PENGERTIAN PENDIDIKAN DITINJAU DARI SEGI INDIVIDUAL
Pendidikan ditinjau dr segi perorangan mengandung pengertian yg beraneka ragam, karena manusia memiliki persepsi yg tak sama, begitu pula pandangan dlm mengartikan apa itu pendidikan. Menurut Prof. Langeveld spesialis pedagogik dr negeri Belanda mengemukakan batas-batas pendidikan, bahwa pendidikan adalah suatu bimbingan yg diberikan oleh orang sampaumur pada anak yg belum sampaumur untuk meraih tujuan, yakni kedewasaan. Dari gagasan tersebut ada beberapa aspek yg berafiliasi dgn perjuangan pendidikan, yaitu panduan sebagai suatu proses, orang sampaumur sebagai pendidik, anak selaku manusia yg belum dewasa, & yg terakhir adalah tujuan pendidikan. Artinya dgn memakai panduan, pendidikan tak dilaksanakan dgn memaksakan pada si anak sesuatu yg hadirnya dr luar, begitupun sebaliknya tak boleh dibiarkan begitu saja si anak berkembang dgn sendirinya. Menurut Ngalim Purwanto, kedewasaan yg dimaksud dlm gagasan Prof. Langeveld merupakan penetapan sendiri atas tanggumg jawab sendiri, orang yg dibilang dewasa adalah orang yg benar-benar mengenali siapa dirinya & apa yg diperbuat, baikkah atau burukkah itu.
Menurut J.J. Rousseau, pendidikan yaitu sesuatu yg menawarkan kita perbekalan yg tak ada pada masa kanak-kanak, akan tetapi kita membutuhkannya pada waktu dewasa.Dalam hal ini pendidikan diibaratkan bekal, dimana bekal itu tak akan dinikmati sebelum masanya tiba, filosofinya yaitu tatkala si anak menenteng bekal untuk ke sekolah, maka bekal itu tak akan disantap di rumah melainkan disantap di sekolah tatkala si anak itu sudah lapar, nah pada saat itulah bekal yg dibawa anak itu diperlukan, begitu pula dgn pendidikan, kita mencicipi pendidikan sebelum mengenali bahwa pendidikan yakni keperluan kita, tetapi semakin beranjak akil balig cukup akal, kita sadar bahwa pendidikan sangat kita butuhkan.
Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan adalah tuntunan di dlm hidup tumbuhnya bawah umur, adapun maksudnya pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yg ada pada belum dewasa itu, biar mereka sebagai insan & selaku anggota penduduk dapatlah mencapai keamanan & kebahagiaan yg setinggi-tingginya.
Menurut Ahmad D. Marimba, pendidikan adalah panduan atau pimpinan dengan-cara sadar oleh si pendidik kepada perkembangan jasmani & rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yg utama.Ini berkaitan dgn filosofi bahwa anak (si terdidik) mirip tanaman, selaku bibit unggul anak memerlukan lahan subur (ibu atau almamater) & petani (ayah atau guru profesional). Tugas petani (guru) dlm proses pendidikan ialah menggemburkan tanah-tanah yg keras biar tanaman memperoleh oksigen, & akar-akarnya mampu menyerap pupuk & gizi yg diberikan. Di sisi lain, tumbuhan harus disiram tiap hari, dirawat, & dijaga dr hama yg menghancurkan pertumbuhan & perkembangannya. Dengan perawatan & perhatian terus-menerus, bibit itu akan tumbuh menjadi pohon yg baik.Begitu pula pada sang anak, akan menjadi seorang yg dewasa dgn kepribadian yg mantap.
Menurut Hasbullah, pendidikan merupakan suatu proses kepada anak didik berlangsung terus sampai anak didik mencapai pribadi sampaumur susila. Proses ini berjalan dlm rentang waktu tertentu. Bila anak didik sudah meraih pribadi akil balig cukup akal susila, maka ia sepenuhnya mampu bertindak sendiri bagi kemakmuran hidupnya & masyarakatnya.Seperti halnya kita, sewaktu kita menduduki bangku Sekolah Dasar & Sekolah Menengah Pertama, kita masih mengenyam pendidikan, & tatkala kita mulai menduduki dingklik SMA, kita masih dlm dunia pendidikan namum pada masa pembinaan yg digunakan untuk menyiapkan diri menuju kedewasaan yg sebenarnya, & karenanya menjadilah kita mahasiswa pada sebuah perguruan tinggi, dimana kita sudah tak lagi mengenyam pendidikan melainkan harus berbagi & mengaplikasikannya, baik di dlm maupun di luar kampus.
Dari beberapa pandangan di atas, dapat dikenali bahwa pendidikan adalah proses pembelajaran atau perubahan menuju pendewasaan yg dilakukan oleh pendidik pada yg dididik.
LANDASAN PENDIDIKAN
Fungsi Landasan Pendidikan dlm tenaga kependidikan tak tertuju pada pengembangan aspek keahlian khusus mengenai pendidikan sesuai keutamaan jurusan atau program pendidikan, melainkan tertuju pada pengembangan pengetahuan kependidikan, yaitu berkenaan dgn aneka macam perkiraan yg bersifat biasa ihwal pendidikan yg harus diseleksi & diadopsi oleh tenaga kependidikan sehingga menjadi cara pandang & bersikap dlm rangka melaksanakan tugasnya. Berbagai perkiraan pendidikan yg telah dipilih & diadopsi oleh seseorang tenaga kependidikanakan berfungsi menawarkan dasar rujukan konseptual dlm rangka praktek pendidikan atau studi pendidikan yg dilaksanakannya. Dengan kata lain, fungsi landasan pendidikan adalah selaku dasar pijakan atau titik tolak praktek pendidikan atau studi pendidikan.
Secara leksikal, landasan berarti tumpuan, dasar atau bantalan, karena itu landasan merupakan tempat bertumpu atau titik tolak atau dasar pijakan. Titik tolak atau dasar pijakan ini mampu bersifat material (pola: landasan pesawat melayang); mampu pula bersifat konseptual (pola: landasan pendidikan). Landasan yg bersifat koseptual identik dgn asumsi, adapun asumsi mampu dibedakan menjadi tiga macam perkiraan, yakni aksioma, postulat dan premis tersembunyi landasan pendidika yakni asumsi-asumsiyang menjadi dasar pijakan atau titik tolak dlm rangka praktek pendidikan & atau studi pendidikan.( Joni Indra)
Seperti kita membangun sebuah bangunan katakanlah rumah, yg diperhatikan pertama-tama ialah fondasinya. Apabila fondasinya kuat & bagus maka akan sangat berpengaruh sekali kepada kualitas rumah tadi. Begitu pula sebaliknya apabila fondasinya kurang bahkan tak kokoh bisa kita tebak bagaimana jadinya? Dalam perjalanan dunia pendidikan pun demikian, walaupun benda mati dapat dijadikan iktibar atau citra dlm pendidikan. Pendidikan mampu berjalan dgn anggun apabila ditegakkan dgn beberapa landasan:
1. Landasan Agama
Landsan agama merupakan landasan yg paling mendasari dr landasann-landasan pendidikan, karena landasan agama ialah landasan yg diciptakan oleh Allah SWT. Landasan agama berbentukfirman Allah SWT dlm kitab suci Al-Qur’an & Al-Hadis berbentukrisalah yg dibawakan oleh Rasulullah SAW untuk umat manusia yg berisi perihal tuntutan-tuntutan atau pedoman hidup manusia untuk mencapai kebahagiaan hidup baik di dunia maupun diakhirat, serta merupakan rahmat untuk seluruh alam.
