Sosiologi pendidikan adalah studi tentang bagaimana institusi publik & pengalaman individu memengaruhi pendidikan dan balasannya.
Pendidikan senantiasa dilihat selaku usaha manusia optimistik fundamental yg dikenali dari aspirasi untuk perkembangan dan kesejahteraan.
Pendidikan dipahami oleh banyak orang sebagai perjuangan untuk mencapai kesetaraan sosial yg lebih tinggi & mendapatkan kekayaan dan status sosial.
Pendidikan dianggap sebagai kawasan anak-anak bisa berkembang sesuai kebutuhan & potensi unik mereka. Selain itu pula sebagai salah satu arti terbaik dlm meraih kesetaraan sosial yg lebih tinggi.
Banyak orang menyampaikan bahwa tujuan pendidikan ialah mengembangkan setiap orang sampai potensi tertinggi mereka & memberi potensi untuk meraih semuanya dlm kehidupan sesuai kemampuan alami mereka (meritokrasi).
Berikut ini teori sosiologi pendidikan
1. Teori Fungsionalisme
Tokoh sosiologi klasik Emile Durkheim ialah salah satu teoritisi fungsi sosial dlm pendidikan.
Durkheim meyakini bahwa pendidikan etika diperlukan untuk membangun & mempertahankan solidaritas sosial di penduduk .
Solidaritas sosial yg menguat mengurangi munculnya gejala disintegrasi sosial & duduk perkara-persoalan sosial lainnya.
Pendidikan moral yakni sarana menuju suatu tatanan kehidupan sosial yg harmonis.
2. Teori Interaksionisme Simbolik
Pendekatan ini konsentrasi pada proses interaksi dlm institusi pendidikan seperti sekolah & outcome dr interaksi tersebut. Sebagai pola, interaksi antara guru & murid di sekolah.
Teori interaksionalisme simbolik melihat bagaimana karakteristik sosial membentuk interaksi sosial mirip interaksi antar gender, kelas, ras, & sebagainya, & bagaimana interaksi tersebut menciptakan ekspektasi antara guru & murid.
Guru menginginkan perilaku tertentu dr murid tertentu, begitu pula murid pada guru.
Guru menaruh ekspektasi tertentu pada murid perempuan untuk bertingkah yg berlawanan dgn murid laki-laki.
3. Teori pertentangan
Pendekatan teori konflik dlm sosiologi pendidikan terinspirasi Karl Marx yg mengkaji hubungan antara pekerja & pemilik faktor produksi dlm tata cara ekonomi kapitalisme.
Teori pertentangan dlm sosiologi pendidikan mempunyai konsentrasi investigasi pada bagaimana institusi pendidikan berkontribusi pada reproduksi hierarki & kesenjangan sosial dlm masyarakat.
Pendekatan ini pada awalnya melihat bahwa institusi pendidikan mirip sekolah atau universitas mencerminkan suatu hierarki berdasarkan kelas, gender, ras, & sebagainya. Perbedaan tersebut justru direproduksi oleh proses pendidikan.
Pendekatan konflik pula mengasumsikan bahwa tata cara pendidikan yg berlaku beserta kurikulumnya ialah produk dr kekuasaan yg sedang dominan, dr nilai-nilai & kepercayaan yg dimiliki oleh mayoritas.
Kecenderungannya adalah, nilai-nilai tersebut memproduksi proses pendidikan yg mengesampingkan kelompok-kelompok minoritas berdasarkan, kelas, gender, agama, ras, & lain-lain.