Tumpukan sampah kian menjadi momok yg menghantui para masyarakat dunia terbaru ini. Semakin banyak sampah yg tak mampu didaur ulang, & tak cuma itu, kesadaran masyarakat yg semakin berkurang tentang mencampakkan sampah pada tempatnya, menciptakan permasalah sampah ini makin memburuknya tiap harinya.
Sampah plastik yg tergolong ke dlm sampah yg tak mampu di daur ulang mampu kita peroleh dimana saja. Bahkan menurut penelitian, sampah plastik tak akan bisa terurai walau menghabiskan puluhan tahun lamanya.
Saat ini tengah digalakkan gerakan tanpa plastik. Contohnya saja penggunaan sedotan plastik yg mulai ditiadakan, & ada yg beberapa mengubah sedotan plastik dgn sedotan kertas yg mampu terurai.
Namun, ditengah-tengah proses edukasi tersebut, masih banyak yg tak paham bahkan masih menggunakan materi plastik dlm prosesnya. Hal inilah yg kian memperburuk permasalahan tentang sampah ini. Dan berikut ini adalah negara penghasil sampah terbanyak di dunia.
1.Amerika
Negara adidaya ini menjadi penyumbang nomer satu sampah terbanyak di dunia, khususnya sampah plastik. Amerika Serikat menghasilkan 42 juta ton sampah plastik.
Angka tersebut menjadikannya selaku peringkat pertama penyumbang sampah paling besar di dunia, jumlahnya dua kali lipat dr Tiongkok-Cina.
Hal ini jika diakumulatif, maka setiap warga Amerika turut andil menyumbang sejumlah 130 kg sampah plastik per tahun. Angka yg sungguh fantastis, mengingat negara Amerika terlihat seperti negara dgn peraturan & tata tertib yg ketat.
2. China
Pada tahun 2019 kemudian sebuah forum observasi yg berasal dr Australia mengungkap bahwa seperlima dr plastik sekali pakai berasal dr negara Tembok Besar tersebut.
China yg merupakan negara dgn populasi terpadat menghasilkan limbah sekali pakai dlm jumlah terbesar di dunia. Sekitar 300 perusahaan memakai plastik sekali pakai di dunia, & sebanyak sepertiga dr perusahaan tersebut berasal dr China.
Dan meskipun sekarang pelanggan lebih meminimalkan penggunaan plastik, namun produsen bahan baku plastik diketahui belum mengambil langkah niscaya dlm menanggulangi persoalan tersebut.
3. Indonesia
Menjadi salah satu penyumbang paling besar sampah di dunia bukanlah suatu hal yg patut dibanggakan. Meski pemerintah telah menggaungkan pesan “Buanglah Sampah pada Tempatnya” & menyediakan banyak tong sampah, namun masih banyak masyarakat yg masih menjadikan sungai selaku tong sampah.
Sungai besar yg ada di Indonesia mirip Sungai Brantas & Bengawan Solo dikategorikan menjadi 20 sungai penyumbang sampah plastik yg mengalir ke bahari dunia. Jika kita mendatangi pantai, di sepanjang pesisirnya akan terlihat sampah yg mengendap & mengotori keindahannya.
Hal yg sangat menyedihkan, mengenang produsen plastik yg menutup mata akan hal tersebut & terus memproduksi bahan baku plastik. Produksi plastik meroket sementara daur ulang kecil, sangat tak sebanding.
Sesuai survei BPS, ada sekitar 28% masyarakat yg mendaur ulang sampah, sisanya memerlukan edukasi untuk mengurai & mendaur ulang sampah.
Hal yg dirasa perlu mengingat banyaknya sampah yg kian menggunung di TPA. Selain masyarakat yg berperan aktif, dibutuhkan produsen pula ikut andil dlm hal ini.
4. Thailand
Negara Gajah putih merupakan negara selanjutnya yg menjadi penyumbang sampah plastik teratas di dunia. Walaupun pemerintah Thailand telah memakai larangan penggunaan plastik sekali pakai, tetapi kebanyakan pedagang streetfood masih membandel & tetap memakai plastik sekali pakai dlm menjajakan dagangannya.
Hal ini menjadi polemik di Thailand sebab di balik kebudayaan & keindahan pariwisatanya yg menawan dunia, namun di segi lain negara ini pula tengah menghadapi krisis sampah yg mesti secepatnya dihadapi.
Menurut observasi, mereka menyumbang sebanyak 5.000 metrik ton dlm sehari. Dapat dibayangkan, seberapa serius masalah sampah ini mesti dihadapi oleh pemerintah Thailand. Pemerintah sendiri menegaskan pelarangan plastik sekali pakai di awal tahun 2021.
Walau Pemerintah melakukan himbauan seperti itu, tetapi kebijakan tersebut masih tak diiringi dgn hukuman atau pengawasan pihak berwenang. Hal inilah yg menimbulkan masih banyak pedagang masakan pinggir jalanan yg masih menilai enteng himbauan larangan plastik sekali pakai.
Dampaknya sampah plastik sekali pakai kian menggunung di Thailand. Padahal puncak kekalutan pemerintah bukan tanpa alasan, sudah ditemukan bayi paus yg mati dikarenakan menyantap plastik yg mencemari lingkungan bahari tempatnya tinggal.
5. Vietnam
Negara selanjutnya ialah negara Vietnam. Telah ditemukan sejumlah besar sampah plastik di pesisir pantai Da Loc di Vietnam. Bahkan disebut-sebut bahwa sampah sudah menutupi pasir yg ada di pantai.
Pantai yg dulunya terkenal bersih & asri, selama kurun waktu dasawarsa menjadi tak dikunjungi oleh turis, hal ini tak lain tak bukan dikarenakan sampah plastik sekali pakai.
Pada tahun 2015 suatu studi sudah dilakukan oleh Universitas Georgia, dengan-cara global Vietnam dituding telah menyumbang sebanyak 8 juta ton sampah plastik yg dibuang ke maritim. Hal tersebut berpengaruh dlm pencemaran lingkungan & kehidupan laut serta dikhawatirkan masuk ke dlm rantai masakan insan.
Pemerintah sendiri belum menerapkan hukum & memperlihatkan pengawasan terhadap plastik sekali pakai. Hanya segelintir orang yg sadar & menggalakan kampanye anti plastik ini.
Salah satu contoh gerakan yg dikerjakan oleh beberapa petugas setempat ialah membagikan sejumlah tas yg dapat digunakan kembali yg terbuat dr rotan pada hadirin pantai.
Makara alangkah lebih baiknya gerakan sadar sampah plastik ini dijalankan mulai dr diri sendiri untuk kemudian mengajak sobat terdekat & orang lain supaya mengikuti gerakan kita.
Dari hal yg kecil ini dibutuhkan bisa menanggulangi masalah sampah yg tengah mengancam generasi mendatang. Jika bukan dimulai dr kita, dimulai dr siapa lagi?
Selan gerakan mengurangi penggunaan sampah plastik, kita pula layak mempelajari ihwal penguraian sampah, memakai tas re-usable, serta mencampakkan sampah pada tempatnya.