Bahkan Sistem pendidikan nasional mewajibkan setiap akseptor didik mengikuti pendidikan agama tak hanya pendidikan formal saja. Karena metode pendidikan agama diharapkan tak saja sebagai peyangga nilai-nilai, akan tetapi sekaligus sebagai penyeru pikiran-pikaran produktif & berkolaborasi dgn keperluan zaman yg semkin terbaru. Pendidikan agama ialah hak setiap peserta didik & bukan Negara atau organisasi keagamaan.
2. Landasan Filosofi
Filsafat selaku induk ilmu pengetahuan. Pengetahuan dimulai dr rasa ingin tahu, kepastian dimulai dr rasa ragu-ragu & filsafat dimulai dr keduanya. Dalam berfilsafat kita didorong untuk mengetahui apa yg kita tahu & apa yg belum kita tahu.
Filsafat sudah ada semenjak manusia itu ada (Pidarta, 2001/ dasar-dasra pendidikan). Manusia sebagai makhluk social dlm kehidupan bermasyarakat sudah mempunyai gambaran & keinginan yg mereka kejar dlm hidupnya, baik dengan-cara individu maupun dengan-cara kelompok. Demikian pula pendidikan yg berlangsung di suatu suku atau bangsa tak terlepas dr gambaran & harapan. Hal ini memotivasi masyarakat untuk menekankan aspek-aspek tertentu pada pendidikan semoga mampu menyanggupi citra & harapan mereka.
Dalam kamus Bahasa Indonesia, filsafat dapat diartikan selaku berikut:
a. Teori atau analisis logis ihwal prinsip-prinsip yg mendasari pengaturan, pemikiran pengetahuan, sifat alam semesta.
b. Prinsip-prinsip umum perihal suatu bidang pengetahuan.
c. Ilmu yg berintikan logika ,estetika, metafisika, & epistemology
d. Falsafah
Dalam buku dasar-dasar pendidikan, edisi pertama dikatakan Filsafat pendidikan merupakan hasil pemikiran & perenungan dengan-cara mendalam hingga akar-akarnya memenganai pendidikan (Pidarta, 2001).
Tujuan filsafat ialah mengumpulkan pengetahuan insan sebanyak mungkin & menerbitkan serta mengendalikan semua itu dlm bentuk sistematik. Dengan demikian filsafat memerlukan analisa dengan-cara hati-hati terhadap pikiran sehat-penalaran sudut pandangan yg menjadi dasar suatu langkah-langkah.
Semua ilmu baik ilmu sosial maupun ilmu alam bertolak dr pengembangannya yakni filsafat. Pada awalnya filsafat terdiri dr tiga sisi yaitu (1)apa yg disebut benar & apa yg disebut salah (logika); (2) mana yg dianggap baik & mana yg dianggap buruk (etika); (3)apa yg tergolong indah & apa yg tergolong buruk (estetika).
Kemudian ketiga cabang utama itu meningkat lagi menjadi cabang-cabang filsafat yg mempunyai bidang kajian yg lebih spesifik. Cabang-cabang filsafat tersebut antara lain; Epistemologi (filsafat pengetahuan), Etika (Filsafat moral), Estetika ( filsafat seni), Metafisika, Politik (filsafat pemerintah), Filsafat Agama, Filsafat Ilmu, Filsafat Pendidikan, Filsafat Hukum, Filsafat Sejarah & Filsafat Matematika.
Ilmu tersebut pada tahap selanjutnya menyatakan diri otonom, bebas dr konsep-konsep & norma-norma filsafat. Namun demikian tatkala ilmu tersebut mengalami pertentangan-kontradiksi maka akan kembali pada filsafat selaku induk dr ilmu tersebut.
Pendidikan sebagai Cabang ilmu dr Filsafat. Sebagaimana cabang ilmu lainnya pendidikan merupakan cabang dr filsafat. Namun pendidikan bukan merupakan filsafat umum/murni melainkan filsafat khusus atau terapan. Dalam filsafat biasa yg menjadi objeknya yakni realita keseluruhan segala sesuatu, sedangkan filsafat khusus mempunyai objek kenyataan salah satu faktor kehidupan insan. Filsafat Pendidikan mampu diartikan pula upaya membuatkan potensi-potensi manusiawi akseptor didik baik potensi fisik potensi cipta, rasa, maupun karsanya, supaya potensi itu menjadi aktual & dapat berfungsi dlm perjalanan hidupnya. Dasar pendidikan adalah harapan kemanusiaan universal. Pendidikan bermaksud menyiapkan pribadi dlm keseimbangan, kesatuan. organis, harmonis, dinamis. guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan. Filsafat pendidikan yakni filsafat yg dipakai dlm studi mengenai kasus-perkara pendidikan.
4. Landasan hukum
Landasan dlm aturan memiliki arti melandasi atau mendasari atau titik tolak. Semua tindakan yg dilakukan di Negara didasari dgn perundang-undang tersebut. Apabila terdapat suatu tindakan yg berlawanan dgn perundangan itu, dikatakan tindakan itu melanggar hokum. Negara republic Indonesia mempunyai perundang-usul yg bertingkat, mulai dr undang-undang Dasar 1945, undang-undang, peraturan, pemrintah, ketetapan hingga dgn surat keputusan.
Pendidikan di Indonesia menurut UUD 1945 yakni terdapat pada pasal 31 ayat 1 yg berbunyi, “tiap-tiap warga Negara berhak mendapatkan pengajaran”. Ayat 2 menyatakan bahwa “pemerintah mengusahakan & menyelenggarakan satu system pengajaran nasional, yg dikelola dgn undang-undang”. Undang-undang nomor 20 Tahun 2003 wacana system pendidikan nasional, Peraturan pemerintah Nomor 19 tahun 2005 perihal patokan nasional pendidikan.
Semantara itu, di dlm konsideran UUSPN butiran b, pembangunan bidang penddidikan dilakukan setiap warga untuk berbagi diri. Butiran d, pendidikan nasional dinyatakan sebagai system. Pasal 38; 1 & 2, pasal 39; 1 & 2, dr UUSPN wacana kurikulum nasional & buku pedoman yg disusun berdasarkan ketetapan pemerintah ( pasal 34). Selanjutnya, desain “satu system pendidikan” dr pasal 31 & 32 Undang-Undang Dasar 1945 (sebelum amandemen) yg hanya meberi peluang hegemoni pemerintah & elite, diubah menurut rancangan hak pendidikan bagi rakyat. (Dr. Abdul Munir Mulkhan,th:2002.hlm: 274 & 275)
5. Landasan Psikologis
Psikologis merupakan ilmu jiwa, yakni ilmu yg mempelajari perihal jiwa insan. Jiwa atau psikis mampu dibilang inti & kendali kehidupan manusia, yg selalu berada & melekat pada insan itu sendiri.
Landasan psikologis pendidikan mesti memikirkan aspek psikologis akseptor didik, akseptor didik mesti dipandang sebagai subjek pendidikan yg akan berkembang sesuai engan tingkatan pertumbuhan & perkembangan mereka. Pendidikan harus akomodatif terhadap tingkat perkembangan & pertumbuhan mereka.
