close

3 Insan Pendukung Zaman Paleolitikum (Zaman Watu Bau Tanah)

Kehidupan manusia pada zaman prasejarah memang menawan untuk diperbincangkan, apalagi dgn segala kebudayaan & keunikan didalamnya & Peninggalan Zaman Praaksara serta Sejarah Manusia Purba di Indonesia. Dalam beberapa teori disebutkan bahwa ada beberapa zaman prasejarah yg dibagi – bagi ke dlm beberapa periode, menurut C.J. Thomsen sendiri bahwa zaman praaksara dibagi dlm rancangan three age systems, yakni zaman watu, zaman perunggu, & zaman besi. Hal ini didasarkan pada beberapa hal yakni peninggalan yg didapatkan oleh peradaban yg ada pada waktu itu.

Sedangkan zaman kerikil sendiri pula mengalami perkembangan & pembagian dlm sementara waktu, yg dikemukakan oleh J.A. Brown pada tahun 1892 yg memiliki beberapa periode selaku berikut :

  1. Zaman Paleolitikum (zaman batu tua)
  2. Zaman Mesolithikum (zaman batu tengah)
  3. Zaman Neolithikum (zaman batu muda)
  4. Zaman Perunggu
  5. Zaman Besi

Dari beberapa zaman tersebut yg akan kita diskusikan ialah zaman watu pada saat masih awal atau zaman paleolitikum, yg mana kehidupannya masih sungguh sederhana sehingga insan pendukung kebudayaannya pun pula sederhana dengan-cara kebudayaan & fisiknya.

Gambaran Umum Zaman Paleolitikum

Zaman ini ditandai dengan-cara garis besar merupakan zaman dimana manusia mengenal alat – alat dr kerikil untuk membantu bertahan hidup & menunjang kehidupan yang lain. Kehidupan insan pada zaman itu masih sederhana & alat yg dipakai pula masih agresif, sederhana, & cuma sebatas menyesuaikan penggunaannya. Alat yg dibentuk selain dr kerikil pula terdapat alat dr kayu & tulang yg dibuat masih sungguh sederhana. Selain itu pada zaman ini terdapat kebiasaan manusia yakni kehidupan nomaden atau berpindah – pindah tempat tinggal.

Zaman ini menurut bahasa berasal dr bahasa Yunani, disusun atas kata Palaios & Lithos yg memiliki arti “Tua” & “Batu”, yg mana pertanda bahwa pada masa ini alat – alat yg dipergunakan masih yang dibuat dr batu yg cara pembuatannya masih berangasan (Latuconsina & Rafidi, 1997:13). Sederhananya alat yg dibuat pula menciptakan alat ini tak berganti bentuk terlalu signifikan dr aslinya (batu biasa), hal ini terjadi dikarenakan teknologi yg dipakai masih sederhana.

Kehidupan yg masih sederhana mengakibatkan manusia masih mengandalkan makanan dgn cara berburu & menghimpun makanan, sehingga mereka hidup dgn nomaden atau berpindah – pindah tempat mngikuti kemana arah makanan itu ada. Kehidupan zaman paleolitikum terjadi satu sampai dua juta tahun yg kemudian, membuatnya periode yg cukup lama selaku sebuah zaman.

Oleh lantaran perlengkapan & teknologi serta kebudayaan masih sederhana, hanya sebata meramu & mengumpulkan makanan, maka jenis insan purba di indonesia pendukung dr zaman ini cuma sebatas manusia jenis yg sederhana, dimana ini cuma dialami oleh Pithecanthropus ( Homo erectus ) & insan Wajak ( Homo Wajakensis ), pembahasan mereka akan dibahas pada poin berikut.

Manusia Pendukung Zaman Paleolitikum

Secara garis besar insan yg mendukung zaman ini dibagi menjadi dua, yakni jenis pithecanthropus & homo, serta terdapat jenis yang lain seperti meganthropus. Penemuan ini menyebabkan mereka penunjang kebudayaan paleolitikum dikarenakan hasil temuan alat mengindikasikan bahwa mereka memiliki kehidupan dgn cara berbur & menghimpun kuliner.

