Seorang Pelajar Yg Duduk Berdekatan Dengan Seorang Pelajar Lain Di Kelas Akan Lebih Mudah Membentuk Kelompok, Dibanding Dengan Pelajar Yg Berbeda Kelas. Ini Bersesuaian Dengan Asumsi….

Seorang pelajar yg duduk berdekatan dgn seorang pelajar lain di kelas akan lebih gampang membentuk kelompok, dibanding dgn pelajar yg berlawanan kelas. ini bersesuaian dgn asumsi….
A. teori hubungan pribadi
B. teori identitas sosial
C. teori identitas golongan sosial
D teori identitas kedekatan
E. teori identitas keseimbangan

d.teori identitas kedekatan

mengapa kemajuan teori di bidang ilmu eksak lebih cepat berkembang dibandingkan dgn kemajuan teori ilmu sosial ?​

Streotype yg berkembang di tengah masyarakat kita yaitu bahwa ilmu-ilmu eksakta yaitu jenis ilmu yg sukar. Karenanya yg patut mempelajari ilmu-ilmu jenis ini hanyalah orang-orang yg berilmu atau cerdas. Ilmu-ilmu sosial atau humaniora kerap dipandang selaku ilmu kelas dua, ilmu yg statusnya lebih rendah.

Karena statusnya yg dianggap lebih bergengsi, maka orang-orang yg mempelajari Sains atau ilmu-ilmu eksakta kerap dipandang lebih terhormat dibandingkan dengan mereka yg belajar ilmu-ilmu sosial. Di beberapa perguruan tinggi, sebagian mahasiswa yg mengambil jurusan sosial, yakni mereka yg gagal masuk ke jurusan eksakta. Tak pelak, perkara-kasus seperti ini kian membuat status ilmu sosial makin terpuruk berhadapan dgn ilmu-ilmu eksakta.

  Aktivitas Politik : Partai Politik Perketat Di Pedesaan

Tapi, benarkan ilmu-ilmu eksakta lebih sukar dibanding ilmu-ilmu sosial? Benarkah ilmu-ilmu sosial, alhasil, menjadi kurang penting dibanding Sains?

Jika Anda usikan pertanyaan itu pada Jared Diamond, jawabannya mengejutkan. Ilmuwan yg mengawali karir akademisnya di bidang Fisika & Kimia ini, pernah menulis suatu postingan yg jikalau judulnya diterjemahkan, kurang lebih seperti judul di atas: “Soft Sciences are Often Harder than Hard Sciences.”

Jared Diamond bukanlah ilmuwan asal pilih. Reputasinya diketahui luas & punya otoritas yg kokoh untuk berbicara wacana perbandingan disiplin ilmu. ia menekuni dua disiplin yg selama ini selalu dipertentangkan. Secara akademis, Diamond menekuni bidang ilmu eksakta, tapi dlm banyak penelitiannya, ia memakai pendekatan ilmu-ilmu sosial & banyak menulis buku yg menjadi rujukan para sarjana & mahasiswa dr beragam disiplin ilmu.

Bukunya yg terkenal, Guns, Germs, and Steel (1997), menjadi best-seller & menerima Hadiah Pulitzer. Bukunya yg lain, Collapse (2005) pula banyak dibeli orang & mengilhami suatu film dokumenter yg diputar di saluran National Geographic. Dalam banyak karyanya, Diamond kerap menggabungkan dua pendekatan dlm ilmu sosial & eksakta.

Artikel Diamond itu ditulis pada tahun 1987 & diterbitkan di sebuah majalah ilmiah terkenal, Discover. Kendati sudah agak lama, postingan itu sering dijadikan rujukan oleh banyak sarjana, utamanya oleh para dosen yg mengajar metodologi riset. Saya pula menggunakan artikel ini pada mata kuliah Research Methods in International Relations yg saya ajarkan pada setiap dua semester di School of Diplomacy, Universitas Paramadina.

Apa argumen Diamond sehingga ia menyampaikan seperti itu? Apa alasannya menulis sebuah artikel yg sepintas seperti “membesarkan hati” & “membela” para ilmuwan sosial itu?

  Kegiatan Ekonomi Di Kota Kuta

Artikel itu ditulis Diamond sebagai refleksi (atau reaksi) ia kepada perdebatan panas yg melibatkan dua ilmuwan garda depan Amerika Serikat, yakni Samuel Huntington, seorang profesor Ilmu Politik di Universitas Harvard & Serge Lang, seorang profesor Matematika di Universitas Yale.

