close

5 Ciri Zaman Mesolitikum Pada Faktor Kebudayaan

Sekarang kita akan membahas zaman mesolitikum. Tahukah Anda apa itu zaman mesolothikum? Zaman mesolitikum adalah salah satu babakan masa prasejarah dimana insan dgn kecerdasan lebih maju di zaman tersebut menggunakan kerikil selaku alat bantu utama untuk mendukung kehidupan mereka. Zaman mesolitikum berada di antara zaman paleolitikum atau zaman batu bau tanah & zaman neozoikum atau zaman watu muda. Secara bahasa pula disebut dgn zaman kerikil tengah atau madya.

John Lubbocklah yg mengenalkan perumpamaan mesolitikum dlm karyanya yg berjudul Prehistoric Times yg terbit pada tahun 1865. Tapi sayangnya perumpamaan ini kurang terkenal. Istilah ini gres terkenal tatkala V. Gordon Childe menyebutkannya di buku tulisannha yg berjudul The Dawn of Europe. Zaman ini terjadi kira-kira sepuluh ribu tahun yg kemudian atau di masa holosen. Zaman ini didahului oleh zaman paleolitikum & berlanjut ke kebudayaan zaman neolitikum. Tiga zaman kerikil ini merupakan pembagian prasejarah Indonesia menurut arkeologinya. Masih banyak karakteristik dr zaman mesolitikum. Berikut akan kita bahas ciri zaman mesolitikum.

1. Perkembangan Budaya Cepat

Perkembangan budaya di zaman ini terjadi dgn cepat. Kondisi alam di zaman ini cenderung stabil sehingga manusia purba di zaman ini bisa hidup lebih tenang. Dengan ketenangan ini, mereka bisa fokus menyebarkan kebudayaan. Didukung lagi oleh kehidupan Homo Sapiens yg lebih pandai dr manusia purba biasa. Selain itu homo sapiens ialah nenek moyang manusia modern.

2. Kehidupan & Alat Bantu

Kehidupan di zaman ini pasti berlainan dr sebelumnya karena masyarakatnya lebih pandai. Zaman sebelumnya, masyarakat masih bergantung sepenuhnya dr perburuan. Tapi di zaman mesolitikum, mereka mulai beralih dgn bercocok tanam meskipun caranya masih sederhana. Mereka sekarang sudah mampu mengolah tanah liat menjadi gerabah. Contoh alat bantu yg didapatkan yaitu kapak genggam Sumatra, alat berbahan tulang yg didapatkan di Sampung & flake yg didapatkan di Toala.

  5 Penyebab Negara Uni Soviet Runtuh

Untuk merawat flora, kini mereka mulai berguru hidup menetap. Tempat tinggalnya mulai semi permanen. Tempat tinggal mereka cenderung di dua tempat. Yaitu  atau tepi pantai danatau goa-goa. Sehingga bukti peninggalan zaman mesolitikum sering ditemukan di area pantai atau gua. Contohnya seperti batu, tulang & tanduk binatang. Mereka masih menjinjing tradisi dr zaman paleolitikum. Kalau di Indonesia, peninggalan zaman mesolitikum sering ditemukan di Jawa, Sumatra, Nusa Tenggara Timur & Bali.

3. Abris Sous Roche

Abris sous roche merupakan gua berupa ceruk batu karang . Gua ini digunakan sebagai tempat tinggal oleh insan purba utamanya dr zaman mesolitikum. Penelitian perihal abris sous roche dijalankan pada tahun 1928-1931 oleh ilmuwan Belanda bernama van Stein Callenfels di sekitar Gua Lawu di Sampung di Ponorogo.

Cukup banyak didapatkan alat-alat peninggalan zaman mesolitikum. Di Sampung, didapatkan alat-alat berbahan dasar tulang. Sehingga daerah ini sering disebut Sampung Bone Culture. Di Besuki didapatkan kapak pendek & kapak Sumatra. Kebudayaan mesolitikum abris sous roche pula ditemukan di daerah Rote & Timor. Di sini Alfred Buhler mendapatkan & meneliti flakes culture yg yang dibuat dr kalsedon bertangkai. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa ini peninggalan dr bangsa Papua Melanesoid.

