Masyarakat paguyuban atau pula disebut selaku gemeinschaft ialah suatu golongan kehidupan yg dijalani bareng yg di antara mereka terdapat kekerabatan yg murni pada semua anggota nya & pula kekerabatan ini bersifat alamiah & pula kekal. Konsep pengelompokan mirip ini yaitu rancangan yg digagas oleh seseorang yg bernama Ferdinand Tonnies. Pada dasarnya suatu masyarakat yg dikelompokkan menjadi penduduk paguyuban ini berjalan di dlm kehidupan atas dasar rasa cinta & pula rasa kesatuan di dlm batin yg telah menjadi kodrat bareng .
Bentuk-bentuk paguyuban ini akan sungguh mudah kita jumpai dlm kehidupan masyarakat, mirip dlm susunan rumah tangga atau keluarga, kalangan kekerabatan, persahabatan, satu masyarakat yg menjadi satu kesatuan Rukun Tetangga atau RT, Rukun Warga atau RW & masih banyak lagi. Kelompok penduduk paguyuban ini pula lebih spesifik terkait eksklusif dgn masyarakat pedesaan pada umumnya. Hal yg seperti ini pula bisa disebut golongan komunal.
Ciri-ciri Masyarakat Paguyuban menurut Ferdinand Tonnies
Secara garis besar, golongan penduduk paguyuban yg digagas oleh Ferdinand Tonnies ini memiliki beberapa ciri-ciri selaku berikut :
- Intimate – Hal ini ialah suatu keadaan dimana suatu golongan penduduk yg hidup bersama yg memiliki korelasi dengan-cara mendalam, sarat dgn cinta antar sesama masyarakat & pula tenggang rasa & simpati yg terjalin di antara penduduk sebagai salah satu faktor pendorong terjadinya relasi sosial.
- Private – Hubungan masyarakat ini yaitu kekerabatan masyarakat yg lebih bersifat pribadi.
- Exclusive – Hubungan penduduk paguyuban pula bersifat ekslusif yg mempunyai arti hubungan ini cuma terdiri dr beberapa anggota saja yg biasanya menggunakan kata ganti kita. Artinya, golongan masyarakat ini hanyalah terdiri dr kita saja, & hal ini tak berlaku untuk orang lain atau tak berlaku untuk selain kita.
Menurut Ferdinand Tonnies, biasanya di dlm suatu golongan masyarakat paguyuban akan sering dijumpai macam-macam golongan sosial menurut beberapa aspek. Berikut ini yakni tipe-tipe paguyuban yg dibagi menjadi 3 jenis menurut Ferdinand Tonnies & pula ciri-cirinya :
1. Gemeinschaft of Place
Hal ini pula biasa disebut dgn paguyuban yg terjalin sebab atau di dlm daerah yg sama. Kelompok penduduk ini yakni kalangan masyarakat paguyuban yg beranggotakan beberapa orang yg berada di dlm suatu area atau kawasan yg sama. Paguyuban ini pula bisa diartikan sebagai golongan penduduk yg dibentuk oleh dasar suatu kesamaan tempat tinggal sehingga akan dapat saling tolong menolong di antara sesama anggotanya. Hal ini akan mampu kita jumpai di dlm masyarakat kita, misalnya seperti paguyuban atau kelompok arisan, rukun tetangga atau RT & pula rukun warga atau RW.
2. Gemeinschaft by Blood
Kelompok masyarakat yg kedua adalah kalangan penduduk atau paguyuban yg terjalin karena adanya suatu ikatan darah atau keturunan di antara anggota-anggotanya. Kelompok jenis ini telah kita temukan dlm kehidupan sehari-hari. Kelompok masyarakat jenis ini yakni suatu korelasi keluarga & pula golongan penduduk yg terjalin atas dasar kekerabatan.
3. Gemeinschaft of Mind
Kelompok masyarakat yg terakhir adalah masyarakat paguyuban yg terikat & terjalin atas dasar ide, pemikiran, ide, visi misi & pula pedoman yg sama. Kelompok penduduk jenis ini biasanya terdiri dr beberapa anggota yg sebagian besar tak mempunyai hubungan kekerabatan atau relasi persaudaraan alasannya keturunan, hal ini pula tak menutup kemungkinan golongan ini beranggotakan dr macam-macam ras yg ada di Indonesia.
Masyarakat paguyuban jenis ini pula biasanya terdiri dr beberapa anggota yg bertempat tinggal saling berjauhan. Kelompok penduduk jenis ini biasanya tak mempunyai kekerabatan yg sekokoh & seerat hubungan yg terjalin di dlm penduduk paguyuban Gemeinschaft of Place dan masyarakat Gemeinschaft by Blood. Masyarakat paguyuban jenis ini biasanya akan kita jumpai dlm kehidupan sehari-hari dlm rentang wilayah yg lebih luas. Beberapa acuan jenis penduduk ini mirip golongan pengajian, partai politik, golongan mahasiswa & beberapa kelompok atau grup-grup yg bangun alasannya satu kegemaran yg sama seperti kalangan kendaraan bermotor.