Sebagaimana Al- Ghazali, Al- Zarnuji menyarankan agar guru mengetahui watak anak didik dr sisi kejiwaannya. Aspek kejiwaan anak didik mesti dikuasai untuk menolong menentukan metode & teknik pembelajaran yg tepat, baik tatkala mengajar, membina mental, & memperlihatkan petunjuk. Disini, bisa dibilang bahwa ketidakmampuan guru dlm memahami faktor psikologis anak didik akan berakibat fatal dlm pembelajaran ( Fatimah Hasan Sulaiman,t.th: 65)
6. Landasan Sejarah
Sejarah yakni keadaan masa lampau dgn segala jenis peristiwa atau kegiatan yg didasari oleh desain tertentu. Sejarah sarat dgn informasi yg mengandung peristiwa – insiden, versi-versi, konsep-desain, teori-teori, praktik-praktik, moral, keinginan & sebagainya. Informasi yg lampau ini khususnya yg bersifat kebudayaan kebanyakan berisi konsep, praktik, & hasil yg diperoleh.
Setiap bidang kegiatan yg dijalankan oleh insan untuk maju, pada umumnya dikaitkan pula dgn bagaimana kondisi bidang itu pada masa lalu. Demikian pula dlm bidang pendidikan sebelum menangani bidang itu, apalagi dahulu mereka mengusut sejarah ihwal pendidikan baik yg bersifat nasional maupun internasional.
7. Landasan Sosial Budaya
Social budaya merupakan kepingan hidup manusia yg paling dekat dgn kehidupan sehari-hari. Setiap kegiatan manusia hamper tak pernah lepas dr unsure social budaya. Sebab sebagian paling besar dr kegiatan manusia dilakukan dengan-cara kalangan.
Selanjutnya tentang apa yg dilakuan & cara mengadakannya serta bentuk yg dikehendaki merupakan unsur dr suatu budaya.
Social mengacu pada korelasi antar individu, antar masyarakat, serta individu dgn masyarakat. Unsur social ini merupakan aspek individu dengan-cara alami, artinya aspek itu telah ada semenjak manusia dilahirkan. Karena aspek social melekat pada individu-individu yg perlu dikembangkan dlm perjalanan hidup penerima didik agar menjadi matang. Disamping itu peran pendidik mengembangkan faktor social, faktor itu sendiri sungguh berperan dlm membantu anak dlm menyebarkan dirinya.
Sedangkan aspek budaya pun sungguh berperan dlm proses pendidikan. Dapat dibilang tak ada pendidikan yg tak dimasuki unsure budaya. Materi yg dipelajari belum dewasa yakni budaya, cara belajar merek adalah budaya, begitu juga kegiatan-kegiatan mereka adalah budaya. Dengan demikian budaya tak pernah lepas dr proses pendidikan itu sendiri.
Bahasan social budaya dlm pendidikan diuraikan dengan-cara berturut-turut;
a). Sosiologi & pendidikan,
b). Kebudayaan & pendidikan,
c). Masyarakat & sekolah,
d). Masyarakat Indonesia & pendidikan, dan
e). Dampak desain pendidikan
8. Landasan Sosiologi
Dalam buku dasar-dasar pendidikan edisi pertama, pidarta (2001), menyatakan sosiologi adalah ilmu yg mempelajari korelasi antara manusia dlm golongan-kelompok & struktur sosialnya. Makara sosiologi mempelajari bagaimana insan itu bekerjasama satu dgn yg lain dlm kelompoknya & bagaimana susunan unit-unit masyarakat atau sosial di suatu wilayah.
Sejalan dgn lahirnya pemikiran wacana pendidikan kemasyarakatan, pada kala ke-20 sosiologi memegang peranan penting dlm dunia pendidikan. Pendidikan yg diinginkan oleh aliran kemasyarakatan merupakan proses pendidikan yg bisa mempertahankan & meningkatkan keserasian hidup dlm pergaulan manusia.rancangan atau teori sosiologi member petunjuk pada guru-guru wacana bagaimana semestinya mereka membina para siswa biar mereka bisa memiliki kebiasaan hidup yg harmonis, bersahabat, & erat sesama sobat. Salah satu penggalan dr sosiologi yg mampu dipandang sebagai sosiologi khusus pendidikan. Sosiologi pendidikan ini membahas sosiologi yg terdapat pada pendidikan.
9. Landasan Ekonomi
Manusia kebanyakan tak bisa lepas dr keperluan ekonomi. Sebab keperluan dasar insan memerlukan ekonomi. Orang tak mampu pun memerlukan duit untuk mengisi perutnya & sekedar berteduh di waktu malam. Dengan demikian pembahasan perihal ekonomitidak hanya menyangkut orang kaya saja, melainkan semua orang, termasuk dunia pendidikan yg ditekuni.
Dunia kini ini tak cuma di timbulkan oleh dunia politik, melainkan pula kasus dr dunia ekonomi. Pertumbuhan ekonomi menjadi tinggi, & penghasilan Negara bertambah, walaupun hutang luar negri cukup besar & penghasilan rakyat kecil masih minim. Perkembangan ekonomi pun menjadi pengaruh dlm bidang pendidikan. Sudah banyak orang kaya bersedia dengan-cara sukarela menjadi orang renta angkat agar anak kurang bisa bisa sekolah. Sikap & langkah-langkah ini sungguh terpuji & membantu pemerintah menyukseskan wajib berguru 12 tahun.
10. Landasan Ilmiah & Teknologi (IPTEK)
Dari Dasar-dasar pendidikan edisi pertama, Tirtaraharja (2005) menyatakan bahwa pendidikan serta ilmu pengetahuan & Teknologi mempunyai kaitan yg sangat erat. IPTEK menjadi potongan utama dlm isi pembelajan. Dengan kata lain pendidikan berperan sangat penting dlm pewarisan & pengembangan IPTEK.
Pada sisi lain, pada setiap perkembangan IPTEK mesti sering diakomodasi oleh pendidikan yakni dgn secepatnya memasukkan hasil pengembangn IPTEK ke dlm materi pembelajaran. Dengan perkembangan IPTEK & kebutuhan penduduk yg makin kompleks maka pendidikan dgn segala faktor mau tidak ingin mengakomodasi perkembangan itu.
Teknologi komunikasi, selain menunjukkan manfaat berharga di dlm ‘meminimalkan’ waktu perjalanan fisikal manusia, pula berimplikasi pada telingkahan baru yg destruktif. IPTEK yg tiba baik melalui media cetak maupun media elektronik diakui atau tidak, seperti yg dibilang Syahrin Harahap (1998), berasal dr masyarakat industrial (second wave) atau penduduk informatika (third wave). Kecenderungan perkembangan global balasan IPTEK menjadikan dua aplikasi, antara positi & pula negative, bergantung pada siapa yg paling banyak menginstal rancangan, pemikiran, budaya & nilai ke dalamnya. ( Imam Tholkhah & Ahmad Barizi.hlm:2)
FILSAFAT PENDIDIKAN
1. Pengertian Filsafat
Kata Filsafat berasal dr bahasa Inggris & Bahasa Yunani. Dalam Bahasa Inggris yakni Philosophy, sedangkan dlm bahasa Yunani Philein atau Philos & sofein atau sophi. Adapula yg mengatakan bahwa filsafat berasal dr bahsa Arab, yakni Falsafah, yg artinya al-nasihat. Philos artinya cinta, sedangkan Sophia, artinya kebijaksanaan. Dengan demikian, filsafat mampu diartikan kebijaksanaan atau al-hikamah. Orang yg menyayangi atau encari kebijaksanaan atau kebenaran disebut dgn filsuf. Mencari kebenaran dgn pendekatan Filosofis yg radikal & kontemplatif, yaitu mencari kebenaran hingga ke akar-akarnya yg dilakukan dengan-cara mendalam.
