9 Ciri-Ciri Sinanthropus Pekinensis (Insan Peking)

Sinanthropus Pekinensis merupakan salah satu manusia purba jenis Homo Erectus yg sempat hidup di dunia. Manusia Pubra Sinanthropus Pekinensis ini didapatkan di Peking, China. Hasil temuan tersebut, di dapati jika fosil serta ciri-ciri Sinanthropus Pekinesis mempunyai kemiripan atau sejeni dgn nama manusia purba Pithecanthropus Soloeni yg didapatkan di Indonesia. Macam-macam homo jenis ini memiliki teladan hidup nomaden alias bahagia berpindah dr tempat satu ke tempat lainnya. Hal tersebut disebabkan, karena Siananthropus Pekinensis mencari kuliner dgn cara menyesuikan binatang buruan.

Untuk pertama kalinya Sinanthropus Pekinesis didapatkan oleh arkeolog bernama Davidson Black, Davidson Black ialah pimpinan penggali fosil di daratan Cina. Penemuan tersebut berada tempat-tempat berejarah tepatnya di dlm gua kapur yg terletak di Desa Zhoukodian atau berjarak kurang lebih 40 km sebelah barat Beijing. Penemuan situ Zhoukoudian yg berdekatan dgn Beijing ini pada risikonya lah yg menjadi asal ajakan penamaan Sinanthropus Pekinesis.

Tak jauh berlainan dgn jenis-jenis manusia purba di Indonesia, biasanya penamaan untuk fosil yg gres ditemukan diberi nama sesuai dgn tempat dimana didapatkan, namun kenapa Sinanthropus Pekinesis tak demikian ? hal ini dikarenakan, usut punya usut, sebelum nama Beijing muncul, dulu tempat ditemukannya fosil tersebut berjulukan Peking. Alhasil insan purba yg ditemukan diwalayah itu kesudahannya dinamakan Sinanthropus Pekinesis bukan Sinanthropus Beijingensis.

Petilasan insan Peking atau Sinanthropus Pekinesis yg berada di Zhou Koudian terletak di Gunung Longgu atau bisa disebut dgn Gunung Tulang Naga. Di wilayah tersebut, merupakan pegunungan yg bersambung dgn dataran. Di dlm Gunung Tulang Naga Longgu sendiri memiliki gau alam yg jumlahnya tidak sedikit, baik itu berskala kecil ataupun dgn ukuran besar. Diantara banyaknya gua tersebut, ada suatu gua alam dgn panjang 140 meter dr timur kebarat, orang-orang menjuluki gau itu dgn sebutan nama “Gua Manusia Kera”.

  3 Sistem Akidah Pada Abad Praaksara Indonesia

Pada tahun 1921, Johan Gunnar Anderssonm yg merupakan seorang sarjana Swedia memperoleh barang-barang peninggalan insan purba di dlm gua itu. Diantaranya yaitu, jejak atau bekas penggunaan api manusia monyet. Dari inovasi itu lantas kemudian gua itu dijuluki oleh para arkeolog dgn nama “Situs Pertama Zhou Koudian”.

Delapan tahu beselang, tepatnya tahun 1929, arkeolog Tiongkok bernama Fei Wenzhong berhasil melaksanakan penggalian tulang tempurung kepala yg disebut sebagai “Manusia Peking” & menggemparkan banyak orang pada masa itu. Namun nahas, tulang tempurung Sinanthropus Pekinesis hilang tanpa meninggalkan jejak pada masa Perang Dunia II, hingga sekarang pun tulang tempurung tersebut belum didapatkan & belum dikenali keberadaannya.

Dari inovasi-inovasi tadi, khususnya peninggalan penggunaan api, menjadikan sejarah pemakaian api oleh manusia menjadi maju beberapa ratus ribu lebih maju. Di dlm situs Zhou Koudian, pula didapatkan 5 lapisan bubuk api, tulang panggang yg banyak & 3 tumpukan bubuk. Untuk lapisan abu, ketinggiannya meraih 6 meter. Dari hasil penemuan itu, memperlihatkan jika Sinanthropus Pekinesis tak hanya mengerti cara menggunakan api, tetapi pula berilmu dlm memelihara bara api serta penyulut api mirip dgn ciri-ciri Homo Robustus & ciri-ciri Homo Floresiensis.

