MAKALAH KAWASAN DESAIN DALAM TEKNOLOGI PEMBELAJARAN

MAKALAH KAWASAN DESAIN DALAM TEKNOLOGI PEMBELAJARAN


BAB I  PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

       Tujuan utama teknologi pembelajaran ialah untuk memecahkan masalah belajar atau memfasilitasi kegiatan pembelajaran. Teknologi pembelajaran sebagai perangkat lunak (sofware technology) yg berupa cara-cara yg sistematis dlm memecahkan masalah pembelajaran semakin mutakhir & mendapat tempat dengan-cara luas dlm dunia pendidikan  (Suparman & Zuhairi, 2004:345-346). Dengan demikian aplikasi praktis teknologi pembelajaran dlm pemecahan problem belajar mempunyai bentuk kongkrit dgn adanya sumber mencar ilmu yg memfasilitasi peserta didik untuk belajar.
Teknologi Pembelajaran tumbuh & meningkat dr praktek pendidikan & gerakan komunikasi audio visual. Teknologi pembelajaran semula dilihat selaku teknologi peralatan, yg berkaitan dgn penggunaan peralatan, media & sarana untuk mencapai tujuan pendidikan atau kegiatan pembelajaran dgn memanfaatkan alat bantu audio-visual (Rountree, 1979). Teknologi pembelajaran merupakan campuran dr tiga aliran yg saling berkepentingan, yaitu media pendidikan, psikologi pembelajaran & pendekatan sistem untuk pendidikan (Seels, 1979).
Teknologi pembelajaran baik selaku disiplin ilmu, acara studi maupun profesi terus mengalami perkembangan yg pesat. Perkembangan teknologi pembelajaran yg pesat ini dgn mengambil empat ciri utama, yakni: 1) menerapkan pendekatan tata cara, 2) menggunakan sumber belajar seluas mungkin, 3) bertujuan meningkatkan mutu berguru manusia, & 4) berorientasi pada kegiatan instruksional individual (Atwi Suparman, 2004:30-31). Dengan indikator ini teknologi pembelajaran makin memperhalus & mempertajam kemampuannya dlm memecahkan masalah belajar & pembelajaran. Sedangkan menurut Miarso (2004:201) perkembangan ini pada gilirannya merangsang & memperkuat pertumbuhan profesi dlm bidang teknologi pembelajaran.
Rumusan wacana pemahaman teknologi pembelajaran telah mengalami beberapa perubahan, sejalan dgn sejarah & kemajuan dr teknologi pembelajaran itu sendiri.  Pada makalah ini menggunakan Definisi AECT 1994 : “Teknologi Pembelajaran adalah teori & praktek dlm rancangan, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, serta evaluasi  tentang proses & sumber untuk belajar.” (Seels & Richey, 2000:10)
Ada lima domain atau bidang garapan teknologi pembelajaran atau teknologi instruksional berlandaskan definisi AECT  1994, yaitu rancangan, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan & penilaian. Setiap kawasan tidak berjalan sendiri-sendiri, tetapi memiliki relasi yg sinergis & saling melengkapi.
B.     Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk membicarakan daerah rancangan yg merupakan salah satu dari lima bidang garapan teknologi pembejaran.
BAB II KAWASAN DESAIN
Kawasan pertama teknologi pembelajaran adalah rancangan atau perancangan yg meliputi penerapan banyak sekali teori, prinsip & prosedur dlm melakukan penyusunan rencana atau merancang suatu acara atau kegiatan pembelajaran yg dilakukan dengan-cara sistemik & sistematik
Yang dimaksud dgn desain disini ialah proses untuk menentukan kondisi mencar ilmu dgn tujuan untuk menciptakan taktik & produk (Seels & Richey, 2000 dlm Bambang Warsita, 2008: 22)..  Strategi & produk pada tingkat makro, mirip acara & kurikulum, & pada tingkat mikro, mirip pelajaran & modul
Kawasan rancangan mempunyai asal-usul dr gerakan psikologi pembelajaran.  Beberapa faktor pemicunya ialah :
1.   Artikel tahun 1954 dr B.F. Skinner “The Science of Learning and theArt of Teaching” dibarengi teorinya wacana pembelajaran berprogram.