Berikut beberapa definisi mengenai Filsafat :
a. Filsafat adalah proses penelusuran kebenaran dgn cara menelusuri hakikat & sumber kebenaran dengan-cara sistematis, logis, kritis, rasional & spekulatif. Alat yg digunakan untuk mencari kebenaran adalah akal yg merupakan sumber utama dlm berfikir. Dengan demikian, kebenaran filosofis adalah kebenaran berfikir yg rasional, logis, sistematis, kritis, radikal, & universal.
b. Filsafat adalah pengetahuan wacana cara berfikir kepada segala sesuatu atau sarwa sekalian alam. Artinya, materi pembicaraan filsafat yaitu segala hal yg menyangkut keseluruhan yg bersifat universal. Dengan demikian, penelusuran kebenaran filosofis tak pernah berujung dgn kepuasan & tak mengenal pemutlakan kebanaran. Bahkan untuk suatu yg sudah dianggap benar pun, kebenarannya masih diragukan. Dikatakan tak mengenal kata puas karena kebenaran akan mengikuti suasana & kondisi alam pikiran insan yg hasu dgn pengetahuan.
c. Filsafat yaitu pengembaraan alam piker insan yg tak mengenal kenyang dgn ilmu pengahuan & kebenaran yg hakiki
d. Filsafat ialah pencarian kebenaran dgn cara berfikir sistematis yg dilakukan dengan-cara teratur mengikuti Sistem yg berlaku sehingga tahapan-tahapannya mudah dibarengi. Berfikir sistematis senantiasa mengikuti aturan logika yg benar normatif, artinya cara berfikir yg mengikuti premis-premis tertentu.
e. Pengertian formal dr filsafat yaitu suatu proses kritik atau pemikiran kepada kepercayaan & sikap dijunjung tinggi. Suatu sikap falsafi yg benar ialah perilaku yg kritis & mencari kebenaran tanpa batas.
f. Filsafat yaitu seni kritik dgn tak membatasi diri pada destruksi pemikiran perihal kebenaran, Franz Magnis Suseno menegaskan bahwa kritis dlm filsafat adalah kritis dlm arti bahwa filsafat tak pernah merasa puas diri, artinya tak pernah menilai sesuatu sudah selesai.
g. Filsafat adalah pengetahuan metodis, sistematis, & koheren ihwal seluruh kenyataan (realitas). Filsafat merupakan refleksi rasional atas keseluruhan realitas untuk mencapai haikat (kebenaran) & memperoleh hikmat (kebijaksanaan)
h. Al-Kindi (801-873 M) menyebutkan bahwa filsafat ialah kegiatan insan tingkat tertinggi yg merupkan pengetahuan yg benar mengenai hakikat segala yg ada bagi manusia. Bagian filsafat yg paling mulia ialah pengetahuan kebenaran pertama yg merupakan alasannya dr segala kebenaran.
i. Filsafat yaitu penelusuran kebenran tanpa mengenal batas dgn memakai rasio dengan-cara sistematis & radikal yg diawali keraguan atas segala sesuatu.
j. Objek material filsafat yaitu segala sesuatu yg ada & yg mungkin ada yg dipikirkan dengan-cara kontemplatif pada problematika yg tak mampu dijangkau oleh pendekatan empiris & observatif yg biasa berada dlm sains.
Segala Sesuatu yg ada yakni yg keberadaannya niscaya, artinya ada dgn sendirinya & keberadaannya tak disebabkan oleh kemungkinan lain yg disebut wajib ada. Ada yg wajib ada, keberadaannya tak disebabkan oleh eksistensi lain. Adapun yg mungkin ada, keberadaannya bergantung pada banyak sekali kemungkinan.
Pada dasarnya realitas terdiri atas dua hal yaitu :
a. Kenyataan yg disepakati (agreement reality), yakni segala sesuatu yg dianggap faktual lantaran itu kita menyampaikan sebagai kenyataan
b. Kenyataan yg didasarkan pada pengalaman (experimental reality), yaitu pengalaman insan.
Berdasakan dua realita tersebut, pengetahuan dibagi menjadi 2 yakni :
a. Pengetahuan yangdiperoleh melalui kesepakatan
b. Pengetahuan yg diperoleh melalui pengetahuan langsung atau pengamatan
Manfaat Filsafat dlm kehidupan yaitu :
a. Dasar dlm bertindak
b. Dasar dlm mengambil keputusan
c. Mengurangi salah paham & pertentangan
d. Bersiap siaga menghadapi situasi dunia yg senantiasa berubah
e. Mendalami desain yg sudah baku dgn menyaksikan substansinya
f. Merumuskan teori atau kerangka pemikiran
g. Membangun paham-paham yg mengideologis
h. Membangun sikap saling menghargai usulan satu sama lain & tak truth claim
i. Mengembangkan pengertian aneka macam masalah
Perbedaan filsafat dgn Ilmu ialah :
a. Ilmu tertentu menyelidiki bidang-bidang yg terbatas sedangkan filsafat menjajal melayani seluruh manusia & lebih bersifat inklusif
b. Ilmu lebih analitik & desskriptif, sedangkan filsafat lebih sintetik & sinoptik
c. Ilmu menganalisis seluruh unsur yg menjadi cuilan-bagiannya sedangkan filsafat berusaha untuk membuatkan benda-benda dlm sintesis yg interpretative
d. Ilmu berupaya untuk menetralisir faktor-faktor pribadi sedangkan filsafat lebih mementingkan personalitas, nilai-nilai & pengalaman
e. Ilmu lebih menekankan kebenaran logis & obyektif sedangkan filsafat bersifat radikal & subjektif.
2. Pengertian Filsafat Pendidikan
a. Filsafat pendidikan ialah pengetahuan yg menyidik substansi pelaksanaan pendidikan yg berkaitan dgn tujuan, latar belakang, hasil & hakikat ilmu pendidikan yg bekerjasama dgn analisis kritis terhadap struktur & kegunaannya
b. Filsafat pendidikan yakni pengetahuan yg memikirkan hakikat pendidikan dengan-cara komprehensif & kontemplatif ihwal sumber, seluk beluk pendidikan, fungsi & tujuan pendidikan
c. Filsafat pendidikan adalah pengetahuan yg mengkaji proses pendidikan & teori-teori pendidikan
d. Filsafat pendidikan mengkaji hakikat guru & anak didik dlm proses pembelajaran dikelas & diluar kelas
e. Filsafat pendidikan mengkaji strategi pembelajaran Alternatif
3. Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan
a. Pendidik
Para pendidik adalah guru orang bau tanah, tokoh masyarakat & semua orang yg memfungsikan dirinya untuk mendidik. Siapa saja mampu menjadi pendidik & melaksanakan upaya untuk mendidik dengan-cara formal maupun nonformal. Para pendidik haruslah orang yg patut diteladani. Orang yg membina, mengarahkan & menuntun & menyebarkan minat serta bakat anak didik, agar tujuan pendidikan tercapai dgn baik. Para pendidik yaitu subjek yg melaksanakan pendidikan.
b. Murid atau Anak didik
Anak didik dengan-cara filosofis merupakan objek para pendidik Dalam melakukan tindakan yg bersifat mendidik. Dikaji dr beberapa sisi, mirip usia, kondisi ekonomi, minat & bakat, serta tingkat intelegensinya. Anak didik merupakan subjek pendidikan, yaitu yaitu orang yg menjalankan & mengamalkan materi pendidikan yg diberikan oleh pendidik. Agar pendidikan mampu berhasil dgn sebaik-baiknya, jalan pendidikan yg ditempuh harus sesuai dgn perkembangan anak didik.
