeli yg ukuran 24 inci, kapasitasnya muat sampi 23 kg, kak.”
Anas: “Berapa harganya ya, pak?”
Penjual: “Harga normalnya, Rp2,8 juta, kak. Tapi sekarang sedang ada diskon.”
Anas: “Benar-benar beda jauh sekali ya harganya dgn koper-koper biasa. Diskonnya berapa persen & jadi berapa tuh harga akhirnya?”
Penjual: “Diskon 50% sehingga hanya Rp1,4 juta saja. Ini pula merupakan koper dr brand setempat terbaik yg kualitasnya memang sudah sangat populer & terpercaya.”
Anas: “Boleh saya lihat dalamnya dulu, pak?”
Penjual: “Boleh, kak. Ini potongan dalamnya. Ada beberapa ruangan terpisah & pula kalau kakak beli ini, akan mendapatkan bonus 2 buah hanger busana.”
Anas: “Menarik sekali. Harganya gak mampu kurang lagi nih, pak?”
Penjual: “Nggak mampu, kak. Karena ini pula sudah menerima diskon 50%.”
Anas: “Iya sih ya. Ya sudah gapapa, lah. Kalau begitu saya beli. Yang warna hitam ada, pak?”
penjual: “Ada, kak. Mari kita pribadi menuju kasir kalau kakak sudah selesai lihat-lihat.”
Anas: “Baik, pak.”
Contoh Teks Negosiasi dlm Bentuk Narasi
Meskipun jarang, tetapi ada saja orang yg mencari teladan teks negosiasi dlm bentuk narasi. Selain dapat ditulis dlm bentuk obrolan, nyatanya teks perundingan memang bisa pula ditulis dlm bentuk narasi. Berikut di bawah ini misalnya dgn tema jual beli tas.
Pada suatu hari Irma ingin berbelanja tas baru untuk dipakai sekolah. Karena, tas lamanya sudah rusak & tak patut pakai lagi. Akhirnya ia menentukan untuk pergi ke toko tas terdekat dr rumahnya.
Sesampainya di sana, Irma langsung disuguhkan banyak sekali pilihan tas dgn aneka versi yg beragam. Ia pribadi menjatuhkan pandangannya pada tas ransel yg ada di deretan kedua baris pertama. Lantas ia langsung saja menanyakan spesifikasi & kelengkapan tas tersebut pada pedagang .
Lantas pedagang segera menjelaskannya. Menurut si pedagang , tas tersebut mempunyai 3 ruang atau bukaan. Di ruang utama yg paling besar pula terdapat kompartemen khusus untuk laptop. Selain itu, tas tersebut pula sudah anti air. Meskipun demikian, Irma tetap akan mendapatkan bonus rain cover apabila membelinya.
Mendengar penjelasan pedagang tersebut, Irma semakin kesengsem saja. Namun, ia masih ingin tau dgn model yg lain. Kemudian ia menunjuk salah satu tas & menanyakannya lagi.
Tas kedua tersebut tak jauh berlainan dgn tas yg pertama. Hanya saja, tas kedua memiliki 3 ruang ditambah 1 ruang komplemen, tetapi tak memiliki kompartemen laptop. Setelah mendengarnya, Irma menetapkan hatinya untuk menentukan tas yg pertama karena ia senantiasa menjinjing serta laptopnya setiap kali pergi ke sekolah.
Selanjutnya ia menanyakan warna apa saja yg tersedia untuk versi tas pertama tersebut. Ternyata cuma ada varian warna hitam & abu-debu saja. Karena tersebut memang mirip tas kantoran. Irma sedikit merasa kecewa karena warna favoritnya, hijau atau merah muda tak tersedia.
Awalnya ia sedikit kebingungan, tetapi karena besok sudah mulai masuk sekolah ia tak memiliki pilihan lain. Ia pun segera menanyakan soal harga pada penjual. Kata pedagang , harga tas tersebut adalah Rp250.000. Lantas Irma mengajukan pertanyaan apakah ada potongan harga atau tidak, ternyata ada. Semua tas menerima potongan harga 10% hari ini.