1. Pithecanthropus

Manusia kera berlangsung tegak, atau jenis yg sering didapatkan merupakan pithecanthropus erectus, penemuannya selaku Manusia Pendukung Zaman Paleolitikum merupakan yg paling biasa ada dlm sejarah manusia prasejarah. Manusia purba jenis ini merupakan temuan dr salah seorang penjelajah & serdadu belanda Eugene Dubois pada tahun 1891 di daerha Trinil Jawa Tengah. Fosilnya terkubur dlm lapisan Pleistosen lapisan bawah & tengah. Berdasarkan temuan Femur atau tulang pahanya, bentuk & ukurannya terperinci seperti milik insan & memperlihatkan bahwa mahluk itu berjalan diatas kedua kakinya. Volume otaknya mencapai 900cc sedangkan simpanse cuma 600cc. Bukan hanya di Indonesia, fosil ini pula ditemukan di beberapa tempat lain seperti di Asia disebut Pithecanthropus Pekinensis, di Afirka dikenal dgn Australopithecus Africanus, & di eropa barat & tengah diketahui selaku Piltdown & Heidelberg.

Bedasarkan temuan beberapa fosil, mampu ditarik kesimpulan ciri – ciri Pithecanthropus adalah selaku berikut:

  • Mempunyai Tinggi tubuh sekitar 165 – 180 cm
  • Memiliki Volume otak berkisar antara 750 – 1350 cc
  • Bentuk tubuh & anggota tubuh tegap, tetapi tak setegap megantropus
  • Alat pengunyah & alat tengkuk sangat kuat
  • Bentuk graham besar dgn rahang yg sangat kuat
  • Bentuk tonjolan kening tebal melintang di dahi dr sisi ke sisi
  • Bentuk hidung tebal
  • Bagian belakang kepala menonjol

Selain Pithecanthropus erectus, terdapat pula beberapa spesies lain yg didapatkan yakni:

  • Pithecanthropus Mojokertoensis

Jenis manusia prasejarah ini, didapatkan pada tahun 1936 oleh Weidenreich di desa Jetis, sekitaran Mojokerto. Fosilnya dinamakan Pithecanthropus robustus. Namun pada penyebutan yang lain disebut Pithecanthropus mojokertoensis.

  • Pithecanthropus Soloensis

G.H.R. Von Koeningswald, Oppenorth, & Ter Haar pada sekitar tahun 1931-1934 mengadakan observasi di Lembah Sungai Bengawan Solo & inovasi pertama di Ngandong , Blora yakni fosil Pithecanthropus soloensis artinya insan kera dr Solo, kemudian ditemukan pula jenis Pithecanthropus di Sangiran yg diperkirakanhidup pada 900.000 sampai 200.000 tahun yg lalu diperkirakan terdapat di Sumatera, Kalimantan, & Tiongkok.

  • Pithecanthropus Robustus

Merupakan jenis pithecanthropus dgn rahang besar yg ditemukan oleh Weidenreich & Von Koenigswald pada tahun 1939 di situs purbakala Sangiran Sragen ,Jawa tengah. Berdasarkan temuan & jenis – jenis di atas, bahwa mampu disimpulkan pithecanthropus merupakan jenis insan prasejarah penunjang zaman paleolitikum dikarenakan kebudayaannya yg condong ke berburu & mengumpulkan makanan, hal ini didukung dgn ciri fisik & alat bantu kehidupannya.

2. Homo

Manusia jenis ini merupakan cikal bakal insan terbaru yg dikala ini hidup di bumi & Manusia Pendukung Zaman Paleolitikum. Terdapat berbagai macam, & perkembangannya disebut dgn manusia cerdas (Homo Sapiens), jenis insan prasejarah ini memiliki beberapa hal yg membedakan dgn jenis pithecanthropus, & dr tingkatannya pula lebih baik daripada jenis tersebut (Pithecanthropus erectus), sehingga mampu dikatakan bahwa Homo sebanding dgn insan biasa. Dalam pembahasan kali ini terdapat beberapa jenis Homo yg ada & mendukung kebudayaan paleolitikum, antara lain.

  • Homo Soloensis

Homo Soloensis berarti manusia dr solo. Fosilnya didapatkan pada periode 19 oleh Ter Haar & Oppernorth di daerah Ngandong Bengawan Solo. Fosil ini sangat berhubungan dgn warga orisinil Australia ketika ini (aborigin). Penemuaanya berupa tengkorak & diidentifikasi bukan lagi simpanse namun telah menjadi insan.

Ciri Homo Soloensis:

  1. Memiliki Volume Otak 1000-1200cc
  2. Tinggi Badan 130-210 cm
  3. Kening tak menonjol
  4. Berdiri & berlangsung tegak
  5. Tulang rahang tak terlalu besar lengan berkuasa

  • Homo Wajakensis

Sesuai namanya, bahwa insan jenis ini ditemukan di wajak. Wajak adalah kawasan erat Tulungagung Jawa Timur, tempat ditemukannya fosil ini. Dr. Eugene Dubois merupakan penemu fosil ini, & diberi nama Homo Wajakensis, dr jenisnya bisa dikatakan sudah masuk klasifikasi homo sapiens.

