Kata Rafika : Ada 5 Langkah Pertolongan Pertama pada Psikososial/PFA (Psychosocial First Aid)

< border="0" data-original-height="847" data-original-width="1600" src="https://4.bp.blogspot.com/--tVp-dJen_E/Wr0tshcIGcI/AAAAAAAAAYw/dziFrMfKEa8hRgriSfBqYLCge1vQQXWowCLcBGAs/s1600/UKM%2BKSR%2BPMI%2BUnit%2BUniversitas%2BRiau%2B%2528UR%2529-min.jpg" />

Rawan bencana. Indonesia ialah salah satu negara yg rawan dgn terjadinya musibah, mirip banjir, tanah longsor, gempa bumi, gunung meletus, kekeringan, & beberapa petaka yang lain.


Menurut, United Nations International Stategy for Disaster Reduction (UNISDR, Badan PBB untuk Strategi Internasional Pengurangan Risiko Bencana), merangking jumlah korban pada 6 jenis bencana alam, meliputi tsunami, tanah longsor, banjir, gempa bumi, angin topan, & kekeringan.

Indonesia menduduki peringkat pertama pada dua musibah yakni tsunami & tanah longsor, peringkat ketiga pada gempa bumi, & peringkat keenam pada banjir. Bencana yg terjadi tersebut mampu menjadikan kerugian, baik materil ataupun psikologis penduduk . Dengan demikian langkah cepat harus diambil untuk mampu mengatasi gangguan psikologis korban petaka tersebut.

Seperti dikutip pada keranca pola Pelatihan Teknis Program Dukungan Psikososial tahun 2018, Palang Merah Indonesia (PMI) dlm setiap kegiatannya senantiasa berusahameningkatkan mutu hidup masyarakat. Salah satunya menawarkan pelayanan yg bersifat psikososial pada masyarakat Indonesia, khususnya pasca terjadi tragedi.

Program pertolongan psikososial merupakan salah satu sarana pelayanan PMI yg diberikan untuk menolong penyintas semoga mampu memperoleh kembali fungsi sosialnya, serta dapat menjalani hidup dgn lebih memiliki arti.

< border="0" data-original-height="847" data-original-width="1600" src="https://1.bp.blogspot.com/-YUf1lS1I9YE/Wr0tVOmWOFI/AAAAAAAAAYs/IIYYwm68IToN1jdg5QBU3d4IrClmXjKoQCLcBGAs/s1600/UKM%2BKSR%2BPMI%2BUnit%2BUniversitas%2BRiau%2B%2528UR%2529%2B2-min.jpg" />

Hal tersebut mampu terwujud jikalau jumlah sukarelawan yg bergerak dibidang bantuan psikososial jumlahnya memadahi, sedangkan jumlah sukarelawan di Indonesia pada tahun 2015 tercatat terdapat 850.700 orang dimana 67% dr jumlah tersebut yaitu sukarelawan di belum dewasa 18 tahun sedangkan 33% dr jumlah tersebut yakni sukarelawan yg masih terbagi menjadi beberapa tenaga bidang seorang ahli.

Kegiatan ini diadakan oleh Korps Sukarela Palang Merah Indonesia Unit Universitas Muhammadiyah Malang, berlangsung dr tanggal 3 – 9 Maret 2018, yg bertempat di  Kampus III Universitas Muhammadiyah Malang, Jl. Raya Tlogomas No. 246.

Salah satu perwakilan dr Universitas Riau (UR) pada acara Pelatihan Teknis Program Dukungan Psikososial tahun 2018, yakni Rafika Indy Lestari (Mahasiswa Sosiologi Angkatan 2015 Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik).

“Saya & rekan (Yulia Rista Mahasiswa Sosiologi angkatan 2016) mewakili UKM KSR PMI Unit Universitas Riau (UR),” ungkap Rafika, pada Kamis, (29/3).

< border="0" data-original-height="847" data-original-width="1600" src="https://1.bp.blogspot.com/-6X6-L9HwBtM/Wr0vHJpNiLI/AAAAAAAAAY4/2efGlXPMTgIQpv2nKgQ8WRoNdqW5VjPAwCLcBGAs/s1600/UKM%2BKSR%2BPMI%2BUnit%2BUniversitas%2BRiau%2B%2528UR%2529%2B3-min.jpg" />

Kegiatan ini bermanfaat bagi mahasiswa. “Mengikuti pembinaan ini untuk memperbesar ilmu & wawasan, serta sejalan dgn jurusan yg saya ambil,” imbuhnya. Pelatihan ini mempertemukan rekan-rekan PMI se-Indonesia baik dr akademi tinggi, & PMI kota. Jumlah pesertanya ada sekitar 66 akseptor.

Sebagai seorang relawan, kita harus siap dengan-cara fisik & mental, sehingga dapat membantu orang lain pada dikala ada musibah. “Kita harus siap, terutama diri kita sendiri, jangan hingga tak siap,” ajak Rafika.

