5 Balasan Penjajahan Jepang Bagi Bangsa Indonesia

Indonesia merupakan negara yg merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, sejarah pembebasan bangsa ini sungguh panjang & melalui perjuangan keras melawan penjajah. Sepanjang sejarah, Indonesia sempat di tindas oleh beberapa negara, yaitu Belanda & pula Jepang, yg pastinya memiliki pengaruh disetiap perkembangannya hingga masa kini. Pada postingan kali ini akan dibahas wacana akhir pendudukan Jepang di Indonesia.

Awal mula munculnya masa penjajahan Jepang di Indonesia terjadi pada dikala penguasaan Tarakan oleh negara yg diketahui dgn olahraga Sumonya pada tanggal 11 Januari 1942. Kala itu, Jepang bisa mengeruk kekayaan alam Indonesia, hingga orangnya pun tak luput usulan. Selain itu, untuk “melumpuhkan” wilayah Indonesia Jepang pun melaksanakan propaganda. Propaganda yg dimaksud antara lain :

  • Jepang Pemimpin Asia
  • Jepang Pelindung Asia
  • Jepang Cahaya Asia

Akibat Penjajahan Jepang Di Indonesia

Kendati cuma berusia “seumur jagung” pendudukan Jepang pastinya mempunyai pengaruh dlm kemajuan Indonesia, baik itu dibidang ekonomi, bidang sosial, bidang pendidikan, bidang pertahanan, & pula bidang politik. Berikut merupakan pengaruh maupun akhir penjajahan Jepang Di Indonesia, antara lain :

1. Bidang Ekonomi

Akibat penjajahan Jepang yg berpengaruh ialah bidang ekonomi, bala serdadu negara matahari terbit ini memang sudah cukup lama mengintai Indonesia untuk dijadikan selaku “kambing perah”. Terdapat dua faktor yg mengakibatkan pemerintah Jepang pada masa itu kepincut dgn Indonesia. Keduanya ialah adanya sumber daya alam melimpah & sumber manusianya. Pada masa itu (masa pendudukan Jepang), perekonomian Indonesia masih memakai tata cara ekonomi perang. Ekonomi Perang sendiri mempunyai ciri-ciri selaku berikut :

  • Adanya pengaturan oleh pemerintah militer.
  • Pembatasan aspek-aspek produksi oleh pemerintah militer.
  • Penguasaan faktor-faktor buatan oleh pemerintah militer.

Maka tidak aneh, adanya tata cara ekonomi bercorak perang tersebut menyebabkan seluruh aktivitas ekonomi & pula pembangunan lantas dikuasai oleh pemerintah pendudukan Jepang. Untuk memperkuat posisi, dikeluarkan Undang-Undang No. 22 Tahun 1942, yg isinya, pemerintah militer alias Gunseikan dengan-cara pribadi mengawasi perkebunan, untuk perkebunan-perkebunan yg tak ada keterkaitannya dgn perang, ditutup oleh pemerintah pendudukan Jepang. Sedangkan komoditas yg mendukung Jepang dlm mempersiapkan kemudahan perang contohnya jarak, karet, the, kina & gula terus diberdayakan. Adapun upaya Jepang dlm mendapatkan sekaligus menguasai sumber-sumber mentah untuk bahan industri perang dibagi menjadi dua tahapan planning, berikut merupakan penjelasannya :

  • Tahapan penguasa. Pada tahapan ini, Jepang menguasai semua kekayaan alam miliki Indonesia termasuk pula kekayaan pemerintah Hindia Belanda.
  • Tahap penyusunan ulang struktur ekonomi wilayah sebagai langkah untuk memenuhi logistik perang. Pada tahapan ini, metode ekonomi perang, setiap wilayah dijadwalkan harus menjalankan autarki (setiap wilayah wajib menyanggupi keperluan sendiri sekaligus harus bisa menunjang keperluan perang). Sistem ini, pula dikenal dgn Romusha atau kerja Rodi atau kerja paksaan tanpa mendapatkan upah sepeserpun pada masa zaman penjajahan Belanda.

2. Bidang Birokrasi

Di bidang birokrasi, terhitung pertengahan tahun 1943, bertepatan olengnya posisi Jepang dlm Perang Pasifik, lantas memberikan kesempatan pada bangsa Indonesia untuk ambil penggalan didalam permasalahan pemerintahan negara. Kemudian, Jepang membentuk Badan Pertimbangan Karisedanan (Syi Sangi In) pada tanggal 5 September 1943.