2.   Buku tahun 1969 dr Herbert Simon ”The Science of Artificial” yg membicarakan karakteristik biasa dr wawasan preskriptif ihwal desain; dan
3.   Pendirian pusat-pusat rancangan materi pembelajaran & terprogram, seperti “Learning Resouce and Development Center” di Universitas Pittsburgh pada tahun 1960an.
Aplikasi teori metode dlm pembelajaran melengkapi dasar psikologi pembelajaran tersebut. Melalui James Finn & Leonard Silvern, pendekatan tata cara pembelajaran dengan-cara sedikit demi sedikit mulai menjelma suatu metodologi & mulai memasukkan pemikiran dr psikologi pembelajaran.
Perhatian terhadap rancangan pesan pun meningkat selama selesai 1960-an & pada permulaan 1970-an. Kolaborasi Robert Gagne  dgn Leslie Briggs sudah menggabungkan keahlian psikologi pembelajaran dgn bakat dlm rancangan metode yg bikin konsep desain pembelajaran menjadi semakin hidup.
Kawasan rancangan ini meliputi empat cakupan utama dr teori & praktek, yakni: (1) rancangan sistem pembelajaran; (2) rancangan pesan; (3) seni manajemen pembelajaran; & (4) karakteristik peserta didik.
KAWASAN DESAIN DALAM TEKNOLOGI PEMBELAJARAN


A.       Desain Sistem Pembelajaran

Desain tata cara pembelajaran yakni mekanisme yg terorganisasi, meliputi : langkah-langkah :
1)   penganalisaan (proses perumusan apa yg akan dipelajari);
2)   perancangan (proses penjabaran bagaimana cara mempelajarinya);
3)   pengembangan (proses penulisan & pengerjaan atau bikinan bahan-bahan pelajaran);
4)   pelaksanaan/aplikasi (pemanfaatan bahan & strategi) &
5)   penilaian (proses penentuan ketepatan pembelajaran).
Desain sistem pembelajaran biasanya merupakan mekanisme linier & interaktif yg menuntut ketelitian & kemantapan. Agar dapat berfungsi selaku alat untuk saling menertibkan, semua tindakan tersebut mesti tuntas. Dalam rancangan tata cara pembelajaran, proses sama pentingnya dgn produk, sebab keyakinan atas produk berlandaskan pada proses.
Sedangkan berdasarkan Twelker, Urbach, Buck (1972) dlm Suparman (2004) dlm Bambang Warsito (2008:23) pengembangan instruksional ialah suatu cara yg sistematis untuk mengidentifikasi, mengembangkan, & menganalisa satu set materi & strategi pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Wujud pengembangan instruksional yaitu buatan & penggunaan media instruksional, penilaian instruksional & pengelolaan instruksional. Kaprikornus pengembangan instruksional merupakan salah satu teknologi perangkat lunak (sofware technology) yg mutakhir untuk membangun sistem instruksional yg berkualitas tinggi (Suparman, 2004 dlm Bambag Warsito, 2008:23).
Dalam rancangan pembelajaran diketahui beberapa model yg dikemukakan oleh para jago. Secara lazim, model desain pembelajaran mampu diklasifikasikan ke dlm model berorientasi kelas, model berorientasi tata cara, model berorientasi produk, model prosedural & model melingkar.
Model berorientasi kelas umumnya ditujukan untuk merancang pembelajaran level mikro (kelas) yg cuma dijalankan setiap dua jam pelajaran atau lebih. Contohnya yakni model ASSURE.
Model berorientasi produk yakni model rancangan pembelajaran untuk menghasilkann suatu produk, lazimnya media pembelajaran, contohnya video pembelajaran, multimedia pembelajaran, atau modul. Contoh modelnya adalah model hannafin and peck.
Satu lagi yakni model beroreintasi metode yaitu model rancangan pembelajaran untuk menciptakan suatu metode pembelajaran yg cakupannya luas, mirip rancangan sistem suatu training, kurikulum sekiolah, dll. contohnya yakni model ADDIE. Selain itu ada pula yg biasa kita sebut selaku model prosedural & model melingkar.  Contoh dr model prosedural ialah model Dick and Carrey sementara contoh model melingkar adalah model Kemp.
