Pengertian Adaptasi Sosial Menurut Para Ahli : Unsur-Unsurnya

– Apa sih pengertian dr adaptasi sosial berdasarkan para andal yg ada di dlm kehidupan penduduk sehari harinya ?

Nah berikut ini penjelasan & ulasannya beserta dgn bagian unsurnya, apa saja ? Yuk baca selengkapnya dibawah ini. 
Adaptasi Sosial dlm Sosiologi
Apa yg sobat-sobat kerjakan pertama kali ketika mengunjungi suatu tempat atau kawasan? 
Bagaimana kemudian kehidupan berikutnya kalau teman-teman akan singgah baik sementara maupun menetap?
Mari kita kupas! Tatkala berpergian ke suatu tempat kita diharuskan beradaptasi semoga gampang mengenali & mengidentifikasi sekitar. 
Meski pelajaran penyesuaian sudah kita ketahui sejak sekolah dasar pada mata pelajaran eksakta (IPA), namun konsep pembiasaan pula timbul dlm kehidupan sosial. 
Sosiologi mengenalkan rancangan pembiasaan sosial selaku proses penyesuaian kepada dunia sosial baik itu manusia, kelompok.
Atau masyarakat budaya lainnya yg berada disekitar individu yg mengikuti keadaan. Agar lebih terperinci, mari berikut beberapa pengertian penyesuaian sosial menurut andal.
1. Soekanto (2017)
Adaptasi sosial ialah proses adaptasi dr individu, golongan, maupun unit sosial terhadap norma-norma, proses pergantian, atau pun kondisi yg diciptakan.
2. Gerungan (2002)
Adaptasi yakni suatu penyesuaian pribadi kepada lingkungan, adaptasi ini mampu mempunyai arti mengganti lingkungan sesuai dgn harapan pribadi. 
3. Atwater (1983)
Adaptasi didefinisikan selaku fleksibilitas pergeseran dlm tingkah laku yg perlu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan & memenuhi tuntutan yg timbul dr lingkungan.
4. Talcott Parsons (dalam Jopanda, 2021)
Adaptasi ialah upaya tata cara menyesuaikan diri dgn lingkungan & kebutuhannya, khususnya terhadap perubahan dr luar. 
5. Schneider (1964)
Adaptasi atau adaptasi diri sebagai proses yg meliputi respons mental & perilaku yg diperjuangkan individu supaya mampu sukses menghadapi kebutuhan-keperluan internal.
Ketegangan, frustrasi, pertentangan, serta untuk menghasilkan mutu keseimbangan antara permintaan dr dlm diri individu dgn permintaan dunia luar atau lingkungan tempat individu berada.
6. Suparlan (2003)
Adaptasi itu sendiri pada hakekatnya yaitu suatu proses untuk memenuhi syarat-syarat dasar untuk tetap melangsungkan kehidupan. 
Syarat dasar yg dimaksud yakni, alamiah-biologi, kejiwaan, & sosial.
Berdasarkan usulan tokoh-tokoh diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembiasaan sosial merupakan sebuah proses adaptasi diri yg disebabkan aspek eksternal (lingkungan).
Sehingga menenteng perubahan bagi kehidupan pribadi atau menimbulkan perubahan bagi sekitar.
Unsur-Unsur Adaptasi
Adaptasi sosial mempunyai komponen-unsur yg melaluinya ini kita mampu menganggap pada tahap mana seseorang mengikuti keadaan. 
Ada beberapa tokoh yg mengemukakan komponen penyesuaian, seperti Schneider (1964), Lysgaard (1955) & Oberg (1960). 
1. Unsur Adaptasi Sosial Schneider (1964)
Schneider mengungkapkan ada 5 komponen adaptasi sosial, yakni:
> Recognition (menghormati & menerima hak-hak orang lain), 
> Participation (melibatkan diri dlm berelasi),
> Social approval (minat & simpati atas kesejahteraan orang lain),
> Altruisme (memiliki sifat rendah hati & tak egois), dan
> Conformity (menghormati & mentaati nilai-nilai integritas aturan, tradisi & kebiasaan) 
2. Unsur Adaptasi Sosial Lysgaard (1955)
Sverre Lysgaard (Sosiolog Norwegia) dikenal lantaran berhasil menawarkan sumbangsih teori U-Curve. 
Teori ini timbul lewat penelitiannya atas adaptasi mahasiswa Norwegia yg mencar ilmu di Amerika Serikat. Berikut komponen pembiasaan sosial berdasarkan Lysgaard.
> Honeymoon (semangat & rasa penasaran serta bahagia masih menyelimuti hati)
> Frustration (individu mulai sadar bahwa realita yg ada tak mirip permulaan mula) 
> Readjustment (adaptasi individu biar dapat mendapatkan & diterima keadaan) 
> Resolution (individu menentukan beberapa penyelesaian baik untuk beradaptasi penuh atau kembali mempesona diri). 
3. Unsur Adaptasi Budaya Oberg (1960)
Pernah dengar perumpamaan gegar budaya kan? Oberg memulai teori gegar budaya dr penelitiannya tentang adaptasi. ia melihat pembiasaan melalui perspektif budaya.  
> Honeymoon (perasaan senang & menikmati sekitar)  
> Culture shock (timbul hal-hal yg mempersulit kehidupan individu)
> Recovery (proses inovasi penyelesaian atau cara mengikuti keadaan dgn mengidentifikasi hal-hal yg perlu dilaksanakan terhadap persoalan yg ada)
> Adjustment (penyesuaian individu terhadap kondisi.)
FYI, bagian pembiasaan sosial terkadang dikaitkan dgn lingkungan atau budaya. Hal ini lantaran memisahkan ketiganya menjadi tak mungkin disebabkan persinggungan yg kental. 
Penulis mencontohkan misalnya keadaan penduduk nelayan yg hidup di tepi pantai berangin kencang & ruang terbuka yg luas.
Menyebabkan mereka mesti berinteraksi agak keras apabila ditepi pantai. 
Apabila ada tradisi merendahkan suara dr yg muda ke yg bau tanah di beberapa wilayah lain, di penduduk nelayan hal tersebut tak dipersoalkan. 
Lingkungan mensugesti interaksi sosial & budaya penduduk . Makara tak perlu heran & resah menggunakan unsur penyesuaian sosial, budaya, atau lingkungan. 
Ketiganya mampu diramu atau dipakai tergantung pada pengertian & batasan dlm sebuah penelitian. Nah itulah sekilas klarifikasi Pengertian Adaptasi Sosial Menurut Para Ahli : Unsur-Unsurnya.

Penulis Artikel :
Sandewa Jopanda, Alumnus Sosiologi UNRI

Sumber Referensi :

Atweter, E. 1983. Psychology of Adjustment. New Jersey: Prentice-Hall

Gerungan, W. A. 2002. Psikologi Sosial. Jakarta: PT Refika Adhitama

Jopanda, Sandewa. 2021. “Peran Lembaga Dakwah Fakultas LSMI Al-Madani Dalam Pemberdayaan Potensi Kader Dakwah”. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Pekanbaru: Universitas Riau

Oberg, Kalervo. (1960). “Cultural Shock: Adjustment to New Cultural Environments”. Practical Anthropology, os-7(4). Hlm. 177-182

Soekanto, Soerjono. 2017. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers. 

Suparlan, Parsudi. 2003. Keanekaragaman Suku Bangsa & Budaya. Jakarta: Balai Pustaka

Lysgaard, Sverre. 1955. “Adjustment in a Foreign Society: Norwegian Fulbright Grantees  Visiting the United States.” International Social Science Bulletin 7. 45–51