6 Peninggalan Kerajaan Demak yang Dapat Ditemui

Kerajaan Demak adalah salah satu kerajaan Muslim pertama di Indonesia. Sejarah kerajaan Demak dimulai pada periode ke-15 oleh Raden Patah, kerajaan ini berada di wilayah pantai utara pulau Jawa. Demak menjadi cikal bakal kerajaan-kerajaan Muslim yang lain di Indonesia, mirip Banten, Cirebon, & Mataram.

Kerajaan Demak merupakan kerajaan maritim yg diperkuat dgn kekuatan armada lautnya. Di masa pemerintahannya, Demak menjalin koordinasi dgn negara-negara lain di wilayah Asia Tenggara mirip Melaka & Siam.

Kerajaan Demak pula dikenal selaku kerajaan yg berbagi agama Islam di wilayah pantai utara pulau Jawa. Ternyata ada banyak peninggalan kesultanan Demak.

Meskipun demikian, Kerajaan Demak masih diingat sebagai salah satu kerajaan Islam kuno penting dlm sejarah Jawa Timur & selaku salah satu kerajaan yg memperkenalkan agama Islam di Jawa.

Peninggalan Kerajaan Demak

Kerajaan Demak merupakan kerajaan dgn peninggalan yg cukup banyak. Peninggalan ini yaitu mirip benda dgn nilai sejarah yg tinggi atau bahkan bangunan & gedung. Berikut adalah peninggalan kerajaan Demak:

  • Masjid Agung Demak

Masjid Agung Demak yakni suatu masjid yg terletak di kota Demak, Jawa Tengah, Indonesia. Masjid ini merupakan salah satu masjid tertua di Indonesia & merupakan penggalan dr sejarah perkembangan Islam di tanah Jawa. Masjid ini diresmikan pada kala ke-15 oleh raja pertama Demak, Raden Patah.

Sejarah menyatakan bahwa Raden Patah merupakan salah satu tokoh penting dlm perkembangan Islam di tanah Jawa. Ia didorong oleh semangat untuk menyebarkan agama Islam pada masyarakat Jawa & meninggalkan tradisi animisme yg saat itu masih dominan. Ia mendirikan masjid ini sebagai tempat untuk menyebarkan agama Islam & menyediakan tempat ibadah bagi masyarakat.

  Latar Belakang Terjadinya Perlawanan Rakyat Banten Terhadap VOC Belanda

Masjid Agung Demak pula memiliki arti penting dlm sejarah usaha kemerdekaan Indonesia. Pada masa penjajahan Belanda, masjid ini dijadikan tempat pertemuan & pemberontakan oleh para pejuang kemerdekaan. Hal ini membuat masjid ini menjadi simbol perjuangan kemerdekaan & pula simbol perkembangan Islam di tanah Jawa.

  • Soko Tatal

Soko Tatal yakni sebuah ungkapan dlm seni bela diri tradisional Jawa yg dengan-cara harfiah berarti “pilar berdiri”. Istilah ini merujuk pada posisi kaki yg dipakai dlm gerakan-gerakan dasar pada beberapa seni bela diri Jawa, seperti pencak silat & karate Jawa. Posisi Soko Tatal sungguh penting dlm bela diri Jawa alasannya merupakan dasar bagi gerakan-gerakan yang lain.

Pada dasarnya, Soko Tatal ialah posisi berdiri yg kokoh & stabil, dgn kaki dibuka selebar pundak. Seluruh beban tubuh didistribusikan dengan-cara merata di kedua kaki, sehingga membuat posisi ini sangat stabil & susah untuk digeser atau ditumbangkan.

Oleh karena itu, Soko Tatal sungguh penting bagi para praktisi seni bela diri Jawa, alasannya menjadi dasar bagi gerakan-gerakan bela diri yg lebih kompleks.Dalam bela diri Jawa, Soko Tatal pula diasosiasikan dgn filosofi Jawa yg mengutamakan keseimbangan & harmoni.

Posisi ini mengajarkan praktisi untuk mencari keseimbangan badan & asumsi, & mengembangkan kemampuan untuk merespons pergantian suasana dgn cepat & efektif. Dalam hal ini, Soko Tatal bukan cuma sebuah posisi dlm bela diri Jawa, melainkan pula suatu prinsip hidup yg mendasar bagi masyarakat Jawa.