Perdebatan itu dipicu oleh kritik pedas Serge Lang terhadap karya-karya Huntington yg dianggapnya selaku “pseudo-sains” & akhirnya tak layak dianggap selaku karya ilmiah. Lang tak berhenti cuma hingga di situ. ia memperluas ring permusuhannya dgn menolak nominasi penulis buku The Clash of Civilizations itu menjadi anggota National Academy of Sciences (NAS), forum bergengsi di Amerika yg menaungi para hebat dr beragam latar belakang ilmu wawasan.

Akibat kritik & serangan Lang, Huntington dua kali berturut-turut (1986 & 1987) gagal menjadi anggota NAS. Lang sendiri adalah anggota NAS. Menurut Diamond, perseteruan Lang & Huntington yakni teladan terbaik bagaimana brutalnya persaingan Ilmu Sosial & Ilmu Eksakta. Kontroversi itu diliput selama berminggu-minggu oleh Time, the New York Times, & koran-koran ternama di Amerika.

Mengikuti perdebatan seputar sengketa Lang & Huntington yg terekam dlm bermacam-macam link di Google, saya jadi teringat dgn pertengkaran sengit antara para pengikut Sunni & Syiah atau Ahmadiyah di negara-negara Muslim. Apakah Huntington layak masuk NAS sama seperti pertanyaan apakah Syiah atau Ahmadiyah patut disebut Muslim. Bedanya, Prof. Lang yg terhormat itu tak melakukan kekerasan fisik terhadap Huntington, mirip yg kerap menimpa warga Ahmadiyah di negeri ini.

Dari perseteruan Lang-Huntington, Jared Diamond mengaku mendapatkan pelajaran yg berguna perihal bagaimana para ilmuwan (baik yg sosial maupun eksakta) seharusnya memahami abjad sebuah ilmu & bagaimana para sarjana seharusnya merespon disiplin pengetahuan. Diamond mengkritik para Saintis yg kerap arogan & condong merendahkan ilmuwan sosial.

  Demokrasi Pada Tingkat Masyarakat Sosial

Dia baiklah dgn Lang bahwa ilmuan sosial mesti lebih hati-hati dlm memakai tata cara “ilmiah” yg kerap diadopsi dr ilmu-ilmu eksakta. Identifikasi metode ilmu sosial yg berlebihan dgn sistem ilmu eksakta mampu menciptakan kacau –dan membingungkan– dlm mengetahui fenomena sosial, yg sepenuhnya tak ajek, seperti obyek observasi ilmu-ilmu eksakta.

Bandingkan Pandangan teori Fungsional – struktural & teori pertentangan mengenai konflik sosial ?

Gaya yakni Gerakan yg ditimbulkan dr Gesekan atau dorongan.

Konsep berpikir sinkronik dlm mempelajari peristiwa-peristiwa sejarah akan memerlukan…

a.

Perbandingan dgn ilmu sosial

b.

Teori & konsep ilmu-ilmu sosial

c.

Sumber asli hasil wawancara dgn pelaku sejarah

d.

Waktu yg usang untuk membuat analisisnya

e.

Biaya penelitian yg besar

Jawaban:

B. Teori & desain ilmu-ilmu sosial. Itu menurut saya kak.

Karena mereka niscaya memerlukan desain ilmu sosial dikala itu, berkaitan pula alasannya sejarah kadang-kadang berkaitan dgn ilmu sosial.

Penjelasan: Maaf jika salah. Semoga menolong.

jelaskan pembentukan identitas golongan menurut teori perbandingan sosial

Identitas kelompok menurut teori perbandingan berfungsi selaku seni manajemen pemulihan krisis yg terjadi dlm identitas golongan. Tujuannya untuk memaksimalkan perbedaan perbedaan antar kelompok & menghemat perbedaan perbedaan dlm kelompok. Dengan demikian golongan menjadi cara untuk mengetahui semua orang yg merupakan anggota kelompok sendiri & siapa pun yg merupakan anggota golongan lain. Dalam proses ini akan berkembang evaluasi evaluasi konkret terhadap golongan sendiri & memaksimalkan keunikan keunikan yg dimiliki