√ Buatlah Cerpen Bertema Sosial

Buatlah cerpen bertema sosial

Bapak Tua Pedagang Buah

Setiap pagi hari, Dimana setiap orang sibuk dgn segala aktivitasnya masing – masing, Ada yg akan berangkat menuju kawasan pekerjaannya ada yg mau berangkat ke sekolah atau kekampus untuk kuliah & ada pula yg sudah siap bekerja di kantor masing – masing.

Ditengah – tengah kegiatan itu semua ada seorang Bapak bau tanah pedagang buah bernama Pak Sarno yg setiap pagi hari senantiasa terlihat dgn sarat semangat & tak kenal letih memanggul bakul buahnya untuk di tawarkan ke setiap orang yg melewatinya.

Kalau dilihat dr fisiknya pak Sarno itu sudah tak tepat kalau sedang berlangsung kaki, Tetapi sebab keharusan untuk mencari nafkah ia kerjakan itu semua dgn sarat semangat & pantang menyerah.

Suatu pagi seorang anak muda bernama Andi melihat pak Sarno sedang duduk untuk melepas lelahnya di gang pepaya, Depok. Sambil duduk pak Sarno minum & mengeluarkan plastik kresek yg sudah berisi kuliner untuk sarapan. Dengan badan masih berkeringat pak Sarno mulai makan di daerah itu & buah dagangannya tetap berada di sampingnya, Saat Andi lewat pak Sarno menegur dgn sangat ramah & berkata “ mari sarapan dek “ Andi pun membalas dgn senyum yg ramah & tutur kata yg sangat sopam “mari pak silahkan “.

Hampir saban hari pak Sarno selalu istirahat di gang pepaya tersebut untuk melepas letih & sarapan, Karena memang rumah pak Sarno berada di belakang stasiun UI.

Suatu dikala pak Sarno terlihat sedang  berada di pinggiran jalan Margonda berdiri dgn memegang bambu yg dipakai untuk mengangkat bakul buahnya. Kelihatan pak Sarno ingin menyeberang jalan untuk memasarkan buah – buah dangannya kembali, Andi yg tadinya biasa melalui gang itu menyaksikan pak Sarno bangun sambil melihat orang lewat dgn muka memang ingin meminta pinjaman. Dengan ramah Andi memberikan “ mau menyeberang pak “ & pak Sarno pun menjawab “ iya dek “  maka dgn sarat ketulusan Andi menolong pak Sarno untuk menyeberang dgn memanggul bakul buah punya pak Sarno ke seberang jalan alasannya memang langkah pak Sarno berjalan sudah pincang & tak menggunakan ganjal kaki.

Beberapa hari kemudian Andi menerima pak Sarno menanti di pinggir jalan Margonda itu untuk menyeberang & dgn ramah,tulus Andi membantu pak Sarno untuk menyebarang.

Kejadian mirip itu sering di kerjakan oleh Andi Kalau melihat pak Sarno, Suatu saat Andi pernah mengajukan pertanyaan ke pak Sarno tentang keluarganya & ternyata pak Sarno di rumah masih mempunyai 3 orang anak yg masih beranjak remaja & butuh banyak ongkos untuk bersekolah & pula untuk memadai keperluan sehari – hari sedangkan istri pak Sarno hanya bekerja selaku penyapu jalan.

Dari dongeng di atas mampu kita lihat bahwa masih  sangat banyak masyarakat yg hidup di bawah garis kemiskinan & tak mempunyai fisik yg baik untuk mencari nafkah untuk terus hidup.

Mungkin masih banyak pula di luar sana yang  nasibnya tak lebih baik dr pak Sarno.

  Kalimantan Barat, Politik Ekonomi Agama, Dan Kekerasaan Pasca 1967 - 1999an

Marilah kita selalu menyucap syukur untuk apa yg kita punya sekarang sebab banyak orang – orang diluar sana yg mempunyai nasib tak seperti kita.

cerpen tema sosial sosial

Sore itu Lila sedang mengolah makanan untuk keluarga. Sebagai putri tunggal dr tiga bersaudara Lila mengambil alih peran ibunya. Setiap pagi & sore Lila menggantikan ibunya untuk mengolah makanan. Lila memang diketahui selaku sosok putri yg baik. Tidak hanya dimata keluarganya, namun dimata penduduk . Lila sungguh peduli terhadap adik & kakaknya, perhatian terhadap ibunya & selalu mendo’akan bapaknya yg sebulan lalu telah pulang ke rahmatullah.

