close

4 Peran Mahasiswa Menghadapi Perubahan Krisis Iklim, Ini Cara Mengatasi dan Mencegahnya

– Apa saja kira kira peran mahasiswa dlm menghadapi perubahan krisis iklim. Bagaimana cara menangani & upaya mencegahnya ?

Mari simak pembahasan & ulasannya dibawah berikut ini ya. Baca dgn seksama supaya dapat memahaminya. 

Sekilas Memahami Krisis Iklim

Krisis iklim telah menjadi momok & peran antagonis dr hampir semua permasalahan di bumi. Krisis iklim yg dialami penduduk di seluruh dunia disebabkan oleh perubahan iklim.

Berbincang soal krisis iklim yg dihadapi oleh dunia dikala ini, pastinya kita harus mengetahui istilah krisis iklim terlebih dahulu. 

Krisis iklim berawal dr pergantian iklim yg terjadi dengan-cara terus menerus tanpa ada penanganan yg sempurna.

Hingga menyebabkan pemanasan global yg memiliki efek jelek bagi dunia & makhluk hidup yg ada didalamnya.

Pemanasan global terjadi lantaran adanya acara insan yg akhirnya menimbulkan imbas rumah beling. 

IPCC (Intergovernmental Panel Climate Change) mengeluarkan pernyataan dr para ilmuwan yg bergerak dibidang pergantian iklim bahwa 97% kegiatan insan menyumbang terhadap krisis iklim. 

Fakta ini semestinya menyadarkan diri kita dr sifat keserakahan yg sudah kita perbuat. Akhir-selesai ini kita kembali disadarkan dgn aneka macam macam fenomena alam.

Yang jarang ataupun tak pernah terjadi sebelumnya dibelahan bumi manapun. Banjir mematikan di Asia.

Kebakaran hutan di California, melelehnya es di Antartika, & baru gres ini terjadi gelombang panas di India. 

Di Indonesia sendiri tercatat peristiwa hidrometeorologi terkait krisis iklim bertambah 278 insiden sejak 13 Mei sampai 12 Juni 2022. 

Banjir rob setidaknya menggenangi 20 kabupaten/kota di tempat pantai utara Jawa, pada 23-25 Mei 2022. 

Berbagai peristiwa ekstrem terus menyambangi Indonesia dlm 1 bulan terakhir. Krisis iklim telah menimbulkan intensitas peristiwa hidrometeorologi, cuaca ekstrem, serangan hama meningkat. 

Pemerintah & masyarakat mesti bergandengan tangan untuk memangkas emisi gas rumah beling semoga resiko tragedi iklim menyusut.

Sebenarnya perlu kita pahami bahwa isu perihal pergantian iklim telah ada semenjak lama. Dengan adanya pernyataan tersebut, memunculkan pertanyaan kembali. 

Jika isu ihwal pergeseran iklim tersebut sudah ada semenjak lama, kenapa sebagian besar dr kita masih bersikap acuh tak acuh kepada hal tersebut?. 

Perubahan iklim & krisis iklim ialah suatu hal yg bermakna sama. 

Duduk permasalahannya terletak dr kata “pergeseran” yg selalu dianggap sebagai hal yg lumrah & tak berkonotasi jelek.

  Menurut Emile Durkheim : Ada 3 Karakteristik Fakta Sosial

Dalam kacamata manusia selaku makhluk fundamental yg selalu bisa menyesuaikan diri terhadap segala pergantian.

Sehingga isu tentang pergantian iklim cuma menjadi topik ringan di pemberitaan dunia, padahal pergantian iklim dapat menjadi penyebab terjadinya kehancuran di muka bumi ini. 

Baru-gres ini, para jurnalis sepakat bahwa perlu mengubah kata “pergantian” menjadi “krisis” lantaran dipandang kata tersebut mempunyai makna.