Ditemukan pula kebudayaan Toala. Kebudayaan Toala ini ialah peninggalan zaman mesolitikum di kawasan Lamancong provinai Sulawesi Selatan. Ditemukan di gua yg disebut dgn gua Leang Pattae. Penemuan utama kebudayaan Toala ialah pebble & flakes. Ada pula kebudayaan Bacson-Hoabinh yg diketahui oleh para ahli sebagai sentra budaya zaman praaksara di Indonesia. Kebudayaan Bacson-Hoabinh ini punya dua macam kebudayaan. Pertama kebudayaan flakes yg tiba dr timur & kebudayaan pebble yg datang dr barat.

  Sejarah Kebijaksanaan Utomo Singkat Dan Lengkap

Ahli ilmu zaman praaksara dr Belanda bernama Van Koenigswald pula meniliti di Bandung. Tepatnya di kawasan Padalarang, Bandung Utara & sebelah barat Cililin. Peninggalannya berupa pecahan tembikar, berbagai macam alat perunggu & microlith.

4. Kjokkenmoddinger

Setelah abris sous roche, sekarang kita masuk ke ciri khas peninggalan mesolitikum berjulukan kjokkenmoddinger. Kjokkenmoddinger merupakan sampah dapur yg ditemukan di pesisir timur Pulau Sumatra. Analisis antropologi menyatakan bahwa manusia yg hidup di zaman mesolitikum berasal dr Papua Melanesoid yg merupakan nenek moyang dr bangsa Melanosoid & suku Irian. Penelitinya yakni Dr. Van Stein Callenfels yg menemukan sampah bekas makhluk laut setinggi tujuh meter. Sampah ini mengalami proses pembentukan selama ribuan tahun. Hasil observasi yg dijalankan pada tahun 1925 membuktikan bahwa kehidupan insan mesolitikum umummakan siput laut & kerang.

Selain sampah makhluk laut, ditemukan pula alat ritual & alat bantu kehidupan. Alat ritual berupa batu penggiling & alasnya. Dua alat ini dipakai untuk menghaluskan cat merah. Cat merah ini nantinya digunakan untuk upacara agama, ritual & praktik ilmu sihir. Sedangkan alat bantu kehidupan contohnya mirip pebble atau kapak genggam Sumatra yg yang dibuat dr kerikil kali yg dibelah dua dgn permukaan agresif. Selain itu ada pula bache courte atau kapak pendek. Kapak pendek ini bentuknya menyerupai kapak genggam & setengah lingkaran

5. Penemuan Mata Panah & Tombak

Salah satu aktivitas manusia zaman mesolitikum ialah berburu. Ini tak lepas dr inovasi mata panah. Mata panah merupakan benda yg sangat penting bagi pemburu mulai dr zaman batu sampai penemuan senapan. Mata panah dipakai untuk melumpuhkan gerakan hewan buruan. Ciri khas mata panah dr zaman mesolitikum yakni ada gerigi di ujungnya. Mata panah ini digunakan dgn kapak genggam yg biasa ditemukan di kjokkenmoddinger & abris sous roche.

  Silsilah Kerajaan Aceh Darussalam Paling Lengkap

Demikian info tentang ciri zaman mesolitikum. Ciri zaman mesolitikum perlu dikenali alasannya adalah titik ini termasuk salah satu tahapan kebudayaan insan purba dr zaman batu menuju kebudayaan manusia modern & bagaimana persebaran mereka di belahan dunia ini. Atau dgn kata lain peralihan dr zaman kerikil tua ke zaman watu muda. Selain itu lumayan banyak peninggalan zaman batu terutama hasil kebudayaan zaman mesolitikum. Cukup banyak artefak di Indonesia alasannya adalah manusia purba dahulu mempergunakan fungsi artefak.