Kaprikornus harganya ialah Rp225.000. Irma mengajukan tawaran supaya tasnya menjadi Rp200.000. Namun, pedagang tidak ingin. Penjual pun mengajukan harga pasnya menjadi Rp215.000. Dan Irma pun segera menyetujuinya.
Irma pulang dgn perasaan yg bahagia & bersyukur walaupun ia tak mampu menerima tas dgn warna favoritnya.
Contoh Teks Negosiasi Pemecahan Konflik
Konflik sering kali terjadi dlm kehidupan sehari-hari. Untuk memecahkan pertentangan & menerima solusi bareng , maka dilakukanlah perundingan. Berikut salah satu contoh teks perundingan pemecahan konflik antara Bapak Dio yg sedang merenovasi rumahnya dgn tetangganya, Bapak Gilang.
Bapak Gilang: “Selamat siang, pak Dio. Saya bermaksud ke sini lantaran merasa terganggung dgn kegiatan renovasi rumah Bapak yg terlalu berisik.”
Bapak Dio: “Oh iya, siang pak Gilang. Kalau boleh tahu, ada dilema apa ya dgn renovasi rumah saya?”
Bapak Gilang: “Suara tukang yg sedang melakukan pekerjaan seperti menggergaji & lain-lain terlalu bising sehingga saya sulit untuk tidur siang. Selain itu, kebetulan pula saya kan lagi punya anak bayi kini, ia pula jadi susah tidur siang.”
Bapak Dio: “Oh begitu yah rupayanya. Kalau begitu, saya akan memerintahkan mereka untuk beristirahat sejenak dahulu. Tapi saya pula menyarankan Bapak Gilang & bayi Bapak untuk tidur di ruang belakang saja supaya bunyi renovasinya tak terlalu mengusik, bagaimana pak?”
Bapak Gilang: “Wahh pandangan baru anggun tuh, pak. Baik pak terima kasih sudah sungguh mengetahui & paham dgn keadaan saya, ya.”
Bapak Dio: “Ahh tak apa-apa, pak. Kita kan sebagai tetangga memang harus senantiasa rukun & mengerti satu sama lain.”
Bapak Gilang: “Baik, kalau begitu saya pamit dahulu ya, pak. Nanti saya tutup pintu sama semua jendela pula semoga suaranya nggak masuk rumah.”
Bapak Dio: “Mari, pak.”
Contoh Teks Negosiasi 4 Orang
Tidak jarang pula negosiasi melibatkan banyak orang, tak cuma 2 pihak saja. Berikut contoh teks perundingan 4 orang yg membicarakan wacana planning piknik tahunan.
Saitama: “Gimana, guys? Tahun ini kita mau kemana liburannya, nich?”
Valent: “Ke pantai lagi?”
Daffa: “Itu pantai yg bagus-anggun di mana lagi ya?”
Anas: “Pantai lagi, nich? Gw sih lagi mau ke alam-alam kayak gunung gitu, deh”
Saitama: “Sama sih, udah usang pula nih nggak naik gunung. Badan perlu dipanasin lagi”
Valent: “Ah bikin cape pula yg gitu-gitu mah, ongkosnya pula mahal, kan?”
Daffa: “Ah lu mah, gitu wae, lent. Coba aja dulu. Lagian lu belom pernah naik gunung kan?”
Anas: “Ah sloww aja lent, nggak secape & semahal itu kok.”
Saitama: “Kalau gitu, kita coba di naik gunung yg rendah-rendah aja dahulu, gunung Lembu yg di Purwakarta cocok kayaknya tuh.”
Valent: “Biayanya berapa?”
Saitama: “Ah murahh, nggak keluar sampe 500 ribu kok. Kalau mau, malemnya kita sekalian ngecampi supaya nggak terlalu cape naik-turun langsung.”