Yang sesuai dgn situasi darurat seperti dikala ini & hal tersebut mampu mengganti mindset kita semua untuk gotong royong.

Melihat kondisi ini sebagai krisis bukan cuma dipandang sebagai perubahan saja. Selama kita tak benar benar memperlakukan krisis.

Seperti “krisis” pastinya tak dapat meraih pergantian besar untuk menanggulanginya. Indonesia mempunyai tanggung jawab besar untuk meminimalkan emisis karbon selaku upaya meredam krisis iklim. 

Karena dlm beberapa klasifikasi yg berkenaaan dgn emisi, Indonesia menduduki peringkat “tinggi” di dunia seperti peringkat keempat penghasil emisi paling besar di dunia (2015). 

Bencana iklim yg semakin positif dialami oleh penduduk seharusnya mampu segera menyadarkan pemerintah untuk mewujudkan komitmen yg jauh lebih serius. 

Langkah demi langkah yg menutup mata kita terhadap aneka macam kerusakan lingkungan akan memperparah resiko bencana & mengancam hidup penduduk . 

Sebagai salah satu negara penghasil emisi paling besar di dunia & sekaligus negara yg sungguh rentan terkena pengaruh krisis iklim.

Tentunya Indonesia harus menyiapkan langkah intensif & mengikuti keadaan kepada krisis iklim dgn lebih ambisius. 

Indonesia telah mengambil langkah pertama dgn berkontribusi dlm komitmen iklim di Perjanjian Paris tahun 2015 yg dituangkan.

Dalam NDC (Nationally Determine Contribution), sebuah dokumen yg memuat komitmen & aksi iklim suatu negara.

Yang dikomunikasikan pada dunia lewat UNFCCC (United Nations Framework Convention On Climate Change). 

Sebanyak 196 negara menyetujui Perjanjian Paris untuk bahu-membahu menahan peningkatan suhu global dibawah 2°C & menekan lebih lanjut menuju 1,5°C. 

Indonesia sendiri berkomitmen menurunkan emisi sebanyak 29% dgn perjuangan sendiri & 41% dgn derma internasional tahun 2030 untuk meraih karbon netral pada tahun 2050. 

Karbon netral yakni kondisi tatkala jumlah emisi yg diproduksi oleh acara manusia dlm pembangunan terserap semuanya oleh ekosistem & tak menguap ke atmosfer. 

Sekurang-kurangnya ada beberapa negara yg tak memenuhi janji mereka sendiri, termasuk negara negara besar salah satunya mirip Cina. 

Cina mendeklarasikan nol emisi pada tahun 2060 sama halnya mirip Indonesia. 

Mangkirnya banyak negara dr janji nol emisi membuat para ilmuwan iklim PBB menunjukkan peringatan bahwa dunia akan gagal menangkal puncak krisis iklim tahun 2050. 

Salah satu argumentasi kenapa Indonesia tak bisa meraih sasaran yg sudah ditetapkan dlm Perjanjian Paris 2015.

Karena kontrak eksploitasi gres bara yg belum selesai & pemerintah menetapkan energi fosil baru akan diakhiri tahun 2030. 

  Gaya Hidup Muda Perkotaan Menuju Perubahan Kreatif

Artinya kalau persetujuan pertambangan berusia 25 tahun, gres akan selesai eksploitasi energi fosil tahun 2055. 

Dengan keadaan mirip itu, tidak mungkin Indonesia bisa mencapai terget nol emisi tahun 2050 yg di komitmen dlm Perjanjian Paris. 

Dapat kita lihat dr Perjanjian Paris, bahwa Indonesia belum terlalu serius untuk menangani persoalan krisis iklim. 

Banyak sekali argumentasi untuk menangguhkan pergantian kearah yg lebih baik. 

Di tambah lagi, aneka macam kebijakan yg tak berpihak pada lingkungan mirip UU Cipta Kerja hingga menghapus limbah batubara.

