MERANCANG ATAU MENDESAIN STUDI KASUS

MERANCANG ATAU MENDESAIN STUDI KASUS


BAB I PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Menurut Yin (2023) studi perkara yaitu suatu inkuiri empiris yg mengusut fenomena di dlm konteks kehidupan kasatmata, apabila batas-batas antara fenomena & konteks tak tampak dengan-cara tegas atau terperinci & menggunakan banyak sekali sumber atau multisumber bukti. Pengertian Studi Kasus Secara sederhana studi masalah dapat diartikan sebagai suatu metode pengusutan dengan-cara pribadi dgn latar yg alamiah & memusatkan perhatian pada suatu kejadian dengan-cara intensif & rinci. Setiap observasi empiris sedikitnya memiliki rancangan peenelitian yg implisit, jikalau tak bisa yg eksplsit.

Studi masalah menjadi metode paling cocok untuk fase penyelidikan dr sebuah penelitian karena mengedepankan survey & proses historis sebagai jalan untuk klarifikasi yg bersifat karena musabab (kausalitas). Meskipun demikian, metode studi kasus hanya merupakan persiapan metode observasi & tak dapat dipakai untuk menggambarkan atau menguji suatu problem.

Beberapa tantangan dlm penggunaan studi kasus sebagai sebuah metode, antara lain:

1. Peneliti mesti mengidentifikasi perkara yg akan diteliti & melakukan sistem pembatasan, mengenali beberapa pilihan yg mungkin untuk dijadikan pilihan & mengetahui kasus atau informasi yg patut untuk diteliti.
2. Peneliti harus menimbang-nimbang untuk mempelajari satu atau banyak perkara. Motivasi peneliti untuk memikirkan banyak perkara ialah ilham dr generalisasi selaku substansi dr penelitian kualitatif.
3. Memiliki cukup informasi untuk mempresentasikan gambaran dr masalah yg menghalangi nilai-nilai dr beberapa studi perkara. Dalam perencanaan studi perkara, harus terjadi pembangunan contoh pengumpulan data dimana keterangan-keterangan dispesifikasikan menjadi data-data yg sungguh-sungguh diperlukan dlm melakukan observasi.
4. Memutuskan pembatasan dr sebuah kasus, termasuk pembatasan dlm hal waktu, peristiwa, & proses lantaran beberapa studi perkara cenderung tak mempunyai poin permulaan & final yg terang.

Dalam melakukan penelitian studi masalah diperlukan pula desain observasi. Menurut Nachmias & Nachmias (1976), desain penelitian yakni suatu planning yg membimbing peneliti dlm proses pengumpulan, analisis, & interpretasi pengamatan. Dalam hal ini desain observasi merupakan suatu model pembuktian logis yg memungkinkan peneliti untuk mengambil inferensi mengenai korelasi kausal antarvariabel di dlm suatu penelitian.

Desain penelitian tersebut pula menentukan ranah kemungkinan generalisasi, yaitu apakah interpretasi yg dicapai mampu digeneralisasikan kepada suatu populasi yg lebih besar atau suasana-suasana yg berbeda (Yin, 2023). Dapat disimpulkan bahwa rancangan penelitian mengarahkan peneliti pada suatu prosedur atau langkah-langkah yg menjadi teladan suatu penelitian sehingga peneliti tak mengalami jalan buntu dlm melaksanakan observasi.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dirumuskan problem sebagai berikut “Bagaimana Merancang atau Mendesain Studi Kasus?”

C.    Tujuan
Tujuan dr penulisan ini ialah:
1.      Memenuhi tugas mata kuliah studi masalah
2.      Memberikan informasi perihal studi masalah
3.      Memberikan keterangan perihal mendesain studi perkara
4.      Bahan diskusi wacana merancang studi masalah
BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian Desain Penelitian
Desain penelitian yaitu keseluruhan dr perencanaan untuk menjawab pertanyaan observasi & mengantisipasi beberapa kesulitan yg mungkin timbul selama proses penelitian, hal ini penting karena rancangan penelitian merupakan seni manajemen untuk menerima data yg dibutuhkan untuk keperluan pengujian hipotesis atau untuk menjawab pertanyaan observasi & sebagai alat untuk mengatur variabel yg besar lengan berkuasa dlm penelitian (Sugiyono, 2023).