Anas: “Nah cocok tuh. Udah usang pula kan kita nggak menghabiskan malam bersama lagi?”
Daffa: “Apa sih lu nas, lebay dah.”
Anas: “Ehh hahaha.”
Saitama: “Kaprikornus gimana lent? Setuju ga lu?”
Valent: “Hmm.. oke deh kalau gitu, sepakat.”
Daffa: “Nahh gitu dong. Ya udah besok-besok kita kumpul lagi buat bahas acara, perlengkapan & estimasi biayanya ya.”
Anas, Saitama, Valent: “Siyappp.”
Contoh Teks Negosiasi 3 Orang
Teks perundingan 3 orang bermakna melibatkan 3 orang untuk melakukan perundingan demi mencapai janji bareng . Berikut pola teks negosiasi 3 orang sampaumur untuk menentukan tempat main.
Anas: “Kaprikornus, hari ini kita mau kemana nih?”
Fashya: “Ke rumah Gilang?”
Upink: “Wah hari ini mah ia kerja, belom pulang niscaya.”
Anas: “Kemana lagi ya.. ke tempat biasa? Tapi bosen, lagi gak mau di situ dulu, deh.”
Fashya: “Kemana lagi dong? Pink, ada rekomendasi lagi gak?”
Upink: “Gimana kalo ke STOD?”
Anas: “Tempatnya gimana? Enak gak?”
Fashya: “Ada masakan-kuliner ringannya pula nggak?”
Upink: “Kecil sih.. Kalo makanan gw gak tau. Jangan deh, cari pilihan lain lagi.”
Anas: “Mcd?”
Fashya: “Bosenn jugaa..”
Upink: “Ohh Food Fest gimana?”
Fashya: “Emang udah buka?”
Anas: “Kalo ngeliat dr tempat-tempat lain, harusnya sih udah buka ya. Tapi apa nggak kejauhan?”
Upink: “Halahh gass aja lahh wkwk.”
Anas: “Lu gimana fashy?”
Fashya: “Yaa haiiyuuu..”
Anas: “Meluncuurr..”
Contoh Teks Negosiasi Pendek
Negosiasi tak selalu dilakukan dlm jangka waktu yg lama, ada pula perundingan yg pendek. Berikut teladan teks negosiasi pendek di lingkungan sekolah.
Vinseng: “Din, pinjem penggaris dong.”
Udin: “Lah sekarang kan lagi pelajaran Matematika.”
Vinseng: “Ya makanya gw pinjem dahulu ya. Yang punya gw ketinggalan, lupa nggak kebawa, din.”
Udin: “Kalau lu pinjem, nanti gw pake penggaris siapa dong?”
Vinseng: “Ganti-gantian aja. Nanti pas pelajaran Seni, gw pinjemin pensil warna punya gw. Gimana?”
Udin: “Nah boleh tuh, ya udah nih sok pake dulu.”
Vinseng: “Oke, makasih ya din.”
Udin: “Yo, sama-sama.”
Contoh Teks Negosiasi Panjang
Pada beberapa kasus, negosiasi pula dapat berjalan lebih usang dr umumnya. Hal ini mampu disebabkan oleh beberapa hal, seperti kedua belah pihak yg memang baru kenal, atau perbedaan pendapat yg terlampau banyak.
Berikut ini diberikan satu teladan teks perundingan panjang pedagang & pembeli mobil.
Pembeli: “Salam kenal, mas. Saya yg tadi chat mas di aplikasi OXL.”
Penjual: “Oh iya salam kenal juga, mas. Kaprikornus gimana? Tertarik dgn kendaraan beroda empat 4 pintu saya ini?”
Pembeli: “Betul mas, saya kesengsem. Tapi saya mau tanya-tanya dulu boleh ya.”
Penjual: “Oh iya pastinya boleh dong.”
