Berikut yaitu pembahasan wacana permasalahan tenaga kerja, permasalahan tenaga kerja di indonesia, Masalah Ketenagakerjaan, Masalah Ketenagakerjaan di indonesia, masalah tenaga kerja di indonesia, permasalahan ketenagakerjaan di indonesia.
Masalah Ketenagakerjaan di Indonesia
Berbagai permasalahan mengenai tenaga kerja di Indonesia antara lain:
1. Jumlah Angkatan Kerja yg Tidak Sebanding dgn Kesempatan Kerja
Jika kita mengikuti pertumbuhan dunia pendidikan, utamanya di perguruan tinggi kita mampu menemukan fakta sedemikian banyak para sarjana yg dihasilkan dr sekolah tinggi tinggi.
Adakalanya sebuah perguruan tinggi tinggi dlm satu tahun mewisuda lulusan sarjana dua angkatan yg masing-masing angkatan bisa meraih ratusan sarjana. Padahal di Indonesia sendiri ada puluhan sekolah tinggi tinggi yg berarti menciptakan ratusan bahkan ribuan lulusan sarjana yg dicetak setiap tahunnya.
Mereka ( para lulusan sarjana) ialah calon-kandidat tenaga kerja yg siap bersaing di pasaran tenaga kerja. Namun sayangnya hal tersebut sungguh tak sepadan dgn jumlah lapangan kerja yg tersedia.
Dengan demikian, tak sepenuhnya ribuan sarjana yg dihasilkan sekolah tinggi tinggi tersebut dapat tersalurkan dlm dunia kerja. Ini merupakan permasalahan yg pelik, bukan saja bagi yg bersangkutan, melainkan pula bagi pemerintah. Ketidaktertampungan calon tenaga kerja pada dunia kerja merupakan bentuk permasalahan yg serius di banyak sekali negara.
2. Mutu Tenaga Kerja yg Relatif Rendah
Meskipun banyak lowongan pekerjaan yg ditawarkan oleh banyak sekali perusahaan, namun kerap kali lowongan tersebut tak bisa terpenuhi karena patokan yg diharapkan oleh perusahaan tak sesuai dgn kesanggupan kandidat tenaga kerja yg ada.
Seringkali perusahaan mengharapkan tenaga kerja yg telah terlatih. Padahal tak semua calon tenaga kerja yg melamar mempunyai pengalaman yg disyaratkan tersebut.
3. Persebaran Tenaga Kerja yg Tidak Merata
Seringkali orang dlm mencari pekerjaan memperhitungkan lokasi tempat pekerjaan. Bahkan ada sebagian masyarakat yg rela menerima pekerjaan seadanya yg tak sesuai dgn kualifikasi yg dimiliki hanya sebab kepincut dgn lokasi pekerjaan tersebut.
Inilah salah satu aspek yg menyebabkan persebaran tenaga kerja tak merata. Hal ini dekat kaitannya dgn contoh pikir tradisional yg memegang bersahabat falsafah “ makan tak makan asal berkumpul “, di mana orang merasa berat meninggalkan kampung halamanannya .
4. Pengangguran
Ketidakmampuan calon tenaga kerja memperoleh pekerjaan menimbulkan pengangguran. Kondisi ini memang sungguh memprihatinkan alasannya adalah potensi yg sesungguhnya ada tak mampu tersalurkan dengan-cara sempurna.
Jumlah angkatan kerja yg tak sepadan dgn potensi kerja menyebabkan tak semua angkatan kerja dapat diserap oleh lapangan kerja sehingga menjadikan pengangguran. Hal ini lebih diperparah dgn banyaknya tenaga kerja yg terkena pemutusan korelasi kerja (PHK).
Dampak Penngangguran bagi Kehidupan Sosial
Pengangguran memunculkan banyak sekali dampak dlm kehidupan sosial, antara lain:
- Rendahnya pemasukan per kapita penduduk.
- Meningkatnya kemiskinan.
- Meningkatnya angka kriminalitas yg dipicu kesusahan ekonomi.
- Merosotnya watak yg ditandai dgn meningkatnya pelaku tindak asusila bermotifkan ekonomi. Kecenderungan memperoleh duit dlm jumlah banyak dgn melaksanakan prostitusi.
- Kondisi keamanan yg tak terjamin akhir dr meningkatnya angka kriminalitas.
- Rendahnya kualitas kehidupan masyarakat.
- Merebaknya tempat slum (lingkungan kumuh).
5. Kurang Sesuainya Kemampuan Tenaga Kerja dgn Pekerjaannya
Menurut F.W.Taylor, seseorang sebaiknya bekerja sesuai dgn keahliannya (the right man in the right place). Jika seseorang dapat bekerja sesuai dgn keahliannya, maka ia akan mampu melakukan pekerjaan dgn efektif & efisien, sehingga mampu mencapai kualitas & kuantitas kerja yg tinggi.
Di Indonesia, kadang-kadang terjadi seseorang tak bekerja sesuai dgn keahliannya, sehingga ia tak mampu melakukan pekerjaan dgn efektif & efisien.
6. Rendahnya Upah yg Diterima oleh Tenaga Kerja
Dengan tingginya jumlah angkatan kerja & sempitnya lapangan kerja, dengan-cara ekonomi bermakna penawaran tenaga kerja tinggi & ajakan tenaga kerja rendah, sehingga harga tenaga kerja (upah tenaga kerja) akan rendah.
Dengan upah yg rendah, maka kemakmuran tenaga kerja & keluarganya pula rendah & hal ini akan berakibat pada rendahnya kinerja tenaga kerja.
7. Kurangnya Perlindungan kepada Tenaga Kerja
Tenaga kerja yg melakukan pekerjaan dlm suatu pekerjaan senantiasa dihadapkan pada risiko kerja, baik risiko yg berhubungan dgn pekerjaannya maupun risiko yg lain seperti pemutusan korelasi kerja (PHK).
Dalam banyak kasus yg menimpa tenaga kerja Indonesia baik yg terjadi di Indonesia maupun di luar negeri, memberikan kurangnya dukungan kepada tenaga kerja.
8. Serangan Tenaga Kerja Asing
Dengan makin terbukanya tata cara perekonomian setiap negara, maka mobilisasi tenaga kerja antarnegara pula akan makin terbuka. Banyak tenaga kerja Indonesia yg dikirim ke luar negeri & banyak pula tenaga kerja aneh yg bekerja di Indonesia.
Para tenaga kerja gila yg bekerja di Indonesia kebanyakan adalah tenaga kerja terdidik yg memiliki kesanggupan (skill) yg tinggi. Masuknya tenaga kerja abnormal ke Indonesia merupakan serangan yg dapat menghemat potensi kerja bagi tenaga kerja dlm negeri.
Baca juga: Undang-undang Ketenagakerjaan