Menurut Yin (2023) studi perkara yakni suatu inkuiri empiris yg menyelidiki fenomena di dlm konteks kehidupan aktual, bilamana batas-batas antara fenomena & konteks tak tampak dengan-cara tegas atau terperinci & memakai banyak sekali sumber atau multisumber bukti.

Sebagai defenisi ringkas, rancangan observasi sebagai suatu rencana yg membimbing peneliti dlm proses pengumpulan, analisis, & interpretasi observasi. Desain observasi merupakan model pembuktian logis yg memungkinkan peneliti untuk mengambil inferensi mengenai relasi kasual antarvariable dlm suatu penelitian. Desain observasi pula menentukan ranah kemungkinan generalisasi apakah interpretasi yg diraih mampu digeneralisasikan kepada suatu populasi yg lebih besar atau kondisi-kondisi yg berlawanan. (Nachmias & Nachmias, 1976, hlm 77-78 dlm Yin, 1987). Tujuan pokok dr desain penelitian yakni membantu peneliti menghindari data yg tak mengarah ke pertanyaan-pertanyaan permulaan observasi.

B. Komponen-komponen Desain Penelitian
Untuk studi masalah, ada lima komponen desain penelitian studi yg sangat penting, yakni:
1.      Pertanyaan observasi
Pertanyaan observasi berkenan dgn “W-H question” yakni what, who, where, why & how yg akan member rambu-rambu terhadap strategi penelitian yg dipakai. Dari bentuk pertanyaan diatas, studi perkara paling cocok memakai pertanyaan How & why.
2.      Proposisinya, bila ada
Proposisi mengarahkan perhatian peneliti pada sesuatu yg harus diselidiki dlm ruang lingkup studinya. Contoh: peneliti mungkin berpikir bahwa organisasi melakukan pekerjaan sama untuk suatu laba timbal balik yg besar. Proposisi ini merefleksikan informasi teoritis penting & pula menyatakan pada peneliti dimana ia mesti mencari bukti yg berkaitan.
3.      Unit-unit analisis
Unit analisis berkaitan dgn persoalan penentuan apa yg dimaksud dgn “perkara” dlm penelitian. Contoh studi perkara perihal pasien histeria atau pemimpin yg absolut. Pada situasi mirip ini, perorangan merupakan kasus yg akan dikaji, & individu tersebut merupakan unit analisis. Sehingga informasi mengenai setiap individu yg berhubungan dikumpulkan.
4.      Logika yg mengaitkan data dgn proposisi
Penjodohan pola merupakan cara mengaitkan data dgn proposisi, penjodohan pola adalah pengelompokkan jenis-jenis data dlm satu klasifikasi atau proses koding.
5.      Kriteria untuk menginterpretasi temuan
Setelah pola-pola dijodohkan atau dikategorikan maka diinginkan agar pola-pola tersebut menunjukkan citra yg cukup jelas wacana perbedaan gambaran sehingga temuan-temuan dapat diinterpretasikan dgn baik.

Kriteria penetapan kualitas rancangan penelitian sungguh berpengaruh kepada suatu observasi. Demikian pula untuk observasi studi perkara. Kriteria mutu rancangan observasi berkaitan dengan:
Validitas konstruk yakni memutuskan ukuran operasional yg benar untuk konsep-konsep yg akan diteliti. Dalam studi masalah, dapat digunakan teknik multisumber bukti, memperlihatkan kesempatan pada informan kunci untuk meninjau kembali draft laporan studi kasus yg bersangkutan.
Validitas internal merupakan hubungan alasannya adalah-balasan, dimana kondisi-kondisi tertentu diperhatikan guna mengarahkan kondisi-kondisi lain, untuk membedakan dr relasi semu.
Validitas eksternal yakni memutuskan ranah dimana temuan suatu penelitian dapat divisualisasikan.
Realibitas  yakni bahwa suatu observasi mirip mekanisme pengumpulan data mampu diinterpretasikan dgn hasil yg sama pada waktu yg berlawanan.