Di dlm suatu kalangan penduduk , berbagai jenis paguyuban pula akan berfungsi dgn akurat & tepat tergantung jenis masyarakat & dimana kelompok penduduk itu bangkit. Hal ini akan memungkinkan lemahnya suatu golongan penduduk bila terdiri dr beberapa anggota yg tepat tetapi tak berada dlm lokasi yg sempurna. Sebagai contoh, apabila kita tinggal di kota besar seperti Jakarta.
Contoh Penerapan Masyarakat Paguyuban
Suatu kelompok masyarakat yg bersifat Gemeinschaft of Place atau paguyuban penduduk yg terjadi alasannya daerah yg sama tak akan kuat & pula tak akan dapat berfungsi dengan-cara optimal kalau berada di kota tersebut. Hal ini dikarenakan sebagian masyarakat Jakarta ialah orang-orang pendatang yg lebih mementingkan akan aktivitas pribadi mereka ketimbang kepentingan golongan dimana mereka tinggal. Namun apabila ditempat ini suatu golongan masyarakatnya terdiri dr paguyuban yg bersifat Gemeinschaft by Blood atau paguyuban yg terjadi alasannya suatu ikatan darah atau keturunan, maka akan jauh lebih efektif untuk saling bekerjasama & pula dapat saling tolong menolong di antara anggotanya.
Di dlm kota besar mirip Jakarta pula akan sedikit lebih efektif jika suatu kelompok masyarakat terdiri dr kelompok yg bersifat Gemeinschaft of Mind atau paguyuban masyarakat yg terbentuk atas dasar minat & pula tujuan yg sama. Ini akan lebih menolong mereka karena para anggota yg biasanya terdiri dr lebih banyak orang & pula intensitas & jangkauan pertemuan yg lebih sering dijalankan. Jadi di dlm sebuah penduduk , akan berlawanan-beda tingkat efektifitas dr beberapa kelompok di dalamnya. Hal ini dikarenakan antara masyarakat satu dgn masyarakat lainnya memiliki tipe-tipe anggota yg berbeda-beda.
Pengenalan Masyarakat Patembayan
Masyarakat patembayan atau pula bisa disebut dgn masyarakat Gesellschaft. Kelompok masyarakat patembayan yaitu kalangan penduduk yg terjalin atas dasar ikatan pokok tertentu yg biasanya bersifat sementara atau dlm rentang waktu tertentu. Kelompok masyarakat patembayan ini pula disebut selaku golongan penduduk yg terjalin dgn cara yg sistematis & pula formal. Biasanya kalangan penduduk jenis ini terjalin atas dasar fatwa yg sama atau imajinasi atas tujuan & impian yg sama. Berikut ini penjelasan lebih rinci tentang ciri-ciri penduduk patembayan.
Ciri-ciri Masyarakat Patembayan
1. Pemikiran yg rasional
Kelompok masyarakat patembayan pula berjalan dgn beberapa aspek yg menggunakan suatu pedoman yg rasional. Kelompok masyarakat yg bersifat atas dasar rasionalitas ini pula tak lepas dr suatu ajaran akan untung & rugi atas terbentuknya kelompok ini, & pula untung & rugi atas perekrutan para anggotanya. Maka dr itu sering ditemui dlm masyarakat jenis ini yg terdapat di dlm relasi yg mengutamakan timbal balik di antara para anggotanya. Sebagai contoh sederhana kelompok penduduk yg memprioritaskan fatwa rasional ini adalah mirip kalangan penduduk yg terbentuk di dlm suatu kantor yg sama, golongan yg terikat akan suatu perjanjian, & lain sebagainya.
2. Pemikiran atas dasar prestasi selaku bentuk mobilitas sosial.
Tak lepas pula suatu sistem berjalan di dlm masyarakat jenis ini yg memiliki aliran atas dasar prestasi, untuk mengembangkan suatu karir yg mana sebagai salah satu bentuk mobilitas sosial, & pula untuk mendapatkan status sosial para anggota di dlm suatu relasi penduduk yang lain. Hal ini dapat pula mampu digambarkan selaku suatu tujuan individu untuk mencapai beberapa tahapan dr beberapa contoh status sosial seperti bupati atau gubernur, yg dlm perjuangan untuk mencapai tujuan tersebut biasanya dgn menjadi anggota dr suatu kalangan partai politik.
3. Memiliki pola pikir & tujuan yg sama
Selain teladan tersebut, kalangan penduduk jenis ini pula terdapat dlm suatu kekerabatan yg terjalin sebab adanya penggunaan komunikasi atau interaksi jarak jauh seperti internet. Hal ini dapat terjadi sebab suatu penduduk patembayan bersifat sebagai bentuk yg hanya ada di dlm fikiran semata. Selain itu, masyarakat patembayan pula sering dihubungkan dgn penduduk atau kaum industrial yg identik dgn kehidupan penduduk di perkotaan.
