Bagaimanakah tata cara perekonomian, sosial & budaya di kerajaan
Majapahit!
Jawaban:
bagusssssssssssssssssss
kerajaan Sriwijaya & kerajaan Majapahit carilah metode pemerintahan sistem perekonomian eksistensi kerajaan Sriwijaya & Majapahit & tata cara sosial budaya
Jawaban:
Raden Wijaya (1293 – 1309 Masehi)
Raja Raden Wijaya selalu menghargai siapa pun yg berjasa terhadapnya. Raja Raden Wijaya ialah raja pertama, sekaligus yg mendirikan Kerajaan Majapahit. Pada saat pemerintahan Raja Jayakatwang, Raden Wijaya mempesona simpatinya agR mendapat keyakinan.
Setelah mendapat keyakinan, Raden Wijaya meminta sebuah wilayah di daerah Tarik. Di Tarik, masih berbagai pohon Maja yg berkembang. Karena mempunyai rasa yg pahit, kesudahannya Raden Wijaya memberi nama daerah tersebut menjadi Majapahit.
Jayanegara (1309-1328 Masehi)
Pada kekuasaan Raja Jayanegara, raja dikenal sebagai pemimpin yg tak mahir atau dijuluki kala gemet (lemah & jahat). Bahkan sering terjadi pemberontakan antarawilayah yg menjadi anggota Kerajaan Majapahit.
Gayatri atau Bhre Kahuripan (1328-1350 Masehi)
Gayatri menerima gelar Tribhuwana Tunggadewi. Masa pemerintahannya pula tak berlangsung mulus. Pada 1331 M terjadi pemberontakan di Sadeng & Keta, Jawa Timur.
Pada pemerintahannya, Ratu Gayatri mengangkat Gajah Mada sebagai Mahapatih Hamengkubumi Majapahit pada 1336 M alasannya adalah sukses mennyelamatkan Gayatri dr pemberontakan.
Jelaskan tata cara sosial – ekonom masyarakat kerajaan majapahit !
Kehidupan Sosial Ekonomi Kerajaan Majapahit
Di bawah pemerintahan Raja Hayam Wuruk, rakyat Majapahit hidup aman & nyaman. Hayam Wuruk sangat mengamati rakyatnya. Keamanan & kemakmuran rakyat diutamakan. Untuk itu dibangun jalan-jalan & jembatan-jembatan. Dengan demikian kemudian lintas menjadi tanpa hambatan.
Hal ini mendukung kegiatan keselamatan & aktivitas perekonomian, terutama perdagangan. Lalu lintas jual beli yg terpenting lewat sungai. Misalnya, Sungai Bengawan Solo & Sungai Brantas. Akibatnya desa-desa di tepi sungai & yg berada di muara serta di tepi pantai, menjelma pusat-sentra jual beli. Hal itu menjadikan terjadinya arus bolak-balik para pedagang yg menjajakan barang dagangannya dr tempat pantai atau muara ke pedalaman atau sebaliknya.
Bahkan di daerah pantai meningkat jual beli antar daerah, antar pulau, bahkan dgn pedagang dr luar.Kemudian timbullah kota-kota pelabuhan selaku sentra pelayaran & perdagangan. Beberapa kota pelabuhan yg penting pada zaman Majapahit, antara lain Canggu, Surabaya, Gresik, Sedayu, & Tuban. Pada waktu itu banyak pedagang dr luar seperti dr Cina India, & Siam.
Adanya pelabuhan-pelabuhan tersebut mendorong munculnya golongan ningrat kaya. Mereka menguasai pemasaran bahan-bahan dagangan pokok dr & ke kawasan-daerah Indonesia Timur & Malaka. Kegiatan pertanian pula dikembangkan. Sawah & ladang dilaksanakan seperlunya & dilakukan dengan-cara bergiliran. Hal ini tujuannya semoga tanah tetap subur & tak kekurangan lahan pertanian. Tanggul-tanggul di sepanjang sungai diperbaiki untuk menangkal ancaman banjir.
Kerajaan Majapahit tata cara kerajaan metode ekonomi ,sistem sosial & warisan warisannya
tata cara kerajaan : monarki adikara
tata cara ekonomi : agraris (jawa) jualan (luar jawa, daerah tepi sungai & pelabuhan)
sistem sosial : kasta
warisan2 nya : kitab negarakertagama, sutasoma, candi bajang ratu, candi tikus, dkk
Jelaskan perkembangan sistem sosial penduduk Kerajaan Majapahit
C. Kehidupan Sosial-Budaya
Kehidupan sosial masa Majapahit kondusif, hening, & tenteram. Dalam kitab Negarakrtagama disebutkan bahwa Hayam Wuruk melakukan perjalanan keliling ke kawasan-daerah untuk mengetahui sejauh mana perkembangan & kesejahteraan rakyatnya. Perlindungan kepada rakyat sangat diperhatikan. Demikian pula peradilan, dilaksanakan dengan-cara ketat; siapa yg bersalah dieksekusi tanpa pandang bulu.
Dalam kondisi kehidupan yg aman & terencana maka suatu penduduk akan mampu menghasilkan karya-karya budaya yg berkualitas tinggi. Hasil budaya Majapahit mampu dibedakan selaku berikut.
1. Candi
Banyak candi peninggalan Majapahit, mirip Candi Penataran (di Blitar), Candi Brahu, Candi Bentar (Waringin Lawang), Candi Bajang Ratu, Candi Tikus, & bangunan-bangunan antik yang lain, seperti Segaran & Makam Troloyo (di Trowulan).
2. Kesusanteran
Zaman Majapahit bidang sastra sungguh berkembang. Hasil sastranya dapat dibagi menjadi zaman Majapahit Awal & Majapahit Akhir.
Sastra Zaman Majapahit Awal
Kitab Negarakrtagama, karangan Empu Prapanca. Isinya ihwal kondisi kota Majapahit, daerah-daearah jajahan, & perjalananan Hayam Wuruk keliling ke tempat-kawasan.
Kitab Sotasoma, karangan Empu Tantular. Di dlm kitab ini terdapat istilah yg berbuny “Bhinneka tunggal ika tan hana dharma mangrawa” yg kemudian digunakan selaku motto negara kita.
Kitab Arjunawijaya karangan EmpuTantular. Isinya ihwal raksasa yg dikalahkan oleh Arjuna Sasrabahu.
Kitab Kunjarakarna, tak diketahui pengarangnya.
Sastra Zaman Akhir Majapahit
Kitab Pararaton, isinya menceritakan riwayat raja-raja Singasari & Majapahit.
Kitab Sudayana, isinya tentang Peristiwa Bubat.
Kitab Sorandakan, isinya ihwal pemberontakan Sora.
Kitab Ranggalawe, isinya tentang pemberontakan Ranggalawe.
Kitab Panjiwijayakrama, isinya riwayat R.Wijaya sampai dgn menjadi Raja Majapahit.
Kitab Usana Jawa, isinya perihal penaklukan Bali oleh Gajah Mada & Aryadamar.
Kitab Tantu Panggelaran, wacana pemindahan gunung Mahameru ke Pulau Jawa oleh Dewa Brahma, Wisnu, & Siwa.