Melalui badan tersebut, para tokoh-tokoh Indonesia diberikan posisi-posisi tinggi dlm pemerintahan masa itu. Tokoh-tokoh tersebut, antara lain Prof. Husein Jayadiningrat yg menduduki jabatan selaku Kepala Departemen Urusan Agama pada 1 Oktober 1943, & bertepatan pada 10 November 1943, R.M.T.A Surio serta Sutardjo Kartohadikusumo masing-masing diangkat menjadi Kepala Pemerintahan alias Syikocan di Banjarnegara & Jakarta.

3. Bidang Politik

Mulai permulaan pendudukan, Jepang tak mengizinkan bangsa Indonesia berkumpul & berserikat. Maka itu, Jepang karenanya membubarkan organisasi-organisasi pergerakan nasional yg sudah terbentuk pada masa Hindia Belanda, kecuali MIAN (Majelis Islam A’la Indonesia). Namun pada kesannya MIAI pula dibubarkan & selanjutnya digantikan dgn Masyumi.

Pada masa penjajahan Jepang, para tokoh pergerakan nasional menentukan sikap kooperatif, dgn cara tersebut tak sedikit tokoh yg menduduki jabatan-jabatan strategis didalam badan-tubuh bentukan pemerintah Jepang, misalnya Putera, Cuo Sangi In, & Gerakan 3 A. Bukan hanya itu saja, para tokoh nasional pada masa itu, turut mempergunakan kesatuan-kesatuan pertahanan yg dibentuk Jepang, misalnya Peta, Heiho, Jawa Hokokai & masih ada lainnya.

Adanya kebijakan menempatkan para tokoh nasional didalam tubuh-badan bentukan Jepang merupakan salah satu seni manajemen untuk mempesona simpati serta mengerahkan kekuatan rakyat Indonesia dlm menolong Nippon melawan sekutu. Alih-alih diperlukan mampu menolong Jepang, adanya tokoh-tokoh dlm tubuh-badan bentukan Jepang tersebut justru ditumpangi oleh para tokoh pergerakan nasional yg menunjukkan banyak laba bagi usaha kemerdekaan bangsa Indonesia. Di masa itu, pemerintah Jepang mampu melaksanakan pengerahan diberbagai kegiatan pergerakan nasional, akan tetapi Nippon tak mampu membendung berkembangnya rasa nasionalisme bangsa Indonesia untuk mempejuangkan kemerdekaan.

4. Bidang Kebudayaan

Bidang kebudayaan & pendidikan di masa penjajahan Jepang sangat diperhatikan, serta bahasa Indonesia pun mulai di pergunakan. Di waktu itu, bahasa Indonesia dijadikan sebagai pelajaran utama, sedangkan bahasa Jepang menjadi bahasa wajib. Adanya penggunaan bahasa Indonesia yg kian luas, memudahkan komunikasi antar suku di Indonesia, dgn begitu kian merekatkan keinginan untuk merdeka. Akibat penjajahan Jepang pun memiliki efek pula di bidang Kebudayaan, hal tersebut terbukti pada tanggal 1 April 1943 dibangun pusat kebudayaan di Jakarta, yg diberi nama “Keimin Bunka Shidoso”.

5. Bidang Militer

Adanya pengaruh dr pendudukan Jepang di Indonesia dimulai pada permulaan tahun 1943, dimana kondisi Perang Pasifik mulai berubah, mas itu serdadu Jepang pun melakukan Ekspansi namun mampu tidak boleh oleh Sekutu, Jepang pun pribadi memilih perilaku bertahan. Lama kelamaan, pertahanan mulai  kekurangan tenaga, otomatis membutuhkan pinjaman dr penduduk di masing-masing kawasan yg sedang di jajah.

Di suasana serba terdesak itu, Jepang pun mulai mempertimbangkan pengerahan pemuda-pemudi Indonesia untuk menambah kekuatan dlm perang melawan Sekutu. Jepang pun membentuk kesatuan-kesatuan pertahanan sebagai tempat pendidikan perjaka-pemudi Indonesia di bidang kemiliteran, contohnya Peta, Heiho, & Jawa Hokokai. Alhasil, pemuda yg tergabung dlm kesatuan pertahanan menjadi pemuda-cowok berpengalaman & terdidik dibidang kemiliteran.

Adanya pembentukan pusat pembinaan militer Jepang justru menjadi bekal penting dlm merebut kemerdekaan & perjuangan menjaga Kemerdekaan Indonesia. Badan-badan bentukan Jepang di bidang Militer pun pula menjadi salah satu cikal bakal terbentuknya TNI. Nah, penjelasan diatas merupakan beberapa balasan penjajahan Jepang di Indonesia menjadi Akhir Pendudukan Jepang di Indonesia. Semoga dapat memperbesar wawasan serta bermanfaat.

  7 Daftar Di Museum Gajah Jakarta Dan Penjelasannya