close

7 Prasasti Peninggalan Kerajaan Sriwijaya

Kerajaan Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan antik di Indonesia, kerajaan ini yaitu kerajaan bercorak Hindu-Buddha di Indonesia yg terbesar di Nusantara. Kerajaan Sriwijaya berdiri di abad ke-7 Masehi, pendiri kerajaan ini yaitu Dapuntahyang Sri Jayanasa.

Kepastian letak kerajaan Sriwijaya ini banyak diperdebatkan, ada ahli yg beropini bahwa letak kerajaan ini berada di Jambi, tetapi usulan yg paling banyak dipercaya dikemukakan oleh G Coedes yg menyatakan sentra pemerintahan Kerajaan Sriwijaya berada di Palembang.

Letak niscaya kerajaan ini masih banyak diperdebatkan. Namun, pendapat yg cukup populer yakni yg dikemukakan oleh G. Coedes pada tahun 1918 bahwa pusat Sriwijaya ada di Palembang.

Kerajaan Sriwijaya diketahui selaku kerajaan maritim & menguasai lalu lintas jual beli di Asia Tenggara hingga Negeri Cina. Wilayah Sumatra yg dikuasai oleh Sriwijaya antara lain Sumatra belahan selatan, Bangka, Belitong serta Lampung.

Kerajaan Sriwijaya pula pernah mencoba menguasai Jawa, hal ini tertulis di dlm salah satu prasasti peninggalan Sriwijaya. Beberapa Raja Sriwijaya yg pernah berkuasa sehabis Dapunta Hyang Sri Jayanasa antara lain:

  • Sri Indrawarman
  • Raja Dharanindra
  • Raja Samarutungga
  • Rakai Pikatan
  • Balaputradewa
  • Sri Udayadityawarman
  • Sri Culamaniwarman
  • Sri Marawijayatunggawarman

Masa kejayaan Kerajaan Sriwijaya berada di masa pemerintahan Balaputradewa. Raja Balaputradewa sukses meningkatkan bidang perdagangan, menguasai jalur-jalur perdagangan di Selat Malaka, Selat Sunda hingga Semenanjung Malaya.

Balaputradewa pula memiliki serdadu bahari yg kuat untuk mempertahankan & menjamin keamanan kapal-kapal pedagang yg melintas & singgah. Hubungan diplomatik dgn India, Cina & kerajaan-kerajaan lain pula terjaga baik.

Selain jual beli, Kerajaan Sriwijaya pula maju dlm bidang agama, politik & ilmu pengetahuan. Masa keemasan Sriwijaya berlanjut hingga pemerintahan raja ke-8 yakni Sri Marawijayatunggawarman.

  Sejarah Museum Keramik Kota Renta Di Jakarta

Setelah kekuasaan raja ke-8, antara tahun 922 M hingga 1016 M, Sriwijaya mulai surut sebab raja-raja setelahnya banyak melaksanakan peperangan melawan kerajaan Jawa.

Kemunduran Kerajaan Sriwijaya pula diakibatkan perekonomian yg terlalu bergantung pada perdagangan bahari sehingga kurang mengamati kesempatandaratan.

Selain itu adanya serangan dr Kerajaan Colamandala di tahun 1017 M & disusul oleh Kerajaan Singhasari yg berhasil merebut daerah Melayu dr Sriwijaya & meninggalkan peninggalan kerajaan Majapahit. Kerajaan-majapahit turut serta menyerang di tahun 1377 M & menaklukkan & menjadi puncak penyebab runtuhnya kerajaan Sriwijaya.

Keberadaan Kerajaan Sriwijaya di masa lampau didapatkan dr sumber sejarah berupa candi peninggalan kerajaan Sriwijaya & pula prasasti peninggalannya. Prasasti-prasasti tersebut tersebar dr wilayah Sumatra, Jawa hingga di luar wilayah Indonesia. Berikut beberapa prasasti peninggalan Kerajaan Sriwijaya.

1. Prasasti Kedukan Bukit

Prasasti Kedukan Bukit ditemukan di kawasan Palembang, di tepian sungai Tatang. Prasasti ini bertuliskan angka tahun 605 Saka atau 683 Masehi, berisi kisah pendiri Sriwijaya, Dapunta Hyang yg melakukan perjalanan suci dr Minangtamwan bareng 20.000 pasukannya.

Prasasti Kedukan Bukit menunjukan penaklukan tempat di wilayah Palembang & berdirinya Kerajaan Sriwijaya.

2. Prasasti Talang Tuo

Prasasti Talang Tuo ditemukan di tempat Palembang tepatnya di Talang Tuo. Prasasti ini bertuliskan tahun 606 Saka atau 684 Masehi, menggunakan abjad Pallawa tetapi bahasanya Melayu Kuno.

Prasasti Talang Tuo berisi informasi wacana pembangunan taman yg berjulukan Sriksetra oleh Dapunta Hyang Sri Jayagana, taman ini dibentuk untuk kesejahteraan mahkluk hidup. Prasasti ini pula berisi doa & keinginan yg merujuk pada ajaran Buddha.

  Sejarah Perang Suriah Dan Israel – Latar Belakang Serta Dampak

3. Prasasti Telaga Batu

Prasasti peninggalan Kerajaan Sriwijaya yg pula didapatkan di wilayah Palembang yakni Prasasti Telaga Batu. Prasasti ini ditemukan di kolam Telaga Biru, di kota Palembang pada tahun 1935, prasasti Telaga Batu saat ini menjadi koleksi Museum Nasional.

Prasasti Telaga Batu diperkirakan dibuat di tahun 686 Masehi & berisi tentang musibah, bahaya & kutukan-kutukan bagi orang yg tak taat pada kebijakan Raja & aturan kerajaan.

4. Prasasti Kota Kapur

Prasasti Kota Kapur ditemukan di Pulau Bangka, hal ini memperlihatkan bahwa Bangka pula menjadi salah satu wilayah kekuasaan Kerajaan Sriwijaya.

Diperkirakan dibuat di tahun 608 Saka atau 656 Masehi & didapatkan oleh J.K Van Der Maeulen di tahun 1892. Isi prasasti ini ialah perihal cerita balas dendam Sriwijaya terhadap kerajaan Tarumanegara & pula bukti bahwa Kerajaan Sriwijaya berhasil memperluas kekuasaannya ke Jawa.

5. Prasasti Karang Berahi

Prasasti Karang Berahi dinamakan sesuai tempat ditemukannya, yaitu di wilayah Karang Berahi, Jambi. Prasasti ini dibentuk di tahun 868 Masehi seperti pula terukir angka di dlm prasasti.

Prasasti Karang Berahi berisi kutukan & hukuman serta permintaan pada dewa. Seperti halnya Prasasti Kota Kapur & Prasasti Telaga Biru, prasasti ini memperlihatkan eksekusi bagi orang-orang yg tak tunduk pada Kerajaan Sriwijaya.

6. Prasasti Ligor

Prasasti-prasasti peninggalan Kerajaan Sriwijaya tak hanya ditemukan di wilayah Indonesia. Prasasti Ligor adalah salah satu prasasti yg didapatkan di Semenanjung Melayu & dibuat di tahun 775 Masehi.

7. Prasasti Tanjore

Prasasti Tanjore pula salah satu peninggalan Sriwijaya yg ditemukan di India. Prasasti ini berisi wacana serangan Sriwijaya pada Kerajaan Swarnabhumi di tahun 1017 M.

  11 Tugas Indonesia Dalam Hubungan Internasional