Selanjutnya yaitu pelaksanaan pengumpulan data dlm studi masalah. Bukti atau data untuk keperluan suatu studi masalah intinya berasal dr enam sumber, antara lain:

1) Dokumen
Dokumen-dokumen mampu berupa: surat, memorandum, pengumuman resmi, anjuran, artikel-artikel, acara, dll. Manfaat dr penggunaan bukti dokumen ini yaitu untuk mendukung & menambah bukti dr sumber-sumber lain. Dokumen menolong memverifikasi ejaan & judul atau nama yg benar dr organisasi yg disinggung dlm wawancara. Dokumen pula menolong menunjukkan rincian informasi jikalau bukti documenter bertentangan dgn informasi dr sumber yg didapat maka peneliti mempunyai alasan untuk meneliti lebih jauh ihwal topik yg bersangkutan. Kesimpulan pula dapat dibuat dr dokumen-dokumen terkait.

2) Rekaman Arsip
Berupa rekaman keorganisasian atau denah organisasi, daftar nama & komoditi yg berhubungan , peta & denah karakteristik geografis suatu daerah, rekaman daftar nomor telepon, buku harian, dll.

3) Wawancara
Wawancara merupakan salah satu sumber informasi yg sangat penting dlm studi perkara. Wawancara dlm studi perkara terdiri dr beberapa tipe yakni tipe open-ended, yaitu peneliti dapat bertanya pada informan kunci perihal fakta-fakta suatu kejadian, disamping itu peneliti pula memberikan kesempatan pada informan untuk menunjukkan opini perihal peristwa tersebut.

Tipe wawancara terfokus artinya wawancara akan terfokus pada pertanyaan-pertanyaan yg diberikan oleh pewawancara & informan tak diberikan potensi untuk memberikan pendapat diluar dr pertanyaan yg diajukan. Dan tipe wawancara terorganisir artinya peneliti menyusun pertanyaan-pertanyaan tertentu sehingga memunculkan jawaban yg berkorespondensi dgn klasifikasi yg telah ditentukan sebelumnya.

4) Observasi langsung
Peneliti membuat kunjungan eksklusif ke lapangan dgn asumsi bahwa fenomena yg terjadi, pelaku atau kondisi lingkungan sosial berkaitan akan tersedia untuk observasi. Bukti observasi condong berfaedah sebagai informasi embel-embel perihal topik yg akan diteliti.

5) Observasi partisipan
Dalam hal ini peneliti tak cuma bertindak sebagai pengamat yg pasif namun peneliti pula bertindak aktif dlm mengambil peran dlm situasi tertentu & ikut serta dlm insiden-insiden yg diteliti.

6) Perangkat Fisik
Sumber bukti ini dapat berbentukperangkat fisik, perlengkapan teknologi, alat, pekerjaan seni atau beberapa bukti kultural yang lain. Contoh: sebuah perangkat hasil cetakan komputer mampu dipakai selaku sumber keterangan ihwal kualitas komputer tersebut.
Selain sumber individual diatas, ada beberapa prinsip yg perlu diamati dlm pengumpulan data studi masalah. Hal tersebut mencakup:
Berbagai sumber bukti yakni bukti dr dua atau lebih sumber, tetapi sesuai dgn dengan serangkaian fakta & temuan yg sama.
Data dasar yakni cara mengorganisasikan & mendokumentasikan data yg telah terkumpul berupa catatan studi perkara, dokumen studi perkara, bahan tabulasi atau data survei, & narasi.
Memelihara rangkaian bukti. Prinsip ini memungkinkan pengamat atau pembaca mampu mengikuti asal usul dr pertanyaan penelitian permulaan sampai dgn konklusi dr studi kasus yg disajikan. Hal ini mengacu pada sebuah skenario dr awal penelitian sampai dgn selesai sebagai suatu ikatan yg utuh & sinergis, sehingga mempermudah pembaca untuk memahami dgn baik studi kasus tersebut.
C. Desain-Desain Studi Kasus
Karakteristik biasa desain penelitian berperan sebagai latar untuk memikirkan rancangan yg spesifik bagi studi kasus. Menurut Robert K. Yin, Studi kasus yakni strategik  yg lebih cocok bila pokok pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan  how dan  why, bila peneliti cuma memiliki sedikit peluang untuk mengendalikan insiden-kejadian yg akan diselidiki & bilamana konsentrasi penelitiannya terletak pada fenomena kekinian di dlm kehidupan konkret. Studi masalah yakni bentuk observasi yg mendalam wacana suatu faktor lingkungan sosial termasuk insan di dalamnya.

