ALIRAN-ALIRAN DALAM PENDIDIKAN

Aliran Aliran dlm Pendidikan


Berikut ini beberapa Aliran dlm Pendidikan, Untuk lebih lengkapnya silahkan baca berbagai aliran dlm pendidikan beserta tokoh yg berbagi aliran tersebut.


1. Aliran Progresivisme 
Aliran Progresivisme mengakui & berusaha berbagi asas progresivisme dlm semua realita, khususnya dlm kehidupan adalah tetap survive terhadap semua tantangan hidup insan mesti mudah dlm menyaksikan segala sesuatu dr sisi keagunganya. progresivisme dinamakan instumentalisme, karena aliran ini berpendapat bahwa kemampuan intelegensi insan sebagai alat untuk hidup untuk kesejasteraan , untuk mengembangkan kepribadian manusia. dinamakan eksperimentalisme, lantaran aliran tersebut menyadari & mempraktekan suatu teori. progresivisme dinamakan environmentalisme lantaran aliran ini menilai lingkungan hidup itu mempengaruhi training kepribadian.

Tokoh-tokoh aliran Progresivisme.
1.  William James (11 Januari 1842-26 Agustus 1910)
2.  John Dewey (1859-1952)
3.  Hans Vaihinger (1852-1933)
4. Georges Santayana
Aliran filsafat progresivisme telah memperlihatkan santunan yg besar di dunia pendidikan pada kala ke-20, dimana telah meletakan dasar-dasar kemerdekaan & kebebasan pada anak didik . anak didik diberikan kebebasan baik dengan-cara fisik maupun cara berfikir ,guna menyebarkan talenta & kemampuan yg terpendam dlm dirinya, tanpa terhambat oleh rintangan yg dibentuk oleh orang lain, oleh lantaran itu filsafat progresivisme tak menyetujui pendidikan yg diktatorial. alasannya adalah pendidikan sewenang-wenang akan mematikan tunas-tunas para pelajar untuk hidup sebagai eksklusif – eksklusif yg gembira menghadapi pelajaran. sekaligus mematikan daya kreasi baik dengan-cara fisik maupun psikis anak didik.
Adapun filsafat progresif memendang tentang kebudayaan bahea budaya sebagai hasil akal manusiayang tak beku, melainkan senantiasa berkembang & berunah. maka pendidikan sebagai perjuangan insan yg merupakan refleksi dr kebudayaan itu haruslah sejiwa dgn kebudayaan itu.
Untuk itu pendidikan sebagi alat untuk memproses & dan mengkonstruksi kebudayaan gres haruslah dapat membuat situasi yg edukatif yg pada balasannya akan dapat memberikan warna & corak dr output (keluaran) yg dihasilkan, sehingga keluaran yg dihasilkan (anak didik) adalah insan-manusia yg bermutu unggul, berko,petitif, & kreatifsanggup menjawab tantangan zamanya. untuk itu sungguh diharapkan kurikulum yg berpusat pada pengalaman , dimana apa yg telah diperoleh anak didik selama disekolah akan dapat dipraktekkan dlm kehidupan nyatanya. dgn metode pendidikan “mencar ilmu sambil berbuat” (Learning By Doing) & pemecahan masalah (problem Solving) dgn tindakan menghadapi problem, mengajukan hipotesa.
2. Aliran Esensialisme.
Esensialisme ialah pendidikan yg didasarkan pada nilai-nilai kebudayaan yg sudah ada sejak permulaan perabadan manusia. Esensialisme muncul pada zaman Renaissance dgn ciri-ciri utama yg berbeda dgn Progresivisme. perbedaanya yg utama merupakan dlm menawarkan dasar berpijak pada pendidikan yg sarat fleksibilitas, dimana serta terbuka untuk pergeseran , toleran & tak ada keterkaitan dgn doktrin tertentu, essensialisme menatap bahwa pendidikan mesti berpijak pada nilai-nilai kejelasan & tahan lama yg memperlihatkan kesetabilan & nilai-nilai terpilih yg mempunyai tata yg jelas.
Idealisme & realisme ialah filsafat yg membentuk corak Esen sial , akan tetapi tak lebur menjadi satu & tak melepaskan sifatnya yg utama pada dirinya masing-masing. dgn demikian Renaissance yaitu pangkal sejarah timbulnya masing-masing yg disebu Essensialisme, karena timbul pada zaman itu, essensialisme yakni desain meletakan sebagian ciri alam pikir modern, Essensialisme pertam-tama muncul & merupakan reaksi terhadap simbolisme mutlak & dogmatis kurun pertengahan. maka disusunlah rancangan sistematis & menyeluruh mengenai manusia & alam semesta, yg menyanggupi tuntutan zaman.
Tokoh-tokoh Aliran esensialisme.
1. George Wilhelm Friedrich Hegel (1770-1831)
2. George Santayana
3. Aliran Perenialisme