Selain mengambil alih kiprah ibunya selaku ibu rumah tangga, Lila pula mau mengurusi keperluan adiknya yg masih berusia 8 tahun. Lila menyucikan baju adiknya, menemaninya berguru & tak jarang duit yg ia tabung rela diberikan untuk adiknya. Kakak Lila yg melakukan pekerjaan sebagai karyawan diperusahaan swasta dgn honor bulanan yg masih kecil memang tak mampu menolong ekonomi keluarga. Lila rela meninggalkan masa-masa remajanya demi kesejahteraan keluarganya, khususnya adiknya yg gres berusia 8 tahun.

Selesai mengolah masakan, Lila dipanggil oleh ibunya. Lil..! Ya bu, ada apa? Sudah selesai masaknya? Sudah bu, ibu perlu apa? Nggak ada Lil, coba ananda kesini ibu mau ngomong sama kamu. Ada apa bu? Lil, ananda memang sungguh diperlukan adik ananda karena ibu memang sudah bau tanah. Kamu banyak menghabiskan waktumu untuk mengurusi adik kau. Lil, ibu tau ananda kini menjadi tumpuan keluarga terutama adik kamu. Tapi, ibu tak ingin ananda mengorbankan masa depan ananda demi adik kau. Saya nggak mengorbankan masa depan saya demi adik bu. Saya hanya menanti waktu yg tepat. Bagaimana mungkin saya mau melanjutkan pendidikan kini & meninggalkan adik sementara ia masih sungguh membutuhkan saya. Tenang bu, ibu tak usah mencemaskan saya. Baiklah, ibu cuma mengingatkan sebab ibu tak ingin ananda kehilangan impian kamu.

Read more:  #ixzz49OGnbPiG

Contoh Cerpen Masalah Sosial

salah satu murid smp berjulukan udin senantiasa berkelahi dikelas ,dan sahabat temanya pun senantiasa selalu merasa terganggu dg perbuatan si udin & akibatnya si udin dijauhi sahabat sekelasnya.

pola cerpen sosial..!!!

Contoh cerita pendek dibawah ini mengisahkan seorang gadis yg rela berkorban & mendedikasikan waktunya demi kebahagiaan keluarganya.

Sore itu Lila sedang mengolah masakan untuk keluarga. Sebagai putri tunggal dr tiga bersaudara Lila mengambil alih peran ibunya. Setiap pagi & sore Lila menggantikan ibunya untuk mengolah makanan. Lila memang diketahui sebagai sosok putri yg baik. Tidak cuma dimata keluarganya, tetapi dimata masyarakat. Lila sungguh peduli terhadap adik & kakaknya, perhatian kepada ibunya & senantiasa mendo’akan bapaknya yg sebulan lalu telah pulang ke rahmatullah.
Selain menggantikan peran ibunya selaku ibu rumah tangga, Lila pula mau mengurusi keperluan adiknya yg masih berusia 8 tahun. Lila menyucikan baju adiknya, menemaninya berguru & tak jarang uang yg ia tabung rela diberikan untuk adiknya. Kakak Lila yg melakukan pekerjaan sebagai karyawan diperusahaan swasta dgn gaji bulanan yg masih kecil memang tak mampu menolong ekonomi keluarga. Lila rela meninggalkan masa-masa remajanya demi kesejahteraan keluarganya, khususnya adiknya yg baru berusia 8 tahun.
Selesai mengolah masakan, Lila diundang oleh ibunya. Lil..! Ya bu, ada apa? Sudah selesai masaknya? Sudah bu, ibu perlu apa? Nggak ada Lil, coba ananda kesini ibu mau ngomong sama kamu. Ada apa bu? Lil, ananda memang sangat dibutuhkan adik ananda sebab ibu memang sudah bau tanah. Kamu banyak menghabiskan waktumu untuk mengurusi adik kau. Lil, ibu tau ananda kini menjadi tumpuan keluarga utamanya adik kamu. Tapi, ibu tak ingin ananda mengorbankan masa depan ananda demi adik kau. Saya nggak mengorbankan masa depan saya demi adik bu. Saya cuma menunggu waktu yg tepat. Bagaimana mungkin saya mau melanjutkan pendidikan kini & meninggalkan adik sementara ia masih sungguh membutuhkan saya. Tenang bu, ibu tak usah mengkhawatirkan saya. Baiklah, ibu cuma mengingatkan alasannya adalah ibu tidak ingin ananda kehilangan harapan kau.
Lila merupakan gadis yg pintar sewaktu masih duduk dibangku sekolah. Sewaktu masih di Sekolah Menengan Atas Lila sering dimintai tolong oleh sobat-temannya untuk menuntaskan tugas-peran sekolah. Lila bekerjsama telah diusulkan oleh dewan guru untuk mendapatkan beasiswa melanjutkan jenjang pendidikan di akademi tinggi. Namun, kepeduliannya yg begitu tinggi kepada kondisi keluarga utamanya adiknya yg sangat membutuhkannya Lila memutuskan untuk menunda niatannya untuk melanjutkan pendidikan diperguruan tinggi hingga adiknya tumbuh remaja.
Sebuah contoh, kepribadian seorang gadis yg pantas untuk kita contoh. Lila bisa saja terbang setinggi langit. Namun, ia mengutamakan keluarganya lebih dr semuanya.

