Indonesia selalu berkomitmen untuk melaksanakan ketertiban dunia yg menurut kemerdekaan, perdamaian abadi & keadilan sosial. Hal ini merupakan amanat dr aline IV Pembukaan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945. Salah satu bentuk perwujudan janji ini yakni kiprah Indonesia dlm Misi Garuda.
Latar Belakang Terbentuknya Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB
Misi Garuda tak terlepas dr terbentuknya United Nations Peacekeeping Operations (Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB/ MPP PBB). MPP PBB yakni “flagship enterprise” PBB yg dibuat selaku “alat” PBB untuk mempertahankan perdamaian & keselamatan internasional. Berdasarkan data UN DPKO per 31Oktober 2018, tercatat lebih dr 100.000 personel dr 124 negara yg diterjunkan di 14 MPP PBB. Mereka berasal baik dr unsur militer, polisi, maupun sipil. Total anggaran MPP PBB untuk periode Juli 2018 hingga Juni 2019 mencapai USD 6,69 milyar.
Peran MPP PBB pada mulanya hanya terbatas pada pemeliharaan gencatan senjata & stabilisasi suasana di lapangan. Hal ini untuk memberikan ruang bagi usaha-usaha politik dlm menyelesaikan konflik. Namun, saat ini peran dr MPP PBB menjadi makin luas. Mayoritas MPP PBBB sebelumnya dihadapkan pada konflik antar negara, tetapi sekarang pula dituntut untuk mampu diterjunkan pada berbagai pertentangan internal & perang saudara. MPP PBB pula bahkan dihadapkan pada meningkatnya pertentangan yg bersifat asimetris, bahaya kalangan bersenjata, terorisme & radikalisme, serta penyakit menular. Baca pula penyebab Perang Dingin, negara yg terlibat Perang Dunia 2, kronologi Perang Dunia 2, & akhir Perang Dunia 2.
Latar Belakang Terbentuknya Misi Garuda
Misi Garuda merupakan salah satu bentuk kesepakatan Indonesia dlm melaksanakan MPP PBB. Misi Garuda ialah pasukan yg terdiri dr Tentara Nasional Indonesia (TNI) yg ditugaskan selaku pasukan perdamaian di negara lain. Pembentukan Pasukan Garuda diawali dgn hadirnya konflik di Timur Tengah pada 26 Juli 1959. Tiga negara yg terdiri dr Inggris, Prancis, & Israel melancarkan serangan campuran kepada Mesir. Hal ini pun akibatnya menjadikan perdebatan diantara negara-negara lainnya.
Menteri Luar Negeri Kanada ketika itu, Lester B. Perason, menganjurkan dibentuknya pemelihara perdamaian di Timur Tengah dlm Sidang Umum PBB. Usulan tersebut pun disetujui, sehingga pada tanggal 5 November 1956, Sekretaris Jenderal PBB membentuk United Nations Emergency Forces (UNEF).
Indonesia menyatakan kesediaannya untuk bergabung dlm UNEF. hingga dikala ini Indonesia telah mengantarkan Misi Garuda I hingga Misi Garuda XXVI-C2. Menurut data Kementrian Luar negeri pada 21 Maret 2016, Indonesia pun menjadi contributor terbesar ke-10 untuk Pasukan Pemeliharaan Perdamaian PBB dr 124 negara.
Latar Belakang Indonesia Mengirimkan Pasukan Garuda ke Mesir
Meskipun Indonesia tak cuma mengirimkan Pasukan Garuda ke Mesir saja, tetapi ada argumentasi khusus kenapa Indonesia menyatakan kesediaannya memelihara perdamaian di Timur Tengah. Saat Indonesia menyatakan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945, Mesir segara menyelenggarakan sidang menteri mancanegara negara-negara Liga Arab. Pada 18 November 1946, Liga Arab menetapkan resolusi legalisasi kemerdekaan Republik Indonesia selaku negara merdeka & berdaulat penuh. Hal ini menjadi pengesahan de jure berdasarkan aturan internasional.
Sekretaris Jenderal Liga Arab dikala itu, Abdurrahman Azzam Pasya, mendelegasikan Konsul Jenderal Mesir di India, yakni Mohammad Abdul Mun’im, untuk pergi ke Indonesia. Ia hingga ke Yogyakarta, ibu kota RI saat itu, setelah menempuh perjalanan panjang & penuh rintangan khususnya dr pihak Belanda. Utusan Mesir diterima dengan-cara kenegaraan oleh Presiden Soekarno & Moh. Hatta pada 15 Maret 1947. Peristiwa ini merupakan bentuk akreditasi pertama atas kemerdekaan RI oleh negara gila.
Indonesia bahkan membuka Perwakilan RI di Mesir dgn menunjuk HM Rasyidi sebagai Kuasa Usaha. Perwakilan RI tersebut merangkap selaku misi diplomatik tetap untuk seluruh negara-negara Liga Arab. Kedekatan korelasi ini memberi makna pada perjuangan Indonesia ketika terjadi perdebatan di lembaga Majelis Umum PBB & Dewan Keamanan PBB yg membahas sengketa Indonesia-Belanda. Para diplomat Arab pun dgn gigih mendukung Indonesia.
Presiden Soekarno membalas hal tersebut dgn mengunjungi Mesir & Arab Saudi pada Mei 1956 serta Irak pada April 1960. Indonesia pula mendukung keputusan Majelis Umum PBB untuk mempesona mundur pasukan Inggris, Prancis, & Israel dr kawasan Mesir. Pada kesannya, Indonesia untuk pertama kalinya mengirim Pasukan Pemeliharaan Perdamaian PBB ke Mesir yg dinamakan Kontingen Garuda I atau KONGA I. Baca pula penyebab Perang Yaman & Arab Saudi & penyebab Perang Israel & Palestina.