Ia pun menjelaskan, sudah tertera di tujuan Pertolongan Pertama “PP”, untuk materi PSP ini kita sebagai tim penolong ada lima langkah yg mesti di prioritaskan dlm menolong para penyintas (orang yg terkena tragedi, krisis & konflik).

This is 5 Langkah Pertolongan Pertama pada Psikososial/PFA (Psychosocial First Aid) :
1. Penuhi kebutuhan mendesak. keperluan yg utama bagi para penyintas untuk di pelaku PSP bukan cuma  keperluan Pangan,  Sandang & Papan. Juga berupa Informasi!

Informasi yg mirip apa yg dimaksud? Informasi wacana keluarga mereka yg masih belum di dapatkan,  keluh kesah mereka,  semua yg mereka butuhkan tim PSP lah penampung kisah mereka. 

2. Mendengarkan. Setelah mereka menceritakan segala keluh kesah mereka tugas kita cuma menyimak bukan memberi rekomendasi ataupun nasehat. Dengan mereka bercerita setengah dr duduk perkara tersebut terasa ringan & hati sedikit plong. Tapi jadilah seorang pendengar dgn tanggapanyg baik & ada interaksi simpati dr raut wajah kita. Karena penyintas butuh sobat bicara untuk mengeluarkan perasaannya saja.

3. Terima segala bentuk perasaan yg ditumpahkan. Biasanya seorang pentinyas yg mengalami syok berlebihan & tak menerima kondisi bisa mengekspresikan kekecewaan dengan-cara berlebihan seperti teriak-teriak,  mengancurkan barang yg ada disekitar. Seorang pelaku PSP harus melaksanakan  langkah-langkah yg tak merugikan dirinya sendiri atau orang lain. Dengan meyakinkan penyintas bahwa tanggapannegatif mereka bukan tanda yg jelek yg ada didiri mereka,  membuatvmereka mengetahui bahwa tak siapa pun mengalami gejala yg sama.

4. Bantu dgn langkah lebih laniut.  Nah di langkah keempat ini mampu kita kerjakan lewat tanggapanfisik misalnya mengelus-elus pundak penyintas yg menangis,  memperlihatkan tissue,  mempersilahkannya duduk agar lebih damai, menunjukkan tanggapandgn ucapan sabar tapi tak dgn kata-kata yg berlebihan yg menciptakan ia mengingat insiden yg menjadikannya syok.

5. Arahkan & tindak lanjuti. Si pelaku PSP menunjukkan pertolongan pada penyintas yg memerlukan pertolongan lebih lanjut yg kita rujuk ke kemudahan yg bersangkutan sesuai apa yg mereka alami seperti ke Psikolog,  Psikiater,  Poly Jiwa & RS.

Tapi sebelum itu hal yg perlu di ingat untuk kita sebagai relawan. “Jangan Menjanjikan Sesuatu Yang Tak Pasti” alasannya adalah tatkala di peristiwa nyawalah taruhannya.

“Kita hanya selaku relawan yg menolong bukan selaku pelayanan terapi atau perlindungan professional,” tegasnya.

Nah, sesungguhnya ada banyak bahan (10 materi) lagi yg pastinya penting. Salah satunya seperti apa itu frustasi & stress berat,  cara menangani depresi,  BKD (Bencana, Krisis & Darurat), & lain sebagainya.

Kalau mau mampu tanya-tanya eksklusif ke Rafika aja ya. (DM aja Instagramnya) cek dibawah.
Intagramnya : [Preview ##eye##]

Ada 6 orang Pemateri & Fasilitator Kece yg sudah mengembangkan ilmu & pengalaman luar biasanya. Makara, kami tuh terbagi 2 kelas A & B saya di kelas A dgn Manajer Pematerinya Mas Hamidan Noor Firdaus dr PMI Sidoarjo, untuk di kelas B Manajer Pematerinya ada Mas Aditya Bayu Wardana dr PMI Malang.

Untuk Fasililtatornya ada Mas Elvana Kusdijanto, Mbak Esra Selena  mama muda yg cantik kalau bersahabat Mbak Esra adem banget asalnya dr Bandung, Mbak Hikmah Nurjannah, Psikolog yg imut & mungil asli Malang, & Mbak Meuti Nadia Soraya Bulan dr Surabaya.

Senang berjumpa & mendapat ilmu dr mereka meskipun pada mulanya agak sukar nyambung karena kebanyakan dr mereka kebiasaan memakai bahasa Jawa. Tapi kian hari alasannya terbiasa & terjalinnya sesama sifat toleransi tadi mempermudah seluruhnya. (Rafika Indy Lestari)

Sumber :

A post shared by KSR-PMI UNIT UMM (@ksrpmiumm) on