6 Peninggalan Kerajaan Banten

Banten awalnya yakni salah satu dr pelabuhan kerajaan Sunda. Pelabuhan ini kemudian dikuasai paksa oleh gabungan dr serdadu Demak & Cirebon di tahun 1525.

Kerajaan Banten merupakan salah satu kerajaan tertua di Indonesia ini terletak di tempat Serang, Banten. Raja yg pertama kali memimpin ialah Sultan Maulana Hasanuddin, yg menjabat semenjak tahun 1552 sampai 1570. Saat Sultan Hasanuddin berkuasa, Banten menjadi pelabuhan internasional sejak tahun 1540 hingga 1580.

Kerajaan Bantent bukan;ah yg tergolong kerajaan becorak Hindu Buddha di Indonesia. Meskipun merupakan raja pertamanya, Sultan Hasanuddin bukanlah pendiri dr Kerajaan Banten. Kerajaan Banten didirikan oleh Sunan Gunung Jati atau nama aslinya Muhammad Syarif Hidayatullah.

Sedangkan Sultan Hasanuddin tak lain ialah anak dr Sunan Gunung Jati. Kerajaan Banten merupakan kerajaan bercorak Islam yg berdiri di tahun 1526 Masehi.

Peninggalan Kerajaan Banten

Sebagai salah satu kerajaan besar di Pulau Jawa, Kerajaan Banten meninggalkan beberapa warisan, antara lain sebagai berikut ini.

  • Masjid Banten

Masjid Agung Banten ialah salah satu peninggalan antik Kerajaan Banten yg masih kokoh berdiri hingga dikala ini. Masjid besar ini berlokasi di Desa Banten, Kecamatan Kasemen, Kabupaten Serang.

Masjid ini diresmikan pada masa pemerintahan raja pertamanya. Yakni Sultan Maulana Hasanuddin pada kurun ke- 16.

Bangunan bersejarah ini dibangun dgn ciri arsitektur masjid Jawa kuno. Yang mana, di keempat arah mata anginnya dipasangi gapura.

Kompleks Masjid Agung Banten terdiri atas empat belahan. Yaitu bangunan masjid, serambi pemakaman, menara, & tiyamah di belahan kanan & kiri masjid.

Pada serambi pemakaman terdapat makam raja-raja terdahulu Kesultanan Banten. Di serambi kiri ada makam Sultan Hasanuddin & isterinya, Sultan Ageng Tirtayasa & Sultan Abu Nashr Abdul Qahhar.

  Pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda Kerajaan Aceh Darussalam mampu mengendalikan kegiatan perdagangan di Selat Malaka.

Sedangkan di serambi kanan ialah makam Sultan Maulana Muhammad, Sultan Zainul ‘Abidin & lain-lainnya.

  • Keraton Surosowan

Keraton Surosowan atau disebut pula selaku Benteng Surosowan yaitu salah satu peninggalan Kerajaan Banten yg berlokasi di Desa Banten, Kecamatan Kasemen, Kota Serang. 

Keraton ini diresmikan di masa pemerintahan Raja Hasanuddin antara tahun 1526 hingga 1570.

Di masa lampau, bangunan ini adalah kediaman Sultan Hasanuddin & keluarganya beserta para pengikut setianya. Bangunan ini berfungsi selaku sentra pemerintahan Kerajaan Banten.

Sayangnya keadaan Keraton Surosowan saat ini sudah tak utuh lagi. Bangunan cagar budaya ini hanya menyisihkan puing-puing reruntuhan & beberapa pondasi berupa sisi empat & sebuah kolam.

Hal tersebut disebabkan oleh serangan salah satu negara yg pernah menjajah Indonesia, yaitu Belanda di tahun 1813 Masehi. Serangan ini terjadi sebab pihak Kesultanan Banten menolak permintaan Belanda untuk memindahkan keratonnya ke tempat Anyer.

  • Benteng Speelwijk

Bangunan bersejarah ini terletak di Desa Pamarican, Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Lokasinya sekitar 1 KM dr Keraton Surosowan.