Adanya variasi model yg ada ini sebenarnya pula dapat menguntungkan, beberapa laba itu antara lain yakni dapat memilih & menerapkan salah satu model desain pembelajaran yg sesuai dgn karakteristik yg dihadapi di lapangan, disamping itu juga, mampu dikembangkan & dibentuk model turunan dr model-model yg sudah ada, ataupun  pula mampu diteliti & dikembangkan rancangan yg telah ada untuk dicobakan & diperbaiki. Beberapa contoh dr model-model diatas akan diuraikan dengan-cara lebih terperinci berikut ini:
a.    Model Dick and Carrey
Salah satu model rancangan pembelajaran yaitu model Dick and Carey (1985). Model ini tergolong ke dlm model prosedural. Langkah–langkah Desain Pembelajaran menurut Dick and Carey yakni:
1)   Mengidentifikasikan tujuan lazim pembelajaran.
2)   Melaksanakan analisi pembelajaran
3)   Mengidentifikasi tingkah laku masukan & karakteristik siswa
4)   Merumuskan tujuan performansi
5)   Mengembangkan butir–butir tes teladan kriteria
6)   Mengembangkan strategi pembelajaran
7)   Mengembangkan & menentukan materi pembelajaran
8)   Mendesain & melaksanakan evaluasi formatif
9)   Merevisi bahan pembelajaran
10)       Mendesain & melaksanakan evaluasi sumatif.
Model Dick and Carey bagi perancang pemula sangat cocok sebagai dasar untuk mempelajari model desain yg lain. Kesepuluh langkah pada model Dick and Carey mengambarkan korelasi yg sangat terperinci, & tak terputus antara
langkah yg satu dgn yg lainya. Langkah awal pada model Dick and Carey yaitu mengidentifikasi tujuan pembelajaran. Langkah ini sungguh sesuai dgn kurikulum perguruan tinggi tinggi maupun sekolah menengah & sekolah dasar, utamanya dlm mata pelajaran tertentu di mana tujuan pembelajaran pada kurikulum supaya dapat melahirkan suatu rancangan pembangunan.
Penggunaan model Dick and Carey dlm pengembangan suatu mata pelajaran dimaksudkan biar :
1)   pada permulaan proses pembelajaran anak didik atau siswa mampu mengetahui & mampumelakukan hal–hal yg berhubungan dgn materi pada tamat pembelajaran,
2)   adanya pertautan antara tiap kompone nkhususnya strategi pembelajaran & hasil pembelajaran yg diinginkan,
3)   menerangkan langkah–langkah yg perlu dilakukan dlm melakukan perencanaan desain pembelajaran.
b.   Model Kemp
Model Kemp termasuk ke dlm contoh model melingkar. Secara singkat, menurut model ini terdapat beberapa langkah dlm penyusunan suatu bahan asuh, yakni:
1)   Menentukan tujuan & daftar topik, menetapkan tujuan umum untuk pembelajaran tiap topiknya;
2)   Menganalisis karakteristik pelajar, untuk siapa pembelajaran tersebut didesain;
3)   Menetapkan tujuan pembelajaran yg ingin dicapai dgn syarat dampaknya dapat dijadikan tolak ukur perilaku pelajar;
4)   Menentukan isi materi pelajaran yg mampu mendukung tiaptujuan;
5)   Pengembangan prapenilaian/ penilaian awal untuk menentukan latar belakang pelajar & pemberian level pengetahuan terhadap suatu topik;
6)   Memilih aktivitas pembelajaran & sumber pembelajaran yg mengasyikkan atau menentukan taktik berguru-mengajar, jadi siswa siswa akan mudah menuntaskan tujuan yg diharapkan;
7)   Mengkoordinasi dukungan pelayanan atau sarana penunjang yg meliputi personalia, kemudahan-akomodasi, perlengkapan, & jadwal untuk melaksanakan planning pembelajaran;
8)   Mengevaluasi pembelajaran siswa dgn syarat mereka menuntaskan pembelajaran serta melihat kesalahankesalahan & peninjauan kembali beberapa fase dr perencanaan yg membutuhkan perbaikan yg terus menerus, evaluasi yg dikerjakan berupa evaluasi formatif & evaluasi sumatif.