Perenialisme merupakan suatu aliran dlm pendidikan yg lahir pada kurun kedua puluh, Pernialisme berasl dr kata perennial yg bermakna awet, kekal atau selalu . perenialisme lahir sebagai suatu reaksi terhadap pendidikan progresif, perenialisme menentang persepsi progresivisme yg menekankan pergeseran & sesuatu yg baru. jalan yg ditempuh oleh kaum perenialisme yakni dgn jalan mundur kebelakang, dgn memakai kembali nilai-nilai atau prinsip-prinsip lazim yg sudah menjadi pandangan hidup yg besar lengan berkuasa, kukuh. dlm pendidikan kaum perenialisme perpandangan bahwa dlm dunia yg tak menentu & sarat kesemrawutan serta membahayakan tak ada satu pun yg lebih berguna dr pada kepastian tujuan pendidikan, serta kestabilan dlm prilaku pendidikan. Mohammad Noor Syam (1984) mengemukakan pandangan perenialis bahwa pendidikan mesti lebih banyak mengarahkan sentra perhatianya pada kebudayaan ideal yg sudah teruji & handal. perenialisme memnadang pendidikan sebagi jalan kembali atau proses mengembalikan keadaan manusia kini mirip dlm kebudayaan ideal.
perenialisme memandang bahwa kepercayaan-kepercayaan aksiomatis zaman antik & masa pertengahan perlu dijadikan dasar penyusunan konsep filsafat & pendidikan zaman sekarang. perilaku ini bukanlah nostalgia (rindu akan hal-hal yg sudah lampau semata-mata) tetapi sudah berdasarkan kepercayaan bahwa kepercayaan-kepercayaan tersebut berguna bagi bad sekarang, jadi siakp kembali kemasa lapau itu merupakan desain bagi perenialisme dimana pendidikan yg ada kini ini perlu kembali kemasa lampau dgn menurut kepercayaan bahwa kepercayaan itu berguna bagi periode kini ini.
Anak didik yg diharapkan berdasarkan perenialisme yaitu mampu mengenal & membuatkan karya-karya yg menjadi landasan pengembangan disiplin mental, karya-karya ini merupakan buah pikiran tokoh-tokoh besar pada masa lalu, berbagai buah pikiran mereka yg oleh zaman telah dicatat menonjol dlm bidang-bidang seperti : bahasa & sastra, sejarah, filsafat, politik, matamatika & ilmu wawasan alam & lain-lain, telah banyak yg bisa menawarkan ilmunisasi zaman yg sudah lampau.
Dengan mengetahui goresan pena yg berbentukpikiran dr para andal yg terkenal tersebut, yg sesuai denga bidangnya maka anak didik akan mempunyai dua laba yakni :
1. Anak-anak akan mengenali apa yg terjadi pada masa lampau yg sudah dipikirkan oleh orangorang besar.
2. Mereka memikirkan peristiwa0peristiwa penting & karya tokoil tersebut untuk diri sendiri & sebagi bahan pertimbangan (reverensi) zaman kini.
4. Aliran Konstruktivisme
Lebih dua dasa warsa terakhir ini , dunia pendidikan menerima pinjaman pemikiran dr teori kontruktivisme sehingga banyak negara mengadakan pergantian dengan-cara fundamental kepada metode & praktik pendidikan mereka bahkan kurikulum Berbasis Kompetensi(KBK), KTSP & Kurikulum 2023 pun tak luput dr efek teori ini. Paul Suparno dlm “Filsafat Konstuktivitas dlm pendidikan ” mencoba mengurai implikasi filsafat konstruktivisme dlm pendidikan.
Konstruktivisme ialah salah satu filsafat wawasan yg menekankan bahwa wawasan ialah bentukan (konstruksi) kita sendiri (Von Glaserfeld) . pengetahuan bukan tiruan dr realitas, bukan pula gambaran dr dunia kenyataan yg ada. wawasan merupakan hasil dr konstruksi kognitif melalui acara seseorang dgn bikin struktur, kategori, konsep, & sketsa yg diperlukan untuk membentuk wawasan tersebut.
Jean Piaget yakni Psikolog pertama yg menggunkan filsafat konstruktivisme, sedangkan teori pengetahuanya diketahui dgn teori penyesuaian kognitif, sama halnya dgn setiap organisme mesti mengikuti keadaan dengan-cara fisik dgn dengan lingkungan untuk mampu bertahan hidup , demikian pula struktur pemikiran insan, manusia berlawanan dgn tantangan , pengalaman, tanda-tanda gres, & masalah yg mesti ditanggapinya dengan-cara kognitif (mental). untuk itu insan harus berbagi skema pikiran lebih umum atau rinci, atau perlu pergantian menjawab & menginterpretasikan pengalaman-pengalaman tersebut. dgn cara itu, pengetahuan seseorang terbentuk & selalu berkembang. proses tersebut mencakup :
1. Skema yakni : struktur kognitif yg denganya seseorang mengikuti keadaan & terus mengalami perkembangan mental dlm interaksinya dgn lingkungan.
2. Asimilasi yakni proses kognitif perubahan denah yg tetap mempertahankan rancangan mulanya, hanya menambah atau merinsi.
3. Akomodasi ialah proses pembentukan denah atau karena rancangan permulaan sudah tak cocok lagi.
4. Equilibrasi yaitu keseimbangan antara asimilasi & fasilitas sehingga seseorang mampu menyatukan pengalaman luar dgn struktur dalamnya (skemanya).
Kontruktivisme bisa dijadikan alat refleksi kritis bagi para penyusun kurikulum . pengambil kebijakan, & pendidi untuk bikin pembaruan tata cara & praktik pendidikan kita sehingga pergeseran-perubahab yg ada bukan sekedar di permukaan tetapi menukik ke roh pendidikan itu sendiri.


= Baca Juga =

  MODEL PEMBELAJARAN TEACHING FACTORY (TEFA)