Dari kategori Bahan Berbahaya & Beracun (B3), hal ini tentu saja menjadi polemik bagi lingkungan. 

Masalah besar ini bukan tak bisa ditangani, tetapi kita harus bareng sama bersinergi antara masyarakat & pemerintah untuk memadukan kekuatan & memperbaiki kebijakan. 

Aksi individu dengan-cara kolektif sungguh penting, namun kebijakan publik yg diambil oleh pemerintah ialah kunci untuk pergeseran yg sistematis. 

Ada beberapa langkah-langkah yg sekiranya mampu pemerintah kita kerjakan mulai dr sekarang sebelum kehancuran akhir krisis iklim benar-benar terjadi. 

Pertama, deklarasikan darurat krisis iklim pada masyarakat sebagai langkah awal untuk menuntaskan dilema.

Karena salah satu langkah efektif untuk menyelesaikan persoalan yaitu dgn mengakui bahwa kita punya dilema. 

Deklarasi ini menjadi simbolnya kasatmata & komitmen negara untuk penanggulangan krisis iklim. Kedua, tingkatkan kembali komitmen iklim Indonesia sesuai dgn Perjanjian Paris.

Ketiga, berhenti investasi pada sektor energi kotor & optimalkan investasi pada energi higienis terbarukan untuk pertumbuhan ekonomi yg sehat. 

Keempat, stop deforestasi & pembukaan lahan untuk ekspansi industry perkebunan & pertambangan. 

Terakhir, cabut seluruh kebijakan yg menghancurkan lingkungan & tentukan kebijakan baru berfokus pada penanggulangan krisis iklim. 

Mahasiswa merupakan civitas akademika yg mempunyai nilai sosial di dlm dirinya.

Dengan tingkat intelektual yg dimiliki mahasiswa, dibutuhkan bisa mendorong pergeseran yg mempunyai arti untuk menanggulangi krisis iklim yg terjadi. 

Keadaan yg sangat ironis rasanya jika mahasiswa cuma memikirkan soal diri & akademisnya.

Tetapi tak melihat bagaimana lingkungan sekitar yg lambat laun akan hancur sebagai akhir dr krisis iklim yg melanda. 

Dari pemaparan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa mahasiswalah yg semestinya menjadi perpanjangan tangan.

Dari pemerintah pada masyarakat untuk membantu memberikan kesadaran pada penduduk mengenai bahaya dr adanya krisis iklim & cara menanggulanginya. 

Ada 4 Peran Mahasiswa Menghadapi Perubahan Krisis Iklim, Ini Cara Mengatasi & Mencegahnya

Ada beberapa langkah yg mampu mahasiswa lakukan:

1. Mahasiswa mampu mengambil tugas penting yakni dgn gerakan 3 M

Gerakan 3 M terdiri dr mulai dr diri sendiri, mulai dr hal kecil, & mulai dr dikala ini. 

Sebenarnya langkah jitu ini telah banyak digaungkan di berbagai agenda seminar namum dlm penerapannya belum begitu optimal terlebih didalam membahas isu wacana lingkungan. 

  5 Contoh Masalah Sosial Budaya yang Terjadi di Masyarakat Terlengkap

Ketiga hal yg terdengar gampang dilakukan namun sulit dilaksanakan bila tanpa kesadaran & rasa mempunyai. 

Karena tanpa kesadaran & rasa memiliki kita tak akan tahu pentingnya bumi bagi keberlanjutan kehidupan. 

Peran mahasiswa sungguh dibutuhkan melalui gerakan 3M & mengembangkan pandangan baru inovatif terkait isu lingkungan melalui media umum. 

Sebagai distributor perubahan sudah seharusnya mahasiswa membenahi diri untuk menolong bumi yg sedang kritis. 

Gerakan 3 M merupakan langkah paling efektif yg perlu ditanamkan pada mahasiswa untuk membantu bumi dlm pemulihan krisis iklim. 