c.   Model ASSURE
Model ASSURE merupakan suatu model yg merupakan suatu formulasi untuk Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) atau disebut pula model berorientasi kelas. Menurut Heinich et al (2005) model ini terdiri atas enam langkah kegiatan yakni :
Analyze Learners
States Objectives
Select Methods, Media, and Material
Utilize Media and materials
Require Learner Participation
Evaluate and Revise
1.   Analisis Pelajar
Menurut Heinich et al (2005) kalau suatu media pembelajaran akan digunakan dengan-cara baik & diubahsuaikan dgn cirri-ciri berguru, isi dr pelajaran yg akan dibuatkan medianya, media & bahan pelajaran itu sendiri. Lebih lanjut Heinich, 2005 menyatakan sukar untuk menganalisis semua cirri pelajar yg ada, namun ada tiga hal penting mampu dilakuan untuk mengenal pelajar sesuai .menurut cirri-ciri biasa , keterampilan awal khusus & gaya mencar ilmu.
2.   Menyatakan Tujuan
Menyatakan tujuan yaitu tahapan tatkala menentukan tujuan pembeljaran baik menurut buku atau kurikulum. Tujuan pembelajaran akan menginformasikan apakah yg sudah dipelajari anak dr pengajaran yg dijalankan. Menyatakan tujuan harus difokuskan pada pengetahuan, kemahiran, & sikap yg gres untuk dipelajari.
3.   Pemilihan Metode, media & bahan
Heinich et al. (2005) menyatakan ada tiga hal penting dlm pemilihan metode, bahan & media yakni menentukan metode yg sesuai dgn tugas pembelajaran, dilanjutkan dgn menentukan media yg sesuai untuk melaksanakan media yg diseleksi, & langkah terakhir adalah memilih & atau mendesain media yg sudah ditentukan.
4.   Penggunaan Media & bahan
Menurut Heinich et al (2005) terdapat lima langkah bagi penggunaan media yg baik yaitu, preview bahan, sediakan materi, sedikan persekitaran, pelajar & pengalaman pembelajaran.
5.   Partisipasi Pelajar di dlm kelas
Sebelum pelajar dinilai dengan-cara formal, pelajar perlu dilibatkan dlm kegiatan pembelajaran mirip memecahkan dilema, simulasi, kuis atau presentasi.
6.   Penilaian & Revisi
Sebuah media pembelajaran yg telah siap perlu dinilai untuk menguji keberkesanan & impak pembelajaran. Penilaian yg dimaksud melibatkan beberaoa faktor diantaranya menganggap pencapaian pelajar, pembelajaran yg dihasilkan, menentukan metode & media, kualitas media, penggunaan guru & penggunaan pelajar.
d.   Model ADDIE
Ada satu model desain pembelajaran yg lebih sifatnya lebih generik yaitu model ADDIE (Analysis-Design-Develop-Implement-Evaluate). ADDIE muncul pada tahun 1990-an yg dikembangkan oleh Reiser & Mollenda.Salah satu fungsinya ADIDE yakni menjadi pedoman dlm membangun perangkat & infrastruktur acara training yg efektif, dinamis & mendukung kinerja training itu sendiri.
Model ini menggunakan 5 tahap pengembangan yakni :
1)   Analysis (analisa)
2)   Design (disain / perancangan)
3)   Development (pengembangan)
4)   Implementation (implementasi/hukuman)
5)   Evaluation (evaluasi/ umpan balik)
e.   Model Hanafin and Peck
Model Hannafin & Peck ialah model desain pengajaran yg terdiri dibandingkan dengan tiga fase yakni fase Analisis keperluan, fase rancangan, & fase pengembangan & implementasi (Hannafin & Peck 1988). Dalam model ini, penilaian & pengulangan perlu dijalankan dlm setiap fase. Model ini yakni model rancangan pembelajaran berorientasi produk.
B.    Desain Pesan
Desain pesan yakni perencanaan untuk merekayasa bentuk fisik dr pesan biar terjadi komunikasi antara pengirim & penerima, dgn mengamati prinsip-prinsip perhatian, persepsi, & daya tangkap. Fleming & Levie membatasi pesan pada pola-pola isyarat, atau simbol yg mampu memodifikasi sikap kognitif, afektif & psikomotor.