Pembeli: “Ini keluaran tahun berapa ya mas mobilnya?”
Penjual: “Tahun 2015, mas.”
Pembeli: “Oh sudah 5 tahun, usang pula ya mas.”
Penjual: “Iya mas tidak mengecewakan. Saya sudah jenuh pula sama kendaraan beroda empat ini, apalagi keluarga minta ganti gres pula jadi mau gimana lagi dah haha.”
Pembeli: “Kalau pajak gimana mas?”
Penjual: “Pajak masih jalan, saya bayar tepat waktu terus.”
Pembeli: “Boleh saya buka-buka interiornya mas?
Penjual: “Silahkan mas, boleh dicek sepuasnya dahulu.”
Pembeli: “Ini joknya emang warnanya kusam begini apa lantaran jarang dicuci mas?”
Penjual: “Oh itu lantaran sudah jarang dicuci mas, jadi agak kurang terawat gitu interiornya.”
Pembeli: “Tapi fungsi-fungsi kayak jendelanya semua masih bener mas? Udah pernah ganti belum?”
Penjual: “Alhamdulillah masih berfungsi dgn baik mas. Dulu saya sempet ganti kunci pintunya aja lantaran bawaannya udah sedikit loncer, jadi demi keselamatan saya ganti aja.”
Pembeli: “Oh iya iya.. Saya periksa kepingan luarnya dulu ya mas.”
Penjual: “Iya mas silahkan.”
Pembeli: “Ini ada lecet sedikit kenapa mas?”
Penjual: “Yang kepingan bumper belakang ya? Itu lantaran dahulu saya parkir kelewatan jadi kena pembatas jalan gitu mas. Tapi nggak keliatan banget lah ya, nggak terlalu mencolok.”
Pembeli: “Iya, tetapi ini mampu bikin harganya kurang kan ya? Haha.”
Penjual: “Ahaha bisa mampu.”
Pembeli: “Makara harganya gimana mas?”
Penjual: “Ya sesuai dgn yg tertera di aplikasi saja mas, Rp150 juta.”
Pembeli: “Harga barunya berapa emang mas? Bukannya cuma Rp200 jutaan ya?”
Penjual: “Iya tapi ini kan semuanya masih bagus mas, STNK, BPKB surat-surat semuanya lengkap.”
Pembeli: “Ga mampu kurang lagi nih mas? Kalau Rp100 juta aja gimana? Itu udah ada yg lecet dikit pula kan sama joknya sedikit kusam ya.”
Penjual: “Waduh kalau Rp100 juta sih kejauhan mas, ga cukup saya buat DP kendaraan beroda empat barunya lagi haha. Itu kalau dicuci & dirawat lagi mampu seperti gres kok mas. Tinggal poles dikit aja.”
Pembeli: “Kalau gitu, pasnya berapa mas?”
Penjual: “Rp130 juta aja mas. Nggak pribadi pula mampu, dicicil 3 hingga 5 kali lah.”
Pembeli: “Kebetulan ini saya di rekening baru ada Rp100 juta mas. Rp30 jutanya bulan depan boleh mas?”
Penjual: “Oke gapapa mas. Ini nomor rekening saya. Kalau mau lanjut pembayaran bisa hubungi saya di nomor yg ada di aplikasi pula ya mas.”
Pembeli; “Baik mas, senang buka usaha dgn Anda.”
Penjual: “Baik terima kasih ya, mas.”
Pembeli: “Sama-sama, mas.”
Contoh Teks Negosiasi Antara Pengusaha & Pihak Bank
Untuk menghimpun modal perjuangan, biasanya para pengusaha akan mengajukan kredit atau pinjaman ke pihak bank. Berikut teladan teks negosiasi antara usahawan & pihak bank.
Satpam: “Selamat pagi, pak. Ada yg mampu saya bantu?”
Pengusaha: “Pagi, pak. Saya ingin mengajukan pinjaman untuk modal perjuangan. Bisakah saya bertemu dgn manajer penggalan kreditnya?”
