Ada 6 Jenis Macam Konflik di Kehidupan Sosial Masyarakat

Yuk Baca

Menurut Soerjono Soekanto, pertentangan memiliki beberapa bentuk, yaitu selaku berikut :

1. Konflik Pribadi atau Individu

Konflik yg terjadi antara perorangan atau individu terjadi dilandasi atas dasar dilema pribadi. Konflik ini terjadi sebab sudah sejak awal tak ada simpati antara kedua.

Rasa saling menghormati & menyanyangi telah tak ada lagi. Begitu pula pada saat pertentangan terjadi pada orang yg menjalin persahabatan yg berujung konflik. 

2. Konflik Politik

Akibat perbedaan pilihan di masa penyeleksian, sebut saja Pilpres, Pileg, Pilkada, yg menciptakan penduduk alhasil terpecah belah, karena berbeda dukungan calon. 

Konflik politik ini pula menyangkut banyak golongan golongan di masyarakat, ataupun antara negara-negara yg berdaulat.

3. Konflik Rasial

Pertentangan golongan ras yg berlainan-beda karena kepentingan & kebudayaan yg mana saling berhalangan/bertabrakan satu sama yang lain. 

Konflik rasial ini pada umumnya terjadi karena ada salah satu ras yg merasa sebagai golongan berkuasa, unggul, & paling tepat diantara ras lainnya.

4. Konflik Antarkelas Sosial

Perbedaan antara kedua golongan dipicu karena kepentingan yg berlainan-beda. Dengan demikian menciptakan pertentangan antar kelas itu terjadi.  

5. Konflik Internasional

Konflik ini terjadi sebab adanya pertentangan antara aneka macam negara yg melibatkan beberapa kalangan (blok) negara, alasannya perbedaan kepentingan. 

Misalnya alasannya problem politik & ekonomi. Dengan demikian, awal pertentangan yg terjadi cuma oleh dua negara.

Ini bisa menjadi pertentangan antar banyak negara, yg mana setiap negara akan mencari sekutu atau kawan dgn mempunyai visi, tujuan bersama.

6. Konflik Antar Penganut Agama

Tidak menutup kemungkinan Indonesia dgn berbagai kemajemukan, akan menimbulkan berbagai pertentangan antar umat beragama.

  Pengertian Keberagaman dan Contohnya di Masyarakat

Hubungan yg makin kompleks, bisa saja menciptakan kesalahpahaman dlm proses interaksi & komunikasi sosial.

Karena mungkin saja perilaku dugaan jelek atau negatif pada penganut agama yg satu dgn lainnya, berujung pada konflik. 

Sumber Referensi :

Buku Sosiologi Sekolah Menengan Atas & MA Kelompok Peminatan Ilmu Ilmu Sosial