Desain pesan berhubungan dgn hal-hal mikro, seperti : bahan visual, urutan, halaman & layar dengan-cara terpisah. Desain harus bersifat spesifik, baik perihal media maupun peran belajarnya. Hal ini mengandung makna bahwa prinsip-prinsip rancangan pesan akan berlainan, bergantung pada jenis medianya, apakah bersifat statis, dinamis atau kombinasi keduanya (misalnya, suatu potret, film, atau grafik komputer). Juga apakah tugas belajarnya ihwal pembentukan konsep, pengembangan sikap, pengembangan kemampuan, seni manajemen mencar ilmu atau hafalan.
Ada tiga langkah pokok dlm mendesain pesan bila menggunakan pendekatan system, yaitu : menentukan dilema, mengembangkan alternative pemecahan problem & menilai pelaksanaan alternative yg dipilih untuk di revisi. Penyususnan rancangan pesan dihubungkan dgn konferensi tatap wajah untuk pencapaian tujuan berguru tertentu saja.
Langkah-langkah rancangan pesan pembelajaran menurut Jerrord E. Kemp terdiri dr delapan langkah, yakni :
1)   Pertimbangkan dulu tujuan acara pendidikan diarahkan untuk mecapai tujuan  tersebut. Berdasarkan kurikulum, pilihlah topik-topik yg akan diberikan, untuk masing-masing topik perlu dirumuskan tujuan lazim pengajarannya dengan-cara eksplisit.
2)   Pelajari karakteristik siswa.
3)   Rumusan tujuan mencar ilmu yg mesti diraih dgn memakai kriteria tingkah laris yg dapat diamati & diukur.
4)   Membuat daftar perincian isi pembelajaran yg dapat mendukung tercapainya tujuan. Beberapa kemungkinan untuk mengorganisasi isi pesan yakni selaku berikut :
a.   Dari fakta yg telah dikenali ke fakta-fakta gres.
b.   Dari permulaan suatu proses sampai dgn penyimpulan.
c.   Dari mekanisme yg gampang hingga pada pengertian yg komplek.
d.   Dari hal yg kongkrit & khusus menuju ke hal yg abstrak berupa pengertian, pemecahan duduk perkara & akal budi.
e.   Dari prinsip & generalisasi yg bersifat biasa ke fakta, pengamatan & aplikasi.
5)   Mengembangkan alat ukur pendahuluan untuk menentukan latar belakang siswa & tingkatan pengetahuan siswa untuk topik yg akan diajarkan.
6)   Menentukan & memilih kegiatan mencar ilmu mengajar & sumber-sumber pembelajaran yg akan digunakan untuk mengolah isi pengajaran sehingga siswa mampu mencapai tujuan yg sudah dirumuskan.
7)   Koordinasikan hal-hal yg mampu memperlihatkan sumbangan dlm melaksanakan kegiatan mencar ilmu mengajar yag sesungguhnya, seperti dana, ketenagaan, fasilitas, peralatan, & jadwal untuk melaksanakaan kegitan pembelajaran.
8)   Menilai belajar siswa dikaitka dgn seberapa jauh mereka telah mencapai tujuan pembelajaran dgn disertai pandagan bahwa rencana yg sudah direncanakan perlu diperbaiki bila dibutuhkan berdasarkan masukan atau feedback yg diperoleh dr pelksanaan penilaian yg sudah dikerjakan.
C.    Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran yaitu spesifikasi untuk menyeleksi serta mengurutkan peristiwa berguru atau kegiatan pembelajarandalam dlm suatu mata pelajaran (Seels & Richey). Teori perihal strategi pembelajaran meliputi situasi mencar ilmu & komponen belajar/mengajar. Seorang desainer memakai teori atau unsur strategi pembelajaran sebagai prinsip teknologi pembelajaran. Dalam mengaplikasikan suatu strategi pembelajaran bergantung pada suasana mencar ilmu, sifat materi & jenis berguru yg diharapkan.
Dalam menerapkan taktik pembelajaran ada beberapa unsur yg harus diamati semoga dlm kegiatan pembelajaran tercapai suatu tujuan yg sudah ditentukan. Menurut Dick and Carey menyebutkan adanya 5 bagian seni manajemen pembelajaran yakni :
1)   Kegiatan pembelajaran pendahuluan.
2)   Penyampaian keterangan.