Penelitian studi perkara mampu dibedakan menjadi tiga tipe, masing-masing ialah tipe eksplanatoris, yaitu untuk menjelaskan korelasi kausal dlm konteks kehidupan kasatmata. Tipe eksploratoris, yaitu dipakai untuk mengeksplorasi suatu suasana yg tak mampu dievaluasi dengan-cara intevensi atau berdasarkan single point saja. Dan tipe selanjutnya ialah deskriptif dipakai untuk mendeskripsikan fenomena yg terjadi pada kehidupan aktual.

Sementara itu, Yin  membagi observasi studi masalah dengan-cara biasa menjadi 2 (dua) jenis, yakni observasi studi perkara dgn memakai masalah tunggal & jamak/ banyak. Disamping itu, ia pula mengelompokkannya menurut jumlah unit analisisnya, yaitu (1) observasi studi masalah tunggal holistik (holistic) yg memakai satu unit analisis.(2) Desain masalah tunggal terjalin (embedded) yg menggunakan beberapa atau banyak unit analisis. Penelitian studi kasus disebut terpancang (embedded), karena terikat (terpancang) pada unit-unit analisisnya yg telah ditentukan.

Untuk lebih jelasnya, hubungan antar kedua pengelompokkan tersebut, amati tabel jenis-jenis observasi studi perkara berikut ini:

Holistik(unit analisis tunggal)
Tipe 1                   
Tipe 3
Terjalin(unit multianalisis)
   Tipe 2                   
Tipe
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa terdapat 4 (empat) jenis penelitian studi kasus, yakni:
1. Penelitian studi kasus tunggal holistik (jenis 1 & 2)
Penelitian studi perkara tunggal holistik (holistic single-case study) ialah penelitian yg menempatkan sebuah masalah selaku konsentrasi dr observasi.
Yin menerangkan bahwa terdapat 5 (lima) argumentasi untuk memakai hanya satu masalah di dlm observasi studi kasus, yakni:
a) Kasus yg diseleksi bisa menjadi bukti dr teori yg sudah dibangun dgn baik. Teori yg dibangun memiliki proposisi yg jelas, yg sesuai dgn perkara tunggal yg dipilih sehingga mampu dipergunakan untuk pertanda kebenarannya.
b) Kasus yg dipilih merupakan masalah yg ekstrim atau unik. Kasus tersebut mampu berupa kondisi, peristiwa, acara atau aktivitas yg jarang terjadi, & bahkan mungkin satu-satunya di dunia, sehingga pantas untuk diteliti selaku suatu perkara.
c) Kasus yg diseleksi merupakan kasus tipikal atau perwakilan dr masalah lain yg sama. Pada dasarnya, terdapat banyak kasus yg sama dgn masalah yg diseleksi, tetapi dgn maksud untuk lebih menghemat waktu & ongkos, observasi dapat dilaksanakan hanya pada satu perkara saja, yg dipandang bisa menjadi representatif dr perkara lainnya.
d) Kasus diseleksi karena merupakan kesempatan khusus bagi penelitinya. Kesempatan tersebut merupakan jalan yg memungkinkan peneliti untuk dapat meneliti masalah tersebut. Tanpa adanya peluang tersebut, peneliti mungkin tak mempunyai terusan untuk melakukan penelitian terhadap kasus tersebut.
e) Kasus dipilih karena bersifat longitudinal, yaitu terjadi dlm dua atau lebih pada waktu yg berlainan. Kasus yg demikian sagat sempurna untuk penelitian yg dimaksudkan untuk pertanda terjadinya perubahan pada suatu kasus akhir berjalannya waktu.

Sementara itu, perbedaan antara penelitian studi masalah holistik (jenis 1) & terpancang (jenis 2) ialah pada jumlah unit analisis yg dipakai. Pada jenis yg pertama, jumlah unit analisis yg digunakan pada umumnya cuma satu atau bahkan sama sekali unit analisisnya tak mampu dijelaskan, lantaran terintegrasi dgn kasusnya. Dalam penelitian studi perkara yg demikian, unit analisis tak dapat ditentukan lantaran perkara tersebut pula sekaligus merupakan unit analisis dr observasi.