Satpam: “Untuk pengajuan kredit, bisa langsung dijalankan di counterteller sebelah sini, pak. Mari.”
Pengusaha: “Oh iya pak, baik.”
Pihak bank: “Ada yg bisa saya bantu pak?”
Pengusaha: “Begini pak, saya ingin meminjam modal pada pihak bank untuk mengembangkan usaha baru saya yg dirintis 3 bulan yg lalu.”
Pihak bank: “Usaha Bapak di bidang apa ya?”
Pengusaha: “Usaha saya di bidang jasa pengerjaan situs web, pak. Dengan mengikuti perkembangan zaman, saya rasa prospek bisnis usaha saya di masa depan akan sungguh cerah sekali. Semakin ke sini semakin banyak saja UKM maupun instansi atau forum yg membutuhkan jasa pengerjaan web perusahaannya. Kaprikornus saya sangat optimis untuk meminjam dana sebagai bekal pengembangan usaha saya tersebut.”
Pihak bank: “Apa Bapak mempunyai jaminan kalau sewaktu-waktu Bapak tak mampu melunasi pinjaman?”
Pengusaha: “Saat ini, saya tidak memiliki jaminana apa-apa, pak. Saya gres ada 1 buah sepeda motor keluaran tahun kemarin.”
Pihak bank: “Tidak problem pak, itu pula bisa dijadikan jaminan. Karena, tanpa jaminan ada batas-batas nominal yg mampu kami pinjamkan. Kaprikornus, apa tak dilema kalau motor Bapak dijadikan jaminan & akan kami tahan BPKB nya hingga Bapak mampu melunasi pinjaman?”
Pengusaha: “Tapi apa saya mampu mendapatkan pinjaman sebesar Rp500 juta pak?”
Pihak bank: “Sebentar saya cek dahulu ya ke pihak administrasi.”
Pihak bank: “Dengan berat hati, kami hanya mampu memperlihatkan pinjaman sebesar Rp200 juta pak. Karena keadaan pandemi kini, persediaan dana pinjaman kami pula ikut terbatas, pak.”
Pengusaha: “Bisa dinaikkan lagi pak?”
Pihak bank: “Paling banyak Rp225 juta, pak dgn bunga 2%.”
Pengusaha: “Apa tak bisa menjadi Rp250 juta pak? Tidak apa-apa kalau bunganya pula ikut naik.”
Pihak bank: “Baik, kalau begitu pihak bank bersedia memperlihatkan pinjaman sebesar Rp250 juta dgn bunga 3% ya pak? Sepakat?”
Pengusaha: “Sepakat, pak.”
Pihak bank: “Silahkan isi formulir berikut ini dgn data yg benar ya, pak. Tanda tangan pula di kolom paling bawah.”
Pengusaha: “Baik, pak. Saya isi dulu.”
Pengusaha: “Ini pak formulirnya. Sudah saya isi semua.”
Pihak bank: “Nanti uangnya akan secepatnya kami cairkan ke rekening nasabah Bapak yg ada di bank kami ya.”
Pengusaha: “Baik, pak. Terima kasih banyak, kalau begitu saya pamit dahulu.”
Pihak bank: “Sama-sama, pak.”
Contoh Percakapan Teks Negosiasi
Supaya ananda lebih paham lagi dgn materi teks negosiasi, sebaiknya ananda menyaksikan dengan-cara langsung percakapan teks perundingan. Berikut Sosiologiku sajikan buah video contoh percakapan teks perundingan.
Demikian kumpulan teladan teks negosiasi beserta strukturnya, mulai dr negosiasi perdagangan di pasar, singkat, di sekolah hingga antara pengusaha & pihak bank.
Kami harap 25 contoh di atas sudah lebih dr cukup. Jangan lupa berikan komentarmu & bagikan artikel ini di media umum, ya!