c. Materi Pendidikan
Materi pendidikan yakni materi-materi atau pengalaman-pengalaman berguru yg disusun sedemikian rupa (dengan susunannya yg lazim & logis) untuk disajikan atau disampaikan pada anak didik.
d. Perbuatan mendidik
Perbuatan mendidik adalah seluruh kegiatan, langkah-langkah, perbuatan, & sikap yg dilakukan oleh pendidikan sewaktu menghadapi atau mengasuh anak didiknya yg disebut dgn tahzib. Mendidik artinya meningkatkan pemahaman anak didik wacana kehidupan, mendalami pengertian kepada ilmu pengetahuan & manfaatnya untuk diterapkan dlm kehidupan nyata & selaku pandangan hidup.
e. Evaluasi & tujuan pendidikan
Evaluasi yaitu siste penilaian yg dipraktekkan pada anak didik, untuk mengenali kesuksesan pendidikan yg dilaksanakan. Evaluasi sangat bergantung pada tujuan pendidikan. Jika tujuannya membentuk siswa yg inovatif, pintar, beriman, & takwa, Sistem penilaian yg dioperasionalkan harus mengarah pada tujuan yg dimaksudkan.
f. Alat-alat Pendidikan & Lingkungan Pendidikan
Alat & lingkungan pendidikan merupakan fasilitas yg digunakan untuk mendukung terlaksananya pendidikan.
Tujuan dipelajari filsafat pendidikan, yakni membuat manusia yg beriman & bertakwa. Adapun kegunaan filsafat pendidikan yaitu :
a. Menambah wawasan keilmuan yg berkaitan eksistensi Tuhan & seluruh ciptaan-Nya pada anak didik.
b. Menguatkan iman & memperkaya persepsi anak didik perihal fatwa-pedoman agama yg menjadi sumber kehidupan manusia & sumber pengetahuan.
c. Memperluas penafsiran & memperdalam pemaknaan aneka macam hal yg menyangkut ilmu pengetahuan
d. Meyakinkan anak didik bahwa norma-norma kependidikan ditujukan untuk kemaslahatan
e. Memberikan ketarampilan hidup yg fungsional
f. Mencerdaskan anak didik
g. Membentuk susila yg mulia
h. Membentuk insan yg memiliki kepedulian sosial, menegakan amar ma’ruf nahi munkar
i. Mengembangkan forum pendiikan
j. Mengkaji & merumuskan teori yg berkaitan dgn pendidikan
k. Mengkaji
4. Dorongan Sejarah Filsafat Yunani terhadap Filsafat Pendidikan
Sejarah perkembangan filsafat kebanyakan dimulai dimulai dr mitologi yg berkembang di penduduk Yunani Kuno. Sebelum filsafat berdiri dgn jati dirinya yg asli sebagai filsafat, mitos merupakan filsafat itu sendiri yg berdasarkan penciptanya sama sekali bukan mitps melainkan cara berfikir empiris, logis, & realistis.
Salah satu bangsa yg pintar dlm memberikan pesan-pesan filosofis lewat aneka macam mitos adalah Yunani Kuno. Mitos diungkapkan lewat berbagai pendekatan, contohnya puisi, dongeng rakyat, sastra, karya pahatan, bangunan-bangunan bersejarah yg melegenda. Mitos yaitu pencerahan masyarakat yg hidup pada masa kemudian dlm mendapatkan jawaban-jawaban atas masalah yg disebabkan oleh situasi & kondisi alam. Kemarahan alam dgn aneka macam kejadian yg membingungkan masyarakat, mirip gunung meletus, peristiwa banjir, & sebagainya yg menewaskan ribuan manusia. Karena belum tersentuh oleh pengetahuan & penemuan ilmiah hanya mampu di jawab oleh Sistem berfikir masyarakat yg kemudian disebut dgn mitos.
Yunani mempunyai kesusastraan yg sangat tinggi mulai personifikasi & legenda, dongeng-dongeng, & teka teki kehidupan. Karya puitis Homerus yg berjudul Illias da Oddeysea menduduki tempat yg istimewa dlm kesusastraan Yunani & mampu disebut sebagai kesusastraan didunia. Peranan kesusastraan yg dibuat Homerus bahkan dapat diibaratkan mirip wayang dipulau Jawa yg mempunyai dampak hebat dlm pendidikan penduduk . Sampai kini, dongeng-dongeng yg dikembangkan dlm dongeng-dongeng tersebut masih memengaruhi seni & peradaban yg diidamkan oleh sebuah negeri besar & maju, seperti Jerman dgn desain Nazi-nya & Amerika Serikat dgn ambisi sebagai polisi dunianya. Secara tak disadari, keinginan dua negeri ini, didasari oleh sebuah impian Homerus yg menginginkan Negara kota (polis) untuk dipimpin oleh suatu garda beradab.
Cecep Sumarna menerangkan, dengan-cara geografis, Yunani berdekatan dgn daerah Timur Kuno (Cina) & babylonia (Mesir). Didaerah-tempat tersebut, ilmu pengetahuan sudah meningkat walaupun masih terbatas diwilayah tempat pusat perkembangan peradaban kawasan tersebut. Persentuhan ilmu yg diadopsi dr Timur Kuno & Mesir yg sudah kaya & maju dgn ilmu pengetahuan, kemudian memengaruhi wacana mite-mite yg meningkat di Yunani. Dengan demikian, melalui filsuf Yunani terjadi pergeseran-perubahan & ilmu tak lagi cuma milik sebuah komunitas, tetapi ia mampu diakses & dikembangkan oleh siapapun yg menghendakinya. Bertens menyebut faktor mite jauh lebih penting & lebih besar pengaruhnya atas lahirnya sejumlah filsuf & karya filosofis di Yunani dibandingkan dgn dua faktor lainnya. Bahkan bisa jadi kian banyak mite dlm suatu Negara atau suatu komunitas masyarakat, makin besar pula kecenderungan suatu Negara atau kemunitas masyarakat tersebut melahirkan sejumlah filsuf & karya filosofis. Legenda atau mitos dibutuhkan untuk menunjang Sistem nilai hidup manusia. Mite mampu member kejelasan wacana eksistensi insan dlm relevansinya dgn alam sekitar. Bahkan, mite dapat member kejelasan wacana bentuk kekerabatan yg baik antara sessama insan, & kekerabatan antara insan dgn wujud yg maha tinggi.
B. Ontologi, Epistemologi, & Aksiologi Pendidikan
1. Ontologi Pendidikan
Berbicara kasus ontology tak terlepas dr filsafat lantaran filsafat dibutuhkan untuk menerangkan dasar ontologis dr ilmu, tergolong dlm kajian pendidikan. Aspek realitas yg dijangkau teori pendidikan lewat pengalaman pancaindra adalah dunia pengalaman manusia dengan-cara empiris. Adapun objek materil dilsafat pendidikan yaitu insan seutuhnya. Manusia yg lengkap faktor-aspek kepribadiannya, yaitu insan yg berakhlak mulia dlm suasana pendidikan diharapkan melampaui insan selaku makhluk sosial mengingat sebagai warga masyarakat, ia mempunyai cirri warga yg baik (good citizenship) atau kewarganegaraan yg sebaik mungkin.