Bumi kita cuma satu, jadi ayo menjaga & menyayangi bumi dr kini.

2. Menyebarkan Informasi, Mengajak Masyarakat Peduli Lingkungan

Menyebarkan keterangan mengenai program pemerintah atau organisasi lingkungan & mengajak masyarakat untuk peduli kepada lingkungan. 

Setiap tahunnya ada yg dinamakan Kuliah Kerja Nyata (KKN).

Dimana mahasiswa menggeluti ke penduduk untuk mengabdikan diri serta menyebarkan ilmu & informasi yg di dapatkannya di Perguruan Tinggi (PT). 

Melalui acara KKN ini mahasiswa dapat menjadi perpanjangan tangan dr pemerintah pada penduduk untuk menawarkan keterangan.

Mengenai acara ataupun kebijakan yg berfokus pada kriris iklim yg berguna untuk membantu menyadarkan masyarakat.

Untuk sama-sama menanggulangi resiko peristiwa yg diakibatkan krisis iklim.

3. Mengadakan Webinar

Mengadakan webinar atau volunteer mengenai ajakan bersuara untuk mempercepat pihak pemerintah mengambil langkah-langkah kepada situasi krisis iklim mirip ini. 

Mahasiswa mampu mengadakan webinar ini dengan-cara online dgn harapan biar muncul ide-wangsit inovatif sehingga mampu membuat inovasi-penemuan gres.

Yang menjadi gambaran awal untuk para muda-mudi yg ikut ikut serta & bisa pula dgn membagikan tips.

Dan trik untuk adik-adik sekolah supaya lebih aware terhadap lingkungan semenjak dini.

4. Mencintai produk dlm negeri

Semenjak pandemi ini banyak produk setempat yg mulai bermunculan dgn penemuan gres. Hal ini pastinya menambah nilai plus bagi pemasaran produk. 

Sebagai mahasiswa mempunyai peran penting untuk selalu berbelanja & menggunakan produk-produk dlm negeri.

Agar pelaku UMKM dapat survive & terus berinovasi sehingga dapat memulihkan ekonomi nasional.

Tetapi yg harus ditentukan ialah bahwa produk yg dihasilkan oleh UMKM merupakan produk yg preoses pengerjaan nya menggunakan desain ecogreen atau setidaknya irit energi. 

Mahasiswa diperlukan sungguh-sungguh memanfaatkan masa kuliah untuk berguru & bersosialisasi tentang kegiatan yg ada.

Sehingga mampu mengaplikasikannya pada penduduk . 

Dengan adanya peran mahasiswa sebagai perpanjangan tangan dr pemerintah pada masyarakat.

Dalam sektor lingkungan diperlukan mampu mengendorkan beban pemerintah sehingga pemerintah bisa meletakkan fokusnya kepada kebijakan-kebijakan.

Yang nantinya mampu menawarkan faedah bagi dunia agar dapat menanggulangi krisis iklim yg terjadi. Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh.

Demikianlah pembahasan ihwal Ada 4 Peran Mahasiswa Menghadapi Perubahan Krisis Iklim, Ini Cara Mengatasi & Mencegahnya.

Penulis Artikel : Anggi Dwi Cahyani – Universitas Riau

Tulisan diatas diikutsertakan dlm Lomba ata Acara Creation Event yg ditaja oleh Ikatan Mahasiswa Sosiologi FISIP Universitas Riau 2022

Judul Aslinya : MENILIK KEMBALI PERSIAPAN INDONESIA MENGHADAPI AMBANG KRISIS IKLIM DUNIA : DIMANAKAH PERAN MAHASISWA?

DAFTAR PUSTAKA

Jadi, Kapan Indonesia Akan Netral Karbon?

Nationally Determined Contribution (NDC)

Krisis Iklim Melanda Bumi

https://komitmeniklim.id/pertumbuhan-ndc-dan-strategi-mengontrol-pergeseran-iklim/