Orde gres dengan-cara pengertian adalah sebuah penataan kembali pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa & bernegara yg berdasarkan Pancasila & UUD 1945. Masa pemerintahan orde baru yg dipimpin oleh Presiden Soeharto berjalan selama 32 tahun mulai dr tahun 1966 hingga tahun 1998, menggantikan kala orde lama yg berada di bawah kepemimpinan Presiden Soekarno. Walaupun sudah menerima kemerdekaannya, pada tahun 1950 – 1960an Indonesia berada pada kondisi yg relatif tak stabil dengan-cara politik & ekonomi alasannya adalah adanya banyak sekali penyimpangan pada masa orde lama.
Pada masa final pemerintahan Soekarno terjadi kesemrawutan dlm suasana politik & ekonomi balasan adanya insiden G30S PKI. Pemberontakan yg didalangi oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) ini bermaksud untuk membuatkan paham komunisme & mengganti ideologi negara Indonesia dr Pancasila & paham demokrasi menjadi paham komunis. Akibat dr peristiwa ini, rakyat kehilangan kepercayaan kepada Presiden Soekarno & menuntut pergeseran kepemimpinan. Orde Baru lahir setelah mandat diserahkan oleh Presiden Soekarno pada Jendral Soeharto melalui Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) pada tahun 1966 yg memiliki Kelebihan & Kekurangan Orde Baru.
Latar Belakang Orde Baru
Era pemerintahan orba adalah pecahan dr sejarah bangsa Indonesia yg terjadi sebagai akibat dr beberapa insiden pada masa orde baru yg mendahuluinya, yg menjadi penyebab jatuhnya era kepemimpinan Soekarno & menjadi latar belakang mulainya kala pemerintahan orde baru.
1. Pemberontakan G30S PKI
Salah satu insiden yg melemahkan kredibilitas Presiden Soekarno adalah Peristiwa G30S PKI yg dimotori oleh PKI. Mereka menculik & membunuh tujuh jenderal serta perwira Tentara Nasional Indonesia AD yg diisukan terlibat dlm sebuah gerakan berjulukan Dewan Jenderal. Tujuan dr pemberontakan ini yakni untuk mengkudeta pemerintah Indonesia yg sah pada ketika itu. Peristiwa penculikan terjadi pada tengah malam tanggal 30 September hingga permulaan hari tanggal 1 Oktober 1965. Mereka diculik & disiksa di tempat Lubang Buaya lalu dibuang ke sumur di wilayah tersebut. Adanya gosip Dewan Jenderal yg konon ingin menggulingkan Presiden Soekarno menjadi latar belakang insiden ini.
Presiden Soekarno yg memerintahkan Pasukan Cakrabirawa yg merupakan pasukan pengawal khusus Presiden untuk menangkap & menenteng para Jenderal tersebut untuk diadili di hadapan Soekarno. Akan namun planning tersebut justru berjalan kacau karena Jenderal Ahmad Yani, DI. Pandjaitan & MT. Haryono terbunuh pada dikala ‘penjemputan’ tersebut. Ada tudingan bahwa pasukan telah disusupi anggota PKI sehingga operasi melenceng keluar jalur. Akibatnya rakyat makin tak mempercayai Soekarno yg pada ketika itu pemerintahannya sudah berada di tahap yg genting.
2. Konflik TNI AD
Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden tertanggal 5 Juli 1959 yg memberikan kekuatan besar pada militer, sehingga mereka menjadi lebih bebas dlm berpolitik. Akibatnya dlm tubuh militer utamanya angkatan darat terbagi menjadi dua golongan, yg pro & kontra kepada Soekarno. Terbentuknya dua kubu tersebut membuat angkatan darat menjadi tak harmonis, & mengancam stabilitas keselamatan dlm negeri. Fungsi militer yg seharusnya untuk melindungi rakyat justru bergeser ke ranah politik & terlibat pertengkaran sendiri & pada kesannya bisa menjadikan ancaman karena pertentangan kedua golongan.
3. Inflasi
Pada tamat masa pemerintahan Soekarno terjadi inflasi yg turut menjadi latar belakang orde baru. Tingkat inflasi meraih di atas 100 persen, tepatnya 600 persen sehingga pada dikala itu perekonomian sungguh lemah & terpuruk, serta menimbulkan rakyat menderita. Terjadi krisis moneter & pemutusan relasi kerja dimana – mana yg menyebabkan angka kriminalitas meningkat. Saat itu keadaan negara sangat semrawut & membuat rakyat usang kelamaan menuntut supaya Soekarno mundur sebagai Presiden.