Nama bangunan ini, yaitu Speelwijk diambil dr nama gubernur pemimpin VOC di Indonesia pada dikala itu, Cornelis Jansz Speelman. Benteng ini dirancang oleh Hendrick Lucaszoon Cardeel & didirikan pada tahun 1682.

Benteng Speelwijk sempat mengalami perluasan pada tahun 1731. Pembangunan benteng ini dilakukan tatkala Belanda berhasil mengadu domba antara Sultan Ageng Tirtayasa dgn Sultan Haji, yg merupakan anaknya sendiri.

Bentang antik ini mempunyai dinding setinggi 5 meter dgn lebar 1-2 meter. Di setiap sisinya diberikan pintu sempit untuk kanal.

Pintu-pintu ini sengaja dibuat demikian agar pasukan musuh tak mampu masuk dlm jumlah banyak.

  Sejarah Museum Lubang Buaya Jakarta – Peristiwa G30s Pki

Material yg digunakan untuk membangun Benteng Speelwijk yaitu campuran pasir, kapur, kerikil, & beberapa watu karang. 

  • Meriam Kuno Ki Amuk

Meriam Ki Amuk yakni salah satu situs prasejarah Indonesia yg berharga di Banten. Meriam berbahan perunggu ini mempunyai berat mencapai 7 ton, dgn panjang sekitar 3,4 meter. Diameternya luarnya adalah 70 cm & cuilan dalamnya 34 cm.

Meriam ini mempunyai ciri tulisan dlm Bahasa Arab di cuilan badannya. Tulisan tersebut berbunyi aqibah al-khairi salamah al-doktrin yang artinya buah kebaikan yakni keamanan kepercayaan.

Saat ini, Meriam Ki Amuk berada di depan Masjid Agung Banten. Dulunya meriam ini digunakan untuk mempertahankan wilayah Banten di Pelabuhan Karangantu, Teluk Banten.

  • Pelabuhan Karangantu

Pelabuhan Karangantu mempunyai nilai sejarah penting bagi perekonomian di tempat Banten. Pelabuhan ini adalah pelabuhan paling besar kedua di Pulau Jawa pada era ke- 17.

Pelabuhan Karangantu adalah gerbang masuk menuju wilayah Kesultanan Banten. Pada masa lalu, para pedagang dr Gujarat, India, & Arab memilih untuk melabuhkan kapalnya di pelabuhan ini. Sebab Portugis mulai menguasai tempat Malaka di tahun 1511.

Menurut beberapa sumber, nama Karangantu berawal dr mitos orang dahulu yg mengatakan, ada seorang warga belanda yg datang ke daerah itu membawa guci.

Guci tersebut kabarnya berisi hantu & guci tersebut pecah. Sehingga hantu yg ada di dalamnya keluar & bertempat di tempat Karangantu.

  • Masjid Kasunyatan

Nama Kasunyatan konon berasal dr ungkapan kesunyian. Di mana masjid ini merupakan salah satu tempat menyepi bagi raja-raja di Kesultanan Banten. Masjid Kasunyatan terletak di Kelurahan Kasunyatan, Kecamatan Kasemen, Kota Serang.

Masjid ini mempunyai kompleks bangunan yg dikelilingi oleh tembok dgn tiga buah gapura di sisi barat, timur, & selatan.

  Sejarah Teori Sosiologi Klasik

Diperkirakan, Masjid Kasunyatan berdiri di tahun 1552 hingga 1570. Yaitu pada masa pemerintahan Maulana Yusuf. Di dalamnya terdapat serambi pemakaman yg salah satunya berisi makam ulama Syekh Abdul Syukur.

Masjid peninggalan Kerajaan Banten ini pula mempunyai bak yg dulunya dipakai untuk bersuci para wali. Kabarnya, air dlm bak tersebut tak pernah surut meskipun kawasan di sekitarnya mengalami animo kering.

Demikian pembahasan tentang peninggalan Kerajaan Banten, gampang-mudahan postingan ini bisa berfaedah.