Bukan hanya sekadar tulang tekorak & bekas penggunaan bara api aja, di situs Zhou Koudian turut didapatkan puluhan ribu alat terbuat dr batu yg berbentuk kecil. Alat batu pada permulaan masa pra sejarah mempunyai bentuk besar & berangasan.  Kemudian di masa pertengahan, alat watu memilik bentuk lebih kecil & mulai timbul alat batu yg runcing mirip mirip pisau, hal ini tak berlainan jauh dgn inovasi fosil di Indonesia.

Pada masa selesai, alat watu yg dipakai oleh Sinanthropus Pekinesis menjadi lebih kecil dgn tusuk kerikil dipakai sebagai alat khas pada waktu itu. Dari hasil inovasi ini, memperlihatkan jikalau “Manusia Peking” telah jago dlm menyeleksi watu untuk dijadikan sebagai materi menciptakan alat kerikil yg bisa dijadikan alat produktif primitif atau sejata.

Barang-baran hasil inovasi di situs Zhou Koudian menerangkan jika Sinanthropus Pekinesis tinggal di kawasan Zhou Koudian pada abad 700 ribu sampai 200 ribu tahun silam. Mereka pula telah memetik hasil berkembang-tumbuhan selaku kebutuhan utama & masih ditambah dgn berburu untuk menyanggupi kehidupannya. Manusia Peking sendiri menjadi manusia primitif yg muncul pada masa peralihan antara evolusi kera antik & insan. Hasil dr inovasi tersebut pula menawarkan dampak penting dlm hal observasi biologi, ilmu sejarah sekaligus sejarah kemajuan manusia.

Ciri-ciri Sinanthropus Pekinensis

Seperti yg telah dijabarkan diatas, Sinanthropus Pekinensis merupakan salah satu manusia purba jenis Homo Erectus yg sempat hidup di dunia & mempunyai ciri-ciri seperti Sinanthropus Pekinesis dgn Pithecanthropus Soloeni yg ditemukan di Indonesia. Kesamaan diantara kedua jenis insan purba ini terdapat pada serpihan tubuh. Keduanya diindikasikan mempunyai kemiripan lantaran nama insan purba di Indonesia, yaitu Sinanthropus Pekinesis & Pithecanthropus Soloeni merupakan monyet yg telah mampu berlangsung tegak, maka itu keduanya dianggap sejenis.

Selain itu, diantara keduanya mempunyai ciri fisik & non fisik yg sama, mereka pula hidup pada zaman yg sama. Karena beberapa hal tersebutlah yg hasilnya makin menguatkan anggapan bila kedua jenis manusia purba ini ialah sama alias sejenis. Agar makin memperjelas Ciri-Ciri Sinanthropus Pekinensis ada baiknya membaca klarifikasi dibawah ini, diantaranya yakni :

  Sejarah Hari Buku Nasional (17 Mei) Terlengkap

  1. Sinanthropus Pekinesis mempunyai kepala yg hampir ibarat monyet.
  2. Sinanthropus Pekinesis mempunyai hidup yg pesek.
  3. Sinanthropus Pekinesis mempunyai tulang alis besar.
  4. Sinanthropus Pekinesis mempunyai mulut yg sedikit agak maju.
  5. Sinanthropus Pekinesis memiliki kaki serta tangan ibarat manusia terbaru.
  6. Sinanthropus Pekinesis mempunyai tinggi tubuh antara 165 sampai 180 cm.
  7. Sinanthropus Pekinesis mempunyai pentuk geraham besar & pula rahang yg sungguh kuat.
  8. Sinanthropus Pekinesis mempunyai bagian belakang kepala yg terlihat menonjol.
  9. Sinanthropus Pekinesis mempunyai volume isi otak kurang lebih antara 900 hingga 1200 cm3.

Perbedaan Sinanthropus Pekinesis & Pithecanthropus Soloeni

Bila persamaan antaran Sinanthropus Pekinensis & Pithecanthropus Soloeni sudah diterangkan sebelumnya, pembahasan perbedaan diantara keduanya akan dibahas lebih lanjut pada sesi ini. Untuk perbedaan diantara kedua insan purba ini memang tak begitu signifikan, perbedaan antara Sinanthropus Pekinesis & Pithecanthropus Soloeni yaitu :

  • Sinanthropus Pekinesis merupakan insan dr utara yg berdiri tegak.
  • Sedangkan, Pithecanthropus Soloeni yakni menusia monyet yg berjalan tegak

Demikianlah klarifikasi tentan Ciri-Ciri Sinanthropus Pekinensis. Semoga mampu berfaedah & memperbesar wawasan. Untuk memperluas pengetahuan, pahami pula ihwal bangunan bersejarah di Bandung & monumen di Indonesia.