4. Kebencian Terhadap PKI
Sejak terjadinya kronologi G30S PKI, rakyat makin kehilangan kepercayaan pada pemerintah & kian tidak senang eksistensi PKI. Rakyat menuntut pembubaran PKI & agar para anggotanya diadili sebab sudah terang menjadi dalang agresi peristiwa 30 September yg kejam, sehingga mereka merupakan ancaman serius bagi keutuhan negara Indonesia. Rakyat pula marah pada pemerintah yg dianggap tak serius menangani tujuan organisasi PKI sehingga mampu melaksanakan pemberontakan yg begitu sadis. Upaya untuk mengadili para tokoh G30SPKI yg terlibat dlm pemberontakan tak berhasil meskipun sudah dibentuk Mahkamah Militer Luar Biasa, maka rakyat kian marah & tak lagi mempercayai pemerintahan Presiden Soekarno.
5. Tiga Tuntutan Rakyat (Tritura)
Dampak dr insiden pada 30 September 1965 tersebut membuat rakyat mengeluarkan tuntutan yg dikenal dgn Tritura atau Tiga Tuntutan Rakyat. Berbagai kesatuan aksi mirip KAMI, KAPI, KASI, KAPPI & yg yang lain membentuk front Pancasila atau yg dikenal dgn Angkatan 66. Tujuan pembentukan organisasi tersebut ialah untuk membasmi tokoh G30S PKI yg terlibat. Mereka berdemonstrasi pada 10 Januari 1966 di depan Gedung dewan perwakilan rakyat-GR & mengajukan Tritura yg berisi:
- Pembubaran PKI & semua organisasi massanya
- Membersihkan kabinet Dwikora dr PKI & antek – anteknya
- Menurunkan harga barang – barang keperluan rakyat
6. Kegagalan Reshuffle Kabinet
Salah satu permintaan rakyat yakni untuk menyusun kembali kabinet kesannya dipenuhi oleh pemerintah, tetapi hasilnya masih menciptakan rakyat kecewa alasannya adalah tetap tak dapat menyelesaikan dilema yg sedang dialami bangsa & negara Indonesia. Rakyat bahkan menilai dlm kabinet reshuffle masih mempunyai unsur PKI. Ketidak puasan rakyat tersebut membuat rakyat tetap menuntut agar Soekarno menyerahkan jabatan sebagai Presiden & mundur dengan-cara resmi sesudah semua penyimpangan pada masa orde usang yg susah untuk diperbaiki lagi & merenggut kepercayaan rakyat pada pemerintah.
7. Terbitnya Supersemar
Surat Perintah Sebelas Maret atau Supersemar ialah surat perintah yg diberikan Presiden Soekarno pada Letjen Soeharto semoga mengambil tindakan yg dirasa perlu guna mempertahankan & mengembalikan wibawa pemerintah Indonesia di mata rakyat. Dalam surat tersebut tak disiratkan perihal penyerahan jabatan, tetapi Supersemar dijadikan sebagai dasar untuk mengesahkan Soeharto selaku pemangku jabatan Presiden & mengambil alih kekuasaan tertinggi dr Soekarno.
8. Penetapan MPRS
Latar belakang orde baru diperkuat oleh keluarnya TAP MPRS no.XXXIII/1964 MPRS pada tanggal 12 Maret 1967 mengenai pencabutan jabatan Presiden Soekarno & mengangkat Letjen Soeharto selaku Presiden yg selanjutnya. Dasar penetapan tersebut yaitu Supersemar, & berkat itu Soeharto menjadi Presiden kedua RI dengan-cara sah semenjak itu hingga 32 tahun lamanya di Indonesia berjalan masa pemerintahan orde baru.
Setelah semua latar belakang orde baru tersebut, selama beberapa puluh tahun masa orde baru berjalan dgn tenang walaupun di sana sini terdapat penyimpangan pada masa orde baru yg terjadi pada banyak sekali kebijakan pemerintah. Masa pemerintahan orde gres mampu dikatakan berlangsung dgn otoriter dgn ciri pokok orde baru berbentukpembungkaman keleluasaan berpendapat, namun pertumbuhan ekonomi negara meningkat pesat & suasana politik aman terkendali dgn banyak sekali kebijakan politik orde baru.
Masa orde gres berlangsung sampai tahun 1998, dimana krisis moneter Asia menghipnotis keadaan perekonomian Indonesia & menyebabkan rakyat kembali menyerukan berbagai protes & demonstrasi. Setelah kesemrawutan & demonstrasi berdarah yg terjadi, Presiden Soeharto kemudian mengundurkan diri & Indonesia memasuki masa reformasi hingga sekarang ini.