5 Contoh Sosiologi Bersifat Non Etis dalam Kehidupan Sehari-Hari
Sosiologi Bersifat Non Etis
Sosiologi bersifat non etis memiliki arti bahwa pembahasan dlm sosiologi bukan untuk memperdebatkan atau mempersoalkan baik-buruknya sebuah fakta, melainkan untuk menawarkan penjelasan dengan-cara mendalam & analitis ihwal bagaimana fakta tersebut dapat terjadi di lingkungan sosial.
Contoh Sosiologi Bersifat Non Etis
Contoh-teladan sosiologi bersifat non-etis, antara lain:
-
Analisis kepada masyarakat yg tak mematuhi protocol kesehatan
Adanya pandemi COVID-19 mengakibatkan siapa pun diwajibkan mematuhi protokol kesehatan, diantaranya yakni menggunakan masker, mencuci tangan, & mempertahankan jarak (physical distancing) semoga tak tertular virus yg menyebar dgn cepat tersebut.
Akan tetapi, banyak pula yg masih tak mematuhi protokol kesehatan yg sudah disarankan. Masyarakat yg tak patuh bukan memiliki arti mereka ialah orang-orang yg jelek. Disinilah arti sosiologi berperan untuk menganalisis aspek apa sajakah yg menimbulkan mereka tak mematuhi protokol kesehatan tersebut.
-
Analisis kepada anak jalanan yg mengemis
Di kota-kota besar seringkali kita menyaksikan banyak bawah umur yg mengemis di jalanan. Kita tak boleh menjustifikasi begitu saja bahwa mereka ialah bawah umur yg buruk.
Tapi sebagai seorang sosiolog, kita harus bisa menguraikan dengan-cara analitis argumentasi yg mengakibatkan belum dewasa tersebut mengemis di jalanan dr banyak sekali sudut pandang, misalnya dr sisi keadaan ekonomi, latar belakang keluarga, lingkungan sekitar, & lain-lain.
-
Analisis terhadap seseorang yg menjadi pecandu narkoba
Tidak bisa kita pungkiri bahwa penyalahgunaan narkoba mampu menawarkan efek yg buruk bagi para penggunanya, baik dengan-cara sosial maupun kesehatan. Tapi seorang sosiolog tak boleh serta-merta menganggap bahwa para pecandu narkoba ialah orang yg jelek di penduduk .
Melainkan harus ditelaah dengan-cara mendalam apa yg mengakibatkan seseorang menjadi pecandu narkoba. Misalnya sosialisasi yg tak tepat dlm keluarga, dampak lingkungan pergaulan, atau banyak sekali faktor lainnya.
-
Analisis terjadinya bentrokan atau perang antarsuku
Indonesia merupakan negara yg mempunyai banyak suku bangsa. Masing-masing suku memiliki budaya yg berbeda satu sama lain. Seringkali perbedaan tersebut dapat menyebabkan perselisihan antara suku yg satu dgn suku yg lain.
Dalam menganalisis terjadinya bentrokan atau perang antarsuku tersebut, seorang sosiolog tak boleh menganggap suku manakah yg lebih baik dibanding yg lain, tapi mesti mampu menganalisis dengan-cara mendalam hal yg melatarbelakangi terjadi bentrokan.
-
Analisis terjadinya tawuran antarpelajar
Seperti halnya tatkala menganalisis terjadinya perang suku, saat seorang sosiolog mencoba untuk mengkaji dengan-cara mendalam perihal terjadinya tawuran antarpelajar, ia tak boleh menilai bahwa pelajar dr sekolah yg satu lebih baik dibandingkan pelajar dr sekolah lawannya. Tapi seorang sosiolog mesti bisa menelaah kenapa pelajar dr kedua sekolah tersebut terlibat dlm tawuran.
Itulah saja postingan yg bisa dibagikan pada semua kalangan berkenaan dengan teladan kajian sosiologi bersifat non etis di penduduk dlm kehidupan sehari-hari. Semoga saja mampu untuk menawarkan pemahaman bagi semuanya.