Filsafat pendidikan merupakan bidang filsafat terapan, bermula dr bidang tradisioanal filsafat, untuk menjawab pertanyaan mengenai kebijakan pendidikan, perkembangan insan & teori kurikulum. Dengan kata lain, filsafat pendidikan adalah studi filosofis ihwal tujuan, proses, alam, harapan pendidikan. Filsafat pendidikan meliputi hal berikut :
a. Mempelajari definisi mengasuh & mendidik
b. Mendalami & mempelajari mengaplikasikan nilai-nilai & norma-norma kemudian dipraktekkan lewat Sistem pendidikan & praktik pendidikan itu sendiri
c. Mepelajari batas-batas & legitimasi pendidikan sebagai disiplin akademis
d. Mempelajari hubungan antara teori & praktik pendidikan kebanyakan.
Pendekatan ontology atau metafisik menekankan pada hakikat eksistensi, dlm hal ini keberadaan pendidikan itu sendiri. Keberadaan pendidikan tak terlepas dr keberadaan insan. Oleh karena itu, hakikat pendidikan berkenaan dgn hakikat insan. Dalam pendekatan ini eksistensi penerima didik & pendidik tak terlepas dr makna eksistensi manusia itu sendiri.
Tilaar menjelaskan berbagai pendekatan mengenai hakikat pendidikan mampu digolongkan atas dua kelopok besar yaitu :
a. Pendekatan Reduksionisme
b. Pendekatan Holistik Integratif
Dengan pemahaman tersebut, sudah tentu hakikat pendidikan atau ontology pendidikan berakar dr kebutuhan manusia terhadap proses pembinaan kemandirian berfikir, mampu berdiri diatas kaki sendiri mengambil keputusan, mandiri dlm melakukan pekerjaan untuk menjaga kehidupannya, berdikari dlm mengamankan kehormatan & harga dirinya, & insan yg mengerti tujuan hidup hari ini, besok & yg akan datang.
2. Epistemologi Pendidikan
Epistemology adalah kata lain filsafat ilmu berasal dr bahasa latin episteme, bermakna knowledge yakni pengetahuan & logos mempunyai arti Theory. Makara, epistemology mempunyai arti “teori pengetahuan” atau teori tentang metode, cara, & dasar dr ilmu pengetahuan atau studi ihwal hakikat tertinggi kebenaran & batasan ilmu manusia.
Epistemology ialah analisis filosofis kepada sumber-sumber pengetahuan. Dari mana & bagaimana pengetahuan diperoleh, menjadi kajian epistemology, sebagai acuan bahwa semua pengetahuan berasal dr Tuhan.
Berkaitan dgn pemikiran diatas, terdapat empat jenis kebenaran yg dengan-cara lazim sudah dikenal oleh orang banyak yaitu :
a. Kebenaran religious
Yaitu kebenaran yg memenuhi criteria atau dibangun berdasarkan kaidah-kaidah agama atau keyakinan tertentu, yg disebut pula dgn kebenaran absolute atau kebenaran mutlak yg tak terbantahkan.
b. Kebenaran filosofis
Yaitu kebenaran hasil perenungan & pemikiran kontemplatif terhadap hakikat sesuatu, walaupun pemikiran intelektual tersebut bersifat subjektif & relative tetapi kontemplatif.
c. Kebenaran Estetis
Yaitu kebenaran yg berdasarkan penilaian indah atau buruk, serta keinginan rasa estetis. Artinya, keindahan yg menurut harmoni dlm pengertian luas yg menjadikan rasa senang, damai & nyaman.
d. Kebenaran ilmiah
Yaitu kebenaran yg ditandai oleh terpenuhinya syarat-syarat ilmiah, utamanya menyangkut adanya teori yg menunjang & sesuai dgn bukti. Kebenaran ilmiah ditunjang oleh rasio & kebenaran rasional menurut teori yg menunjangnya. Kebenaran ilmiah di validasi oleh bukti-bukti empiris yakni hasil pengukuran objektif di lapangan. Sifat objektif berlaku umum, dapat diulang lewat eksperimentasi, condong amoral sesuai dgn apa adanya, bukan apa yg sebaiknya yg merupakan cirri ilmu pengetahuan.
3. Aksiologi Pendidikan
Aksiologi pendidikan berhubungan dgn kasus ilmu & pengetahuan (kognitio), maksudnya yakni memikirkan segala hakikat pengetahuan atau hekikat eksistensi segala sesuatu yg bersifat fisikal & metafisikal, baik yg biasa maupun yg khusus.
Aksiologi pendidikan pula berhubungan dgn aliran-aliran pendidikan yg terus berkembang. Diantara aliran-aliran pendidikan tersebut yaitu sebagai berrikut :
a. Positivisme
b. Renaisans
c. Humanism
DASAR-DASAR ILMU PENDIDIKAN
1. Pengertian Pendidikan
a. Langeveld
Pendidikan merupakan setiap perjuangan, efek, perlindungan, & sumbangan yg diberikan pada anak tertuju pada pendewasaan anak itu, atau lebih sempurna menolong anak agar cukup cakap melaksanakan peran hidupnya sendiri. Pengaruh itu datangnya dr orang dewasa & ditujukan pada orang yg belum sampaumur.
b. John Dewey
Pendidikan yaitu proses pembentukan kecakapan-kecakapan mendasar dengan-cara intelektual & emosional kearah alam & sesama insan.
c. J.J Rousseau
Pendidikan yakni member kita perbekalan yg tak ada pada masa kanak-kanak, akan tetapi kita membutuhkannya pada waktu sampaumur.
d. Driyarkara
Pendidikan merupakan pemanusiaan insan muda atau pengangkatan insan muda ke taraf insani
e. Carter V. Good
Education :
1) Pedagogy is the art, practice, or profession of teaching
2) The Sistematized learning or instruction concerning principles and methods of teaching and of student control and guidance; largely replaced by the term education
Pendidikan ialah :
1) Seni, praktik, atau profesi selaku pengajar
2) Ilmu yg sistematis atau pengajaran yg bekerjasama dgn prinsip & metode-metode mengajar, pengawasan & bimbingan murid dlm arti luas digantikan dgn istilah pendidikan
f. Ahmad D. Marimba
Pendidikan ialah bimbingan atau pimpinan dengan-cara sadar oleh sipendidik kepada perkembangan jasmani & rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yg utama.
Unsur-unsur yg terdapat dlm pendidikan ialah :
1) Usaha (kegiatan), usaha itu berdifat bimbingan & dilakukan dengan-cara sadar
2) Ada pendidik, pembimbing atau penolong
3) Ada yg di didik atau si terdidik
4) Bimbingan itu mempunyai dasar & tujuan
5) Dalam usaha itu tentu ada alat-alat yg dipergunakan
g. Ki Hajar Dewantara
Pendidik yakni tutunan di dlm hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya pendidikan yakni menuntun segala kekuatan kodrat yg ada pada anak-anak itu, supaya belum dewasa mereka sebagai manusia & selaku anggota masyarakat dapatlah meraih keamanan & kebahagiaan yg setinggi-tingginya.
h. Menurut UU Nomor 2 Tahun 1989
Pendidikan ialah perjuangan sadar untuk menyiapkan peserta didik lewat kegiatan tutorial, pengajaran, & atau latihan bagi bagi peranannya dimasa yg akan datang
i. Menurut UU Nomor 20 Th 2003
Pendidikan yaitu usaha sadar & terpola untuk merealisasikan suasana belajar & proses pembelajaran supaya penerima didik dengan-cara aktif menyebarkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual kagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, etika mulia, serta kemampuan yg diharapkan dirinya, penduduk , bangsa, & Negara.