3)   Partisipasi siswa
4)   Tes, dan
5)   Kegiatan lanjutan
Berbeda dgn yg dikemukakan oleh Gagne and Briggs, bagian dlm seni manajemen pembelajaran yaitu :
1) Memberikan motivasi atau menarik perhatian.
2) Menjelaskan tujuan pembelajaran pada siswa.
3) Mengingatkan kompetensi prasyarat.
4) Memberi stimulus (dilema, topic, konsep).
5) Memberi isyarat belajar (cara mempelajari).
6) Menimbulkan penampilan siswa
7) Memberi umpan balik.
8) Menilai penampilan.
9) Menyimpulkan.
Berdasarkan rumusan bagian seni manajemen pembelajaran yg dikemukakan para ahli dengan-cara garis besar dapat dikelompokkkan menjadi :
1.   Komponen pertama yakni urutan kegiatan pembelajaran
mengurutkan kegiatan pembelajaran dapat memudahkan guru dlm pelaksanaan kegiatan mengajarnya, guru mampu mengenali bagaimana ia mesti memulainya, menyajikannya & menutup pelajaran.
a.   Sub bagian pendahuluan, merupakan kegiatan permulaan dlm pembelajaran. Kegiatan ini mempunyai tujuan untuk menunjukkan motivasi pada siswa, memusatkan perhatian siswa agar siswa bisa mempersiapkan dirinya untuk mendapatkan pelajaran & pula mengenali kemampuan siswa atau apa yg telah dikuasai siwa sebelumnya & berhubungan dgn materi pelajaran yg akan disampaikan. Hal-hal yg dilaksanakan pada tahap ini yakni memperlihatkan citra singkat tentang isi pelajaran, klarifikasi relevansi isis pelajaran baru, & klarifikasi perihal tujuan pembelajaran.
b.   Sub komponen penyuguhan, kegiatan ini merupakan inti dr kegiatan berguru mengajar. Dalam kegiatan ini peserta didik akan ditanamkan pengetahuan gres & wawasan yg sudah dimiliki dikembangkan pada tahap ini. Tahap-tahapnya adalah menguraikan materi pelajaran, memberikan contoh & memperlihatkan latihan yg diubahsuaikan dgn materi pelajaran.
c.   Sub unsur penutup, merupakan kegiatan final dlm urutan kegiatan pembelajaran. Dilaksanakan untuk memperlihatkan penegasan atau kesimpulan & penilaian terhadap penguasaan materi pelajaran yg telah diberikan.
2.   Komponen kedua yaitu metode pembelajaran
Metode pembelajaran ialah cara yg dipakai oleh pengajar dlm menyampaikan pesan pembelajaran pada peserta didik dlm mencapai tujuan pembelajaran. Pengajar atau guru mesti mampu memilih metode yg sempurna yg disesuaikan dgn materi pelajaran supaya tujuan pembelajaran mampu tercapai. Metode pembelajaran mungkin dapat dibilang tepat untuk suatu pelajaran tetapi belum tentu sempurna untuk pelajaran yg yang lain, untuk itu guru haruslah terpelajar dlm menentukan & menggunakan metode-metode pembelajaran mana yg akan dipakai & diubahsuaikan dgn materi yg akan diberikan & karakteristik siswa.
Macam-macam metode pembelajaran yaitu :
a) Metode ceramah
b) Metode demonstrasi
c) Metode simulasi
f) Metode studi kasus
g) Metode pembelajaran terprogram
h) Metode discovery
i) Metode do-look-learn
d) Metode diskusi
k) Metode bermain peran
3.   Komponen ketiga yakni media yg dipakai.
Media ialah segala bentuk & susukan yg digunakan untuk memberikan pesan atau keterangan. Media dapat berupa orang/guru, alat-alat elektronik, media cetak,dsb. Hal-hal yg mesti dipertimbangkan dlm memilih media adalah :
a) Ketepatan dgn tujuan pembelajaran
b) Dukungan kepada isi pelajaran
c) Kemudahan memperoleh media
d) Keterampilan guru dlm menggunakannya
e) Ketersediaan waktu menggunakannya
f) Sesuai dgn taraf berpikir siswa.