  • Homo Sapiens

Dari segala jenis insan prasejarah yg didapatkan, bisa dikatakan jenis ini yg paling berkembang baik & mendukung kebudayaan yg gres, bukan lagi kebudayaan paleolitikum, meski masih mendukung kebudayaan ini juga. Homo sapiens merupakan nama yg memiliki arti tersendiri, yg bermakna manusia cerdas, berdasarkan observasi jenis ini merupakan jenis kelanjutan dr Homo Wajakensis, namun memiliki kebudayaan yg lebih tinggi dibanding manusia yang lain. Ciri – ciri :

  1. Volume otaknya 1000cc – 1200cc
  2. Tinggi tubuh 130 – 210 cm
  3. Kening tak menonjol ke depan
  4. Berdiri tegak & berjalan tegak
  5. Tulang rahang tak terlalu kuat
  6. Otot pada tengkuk mengalami penyusutan

Dari hasil observasi yg dikerjakan sepanjang kali Bengawan Solo, para hebat menyimpulkan pada masa ini manusia jenis ini masih hidup mengandalkan berburu & menghimpun kuliner (food gathering), dikarenakan bengawan solo merupakan sungai sehingga banyak vegetasi & binatang yg hidup & tumbuh subur di tempat ini, dr hasil penggalian yg di peroleh berbentukperlengkapan kehidupan insan zaman paleolitikum ini, kemungkinan ciri-ciri kehidupan manusia pada zaman ini dgn cara berburu & mengumpulkan masakan. Homo sendiri sering di sangkut pautkan dgn manusia, karena mereka mempunyai banyak kemiripan, terlepas dr ke pintaran & kecerdasannya.

3. Meganthropus

Dari jenis manusia lainnya, mampu dibilang ini merupakan jenis insan yg paling awal dr zaman paleolitikum, dikarenakan kehidupannya yg masih primitif & bertubuh berlainan dr insan maupun manusia monyet. Meganthropus yg didapatkan merupakan jenis Meganthropus palaeojavanicus, yg mempunyai arti insan besar dr jawa. Penemuan yg mengindikasikan nama ini didasarkan atas temuan rahang atas & bawah yg lebih besar & besar lengan berkuasa dibandingkan dengan Pithecanthropus erectus, yg didapatkan oleh Von Koenigswald pada 1936 di kawasan Sangiran, pada 1941. Berdasarkan penelitian, masakan dr manusia prasejarah ini merupakan berkembang – tumbuhan, tanpa proses pemasakan. Hal ini dikemukakan lantaran giginya yg besar lengan berkuasa & besar, jenis insan ini hidup pada waktu 1-2 juta tahun yg lalu. Sehingga mampu disebut manusia purba yg terkuat, terbesar, & tertua di pulau Jawa.

Ada beberapa yg mampu ditarik kesimpulan tentang insan pendukung zaman paleolitikum ini, bahwa dr beberapa jenis penemuan yg ada & sudah diidentifikasi, mengindikasikan pada beberapa fakta berikut.

  1. Dari semua jenis manusia, mereka mempunyai ciri fisik yg berlawanan – beda, tetapi mempunyai kehidupan yg hampir serentak yakni hidup dr berburu & mengumpulkan makanan.
  2. Hidup berpindah – pindah lantaran keadaan alam / makanan.
  3. Terjadi cukup permulaan di masa prasejarah, yakni 600.000 tahun yg kemudian atau lebih permulaan.
  4. Mereka hidup di daerah dgn sumber makanan yg cukup, misal bantaran sungai.
  5. Jenis manusia pendukung seperti Homo Wajakensis, Pithecanthropus erectus, Homo Soloensis, & Meganthropus.
  6. Kehidupannya masih sederhana.
  7. Alat peninggalan masih yang dibuat dr kerikil yg sederhana & agresif untuk berburu.

Demikian artikel perihal insan pendukung zaman paleolitikum, gampang-mudahan memperbesar wawasan anda perihal sejarah Indonesia yg berkenaan dgn kehidupan manusia prasejarah yg pernah hidup di bumi pertiwi.

  15 Bangunan Bersejarah Di Bandung Dan Penjelasannya