  • Maksurah

Maksurah adalah perumpamaan dlm seni musik Arab yg mengacu pada suatu bentuk puisi yg mempunyai pola tertentu. Puisi maksurah terdiri dr enam baris, dgn setiap baris berisi empat suku kata.

  Saat ini Andi duduk di kelas X SMA.

Masing-masing baris diakhiri dgn kata yg sama, yg dikenal sebagai rima atau qafiyah. Struktur puisi maksurah menjadikannya cocok untuk dijadikan lirik dlm musik Arab.

Puisi maksurah umumnya dipakai dlm musik tradisional Arab, seperti muwashshah, qasidah, & zajal. Lirik maksurah acap kali diimprovisasi oleh penyanyi atau penyair, sambil menyesuaikan dgn melodi yg dimainkan oleh musisi. Biasanya, lirik maksurah mengandung makna yg dlm & berisi sindiran, ungkapan cinta, atau pesan moral.

  • Makam Sultan Trenggana

Makam Sultan Trenggana yakni sebuah makam yg dibangun untuk mengenang Sultan Trenggana, seorang raja dr Kerajaan Demak. Makam ini terletak di Desa Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Indonesia.

Sultan Trenggana yaitu raja Demak yg memerintah pada era ke-16, sekitar tahun 1546-1575. Ia merupakan salah satu raja Demak yg paling dihormati & diakui sebagai raja yg besar lengan berkuasa dlm sejarah Indonesia. Ia dianggap selaku sosok yg memperkenalkan agama Islam di Jawa & mengawali perkembangan kerajaan-kerajaan Muslim di Jawa.

Selain sebagai tempat pemakaman, makam Sultan Trenggana pula dijadikan selaku tempat ibadah bagi penduduk sekitar. Makam ini sering dijadikan tempat ziarah bagi masyarakat yg ingin berdoa & meminta berkah.

Makam ini pula sering dijadikan sebagai tempat rekreasi budaya bagi pengunjung yg ingin mengenali lebih jauh wacana sejarah Kerajaan Demak & perjuangan Sultan Trenggana dlm memperkenalkan agama Islam di Jawa. Di dlm ini pula ditemukan salah satu kitab peninggalan kerajaan antik di Indonesia.

  • Pintu Bledeg

Pintu Bledeg adalah jenis pintu tradisional yg berasal dr kawasan Jawa Tengah, Indonesia. Pintu ini terkenal sebab memiliki desain unik yg khas, dgn goresan-goresan yg sangat indah & rumit di sekeliling permukaannya.

  Sejarah Berdirinya Asean Lengkap

Pintu Bledeg biasanya terbuat dr kayu jati atau kayu merbau, & dipakai untuk memperindah rumah budbahasa atau bangunan bersejarah. Secara biasa , Pintu Bledeg mempunyai bentuk persegi panjang & terdiri dr dua daun pintu yg terhubung dgn gembok.

Di sekitar daun pintu terdapat goresan-ukiran geometris, tanaman, fauna, atau bahkan tokoh-tokoh mitologi. Semua ukiran ini dilaksanakan dgn tangan & membutuhkan waktu yg cukup lama, tergantung pada ketelitian & tingkat kerepotan.

  • Piring Campa

Piring Campa yaitu sebuah jenis piring keramik yg didapatkan di wilayah Demak & sekitarnya. Piring ini diketahui dgn desain yg unik & kaya akan motif-motif yg merefleksikan budaya & tradisi kerajaan Demak.

Piring Campa diketahui selaku salah satu peninggalan kerajaan Demak yg memperlihatkan pertumbuhan seni keramik pada masa itu. Piring Campa ditemukan di beberapa situs arkeologi di wilayah Demak, mirip di Makam Sultan Trenggana & Masjid Agung Demak.

Dari penemuan ini, dapat dimengerti bahwa piring-piring tersebut dipakai dlm kegiatan ritual & upacara di kerajaan Demak. Sekian adalah semua peninggalaan salah satu kerajaan terlama yg ada di dunia.