Ferdinand Tonnies mengungkapkan bahwa, adaptasi yg dilaksanakan untuk kedua golongan masyarakat tersebut di atas memakai dua cara yg terbentuk atas dasar asasi insan. Kedua hal tersebut dinamakan Wesenwille & Kurwille.
- Wesenwille ialah suatu bentuk kemauan yg terjadi atas dasar kodrat & pula timbul dr keseluruhan kehidupan alamiah. Dalam suatu wesenwille biasanya akan menjadi suatu kalangan penduduk paguyuban atau disebut dgn istilah gemeinschaft.
- Kurwille. Kurwille yaitu suatu bentuk kemauan atau harapan yg dipengaruhi oleh cara berfikir dengan-cara rasional & sarat dgn perkiraan. Di dlm suatu kurwille biasanya akan memunculkan suatu kelompok penduduk patembayan atau pula bisa disebut sebagai golongan gesellschaft. Seperti yg dikenali bahwa seseorang yg menjadi anggota dr golongan masyarakat patembayan yakni orang-orang yg mengikuti golongan tersebut atas dasar alasan & anutan yg rasional & untuk mewujudkan suatu tujuan tertentu.
Dengan demikian, di dlm sebuah masyarakat patembayan hanya akan lebih mementingkan untuk mencapai tujuan dr masing-masing individu anggotanya saja, tanpa memperdulikan kepentingan kelompok. Hal ini justru berbanding terbalik dgn metode yg berada di dlm suatu kelompok masyarakat paguyuban, dimana kepentingan kelompok lebih diutamakan dibandingkan dgn kepentingan pribadi masing-masing anggotanya.
Kelompok Masyarakat berdasarkan Emile Durkheim
Emile Durkheim yg merupakan sosiolog dr Perancis mengemukakan bahwa di dlm suatu golongan penduduk pedesaan, tingkatan perbedaan kepandaian masing-masing anggotanya tak begitu terlihat & menonjol. Hal ini menimbulkan sebuah kedudukan atau jabatan dr masing-masing anggotanya tak menjadi suatu hal yg penting. Dalam suatu sistem pembagian kerja, tatkala ada salah satu anggota yg dikeluarkan dr kalangan, maka hal tersebut tak terlalu berpengaruh terhadap anggota yang lain di dlm golongan tersebut serta pula tak begitu menjadikan dampak yg besar kepada kelancaran kalangan tersebut. Berikut ini yakni beberapa tata cara yg ada pada sebuah golongan masyarakat menurut Emile Durkheim.
- Mekanis – Secara garis besarnya, kepentingan suatu masyarakat lebih besar daripada kepentingan satu individu saja yg mana hal tersebut merupakan salah satu ciri-ciri penduduk tradisional. Sistem yg seperti ini disebut dgn mekanis oleh Emile Durkheim.
- Organis – Dalam sebuah masyarakat yg kompleks, yg biasanya terdapat keutamaan tertentu di dlm seluruh anggotanya. Hal ini akan menyebabkan suatu keterampilan masing-masing individu, sehingga suatu kelompok tak akan mampu berjalan atau hidup sendiri tanpa adanya satu atau beberapa anggota di dalamnya. Kondisi yg seperti ini pula mampu disamakan dgn belahan organisme yg terdiri dr suatu kesatuan yg tak akan bisa dipisahkan. Hal ini dikarenakan apabila salah satu cuilan dr golongan tersebut rusak atau hilang, maka hal tersebut akan menghalangi jalannya roda kalangan tersebut.
Dalam suatu kelompok masyarakat paguyuban atau biasa disebut dengan gemeinschaft akan terdapat beberapa asas dasar, seperti kemauan bersama atau biasa disebut dgn ungkapan common will, pemahaman antar sesama yg disebut dgn istilah understanding, dan pula asas atau kaidah-kaidah yg timbul sendiri & pula alamiah. Maka dr itu, tatkala ada suatu problem atau pertentangan di dlm sebuah paguyuban, maka dilema tersebut tak akan mudah langsung selesai hanya dgn menggunakan suatu cara saja. Hal ini dikarenakan oleh adanya hubungan yg menyeluruh yg terdapat pada setiap anggotanya.
Kondisi yg berbanding terbalik akan ditemukan dlm sebuah golongan penduduk patembayan atau disebut dgn perumpamaan gesellschaft, yang mana di dlm golongan tersebut terdapat public life. Hal ini memiliki arti suatu hubungan dlm kalangan tersebut untuk semua anggotanya. Maka dr tatkala ada suatu kontradiksi atau persoalan dlm golongan seperti ini akan sangat mudah diselesaikan oleh bidan-bidang tertentu, yg mana akan menyebabkan setiap masalah atau kontradiksi mampu dilokasikan atau dikelompokkan.