2. Faktor-Faktor Pendidikan
a. Adanya tujuan yg hendak diraih
b. Adanya subjek manusia yg melaksanakan pendidikan
c. Yang hidup bersama dlm lingkungan tertentu
d. Yang memakai alat-alat tertentu untuk meraih tujuan
D. Fungsi Dan Peran Lembaga Pendidikan
1. Lembaga Pendidikan Keluarga
Peran & Fungsi Lembaga Pendidikan Keluarga :
a. Pengalaman Pertama Masa Kanak-kanak
b. Menjamin kehidupan emosional anak
c. Menambahkan dasar pendidikan moral
d. Memberikan dasar pendidikan sosial
e. Peletakan dasar-dasar keagamaan
2. Lembaga Pendidikan Sekolah
a. Peranan sekolah dgn melalui kurikulum antara lain :
1) Anak didik belajar bergaul sesama anak didik, antara guru dgn anak didik, & antara anak didik dgn orang yg bukan guru
2) Anak didik mencar ilmu menaati peraturan-peraturan sekolah
b. Fungsi sekolah menurut suwarno :
1) Mengembangkan kecerdasan & memberikan pengetahuan
2) Spesialisasi
3) Efisiensi
4) Sosialisasi
5) Konservasi & transmisi cultural
6) Transisi dr rumah ke penduduk
3. Lembaga Pendidikan di Masyarakat
a. Masyarakat berperan serta dlm mendirikan & membiayai sekolah
b. Masyarakat berperan dlm mengawasi pedidikan supaya sekolah tetap membantu & mendukung harapan & kebutuhan penduduk
c. Masyarakatlah yg ikut menyediakan tempat pendidikan seperti gedung-gedung museum, perpustakaan, panggung-panggung kesenian, kebun binatang & sebagainya
d. Masyarakatlah yg menyediakan berbagai sumber untuk sekolah
e. Masyarakatlah sebagai sumber pelajaran atau labolatorium tempat mencar ilmu
E. Sistem Pendidikan Nasional
1. Sistem Pendidikan
Dalam pengertiaan lazim, yg dimaksud dgn Sistem yaitu jumlah, keseluruhan dr belahan-bagiannya yg saling melakukan pekerjaan sama untuk meraih hasil yg diharapkan berdasarkan keperluan yg telah diputuskan. Komponen atau faktor-faktor Sistem pendidikan :
a. Tujuan
Tujuan tersebut pula impian pendidikan yg berfungsi untuk menawarkan arah kepada semua kegiatan dlm proses pendidikan.
b. Peserta Didik
Fungsinya adalah selaku objek yg sekaligus selaku subjek pendidikan.
c. Pendidik
Berfungsi selaku pembimbing, dampak, untuk menumbuhkan aktifitas akseptor didik sekaligus sebagai pemegang tanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan
d. Alat Pendidikan
Segala sesuatu yg mampu dipakai untuk mencapai tujuan pendidikan yg berfungsi untuk mempermudah atau mempercepat tercapainya tujuan pendidikan
e. Lingkungan
Lingkungan sekitar yg dgn sengaja dipakai sebagai alat dlm proses pendidikan. Lingkungan berfungsi selaku wadah atau lapangan terjadinya proses pendidikan
2. Sistem Pendidikan Nasional
Sistem pendidikan Nasional adalah satu keseluruhan yg terpadu dr semua satuan & kegiatan pendidikan yg berkaitan satu dgn yang lain untuk mengusahakan tercapainya tujuan pendidikan nasional. Sistem pendidikan nasional tersebut merupakan suprasistem yakni suatu Sistem yg besar & kompleks yg didalamnya tercakup beberapa kepingan yg pula merupakan Sistem-tata cara.
3. Sistem Pendidikan Nasional Indonesia
Pasal 31 ayat 2 UUD 1945 mengamanatkan pada pemerintah Republik Indonesia untuk mengusahakan & menyelenggarakan satu system pengajaran nasional yg dikelola dgn undang-undang. Hal tersebut bermakna bahwa system pendidikan nasional dlm rangka menyelenggarakan satu system pendidikan nasional yg dimaksudkan.
Dalam sejarahnya, pendidikan di Indonesia pernah memiliki undang-undang yg mengatur wacana pendidikan dengan-cara nasional seperti :
a. UU No. 4 Th 1950 perihal Dasar-dasar pendidikan & pengajaran disekolah
b. UU No. 12 Th 1954 wacana pernyataan berlakunya UU No. 12 Th 1950 dr republik Indonesia dulu ihwal dasar-dasar pendidikan & pengajaran disekolah untuk seluruh pengajaran di Indonesia
c. UU No. 22 Th 1961 wacana perguruan tinggi
d. UU No. 14 PRPS Th 1965 tentang majelis pendidikan Nasional
e. UU No. 19 PNPS Th 1965 ihwal pokok-pokok Sistem Pendidikan Nasional Pancasila
Pendidikan Nasional yg di tetapkan dlm UU No. 2 Th 1989 ini mengungkapkan prinsip-prinsipnya selaku satu system yaitu :
a. Yang berakar pada kebudayaan nasional & menurut Pancasila & UUD 1945, serta melanjutkan & meningkatkan pendidikan P4
b. Merupakan satu keseluruhan & dikembangkan untuk ikut berusaha mencapai tujuan nasional yaitu mengembangkan kesejahteraan biasa & mencerdaskan kehidupan bangsa demi terwujudnya penduduk yg adil & sejahtera menurut pancasila
c. Mencakup jalur pendidikan sekolah maupun pendidikan luar sekolah
d. Mengatur bahwa jalur pendidikan sekolah terdiri atas tiga jenjang utama yaitu pendidikan dasar, pendidikan menengah & perguruan tinggi yg masing-masing pula terbagi dlm jenjang atau tingkatan
e. Mengatur bahwa kurikulum penerima didik & tenaga kependidikan, utamanya guru, dosen, atau tenaga pengajar merupakan tiga unsure yg tak dapat dipisahkan dlm kegiatan mencar ilmu mengajar
f. Mengatur dengan-cara terpusat (sentralisasi) namun penyelenggaraan satuan & kegiatan pendidikan dilaksanakan dengan-cara tak terpusat (desentralisasi)
g. Menyelenggarakan satuan & kegiatan pendidikan selaku tanggung jawab bersama antara keluarga, penduduk , & pemerintah
h. Mengatur bahwa satuan & kegiatan pendidikan yg diselenggarakan oleh pemerintah & penduduk berkedudukan serta diperlakukan dgn penggunaan ukuran yg sama
i. Mengatur bahwa satuan & aktivitas pendidikan yg diselenggarakan penduduk mempunyai kebebasan untuk menyelenggarakannya sesuai dgn cirri atau kekhususannya masing-masing sepanjang cirri itu tak berlawanan dgn pancasila selaku dasar Negara pandangan hidup bangsa & ideologi bangsa
j. Memudahkan penerima didik memperoleh pendidikan yg sesuai dgn talenta, minat, & tujuan yg hendak diraih serta memudahkannya mengikuti keadaan dgn perubahan lingkungan
Berdasarkan deskripsi tujuan pendidikan Nasional tersebut, kita mampu menyaksikan beberapa kualifikasi manusia Indonesia seutuhnya yg mempunyai cirri-ciri selaku berikut :
a. Beriman & bertakwa terhadap tuha yg Maha Esa
b. Berbudi pekerti luhur
c. Memiliki pengetahuan & kemampuan
d. Memiliki kesehatan jasmani & rohani
e. Memiliki kepribadian yg mantap & berdikari
f. Memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan & kebangsaan
4. Dasar & Tujuan Sistem Pendidikan Nasional
Fungsi pendidikan Nasional sebagaimana ditegaskan pada pasal 3 yakni untuk menyebarkan kesanggupan serta meningkatkan mutu kehidupan & martabat Indonesia dlm rangka upaya merealisasikan tujuan nasional. Tujuan nasional Indonesia jelas termaktub dlm Alinea IV pembukaan UUD 1945, yaitu:
a. Melindungi segenap bangsa Indonesia & seluruh tumpah darah Indonesia
b. Memajukan kesejahteraan lazim
c. Mencerdaskan kehidupan bangsa
d. Ikut melaksanakan ketertiban dunia
e. Mencapai penduduk yg adil & sejahtera
F. Demokrasi Pendidikan
1. Pengertian & Pentingnya Demokrasi Pendidikan
Menurut KBBI demokrasi diartikan sebagai gagasan atau pandangan hidup yg mengutamakan persamaan hak & kewajiban serta perlakuan yg sama bagi semua warga Negara
Demokrasi Pendidikan merupakan pandangan hidup yg mengutarakan persamaan hak & kewajiban serta perlakuan yg sama didalam berlansungnya proses pendidikan antara pendidik & anak didik serta pula dgn pengurus pendidikan.
