– Pandemi Covid-19 memperlihatkan dampak yg positif & negatif. Dampak positif dr Pandemi Covid-19, menurut Novran Juliandri Mahasiswa asal Padang, dapat menolong orang tua bekerja.
Ia pula menuturkan senang bisa memperbesar pengalaman baru, menambah ilmu & pengetahuan dlm dunia teknologi, mirip berguru editing.
Bagaimana kisah Novran Juliandri yg merindukan suasana untuk mampu beraktivitas di lingkungan kampus ? Yuk baca kisahnya.
“Kalau boleh jujur, gue benar-benar kesal dgn kondisi kini, yg mana segala aktivitasku terhenti akhir pandemi covid-19,” dongeng Novran Juliandri.
Rindu kuliah langsung di kampus. Halo semua, kenalin nama gue Novran Juliandri Bhakti. Seorang mahasiswa biasa-lazimsaja yg berkuliah di salah satu Universitas di Kota Padang.
Aku masuk ke jenjang pendidikan perguruan tinggi tinggi pada tahun 2019, memang terbilang gres & minim pengalaman perihal dunia kampus.
Namun gue akan menceritakan sedikit banyak pengalaman yg gue alami selama berada di kampus, & impact yg gue peroleh dr pandemi ini untuk perkuliahanku.
Kalau boleh jujur, gue benar-benar kesal dgn kondisi kini, yg mana segala aktivitasku terhenti balasan pandemi covid-19.
Masih teringat di benakku hingga saat ini, yaitu event yg gue angkat bersama sobat-teman satu angkatan jurusan & prodi harus gagal.
Dikarenakan pihak kampus mengambil keputusan untuk memulangkan kami akibat pandemi, & menggantikan metode perkuliahan yg awalnya luring (offline) menjadi daring (online).
Persiapan sudah matang, waktu pelaksanaan program tinggal 3 minggu lagi, namun apa boleh buat wabah tersebut sudah menyerang Indonesia dgn sangat cepat bahkan negara lain juga.
Hal mirip ini tak gue saja yg mengalami, mahasiswa lain diluar sana yg mempunyai segudang schedule event & perlombaan, niscaya mengalami hal yg sama mirip yg gue rasakan. Mungkin itu ananda yg lagi baca postingan ini, ya kan?
Walaupun banyak banget dilema yg dinikmati saat ini, hal tersebut tak menghentikanku untuk terus menjalani segala rutinitas dgn produktif.
Selama gue melaksanakan perkuliahan daring (online), banyak hal yg gue pelajari mulai dari, gue kian hebat untuk mengetik di keyboard laptop, terus mempelajari teknik penulisan yg baik & benar, bisa membantu orang tua melakukan pekerjaan , & yg paling penting gue banyak menambah jam berguru di bidang editing.
Memang hal tersebut termasuk umumaja, namun pandemi telah mengajarkanku untuk senantiasa produktif & menghargai waktu. Hal tersebut sudah gue jalani nyaris 10 bulan lamanya, & yg pasti semua itu gue lakukan dirumah.
Kalau ditanya, “Bro lo kangen kagak ama kampus, ama temen-temen, ama kantin, ama situasi kelas? I want to say, YES.”
Coba ananda bayangin deh, betapa menyedihkannya mahasiswa tahun pertama yg gres masuk kampus kurang dr dua semester, mesti menerima realita pahit untuk tak mencicipi indahnya perkuliahan di kampus.
Aku tak mampu merasakan euforia mendirikan event & menjadi panitianya, diskusi ilmiah & pelatihan yg gue gemari pula menjadi terhenti, & gue tak bisa latihan basket bareng tim akhir pandemi.
Sekarang kita berada di awal tahun 2021, kalau hal ini terus berlanjut sampai bulan Maret, gue sudah mendedikasikan waktu ku untuk menempuh pendidikan di sekolah tinggi tinggi via monitor laptop selama satu tahun.
Mono bosan, & jenuh udah jadi konsumsi sehari-hari. Kalau nggak kuat dgn keadaan mirip itu, pasti banyak yg sakit mental khususnya gue sendiri.
That’s why hingga ditulisnya postingan ini, gue terus mempertahankan kesehatan mental. Kegiatan kita kadang terganggu bukan alasannya adalah kita nggak punya badan yg bugar & sehat.
Namun mental kita lagi ada problem. Makara jasmani & rohani kita harus dijaga dgn baik, di beberapa potensi tatkala memiliki waktu luang, gue suka mengikuti webinar dgn topik mental health & membaca buku yg terdiri dari kata-kata bijak yg memupuk semangat.
Sedikit banyaknya hal tersebut mampu menumbuhkan positive vibes dlm diri, jadi untuk sahabat-sahabat semua jaga kesehatan mentalnya pula ya.
Kita nggak tahu hal seperti ini akan tamat, siapa pun mencicipi pengaruh yg signifikan dr pandemi ini, pada dasarnya tetap berjuang & patuhi protokol kesehatan.
Bagaimanapun juga, hal tersebut menjadi solusi yg efektif untuk menindaklanjuti kondisi remaja ini, & yg terpenting yakni sobat-sobat jangan takut divaksin.
Mungkin yg dibilang Dilan benar adanya, kalau “rindu itu berat.” Meninggalkan comfort zone yg sudah menjadi rutinitas sehari-hari bukanlah suatu hal yg gampang.
Dengan kondisi yg sudah tenteram di kampus, gue dipaksa untuk beradaptasi dgn hal baru, kalau gue ibaratkan mirip diputus sama pacar yg sudah nyaman, terus kita mesti mendapatkan realita & mencari pacar gres.
Harus introduce dr permulaan cukup melelahkan & itu bukan suatu hal yg gampang, mungkin teman-teman pula mengalaminya. Papan tulis mesti digantikan layar monitor gaway, pena digantikan dgn keyboard, buku tulis digantikan dgn aplikasi word, referensi buku & jurnal yg lazimnya dicari di perpustakaan digantikan dgn internet.
Kita dengan-cara eksklusif & tak eksklusif, harus bisa beradaptasi dgn perubahan ini. Namun sebanyak apapun pergeseran yg akan terjadi, ruang gerak insan dlm berinteraksi tak dapat dibatasi.
Aku rindu kampus, gue rindu sahabat-sahabat, & gue sungguh rindu diskusi hangat bersama dosen-dosen. Semoga pandemi cepat usai, gampang-mudahan seluruhnya membaik, & gampang-mudahan kuliah eksklusif di kampus dapat terealisasi.
Penulis : Novran Juliandri Bhakti Mahasiswa Sosiologi Universitas Negeri Padang
Sumber foto : Novran Juliandri Bhakti/Istimewa