Demikian cerpen yg mengisahkan seorang gadis dgn dedikasi tinggi kepada keluarganya. Semoga mampu mengilhami kita & mengakibatkan kita sebagai pribadi yg terus menjadi lebih baik

Tolong membuatcerpen yg yang terkandung dlm cerpen tersebut bisa moral , agama , sosial

Disuatu desa, hiduplah dua orang teman dekat. mereka bernama Dono & Indro. Mereka adalah teman dekat sejak kecil, walaupun mereka mempunyai keyakinan yg berbeda namun Dono & Indro tetap hidup rukun. suatu hari saat Dono & Indro sedang bermain Mobile Legend, tiba-datang adzan berkumandang. Dono yg mendengar bunyi itupun langsung mematikan gamenya & berbicara pada Indro.

“Ndro, ada bunyi adzan bedug tuh. semestinya ananda sholat dahulu. nanti kita lanjutkan mainnya.” anjuran Dono yg merupakan kawan dekat Indro yg beragama Katolik.

“Baiklah. gue sholat dahulu ya. ananda pula Don, jangan hingga lupa sembahyang tiap hari kalau bisa.” Dono mengangguk.

“Iya Ndro. udah buruan, nanti ketinggalan jamaah lagi!” kemudian Indro segera berlari menuju masjid.

selesai

Judul: “Garis Kemiskinan”

Di sebuah desa kecil di pinggiran kota, hiduplah seorang ibu muda bernama Sari. Sari tinggal bersama dua anaknya, Rani dan Dani, di sebuah rumah sederhana yang terbuat dari kayu dan anyaman bambu. Meskipun hidup dalam keadaan yang sulit, Sari selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi kedua anaknya.

Namun, kehidupan mereka menjadi semakin sulit ketika suaminya meninggal dunia karena sakit yang tidak kunjung sembuh. Sari menjadi satu-satunya tulang punggung keluarga dan harus mencari nafkah sendiri. Ia bekerja sebagai buruh tani di kebun milik tetangga, dan pendapatan yang ia peroleh tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Setiap hari, Sari harus berjuang untuk membeli makanan yang cukup untuk anak-anaknya. Kadang-kadang, mereka hanya bisa makan sekali dalam sehari. Rani dan Dani harus bersekolah dengan seragam yang lusuh dan sepatu yang sudah rusak. Mereka tidak pernah merasakan makanan yang enak atau pergi berlibur seperti anak-anak lain di desa mereka.