Manfaat Demokrasi Pendidikan :
a. Rasa hormat terhadap harkat sesama insan
b. Setiap insan memiliki perubahan kearah pikiran yg sehat
c. Rela berbakti untuk kepentingan & kesejahteraan bareng
2. Prinsip-Prinsip Demokrasi dlm Pendidikan
a. Menunjang tinggi harkat & martabat manusia sesuai dgn nilai-nilai luhurnya
b. Wajib menghormati & melindungi hak asasi manusia yg bermartabat & berbudi pekerti luhur
c. Mengusahakan suatu pemenuhan hak warga Negara untuk memperoleh pendidikan & pengajaran nasional dgn mempergunakan kemampuan pribadinya, dlm rangka menembangkan kreasinya kearah perkembangan & perkembangan iptek tanpa merugikan pihak lain.
FAKTOR INDIVIDU PELAJAR DILIHAT DARI SEGI PSIKOLOGIS
Semua kondisi & fungsi psikologi pastinya besar lengan berkuasa terhadap proses mencar ilmu yg pula bersifat psikologis itu. Beberapa faktor utama akan dikemukakan dlm makalah ini dengan-cara singkat yg antara lain sebagai berikut :
1) Faktor Minat
Seseorang tak mempunyai minat untuk mempelajari sesuatu tak dapat diharapkan bahwa ia akan berhasil dgn baik dalam mempelajari hal tersebut; sebaliknya, kalau seseorang berguru dgn sarat minat, maka mampu diharapkan hasilnya akan lebih baik.
2) Faktor Kecerdasan
Kecerdasan sungguh besar peranannya dlm meraih sesuatu keberhasilan, orang yg lebih pintar pada umumnya akan lebih bisa berguru dr pada orang yg kurang pandai.
3) Faktor Bakat
Disamping faktor kecerdasan, faktor bakat pula merupakan faktor yg besar pengaruhnya kepada proses & hasil belajar seseorang. Hampir tak ada orang membantah bahwa berguru pada bidang yg sesuai dgn bakat memperbesar kemungkinan berhasilnya usaha itu. Akan tetapi banyak sekali hal – hal yg membatasi untuk terciptanya kondisi yg sangat dikehendaki oleh setiap orang itu.
4) Faktor Motivasi
Motivasi yakni kondisi psikologi yg mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Makara motivasi untuk berguru yakni kondisi psikologi yg mendorong seseorang untuk mencar ilmu. Hasil berguru pada umumnya meningkat bila motivasi untuk berguru bertambah, maka kebanyakan persoalan mengenai kaitan motivasi itu dgn belajar yaitu bagaimana mengendalikan agar motivasi dapat ditingkatkan supaya berguru dapat optimal.
Faktor motivasi ini terdiri dr dua macam yakni :
1. Motivasi Intrinsik.
2. Motivasi Ekstrinsik.
5) Faktor Kemampuan – kemampua Kognitif
Walaupun diakui tujuan pendidikan itu meliputi faktor kognitif, faktor afektif, & aspek psikomotor tetapi kebanyakan faktor kognitif yg selalu diutamakan bahkan kadang – kadang terdapat praktek – praktek yg menandakan seakan – akan aspek kognitif sajalah yg berlaku kini ini. Maka dr itu kemampuan – kesanggupan kognitif akan tetap merupakan faktor – faktor yg penting dlm kegiatan mencar ilmu mengajar para siswa atau mahasiswa. Seperti itulah faktor utama yg sangat kuat terhadap proses mencar ilmu yg mampu kami kemukakan dalam makalah pada peluang kali ini.
CIRI–CIRI PESERTA DIDIK DALAM KEHIDUPAN PSIKOLOGIS YANG PERLU DIKEMBANGKAN MELALUI PENDIDIKAN.
1. Identivikasi anak didik dgn orang remaja atau pendidikannya.
Dengan identivikasi ini mulai muncul pada usia 4 tahun & mulai sering nampak pada usia puber pemuda (di tingkat sekolah lanjutan) lantaran pada masa ini jiwa siswa mulai bangkit, maka dr itu peranan seorang guru agama sangat penting pada masa – masa perkembangan ini, hal ini untuk mengarahkan perkembangan mereka & kerjasama pendidik dengan-cara terpadu.
2. Ketergantungan anak pada pendidik
Sifat ketergantungan pada pendidik ini mesti diusahakan dengan-cara berangsur – angsur dihilangkan dgn cara menumbukan rasa percaya diri sendiri untuk bisa mengatasi masalah yg dihadapinya.
3. Ketertiban peserta didik pada kewibawaan pendidikan
Kewibawaan ialah kepenurutan & kepatuhan akseptor didik pada pendidiknya atas dasar kesadaran, hormat & simpati.
4. Kewibawaan pendidikan
Kewibaan pendidikan sungguh diperlukan dlm dunia pendidikan untuk menuntun & mengarahkan perkembangan rohaninya utamanya ke arah pendewasaan dengan-cara rohaniah. Jika pendidikan tanpa kewibawaan akan mengganggu proses pendidikan akseptor didik.
5. Suri Tauladan
Suri tauladan dr pendidikan memegang peranan yg sangat penting. Sebab itu diusahakan setiap pendidikan menjadi penuntun peserta didiknya.
C. Hal–hal Yang Harus Dilakukan Terhadap Faktor–faktor Utama Psikologis Pendidikan.
1. Minat
Untuk menyalurkan minat para siswa maka perlu adanya pilihan jurusan atau penyeleksian bidang studi pada lembaga – lembaga pendidikan.
2. Kecerdasan
Untuk meningkatkan atau mempartahankan suatu kecerdasan diharapkan perlindungan – tunjangan yg sangat khusus untuk mampu menuntaskan sekolah dasar.
3. Bakat
Bakat harus didukung dgn adanya biaya untuk mengembangkannya & mesti disokong oleh fasilitas & prasarana.
4. Motivasi
Untuk perkara ini ialah kita harus bisa menumbuhkan & meningkatkan motivasi biar dapat menciptakan mencar ilmu yg maksimal.
5. Kemampuan – kesanggupan kognitif\
Yang harus kita kerjakan kepada faktor ini ialah menertibkan faktor ini sehingga mempunyai imbas yg mampu menolong tercapainya hasil mencar ilmu yg optimal.