Pengertian Kecerdasan Emosional (EQ)
Selama bertahun-tahun Kecerdasan Intelegensi (IQ) telah diyakini menjadi ukuran kriteria kecerdasan, namun sejalan dgn tantangan & suasana kehidupan modern yg serba kompleks, ukuran kriteria IQ ini memicu perdebatan sengit & sekaligus menggairahkan di golongan akademisi, pendidik, praktisi bisnis & bahkan publik awam, khususnya apabila dihubungkan dgn tingkat kesuksesan atau prestasi hidup seseorang.
Daniel Goleman (1999), ialah salah seorang yg mempopulerkan jenis kecerdasan insan yang lain yg dianggap sebagai aspek penting yg mampu mensugesti terhadap prestasi seseorang, yakni kecerdasan emosional, yg lalu kita mengenalnya dgn sebutan Emotional Quotient (EQ).
Pengertian Kecerdasan Emosional
Steiner (1997) menjelaskan pemahaman kecerdasan emosional yakni suatu kemampuan yg dapat mengetahui emosi diri sendiri & orang lain, serta mengetahui bagaimana emosi diri sendiri terekspresikan untuk mengembangkan maksimal etis selaku kekuatan eksklusif.
Senada dgn definisi tersebut, Mayer & Solovey (Goleman, 1999; Davies, Stankov, & Roberts, 1998) mengungkapkan kecerdasan emosi selaku kemampuan untuk mengawasi & mengatur perasaan sendiri & orang lain, & memakai perasaan-perasaan itu untuk memadu anggapan & langkah-langkah.
Berbeda dengan pertimbangan sebelumnya, Patton (1998) mengemukakan kecerdasan emosi selaku kemampuan untuk mengetahui emosi dengan-cara efektif guna mencapai tujuan, & membangun relasi yg produktif & dapat menjangkau kesuksesan. Sementara itu Bar-On (2000) menyebutkan bahwa kecerdasan emosi yakni suatu rangkaian emosi, wawasan emosi & kesanggupan-kesanggupan yg menghipnotis kemampuan keseluruhan individu untuk menangani dilema tuntutan lingkungan dengan-cara efektif.
Dari beberapa pemahaman tersebut ada kecenderungan arti bahwa kecerdasan emosional yakni kesanggupan mengenali perasaan sendiri & perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri, kesanggupan mengolah emosi dgn baik pada diri sendiri & orang lain.
Kata kunci :