Kemerdekaan yg sukses direbut oleh Indonesia tak lepas dr usaha para pahlawan di banyak sekali wilayah Indonesia. Sulawesi Selatan pula mempunyai pejuang-pejuang tangguh yg turut bertarung jiwa-raga untuk menerima kemerdekaan Indonesia. Seperti para hero yg berasal dr Sumatera Utara ini.
Sulawesi Selatan merupakan salah satu provinsi di pulau Sulawesi, saat ini Kota Makassar adalah ibu kota provinsi tersebut. Provinsi Sulawesi Selatan memiliki batas dgn Sulawesi Tengah & Sulawesi Barat & memiliki perairan yg sejak zaman kerajaan dijadikan rute perdagangan.
Perjuangan pahlawan dr Sulawesi Selatan untuk menghalau penjajah diawali oleh Sultan Hasdanudin, yg pula raja Kerajaan Gowa pada ketika itu.
Tak berhenti pada usaha Sultan Hasanuddin, usaha kemerdekaan kemudian dilanjutkan oleh satria-hero nasional berikut ini.
Perjuangan para satria nasional dr Sulawesi Selatan dikerjakan lewat banyak sekali peperangan, gerakan, politik & militer. Berikut hero nasional yg berasal dr Sulawesi Selatan,
- Sultan Hasanudin
Sultan Hasanuddin adalah hero dr Sulawesi Selatan yg sudah diketahui luas, dikenal pula dgn sebutan “Ayam Jantan Dari Timur” & merupakan raja ke-16 Kerajaan Gowa. Sultan Hasanuddin melawan Belanda dgn menyatukan kekuatan kerajaan-kerajaan di wilayah Indonesia Timur.
Di tahun 1667, perang besar terjadi antara pasukan Gowa dgn VOC, perang tersebut adalah salah satu perang Indonesia sebelum kemerdekaan. Pertemuran tersebut menimbulkan kehancuran besar bagi kerajaan Gowa. Kondisi kerajaan Gowa yg hancur jadinya menciptakan kesepakatanyg diketahui dgn kesepakatanBongaya.
Perjanjian perdamaian tersebut ditandatangani oleh Kerajaan Gowa yg diwaliki Sultan Hasanuddin & pihak Belanda oleh Laksamana Cornelis Speelman, yg pula merupakan salah satu pemimpin VOC di Indonesia.
Namun kesepakatanBongaya rupanya justru merugikan Kerajaan Gowa, sehingga Sultan Hasanuddin menolak & menentang Belanda.
- Andi Mappanyukki
Pahlawan lain yg berasal dr Sulawesi Selatan, tepatnya berasal dr Bone, yaitu Andi Mappanyukki. Di tahun 1905 dia diangkat menjadi Letnan Tentara Kerajaan Gowa.
Andi Mappanyuki merupakan tokoh kemerdekaan Indonesia sebab berperang melawan Belanda dgn seni manajemen gerilya, menyaksikan kepintaran yg dimilikinya, Belanda berusahan membujuknya untuk bergabung namun dgn keras ditolak oleh Mappanyuki.
Sempat menjadi tawanan Belanda bersama pasukannya, & dibebaskan di tahun 1909. Di tahun 1931 Andi Mappanyuki menjadi Raja Bone
Andi Mappanyuki pula pernah ditawan oleh musuh bareng pasukannya. Namun ia kemudian dibebaskan pada tahun 1909. Di antara tahun 1945-1950, beliau memimpin Raja-raja di kerajaan Sulawesi untuk bergabung dgn NKRI.
Karena perjuangannya yg mengorbankan jiwa-raga serta hartanya demi menyatukan kerajaan-kerajaan Sulawesi untuk bergabung dgn NKRI, maka Andi Mapanyukki menerima gelar Haji Andi Mappanyukki Sulta Matinroweri Jongaya.
- Pong Tiku
Pong Tiku diketahui pula dgn Ne’ Baso, merupakan pemimpin gerilyawan dr Toraja, tetapi beroperasi di Sulawesi Selatan. Pong Tiku yakni pemimpin pemberontakan kepada Belanda yg terlama di Sulawesi.
Bangsawan Toraja ini diketahui pula sebagai simbol pemberontakan Di Toraja. Di tahun 1906 Belanda meminta Pong Tiku untuk datang ke Rantepao, namun Pong Tiku menolak, di tahun yg sama Belanda sudah menduduki Tana Toraja di Palopo.
Belanda balasannya menyerang benteng-benteng pertahanan Pong Tiku, sehingga Pong Tiku & pasukannya terdesak. Pong Tiku berhasil menyelamatkan diri, namun di tahun 1907 ditangkap & dijatuhi eksekusi mati. Di tahun 2002, Pong Tiku menerima gelar satria nasional.
- La Madukelleng
La Madukelleng merupakan satria nasional dr Sulawesi Selatan yg memimpin pasukan dr Suku Bugis, Kutai, Makassar, Pasir & Bugis-Pagatan.
Perjuangannya dimulai di tahun 1715 & di tahun 1726 ia diangkat menjadi Sultan Pasir. Di tahun yg sama, La Maddukelleng menyerang Maradia Balapina yg merupakan sekutu Belanda.
Kemenangannya tersebut berlanjut dgn turut mengirim pasukannya ke Gowa untuk menyerang Benteng Ujung Pandang yg dikuasai Belanda.
La Maddukelleng menolak usulan Belanda untuk bergabung & di tahun 1741 terjadi pertempuran yg cukup lama antara Wajo yg dipimpinnya dgn Belanda. Belanda berhasil dikalahkan dlm pertempuran tersebut.
La Maddukelleng meninggal di tahun 1765 di Wajo tatkala usianya 65 tahun & di tahun 1998 Pemerintah Indonesia menunjukkan gelar satria nasional.
- Andi Djemma
Andi Djemma yaitu Raja Luwu atau disebuut pula Datu Luwu. Andi Djemma memimpin perlawanan Semesta Rakyat Luwu terhadap Belanda di masa Revolusi Nasional.
Andi Djemma berjuang lewat gerakan politik dgn membentuk organisasi Soekarno Muda di tahun 1945. Andi Djemma memimpin gerakan untuk merebut senjata Jepang & menyatakan bahwa kawasan Luwu yakni serpihan dr NKRI.
Andi Djemma pula menolak kerja sama pemerintahan Luwu dgn NICA di masanya. Beliau meninggal di tahun 1965 tatkala usianya 64 tahun. Andi Djemma kemudian diberi gelar jagoan nasional & dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Panaikang Makassar.
- Emmy Saelan
Pahlawan nasional yg berasal dr Sulawesi Selatan salah satunya ialah perempuan berjulukan Emmy Saelan. Meskipun di tahun 1945 Indonesia telah memproklamasikan kemerdekaannya, pemberontakan sesudah kemerdekaan di Indonesia masih bergerilya untuk menghalau penjajah.
Perjuangan Emmy Saelan diawali di tahun 1946 dgn bergabung dgn Laskar Pemberontakan Rakyat Indonesia Sulawesi (LAPRIS). Emmy Saelan bertanggung jawab pada kepingan Palang Merah untuk merawat para pejuang.
Tak cuma merawat pejuang, beliau pula menjadi mata-mata untuk mencari isu lawan yakni NICA. Di tahun 1947, Emmy Saelan terkepung oleh prajurit NICA.
Pada pengepungan tersebut Emmy Saelan menetapkan untuk meledakkan granat sehingga ia gugur bareng tentara NICA yg mengepungnya. Emmy Saelan dianugerahi gelar selaku Pahlawan Nasional atas pengorbanan jiwa & raganya.