  Terjadinya Mobilitas Sosial Tentu Memunculkan Dampak Bagi Pelaku Mobilitas Itu Sendiri. Sebutkan Dan Jelaskan Dampak Dari Terjadinya Mobilitas Sosial Dikalangan Masyarakat!​

Sari merasa sangat sedih dan tidak berdaya. Dia merasa bahwa ia dan anak-anaknya tidak memiliki masa depan yang cerah. Namun, suatu hari, ketika sedang bekerja di kebun, Sari bertemu dengan seorang perempuan yang bekerja di lembaga sosial. Perempuan tersebut memberitahu Sari tentang program bantuan yang dapat membantunya meningkatkan taraf hidup keluarganya.

Sari merasa sangat bersemangat dan berharap dapat bergabung dengan program tersebut. Setelah melalui beberapa tahap seleksi, Sari dan kedua anaknya diterima untuk bergabung dengan program bantuan tersebut. Mereka menerima bantuan berupa uang, bahan makanan, dan pakaian.

Dengan bantuan tersebut, Sari dapat membeli makanan yang cukup dan memberikan pendidikan yang lebih baik bagi kedua anaknya. Rani dan Dani merasa senang dan bersemangat untuk belajar. Mereka merasa bahwa mereka memiliki harapan dan masa depan yang lebih baik.

Setelah beberapa bulan bergabung dengan program bantuan tersebut, Sari merasa bahwa hidupnya semakin membaik. Dia dapat memenuhi kebutuhan dasar keluarganya dan anak-anaknya dapat menikmati kehidupan yang lebih baik. Sari merasa bersyukur atas bantuan yang diterimanya dan berjanji untuk membantu orang-orang yang membutuhkan bantuan seperti dirinya.

Dalam kehidupan yang keras ini, Sari dan keluarganya adalah contoh nyata dari garis kemiskinan yang harus diperjuangkan. Bantuan yang diterima telah mengubah hidup mereka dan membuka jalan untuk masa depan yang lebih baik. Semoga kehidupan yang lebih baik akan menjadi kenyataan bagi semua orang yang memerlukan bantuan seperti Sari dan keluarganya.

Setelah bergabung dengan program bantuan tersebut, Sari juga belajar tentang keterampilan baru yang dapat membantunya mendapatkan penghasilan tambahan. Ia mengikuti pelatihan tentang pertanian organik dan menjual hasil panennya dengan harga yang lebih baik.

Dengan penghasilan tambahan tersebut, Sari dapat membeli kebutuhan lain yang tidak tercukupi sebelumnya, seperti buku pelajaran untuk anak-anaknya dan alat tulis. Rani dan Dani juga menjadi lebih percaya diri dan semangat untuk mengejar mimpi mereka. Rani bercita-cita menjadi guru, sementara Dani ingin menjadi dokter.

Sari juga bergabung dengan kelompok ibu-ibu di desanya yang tergabung dalam koperasi. Mereka membuat kerajinan tangan dari bahan daur ulang dan menjualnya di pasar. Dengan cara ini, mereka dapat memperoleh penghasilan tambahan dan meningkatkan taraf hidup mereka.

Ketika program bantuan tersebut berakhir, Sari dan keluarganya telah memiliki kebiasaan baru dalam mengelola keuangan dan meningkatkan keterampilan mereka. Mereka menjadi lebih mandiri dan tidak lagi bergantung pada bantuan sosial. Namun, mereka tetap menghargai bantuan yang telah diberikan dan berterima kasih atas kesempatan yang telah diberikan kepada mereka.

Sari juga menjadi relawan di lembaga sosial yang membantunya sebelumnya. Ia ingin membantu orang lain yang berada dalam situasi serupa dan memperjuangkan hak mereka. Ia sadar bahwa masalah kemiskinan dan kesenjangan sosial tidak dapat diselesaikan sendirian, tetapi dengan bersama-sama dan membantu satu sama lain, kita dapat menciptakan perubahan yang positif dalam masyarakat.

Kisah Sari dan keluarganya menunjukkan bahwa kemiskinan bukanlah pilihan, tetapi sebuah situasi yang dapat diubah melalui bantuan dan dukungan dari masyarakat dan pemerintah. Semoga kisah ini dapat menginspirasi kita semua untuk lebih peduli dan bertindak dalam membantu mereka yang membutuhkan.