4.   Komponen keempat yaitu waktu tatap tampang.
Pengajar mesti tahu
alokasi waktu yg diharapkan dlm menyelesaikan pembelajaran & waktu yg dipakai pengajar dlm menyampaikan informasi pembelajaran. Sehingga proses pembelajaran berjalan sesuai dgn sasaran yg ingin diraih.
5.   Komponen kelima yakni pengelolaan kelas.
Kelas ialah ruangan belajar (lingkungan fisik) & lingkungan sosio-emosional. Lingkungan fisik meliputi: ruangan kelas, keindahan kelas, pengaturan tempat duduk, pengaturan sarana atau alat-alat lain, & ventilasi & pengaturan cahaya. Sedangkan lingkungan sosio-emosional meliputi tipe kepemimpinan guru, sikap guru, suara guru, pembinaan hubungan baik, dsb. Pengelolaan kelas menyiapkan kondisi yg maksimal supaya proses mencar ilmu mengajar mampu berlangsung dengan-cara tanpa hambatan
D.    Karakteristik Peserta didik
Karakteristik peserta didik yaitu aspek latar belakang pengalaman peserta didik yg mensugesti terhadap efektivitas proses belajarnya. Karaketeristik peserta didik meliputi kondisi sosio-psiko-fisik peserta didik. Secara psikologis, yg perlu mendapat perhatian dr karakteristik peserta didik yakni  berkaitan dgn kemampuannya (ability), baik yg bersifat berpeluang maupun kecakapan positif & kepribadiannya, mirip, sikap, emosi, motivasi serta faktor-aspek kepribadian lainnya.
Analisis karakteristik peserta didik merupakan suatu pendekatan psikologis dlm rangka menggambarkan keadaan peserta didik. Karakter yg dimiki dapat berupa usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, tingkat pengalaman, pengalaman yg berkaitan, pandangan, kebutuhan yg dirasakan, & aneka macam kemugkinan yg lain terkait dgn peserta didik.
Analisis karakteristik peserta didik merupakan titik awal dlm mempreskripsikan strategi pembelajaran. Bila tidak, maka teori-teori & prinsip pembelajaran yg dikembangkan sama sekali tak akan ada gunakanya bagi pelaksanaan pembelajaran (Degeng, 1991 dlm Bambang warsito 2008). Oleh karena itu, karakteristik peserta didik sebagai satu fariabel yg paling berpengaruh dlm pengembangan seni manajemen pembelajaran (Reigeluth, 1983 dlm bambang Warsito 2008).
BAB III KESIMPULAN
1.   Berdasarkan kajian perihal daerah desain hingga dgn 1970-an telah memiliki kepastian tentang cakupan utama dr teori & praktek. Namun ke depan jumlah cakupan utama dr teori & praktek beserta langkah-langkahnya akan kian berkembang, sejalan dgn perkembangan dlm bidang teknologi & pendidikan, serta disiplin ilmu yang lain yg relevan.
2.   Pendekatan sistem pembelajaran dengan-cara bertahap mulai berubah menjadi suatu metodologi & mulai memasukan gagasan dr psikologi pembelajaran.
3.   Konsep rancangan pembelajaran menjadi makin hidup, dgn adanya  kerja sama antara keahlian psikologi pembelajaran dgn bakat dlm rancangan tata cara.
4.   Kawasan rancangan meliputi empat cakupan utama dr teori & praktek, yaitu: (1) desain tata cara pembelajaran; (2) rancangan pesan; (3) taktik pembelajaran; & (4) karakteristik pebelajar.
Referensi
Kemp. 1977. Intructional Design: a Plan for Unit and Curriculum Development.  New York: Technology Publ.
Seels, Barbara B. & Glasgow. 1990. Exercises in Intructional Design. Columbus: Merril Publishing Company.
Seels, Barbara B. & Rita C. Richey. 1994. Teknologi Pembelajaran, Definisi & Kawasannya (Intructional Technology: The Definition and Domains of the Filed) Diterjemahkan oleh Dra. Dewi S. Prawiradilaga, dkk. Jakarta: UNJ

Warsita, Bambang. 2008. Teknologi Pembelajaran, Landasan & Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cpta

= Baca Juga =

  Sistem Militer, Ketidakhormatan Orang Tionghoa, (Kab. Kapuas Hulu - Siantan, Pontianak)