Peran Indonesia dlm Misi Garuda
Peran Indonesia dlm Misi Garuda diwujudkan dgn dikirimkannya Kontingen Garuda ke banyak sekali negara. Rincian dr kiprah Kontingen Garuda (KONGA) beserta misi yg dilaksanakan ialah sebagai berikut:
- KONGA I dikirim tanggal 8 Janari 1957 ke Mesir yg terdiri dr 559 pasukan. Pasukan dipimpin oleh Letkol Infaneri Hartoyo yg kemudian digantikan Letnan Kolonel Infanteri Suadi Suromihardjo.
- KONGA II dikirim pada 1960 ke Kongo yg terdiri dr 1.074 pasukan. Pasukan dipimpin oleh Kol. Prijatna & digantikan oleh Letnan Kolonel Solichin G.P.
- KONGA III dikirim pada 1962 ke Kongo yg terdiri atas 3.475 pasukan. KONGA III di bawah misi UNOC & dipimpin oleh Brigjen Tentara Nasional Indonesia Kemal Idris & Kolonel Infanteri Sobirin Mochtar.
- KONGA IV dikirim pada 1973 ke Vietnam. Pasukan ini berada di bawah misi ICCS & dipimpin oleh Brigjen Tentara Nasional Indonesia Wiyogo Atmodarminto.
- KONGA V dikirim ke Vietnam pada 1973 di bawah misi ICCS. Pasukan dipimpin oleh Brigjen Tentara Nasional Indonesia Harsoyo.
- KONGA VI dikirim ke Timur Tengah pada 1973 di bawah misi UNEF. Pasukan dipimpin oleh Kolonel Infanteri Rudini.
- KONGA VII pada 1974 dikirim ke Vietnam di bawah misi ICCS. Pasukan ini dipimpin oleh Brigjen TNI [[S. Sumantri]] & digantikan oleh Kharis Suhud.
- KONGA VIII dikirim ke Timur Tengah pada 1974 dlm rangka misi perdamaian PBB di Timur Tengah. Pengiriman pasukan dijalankan paska Perang Yom Kippur antara Mesir & Israel.
- KONGA IX dikirim ke Iran & Irak pada tahun 1988. Konga IX berada di bawah misi UNIIMOG.
- KONGA X dikirim pada 1989 ke Namibia. Pasukan ini berada di bawah misi UNTAG & dipimpin oleh Kol Mar Amin S.
- KONGA XI dikirim ke Irak-Kuwait pada 1992 di bawah misi UNIKOM.
- KONGA XII dikirim ke Kamboja padaa 1992 di bawah misi UNTAC.
- KONGA XIII dikirim ke Somalia pada 1992 di bawah misi UNOSM & dipimpin oleh May Mar Wingky S.
- KONGA XIV dikirim ke Bosnia-Herzegovina pada 1993 di bawah misi UNPROFOR.
- KONGA XV dikirim ke Georgia pada 1994 di bawah misi UNIMOG & dipimpin oleh May Kav M. Haryanto.
- KONGA XVI dikirim ke Mozambik pada 1994 di bawah misi UNOMOZ & dipimpin oleh May Pol Drs Kuswandi.
- KONGA XVII dikirim ke Filipina dpada 1994. Pasukan ini dipimpin oleh Brgjen Tentara Nasional Indonesia Asmardi Arbi.
- KONGA XVIII dikirim ke Tajikistan pada November 1997 & dipimpin oleh Mayor Can Suyatno.
- KONGA XIX dikirim ke Sierra Leone pada 1999-2002 yg bertugas sebagai misi pengamat.
- KONGA XX dikirim ke Republik Demokratik Kongo pada tahun 2003.
- KONGA XXI dikirim ke Liberia mulai tahun 2003. Pasukan ini terdiri dr perwira AD, AL, & AU yg berpengalaman dlm misi PBB & mempunyai kecakapan khusu selaku pengamat militer.
- KONGA XXII dikirim ke Sudan pada 9 Februari 2008 selaku pengamata militer & pula berkontrbusi untuk UNAMID (Darfur).
- KONGA XXIII bertugas di Lebanon (UNIFIL) & sempat ditunda keberangkatannya pada simpulan September 2006.
- KONGA XXIV bertugas di Nepal (UNMIN) mulai tahun 2008.
- KONGA XXV bertugas di Lebanon mulai tahun 2008 & sudah melaksanakan 11 kali rotasi hingga 2019.
- KONGA XXVI bertugas di Lebanon pertama kali pada tahun 2008 untuk melaksanakan tugas sebagai satuan FHQSU & INDO FP Coy.
- KONGA XXVII tergabung dlm misi UNAMID di Darfur & bertugas mulai tanggal 21 Agustus 2008.
- KONGA XXVIII dikirim pada 16 Maret 2009 untuk bergabung dlm MTF UNIFIL.
- KONGA XXIX dikirim ke Lebanon pada 29 Desember 2009 untuk memberikan pemberian kesehatan pada personel UNIFIL maupun humanitarian.
- KONGA XXXI dibentuk untuk memelihara citra UNIFIL di mata masyarakat Lebanon. Indonesia mengantarkan pasukannya sejak tahun 2010.
- KONGA XXX bertugas sejak bulan Juli 2011 dgn nama Satgas MCOU XXX-A/UNIFIL.
Baca pula penyebab Perang Korea, penyebab Perang Vietnam, penyebab Perang Bali, & penyebab Perang Salib. Inilah peran Indonesia dlm Misi Garuda & latar belakang yg mendasarinya. Semoga bermanfaat.