Sedangkan jenis yg kedua, observasi studi masalah terpancang memiliki unit analisis lebih dr satu. Hal ini dapat terjadi lantaran didasari oleh hasil kajian teori yg menuntut adanya lebih dr satu unit analisis. Tuntutan penggunaan lebih dr satu unit analisis biasanya disebabkan oleh tujuan penelitian yg ingin menerangkan korelasi dengan-cara komprehensif & rincian setiap cuilan dr kasus dengan-cara lebih mendalam. Hal yg perlu diperhatikan adalah bahwa bertambah banyak jenis unit analisis yg digunakan, sifat alamiah observasi akan makin kabur, lantaran cenderung menjadi observasi yg terikat pada eksistensi unit analisisnya.

2. Penelitian studi kasus jamak (jenis 3 & 4)
Pada dasarnya, observasi studi kasus jamak ialah penelitian yg memakai lebih dr satu perkara. Penggunaan jumlah masalah lebih dr satu pada observasi studi masalah pada umumnya dijalankan untuk menerima data yg lebih rincian, sehingga diskripsi hasil penelitian menjadi kian terang & terperinci. Hal ini pula didorong oleh impian untuk menggeneralisasi konsep atau teori yg dihasilkan. Dengan kata lain, penggunaan jumlah masalah yg banyak dimaksudkan untuk menutupi kekurangan yg terdapat pada penggunaan kasus tunggal, yg dianggap tak mampu digeneralisasikan.
         
BAB III  PENUTUP
Studi Kasus Tunggal Studi masalah tunggal pada umumnya hanya melibatkan satu lingkungan tertentu & pada periode tertentu pula. Satu lingkungan diseleksi lantaran dianggap mempunyai keunikan yg tak dimiliki oleh lingkungan lain. Dengan demikian, studi perkara tunggal tak dimaksudkan untuk menciptakan kesimpulan yg akan diterapkan pada kasus lain. Adanya periode tertentu pada kasus menunjukkan bahwa perlunya mengusut suatu proses. Hal tersebut sesuai dgn karakteristik observasi kualitatif yg lebih menekankan pada aspek proses & bukan hasil.

Sejumlah alasan yg mampu dipakai untuk menentukan studi kasus tunggal 1) penelitian difokuskan pada lingkup yg terdapat keterkaitan subjek-subjek yg diteliti dlm golongan, & mewajibkan bahwa golongan tersebut yg diuji 2) pada studi perkara, dlm kenyataannya semua aspek dr kehidupan sosial individu adalah saling berkait & sering seseorang tak cukup memahami tanpa pertimbangan dr yg lain.

Dalam bidang pendidikan, konsentrasi studi perkara tunggal (individual case study) mampu diterapkan untuk meneliti individu, program, peristiwa, atau proses yg diakibatkan oleh suatu konsep tertentu. Studi masalah tunggal dapat pula dimaknai kasus organisasi, yakni studi perkara untuk menerima keterangan tentang keterangan-keterangan organisasi.

Dalam Studi multikasus, peneliti yg melaksanakan observasi dgn menggunakan lebih dr satu perkara, maka istilah yg dipakai ialah Multiple Case Studies. Pada awalnya, studi multi masalah (Multiple Case Studies) dipandang selaku musuh & berlawanan dr studi masalah tunggal. Studi multi masalah diseleksi untuk melakukan apa yg dipandang selaku penelitian komparatif (Comparative Case Studies). Studi multi perkara mempunyai keuntungan & kerugian dibandingkan studi kasus tunggal. Studi multi masalah dipandang lebih kokoh lantaran mesti menuntut banyak sumber & banyak waktu untuk menilik. Studi multi perkara melibatkan pengumpulan & analisis data dr beberapa perkara.

Penelitian multikasus mampu menciptakan kajian masalah untuk dilihat persamaan & perbedaannya, mampu melihat (menguji) keefektifan suatu teori yg diamati di beberapa kasus, & mampu melakukan generalisasi hasil dr beberapa perkara Alasan yg memperkuat peneliti mesti memilih observasi multikasus
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. Robert K. Yin. 2023. Studi Kasus; Desain & Metode. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sugiyono. 2023. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung. Alfabeta.
http://asrori.blog.ca/etd/jtang2004./ metode & desain studi masalah.


= Baca Juga =

  √ Jelaskan Hubungan Mobilitas Sosial Dengan Diferensiasi Sosial!